ETER
DISUSUN OLEH :
WIDYANA FITRIYANI
YOGA PRIHARTONO
DYNO KAFAERLI. C.
ROUHAN HADIWARNA
SANDRA DEWI
WISNU JATIKUSUMO
(114130016)
(114130036)
(114130042)
(114130058)
(114130060)
(114130068)
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karna dengan rahmat dan karuniaNya, penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini berjudul ETER .
Penyusunan dari makalah ini merupakan salah satu dari tugas kami sebagai mahasiswa
untuk menyelesaikan tugas kimia organik.
Seperti ada pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, maka kami ingin
mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata dan adanya
pernyataan-pernyataan yang kami tulis didalam makalah ini tidak berkenan dihati saudara.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca kepada kami mengenai makalah yang
kami buat sehingga untuk kedepannya kami dapat memperbaiki kesalahan kami dan
kedepannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eter
adalah salah satu zat yang digunakan sebagai anestesi( obat bius). Eter
ditemukan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun
1275. Lullius menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis oleh Valerius Cordus,
ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G.
Frobenius mengubah nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tata nama eter
2. Untuk memahami sifat-sifat eter
3. Untuk mengetahui kegunaan eter
4. Untuk mengetahui reaksi-reaksi eter
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eter
Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom oksigen yang diikat
2 substituen (alkil/aril). Senyawa eter biasanya dipakai sebagai pelarut dan obat bius.
Molekul eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya rendah. Eter
sedikit polar (lebih polar dari alkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis dan
dapat membentuk polieter. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu
atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
RH
R OR'
alkana
eter
* Struktur
Eter tersusun dari unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R atau Ar-O-Ar atau
R-O-Ar. Dimana :
-O-
R,R : Alkil
Ar,Ar : Aril
Rumus umum struktur : R O -R'
Rumus umum molekul : CnH2n+2
Jika R=R atau Ar=Ar maka dinamakan eter simitrik (eter sederhana) Jika RR atau
ArAr maka dinamakan eter asimitrik (eter campuran) .Sudut yang dibentuk oleh gugus
0
subtituen. Contoh :
Contoh :
c) Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen , sehingga penulisan namanya harus
berdasarkan
urutan
abjad
huruf
pertama
nomor
substituen.
Contoh:
d) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan
neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh:
Nama Trivial
CH3 O CH3
Dimetil eter
Metoksi metana
Metoksi etana
(alkoksialkana)
Etoksi etena
Fenoksi propana
Sifat fisik
Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
Eter tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter
membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Sifat kimia
a. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan aldehida.
Contoh :
Contoh :
d. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.
Contoh :
e.
Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom
H.
Contoh :
H2SO4
CH3CH2O
CH2CH3
+ H2 O
a. Mereaksikan alkil halida dengan alkoksida
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan natrium
alkoksida. Hasil samping diperoleh garam natrium halida.
Contoh :
terbakar
membentuk
gas
karbon
dioksida
dan
uap
air.
Dampak
Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan
pada konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1) Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana
diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
RH
R OR'
alkana
eter
Daftar Pustaka
Fessenden. 1997. Kimia Organik. Jilid 1. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
http://id.wikipedia.org/eter/html. Diakses pada hari Jumat, 16 November 2012
pukul 10.19
WIB
16
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/eteralkoksi-alkana-1.html.
Diakses pada hari
Jumat, 16 November 2012 pukul 23.35 WIB.