Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA ORGANIK I

ETER

Disusun Oleh

Nabilla Riski Hanura

F1C118015

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Di dalam makalah yang berjudul ETER ini akan dibahas
bagaimana pengertian ETER.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada bapak karena telah mengarahkan kami dalam
penyusunan makalah melalui penyampaian materi tentang ETER.
Dalam penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan, untuk itu kami mohon maaf atas
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Dan demi menghasilkan makalah yang lebih baik, kami
mengharapakan kritik dan saran dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dalam mempelajari Kimia Organik yang berfokus
kepada ETER.

Terimakasih..

Jambi, 07 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Pengertian Eter

Struktur Eter

Pembuatan Eter

Reaksi Terhadap Eter

Manfaat Eter

Tata Nama Eter

Daftar Pustaka
ETER

Pengertian Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan O dengan
rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap
sebagai turunan dialkil dari senyawa air.
Eter dapat digilongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris. Kalau dalam rumus
umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R',
dinamakan eter campuran atau eter asimetrik. Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula
eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.
Di antara eter dan alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti keduanya mempunyai rumus
molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh untuk isomeri fungsi di antara eter dan
alkohol ini adalah CH3-O-CH3 dan CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya
perbedaan sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.

Struktur Eter
Eter mempunyai rantai C-O-C yang mempunyai sudut ikatan sebesar 104,5º dan jarak antara atom C
dengan O adalah sekitar 140 pm. Halangan rotasi untuk ikatan C-O sangat kecil. Ikatan oksigen dalam
eter, alkohol dan air sangatlah mirip. Pada teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, dengan demikian hidrogen alfa eter bersifat lebih asam
daripada hidrokarbon sederhana, tetapi jauh kurang asam dibandingkan dengan hidrogen alfa golongan
karbonil (seperti aldehida dan keton).

Pembuatan Eter
a. Mereaksikan alkil halida dengan alkoksida
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan natrium alkoksida. Hasil samping
diperoleh garam natrium halida.
R-ONa + R'-X → R-O-R' + NaX
b. Mereaksikan alkil halida dengan perak(I) oksida
Alkil halida bereaksi dengan perak(I) oksida menghasilkan eter. Hasil samping diperoleh garam perak
halida.
c. Dehidrasi alkohol primer
2 R-OH → R-O-R + H2O
Eter dapat dibuat dengan dehidrasi alkohol primer dengan asam sulfat dan katalis alumina.
Reaksi Terhadap Eter
Eter merupakan suatu senyawa organik yang tidak terlalu reaktif. Dengan kata lain, eter hanya dapat
mengalami reaksi khusus. Reaksi terhadap eter adalah:
1. Reaksi Oksidasi Eter
Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan hasil seperti pada oksidasi alkohol
asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat dari etanol) bila direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4)
menghasilkan asetaldehida.
C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO
2. Reaksi Eter dengan Asam
a. Dengan HI Dingin
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + HI → C2H5OH + C2H5I

b. Dengan H2SO4 Dingin


Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan larutan eter dalam asam sulfat pekat
mengakibatkan terbentuknya alkohol dan alkil hidrogensulfat. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2SO4 → C2H5OH + C2H5HSO4
3. Reaksi Hidrolisis Eter
Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H2SO4) terjadilah hidrolisis yang
memberikan hasil alkohol. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH
4. Reaksi Eter dengan Halogen
Halogen (klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang terikat pada atom C alfa (atom C yang
berikatan dengan atom O) dalam suatu eter.
C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl
Beberapa eter penting

Etilena oksida Eter siklik yang paling sederhana.


Dimetil eter Merupakan propelan pada aerosol. Merupakan bahan bakar alternatif yang
potensial untuk mesin diesel karena mempunyai bilangan cetan sebesar 56-57.
Dietil eter Merupakan pelarut umum pada suhu rendah (b.p. 34.6 °C), dan dulunya
merupakan zat anestetik. Digunakan sebagai cairan starter kontak pada mesin
diesel.
Dimetoksimetana Pelarut pada suhu tinggi (b.p. 85 °C):
(DME)
Dioksana Merupakan eter siklik dan pelarut pada suhu tinggi (b.p. 101.1 °C).
Tetrahidrofuran Eter siklik, salah satu eter yang bersifat paling polar yang digunakan sebagai
(THF) pelarut.
Anisol Merupakan eter aril dan komponen utama minyak esensial pada biji adas
(metoksibenzena) manis.
Eter mahkota Polieter siklik yang digunakan sebagai katalis transfer fase.
Polietilen glikol Merupakan polieter linear, digunakan pada kosmetik dan farmasi.
(PEG)
Sifat fisik dan kimia
1. Sifat Fisik

 Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
 Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
 Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran
yang eksplosif dengan udara.
 Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.

2. Sifat Kimia
a. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan aldehida.
Contoh :

b. Reaksi dengan asam sulfat


Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alcohol dan asam alkana sulfonat.
Contoh :

c. Reaksi dengan asam iodide


Eter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan campuran alkohol dengan alkil halida.
Contoh :

d. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.
Contoh :

e. Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom Hα.
Contoh :
Manfaat Eter
Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius).
2. Di bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala. Bahkan eter juga
digunakan sebagai tambahan bahan bakar sehingga laju mesin lebih kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.
4. Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin.
Keselamatan
Dietil eter cenderung membentuk peroksida, dan bisa menghasilkan ledakan dietil eter peroksida. Eter
peroksida bertitik didih lebih tinggi dan saat berada dalam keadaan kering bersifat mudah meledak
ketika disentuh. Dietil eter biasanya disuplai dengan beberapa jumlah kelumitnya antioksidan
hidroksitoulena terbutil (2,6-di-tert-butyl-4-methylphenol), yang mengurangi pembentukan peroksida.
Penyimpanan NaOH mengendapkan eter hidroperoksida tingkat menengah. Air dan peroksida bisa
dihilangkan baik dengan penyulingan dari natrium dan benzofenon, atau dengan melewatkannya
melalui sekolom alumina teraktivasi.
Eter merupakan salah satu bahan yang amat mudah terbakar. Kobaran api terbuka dan bahkan piranti
pemanas yang menggunakan listrik sebaiknya dihindari saat sedang menggunakan eter karena eter
mudah tersulut oleh kobaran maupun percikan api. Praktek yang paling umum dalam labolatorium kimia
adalah menggunakan uap (dengan begitu membatasi suhu sampai 100 °C (212 °F) saat eter harus
dipanaskan atau disuling.

Tata Nama Eter


Menurut trivial tata nama eter didasarkan pada nama gugus alkil atau aril yang terikat pada atom
oksigen. Urutan namanya sesuai dengan abjad dan diakhiri dengan kata –eter.
Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai
dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang
yang terikat pada rantai induk. Beberapa contoh penamaan eter dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC

Rumus Struktur Nama Trivial Nama IUPAC


CH3–O–CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3–O–CH2–CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3–CH2–O–CH2–CH3 Dietil eter Etoksi etena
Isopentil etil eter 2-etoksi pentana

Fenil propil eter Fenoksi propana


Senyawa eter dapat juga berbentuk siklik. Eter siklik yang beranggotakan tiga termasuk golongan
epoksida, dan merupakan hasil oksidasi dari alkena.

Contoh yang paling sederhana adalah, etilen oksida atau lebih dikenal dengan nama oksirana.

Oleh karena itu, nama senyawa epoksida sering diturunkan dari nama alkenanya sebelum dioksidasi
menjadi eter, dan diberi akhiran –oksida atau dengan nama kedua alkil yang terikat pada oksirana dan
diberi akhiran –oksirana.
Daftar Pustaka

https://www.nafiun.com/2013/09/pengertian-eter-sifat-kegunaan-isomer-sintesis.html

https://raudhah48.blogspot.com/2013/12/eter.html

Anda mungkin juga menyukai