Anda di halaman 1dari 7

ALKOKSI ALKANA

Obat bius banyak digunakan dalam dunia medis untuk berbagai kepentingan, apakah
kamu tahu kandungan kimia dalam obat bius itu apa saja? Eter merupakan salah satu
kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam obat bius. Lalu seperti apa senyawa
eter itu? Bagaimana sifat senyawa tersebut? Untuk mengetahuinya, mari simak
pembahasan tentang senyawa eter.
Dalam kimia, gugus alkoksi adalah gugus alkil (rantai karbon dan hidrogen)
berikatan tunggal ke oksigen dengan demikian: R–O. Rentang gugus alkoksi
sangat besar, yang paling sederhana adalah metoksi (CH3O–). Sebuah gugus
etoksi (CH3CH2O–) ditemukan dalam senyawa organik etil fenil eter,
C6H5OCH2CH3 yang juga dikenal sebagai etoksibenzena. Terkait dengan
gugus alkoksi adalah gugus arikloksi, yang memiliki gugus aril berikatan
tunggal dengan oksigen seperti gugus fenoksi (C6H5O–).
Sebuah gugus alkoksi atau ariloksi yang terikat ke sebuah alkil atau aril (R1–
O–R2) adalah eter. Jika terikat ke H maka adalah alkohol.
Sebuah alkoksida (RO–) adalah bentuk ion atau garam; senyawa ini adalah
turunan dari alkohol di mana proton digantikan oleh logam, biasanya natrium.

Rumus Umum dan Gugus Fungsi Eter


Seperti yang sudah dibahas pada artikel tentang Alkohol disebutkan bahwa rumus
umum eter sama dengan rumus umum alkohol, yaitu CnH2n+2O. Perbedaan mendasar
antara alkohol dan eter terdapat pada gugus fungsinya, eter memiliki gugus fungsi – O
– atau sering dituliskan juga R – O – R’.

Contoh paling sederhana dari senyawa eter adalah CH3 – O – CH3, pada senyawa eter
tersebut terdapat dua buah alkil (R) yang sama yaitu CH3. Contoh lain senyawa eter
diantaranya CH3 – CH2 – O – CH3, pada senyawa eter tersebut terdapat dua buah alkil
yaitu CH3 – CH2 (etil) dan CH3 (metil). Lalu seperti apa cara memberi nama senyawa-
senyawa tersebut? Untuk mempelajarinya, mari simak pembahasan selanjutnya
tentang tata nama eter.
Tata Nama Eter

Untuk memberi nama senyawa eter terdapat dua cara tata nama eter, yaitu cara trivial
dan cara IUPAC. Tata nama eter secara trivial memiliki ketentuan sebagai
berikut: nama alkil yang terikat pada gugus fungsi eter (– O –) kemudian diikuti
dengan nama eter. Berikut contoh penamaan secara trivial.

CH3 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat 2 buah alkil yang sama yaitu
CH3 (metil), maka untuk penamaannya adalah dimetil eter.

CH3 – CH2 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat dua buah alkil yang berbeda
yaitu etil dan metil, maka untuk penamaan secara trivialnya adalah etil metil eter (etil
disebutkan terlebih dahulu mengikuti ketentuan penyebutan sesuai alfabate).

Lalu bagaimana tata nama untuk 2 senyawa berikut ini:

CH3 – O – CH2 – CH2 – CH3


sumber: dokumentasi pribadi

Dua senyawa tersebut memiliki dua buah alkil yang berbeda, yaitu metil (CH 3) dan
propil (– CH2 – CH2 – CH3), namun pada senyawa tersebut terdapat perbedaan pada
bentuk propilnya, yaitu bentuk lurus dan bentuk bengkok.

Untuk tata nama senyawa CH3 – O – CH2 – CH2 – CH3 ini adalah metil propil eter.
Sementara untuk senyawa satu lagi dengan propil yang tidak lurus memiliki tata
nama metil isopropil eter. Berdasarkan hal tersebut memberikan gambaran bahwa
untuk bentuk propil terdapat dua jenis, yaitu propil (rantai lurus) dan isopropil (rantai
tidak lurus).

Untuk tata nama secara IUPAC terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
sebagai berikut:
1. Tata nama mengikuti aturan dengan pola alkoksi alkana

2. Menentukan alkil yang terikat pada gugus fungsi ( – O – )

3. Alkil dengan jumlah C yang lebih sedikit diberi nama sebagai alkoksi

4. Alkil dengan jumlah C yang lebih banyak diberi nama sebagai alkana

Contoh penamaan eter dengan aturan IUPAC dapat dilihat pada senyawa berikut:
1. CH3 – O – CH3, pada senyawa tersebut alkil yang terikat sama-sama memiliki
jumlah C satu sehingga untuk penamaan secara IUPAC nya metoksi metana.

2. CH3 – CH2 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat 2 buah alkil dengan
jumlah C yang berbeda. Seperti aturan yang disampaikan sebelumnya Alkil
dengan jumlah C yang lebih sedikit diberi nama sebagai alkoksi dan Alkil
dengan jumlah C yang lebih banyak diberi nama sebagai alkana sehingga
penamaannya adalah metoksi etana.

3. CH3 – CH2 – O – CH2 – CH2 – CH3, pada senyawa tersebut terdapat alkil berupa
etil dan propil, maka tata nama secara IUPAC nya adalah etoksi propona.
Sementara itu untuk senyawa dengan rantai yang tidak lurus seperti berikut:
sumber: dokumentasi pribadi

Penamaan secara IUPAC nya adalah metoksi isopropana. Metoksi berasal dari alkil
berupa metil dengan jumlah C satu dan isopropana merupakan alkil berupa propil
dengan jumlah C tiga dengan bentuk yang tidak lurus.

Gimana sudah paham cara memberi nama suatu senyawa eter? Kalau sudah paham,
mari lanjutkan pembahasan mengenai isomer, reaksi, dan kegunaan eter.
1. Tata nama IUPAC
Gugus -OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter
dimulai dengan nama eter dimulai dengan nama gugus alkoksi dan diikuti nama
rantai utamanya. Contoh:
 CH3-O-CH2-CH3 :metoksi etana
 CH3-CH2-O-CH2-CH3 :etoksi etana
 CH3-CH-CH2-CH2-CH3 :2-etoksi pentana
OCH2-CH3
2. Tata nama trivial (lazim)
Tata nama eter didasarkan pada nama gugus alkil atau aril yang terikat pada
atom oksigen. Uturannya sesuai dengan abjad dan diakhiri dengan kata eter.
Contoh:
 CH3-O-CH2-CH3 :etil metil eter
 CH3-CH2-O-CH2-CH3 :dietil eter
 CH3-CH-CH2-CH2-CH3 :isopentil etil eter
OCH2-CH3

Isomer Pada Eter


Eter hanya memiliki satu buah isomer yaitu isomer fungsi, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya pada pembahasan tentang alkohol, isomer fungsi eter adalah
alkohol seperti gambaran gugus fungsi berikut:

R – OH (alkohol) memiliki gugus fungsi dengan R – O – R’ (eter)


Contoh penentuan isomer fungsi eter:

isomer fungsi pada senyawa CH3 – CH2 – O – CH3 (metoksi etana) dapat dituliskan
dalam bentuk senyawa alkohol dengan jumlah C, H, dan O yang sama seperti pada
eter namun berbeda dari segi gugus fungsinya. Adapun isomer fungsinya
adalah CH3 – CH2 – CH2 – OH (propanol).

Jumlah C, H, dan O pada metoksi etana dan propanol adalah sama dengan rumus
umum C3H8O, yang membedakan keduanya adalah gugus fungsinya yaitu gugus
fungsi – O – pada metoksi etana, dan – OH pada propanol.

Contoh lain, tentukan isomer fungsi dari rumus molekul C4H10O !

Untuk menentukan isomer fungsi dari rumus molekul tersebut, maka buatlah rumus
struktur untuk senyawa eter dan senyawa alkohol sesuai rumus molekul tersebut.

Senyawa eter dari rumus molekul C4H10O adalah CH3 – CH2 – O – CH2 – CH3 (etoksi
etana), untuk senyawa alkohol dari rumus molekul C4H10O adalah CH3 – CH2 – CH2 –
CH2 – OH (butanol). Berdasarkan hal tersebut, maka isomer fungsi dari etoksi etana
adalah butanol.

Baca juga: Materi Senyawa Alkohol

Sifat Senyawa Eter


Senyawa eter memiliki beberapa sifat khas yang berkaitan dengan sifat kimia dan
fisika. Adapun sifat dari senyawa eter adalah sebagai berikut:
1. Titik didihnya lebih rendah daripada titik didih alkohol. Hal tersebut
dikarenakan senyawa eter tidak membentuk ikatan hidrogen antar molekul
eternya. Sementara pada alkohol membentuk ikatan hidrogen antara
molekulnya.

2. Secara kelarutan dalam air, eter memiliki sifat kurang larut dalam air
dibandingkan alkohol. Hal tersebut dikarenakan senyawa eter memiliki
kepolaran yang rendah, khususnya eter dengan jumlah atom C yang banyak
(rantai panjang).
3. Eter termasuk senyawa yang mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun.
Sifat ini memberikan informasi bahwa dalam penggunaan eter untuk
kepentingan laboratorium memerlukan penanganan yang hati-hati.

4. Secara sifat kimiawi (kemampuan bereaksi), senyawa eter dapat bereaksi


dengan beberapa asam halida yaitu HI dan HBr.

Pembuatan Eter
Secara umum eter dibuat dari dehidrasi alkohol, sebagai contoh dietil eter dibuat dari
pemanasan etanol dengan asam sulfat pada suhun 140 0C. Adapun reaksi pembuatan
eter dari alkohol adalah sebagai berikut:

2 CH3 – CH2 – OH → CH3 – CH2 – O – CH2 – CH3 + H2O

Kegunaan Eter
Eter memiliki berbagai kegunaan sebagai berikut:
1. Pelarut senyawa organik. Eter banyak digunakan sebagai pelarut reaksi-reaksi
organik, hal ini karena sifat eter cenderung stabil. Senyawa eter tidak bereaksi
dengan hampir semua oksidator dan reduktor. Selain itu, eter juga tidak
bereakasi dengan asam dan basa.

2. Pada bidang kesehatan, eter digunakan sebagai obat pembius atau obat
anestetik.

Gimana sudah paham mengenai eter dengan semua penjelasannya?

Baca juga: Materi Golongan Alkali Tanah

Pemahaman Akhir
Obat bius merupakan bagian penting dalam dunia medis untuk berbagai keperluan.
Salah satu kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam obat bius adalah eter.
Senyawa eter memiliki rumus umum CnH2n+2O dan gugus fungsi –O– atau R–O–R’.
Terdapat dua cara dalam memberi nama senyawa eter, yaitu cara trivial dan cara
IUPAC. Dalam cara trivial, nama alkil yang terikat pada gugus fungsi eter diikuti
dengan kata “eter.” Sedangkan dalam cara IUPAC, tata nama mengikuti aturan pola
alkoksi alkana, dan alkil dengan jumlah karbon yang lebih sedikit diberi nama
alkoksi, sedangkan yang lebih banyak diberi nama alkana.

Senyawa eter hanya memiliki satu isomer yaitu isomer fungsi, yang merupakan
alkohol dengan gugus fungsi R–OH. Sifat-sifat dari senyawa eter mencakup titik didih
yang lebih rendah daripada alkohol, kelarutan yang kurang dalam air, mudah
menguap, mudah terbakar, beracun, dan kemampuan bereaksi dengan beberapa asam
halida.

Pembuatan eter dapat dilakukan dengan dehidrasi alkohol. Eter memiliki berbagai
kegunaan, antara lain sebagai pelarut senyawa organik dan sebagai obat pembius
dalam bidang kesehatan.

Dengan memahami sifat dan kegunaan eter, dapat diaplikasikan dengan bijaksana
dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia medis dan laboratorium.

Berdasarkan penjelasannya, eter ini termasuk senyawa yang banyak digunakan


sebagai obat anestetik karena memiliki sifat beracun. Tentu saja dalam pemanfaatan
dan penggunaannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang semestinya dan tidak
untuk disalah gunakan. Oleh karena itu, kita harus memahami senyawa eter ini mulai
dari penamaan, sifat, dan tentunya kegunaannya.

Anda mungkin juga menyukai