1 AMELIA MONIKA
0621 17037
4 YUSUF SAFRIYANTO
0621 17036
SENYAWA
KARBON
ALIFATIK SIKLIK
(Rantai Terbuka) (Rantai Tertutup)
O O 1100 O
ata
R u R
CH3
H 2C CH2
C O C
O
O
• Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad),
• Kemudian di tambahkan eter.
• Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di-.
• Tata nama trivial untuk senyawa eter sangat sederhana dengan menyebutkan
nama-nama gugus yang terikat pada atom oksigen dan kemudian ditambahkan
kata eter.
• Contohnya adalah CH3-O-CH2CH3 diberi nama etil metil eter, sedangkan CH3CH2-O-
CH2CH3 diberi nama dietil eter.
TATANAMA IUPAC
• Penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama
rantai utamanya.
• Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.
• Menurut tata nama IUPAC, eter diberi nama sebagai alkoksialkana,
dalam arti bahwa eter dipandang sebagai turunan alkoksi suatu alkana.
• Contohnya adalah metoksimetana, metoksietana, dan 2-metoksipropana
yang rumus strukturnya berurutan adalah sebagai berikut:
TATANAMA IUPAC
ISOMER FUNGSIONAL
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki
jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama
namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer
fungsional dengan alkohol.
ALKIL BERCABANG (PENAMAAN SUBTITUEN)
• Diisopropil eter
• 2-isopropoksi propana
CONTOH
• Sec-butil-metil eter
• 2-metoksi butana
SIFAT - SIFAT
SIFAT FISIKA ETER
Larut pada
Dioksana O(C2H4)2O 11,8 101,3 semua perbandingan
0,45
SIFAT KIMIA ETER
• Eter sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol
C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya.
• Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun ami
da.
• Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
• Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah,
walaupun ia lebih reaktif daripada alkana.
• Eter pada umumnya bersifat racun, dan bersifat anastetik (membius). Dan juga
mudah terbakar membentuk CO2 dan uap air
SIFAT KIMIA ETER
• Eter tidak mempunyai hidrogen yang terikat pada :
Oksigen .Sehingga tidak dapat membentuk ikatan hidrogen.
Sesamanya. Sehingga titik didihnya rendah dibanding dengan alkohol dengan
jumlah atom C sama
• Tetapi eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa –OH (air,
alkohol,fenol)
• Alkohol & eter dapat bercampur, eter pelarut yang baik bagi senyawa organik yang tidak larut dalam
air.
Eter dengan BM rendah seperti dimetil eter benar-benar larut dalam air
Kelarutan dietil eter dalam air 7 g/ 100 ml air
Makin tinggi jumlah atom C, kelarutan dalam air berkurang
• Eter terurai oleh asam halida terutama oleh HI.
• Eter bila dibiarkan dalam udara terbuka akan mengalami sedikit oksidasi terbentuk
peroksida yang tidak stabil dan mudah meletus.
REAKSI - REAKSI
Eter merupakan suatu senyawa organik yang
tidak terlalu reaktif. Dengan kata lain, eter
hanya dapat mengalami reaksi khusus. Reaksi
terhadap eter adalah:
REAKSI PEMBAKARAN
Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
REAKSI HIDROLISIS
Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H2SO4)
terjadilah hidrolisis yang memberikan hasil alkohol.
C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO
REAKSI TERHADAP ASAM
• Dengan HI Dingin
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida
*Pada temperature 180°C terjadi reaksi eliminasi dari pada etil hidrosulfat terbentuk etena
(kondisi reaksi sangat penting)
Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada
suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna.
Bila uap etanol dan alkohol-alkohol primer suhu rendah yang lain dilewatkan
di atas suatu alumina pada suhu 250-260°C maka akan terjadi dehidrasi pada alko
hol tersebut dan menghasilkan eter.
Berikut prosesnya:
Cara pembuatan eter seperti ini dinamakan “Continue Eterification Process” teoritik, dapat diduga bahwa
dengan sekali penambahan asam sulfat dapat digunakan untuk membuat eter dengan
jumlah alkohol yang tidak terbatas
Dalam kenyataannya, setelah jangka waktu tertentu,H2SO4 harus diperbarui karena ada sebagian yang tereduksi
menjadi asam sulfit.
Dalam pembuatan eter dengan cara ini diperlukan suhu yang relatif rendah karena dalam keadaan panas
etil hidrogensulfat (C2H5OSO3H) dapat terdekomposisi menjadi etilena dan asam sulfat.
Suhu yang diperlukan adalah 120-140° C, dengan katalis Al2(SO4)3. Bila reaksi berlangsung pada suhu ≥145°
C, memberikan hasil etilena.
Pembuatan eter dengan menggunakan H2SO4 ini hanya memberikan hasil sebaik-baiknya untuk eter suku
rendah dengan rantai linier. Bila diterapkan untuk membuat eter suku tinggi dan bercabang, ternyata lebih
banyak menghasilkan etena.
Katalis asam diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri trifluoroasetat
(Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis
Reaksi-reaksi Epoksida
• Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain) yang sangat tinggi dalam
molekul epoksida menyebabkan epoksida lebih reaktif terhadap
substitusi nukleofilik dibandingkan dengan eter yang lain.
• Katalisis asam membantu pembukaan cincin epoksida dgn menyediakan
suatu gugus pergi yang lebih baik (suatu alkohol) pada atom karbon yg
mengalami serangan nukleofilik.
MANFAAT
DUNIA MEDIS
Banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi
Senyawa dietil eter / metil propil eter biasa digunakan
sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yg di
berikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil
eter dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan
merangsang sekresi lendir.
DUNIA OTOMOTIF
• Eter digunakan untuk menghidupkan mesin yg tak mau menyala.
• Bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan bakar sehingga laju mesin
lebih kencang.
• MTBE (Metil Tertier Butil Eter),
• senyawa eter ini digunakan untuk menaikan angka oktan
besin menggantikan kedudukan TEL/TML, sehingga dipe
roleh bensin yang ramah lingkungan.
• Sebab tidak menghasilkan debu timbal (Pb2+) seperti bila
digunakan TEL/TML.
LABORATORIUM
• Di laboratorium, eter merupakan pelarut yg banyak digunakan.
• Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar utk melarutkan senya
wa non polar pula, seperti lemak, lilin & minyak.
• Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan.
Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara maju.
• Eter bersifat racun, tetapi jauh lebih aman jika dibandingkan kloroform
untuk keperluan obat bius.
• Eter rantai panjang digunakan sebagai zat pelarut cat pernis &
lak karena sifatnya yang non polar maka digunakan sebagai pelarut
minyak atau lemak
DIRECT DIMETHYL ETHER SYNTHESIS
• DME bukan produk alami yang diperoleh langsung dari alam melainkan produk sintesis
yang dihasilkan baik itu melalui “Dehydration of Methanol” / “Direct Syntesis from Syngas.
• Selain itu ,Dimetil eter (DME) dapat dijadikan bahan bakar alternatif yang bersih dan ekono
mis yang dapat diproduksi dari gas alam melalui gas sintesis.
• DME dpt digunakan untuk berbagai bidang sebagai bahan bakar seperti pembangkit listrik,
transportasi, pemanasan rumah dan memasak, dll.
• DME yg disintesis tidak mengandung sulfur atau nitrogen & tidak bersifat korosif terhadap
logam apapun & tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
• Di atmosfir,DME terdekomposisi dalam troposfer dalam lusinan jam sehingga tidak dapat
menipiskan lapisan ozon
• Dalam keadaan cair, nilai kalori DME 1,37 kali lebih tinggi dari metanol & dalam keadaan
gas,nilai kalori 1,65 kali lebih tinggi daripada metana.
• Api yg dihasilkan oleh DME terlihat biru seperti gas alam.
• Cetane number of DME sangat tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pengganti diesel,
dan gas buang pembakaran DME jauh lebih bersih daripada diesel.
PENJELASAN SINGKAT
Tentang Dimethyl Ether
STEP BY STEP
Direct DME synthesis process