KELOMPOK 2
1.ECHA DESMITA DWINA
2.NOVADIZA
3.ZAINAL ABIDIN
4.YUSUF ADITYA
5.DIMAS KURNIAWAN
KELAS: XII MIA 2
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini saya akan membahas mengenai “ETER”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
saya dan umumnya bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan selalu berkaitan dengan apapun demikian juga berkaitan dengan
kimia, kehidupan tak lepas dari yang namanya kimia. Ilmu kimia adalah ilmu
pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang memiliputi struktur,
susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya.
Kehidupan selalu berkaitan dengan kimia contohnya saja deterjen, alkohol,
kopi, susu, air dan sebagainya yang didalamnya mengandung unsur-unsur
kimia.
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur
C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan
dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari
senyawa air.
Dari pembahasan diatas penyusun ingin membahas tentang pembuatan Eter,
jenis-jenis/macam-macam Eter, tata nama Eter, sifat-sifat Eter, keisomeran
pada Eter, dan manfaat dari eter berserta dampaknya
2.1 Pengertian Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur
C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan
dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari
senyawa air. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu
atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua
gugus alkil.
R – H R – OR'
alkana eter
2.2 Pembuatan Eter
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui
pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga
reaksi dehidrasi sempurna.
Bila uap etanol dan alkohol-alkohol primer suhu rendah yang lain dilewatkan di
atas suatu alumina pada suhu 250-260° C maka akan terjadi dehidrasi pada
alkohol tersebut dan menghasilkan eter.
2 C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2O
Di laboratorium dan industri, yang lazim digunakan sebagai penarik air adalah
H2SO4. Dalam cara ini, rangkaian reaksinya adalah sebagai berikut:
(1) C2H5OH + H2SO4 → C2H5OSO3H + H2O
(2) C2H5OSO3H + C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2SO4
Asam sulfat yang diperoleh dalam langkah (2) dapat bereaksi kembali dengan
etanol seperti yang dituliskan dalam langkah (1). Oleh karena itu cara
pembuatan eter seperti ini dinamakan "proses eterifikasi kontinyu". Secara
teoritik, dapat diduga bahwa dengan sekali penambahan asam sulfat dapat
digunakan untuk membuat eter dengan jumlah alkohol yang tidak terbatas.
Dalam kenyataannya, setelah jangka waktu tertentu, asam sulfatnya harus
diperbarui karena ada sebagian yang tereduksi menjadi asam sulfit.
Dalam pembuatan eter dengan cara ini diperlukan suhu yang relatif rendah
karena dalam keadaan panas etil hidrogensulfat (C2H5OSO3H) dapat
terdekomposisi menjadi etilena dan asam sulfat. Suhu yang diperlukan adalah
120-140° C, dengan katalis Al2(SO4)3. Bila reaksi berlangsung pada suhu ≥145°
C, memberikan hasil etilena.
Perlu diketahui bahwa pembuatan eter dengan menggunakan asam sulfat ini
hanya memberikan hasil sebaik-baiknya untuk eter suku rendah dengan rantai
linier. Bila diterapkan untuk membuat eter suku tinggi dan bercabang, ternyata
lebih banyak menghasilkan etena.
Pembuatan eter dari alkohol
CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3 + H2O
2.3 Jenis-Jenis/Macam-Macam Eter.
Eter dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter
asimetris. Kalau dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan
eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R', dinamakan eter campuran
atau eter asimetrik. Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula
eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan
dengan Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.
Di antara eter dan Alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti keduanya
mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh
untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH3-O-CH3 dan
CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya
perbedaan sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.
Reaksi terhadap Eter, Eter merupakan suatu senyawa organik yang tidak terlalu
reaktif. Dengan kata lain, eter hanya dapat mengalami reaksi khusus.
2.4 Sifat-Sifat Eter
Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter
berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa
alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar
molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat
nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter
bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang
reaktif kecuali dalam hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang
reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat
ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.
A. Sifat-sifat fisika
1. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang
khas.
2. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
3. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter
membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
4. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
1) Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun
rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur
dengan metil propil eter dan metil isopropil eter.
2) Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi,
keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang
memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda
disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan
alkohol.
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius).
Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau
obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter
dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir.
2. Bi bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak
mau menyala. Bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan bakar
sehingga laju mesin lebih kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.
4.Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa
non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual
dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah
jarang dipakai di negara-negara maju.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-
unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan
dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari
senyawa air. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu
atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua
gugus alkil.
2. Eter dibuat dari dehidrasi alkohol, Pembuatan Eter Menurut Williamson,
Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida.
3. Eter digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris.
4. Tata Nama Eter Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
penamaan alkil eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC.
5. Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter
berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas).
6. Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
7. Manfaat eter, dibidang medis digunakan untuk anestesi (bius), dibidang
otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala,
dilaboratorium, eter digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan
senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alex Kimia. 2013. Pengertian dan Manfaat ETER. (online). Pengertian dan
Manfaat ETER _ Chemistry by Alex P.I.P.htm. Akses tanggal 22 juni 2015.
2. Ilmu Kimia. 2012. Golongan Eter. (online). Golongan Eter_Ilmu Kimia.htm.
Akses tanggal 22 juni 2015.
3. Ilmu Kimia. 2013. Pembutan Eter.
(online). http://www.ilmukimia.org/2013/03/pembuatan-eter.html. Akses
tanggal 22 juni 2015.
4. Ilmu Kimia. 2012. Reaksi Terhadap Eter. (online). Reaksi Terhadap Eter
_ Ilmu Kimia.htm. Akses tanggal 22 juni 2015.
5. Ilmu Kimia. 2012. Tata Nama Eter. (online). Tata Nama Eter_Ilmu Kimia.htm.
Akses tanggal 22 juni 2015.
6. Suhartinichemist. 2012. KIMIA ALKOHOL dan ETER. (online).
KIMIA ALKOHOL dan ETER.htm. Akses tanggal 22 juni 2015
7. Fessenden , Fessenden . KIMIA ORGANIK edisi 3 jilid 1 . Penerbit Erlangga .
1986.
8. https://id.wikipedia.oig/wiki/Eter (diakses pada tanggal 22 juni 2015)