Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KIMIA ORGANIK

``Eter``

Di

N
OLEH:

KELOMPOK 2

1. Kalma dg situdju
2. Luthfia Shalika Azzahra
3. Hafsa Hakim
4. Muh. Rapidan

PROGRAM STUDI D3 FARMASI ITKES MUHAMMADIYAH


SIDRAP TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan tak lepas dari yang namanya kimia. Ilmu kimia adalahilmu pengetahuan
alam yang mempelajari tentang materi yang memiliputistruktur, susunan, sifat
dan perubahan materi serta energi yangmenyertainya. Kehidupan selalu berkaitan
dengan kimia contohnya saja pestisida, alkohol, oksigen, air dan sebagainya yang
didalamnyamengandung unsur-unsur kimia.Jumlah senyawa karbon itu sangat
banyak, sehingga untukmemudahkannya senyawa-senyawa tersebut
dikelompokkan berdasarkansifat khas yang dimiliki oleh senyawa-senyawa
tersebut. Misalnya sajasenyawa karbon alkohol dan eter. Cara pengelompokkan
itu dapat dilihatdari sudut pandang tentang ketatanamaan senyawa karbon
tersebut ataudilihat juga dari sifatnya, baik secara fisik maupun kimia.Eter
adalah nama segolongan senyawa organik yangmengandung unsur-unsur C, H, dan
O dengan rumus umum R-O-R'. Bilarumus umum ini dikaitkan dengan rumus air
(HOH), maka eter dapatdianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air.

B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1.Apa yang dimaksud dengan eter?
2.Bagaimana cara pembuatan eter?
3. Sebutkan jenis-jenis atau macam-macam eter?
4. Bagaimana tata nama eter?
5. Sebutkan sifat-sifat eter?
6. Bagaimana keisomeran pada eter?
7. Apa manfaat eter serta dampaknya dalam kehidupan?
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

            Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur  selalu kami panjatkan kehadirat  Allah,


SWT. berkat rahmat dan hidayah-Nya serta bimbingan-Nya, akhirnya penulisan buku ini
dapat selesai. Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan  kepada Nabi Besar
Muhammad Saw, yang telah membawa umat manusia ke jalan yang terang benderang yakni
ajaran agama Islam. Semoga kita termasuk umat beliau yang kelak mendapatkan syafaat di
yaumil akhir nanti. Amin yarobbal’alamiin.
            Penulisan makalah ini guna untuk  memenuhi tugas mata kuliah Kimia Organik.
Makalah yang berjudul “ Senyawa Eter “ ini dalam  penulisannya, kami menyadari bahwa
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Namun kami telah berusaha semaksimal
mungkin dalam penyelesainnya.. untuk itu dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat,
maka kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kami berharap dari makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca serta penulis. Demikianlah makalah ini kami susun, kritik serta saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk melengkapi buku ini, kami ucapkan terima
kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sidrap, 19 Maret 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Masalah.................................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Eter................................................................................... 3
B. Pembuatan Eter.................................................................................. 4
C. Reaksi Pada Eter................................................................................. 6
D. Jenis-Jenis Eter................................................................................... 7
E. Tata Nama Eter................................................................................... 9
F. Sifat-Sifat Eter.................................................................................... 10
G. Keisomeran Pada Eter....................................................................... 12
H. Manfaat Eter serta Dampaknya........................................................ 12

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur C, H,
dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air
(HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air. Eter atau
alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti
oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.

R – H       R – OR'
alkana            eter
Rumus umum struktur :   R – O -R'
Rumus umum molekul :  CnH2n+2 

1. Struktur dan ikatan

Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak
C-O sekitar 140 pm. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada
senyawa eter adalah sp3. Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon,
sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat
lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian,
hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.

2. Struktur Serupa
Eter tidak boleh disamakan dengan gugus-gugus sejenis berikut yang
mempunyai stuktur serupa - R-O-R.
a. Senyawa aromatik seperti furan di mana oksigen adalah sebahagian
daripada sistem aromatik.
b. Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan dengan oksigen
terikat dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
1) Ester R-C(=O)-O-R
2) Asetal R-CH(-O-R)-O-R
3) Aminal R-CH(-NH-R)-O-R
4) Anhidrida R-C(=O)-O-C(=O)-R
B. Pembuatan Eter
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui
pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi
dehidrasi sempurna. Bila uap etanol dan alkohol-alkohol primer suhu rendah yang lain
dilewatkan di atas suatu alumina pada suhu 250-260° C maka akan terjadi dehidrasi
pada alkohol tersebut dan menghasilkan eter.
2 C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2O
Di laboratorium dan industri, yang biasa digunakan sebagai penarik air adalah
H2SO4. Dalam cara ini, rangkaian reaksinya adalah sebagai berikut:
(1) C2H5OH + H2SO4 → C2H5OSO3H + H2O
(2) C2H5OSO3H + C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2SO4
Asam sulfat yang diperoleh dalam langkah (2) dapat bereaksi kembali dengan
etanol seperti yang dituliskan dalam langkah (1). Oleh karena itu cara pembuatan eter
seperti ini dinamakan "proses eterifikasi kontinyu". Secara teoritik, dapat diduga
bahwa dengan sekali penambahan asam sulfat dapat digunakan untuk membuat eter
dengan jumlah alkohol yang tidak terbatas. Dalam kenyataannya, setelah jangka
waktu tertentu, asam sulfatnya harus diperbarui karena ada sebagian yang tereduksi
menjadi asam sulfit. Dalam pembuatan eter dengan cara ini diperlukan suhu yang
relatif rendah karena dalam keadaan panas etil hidrogensulfat (C2H5OSO3H) dapat
terdekomposisi menjadi etilena dan asam sulfat. Suhu yang diperlukan adalah 120-
140° C, dengan katalis Al2(SO4)3. Bila reaksi berlangsung pada suhu ≥145° C,
memberikan hasil etilena.
Perlu diketahui bahwa pembuatan eter dengan menggunakan asam sulfat ini
hanya memberikan hasil sebaik-baiknya untuk eter suku rendah dengan rantai linier.
Bila diterapkan untuk membuat eter suku tinggi dan bercabang, ternyata lebih banyak
menghasilkan etena.
Pembuatan eter dari alkohol, yaitu:
CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3 + H2O

1. Menurut Sintesis Eter Williamson


Eter dibuat dengan mereaksikan suatu alkil halida (haloalkana) dengan
suatu alkoksida. Alkoksida dibuat dengan mereaksikan suatu alkohol primer
dengan suatu basa seperti NaOH. Contoh:
C2H5Br + Na-OC2H5 → NaBr + C2H5-O-C2H5
2. Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida
Alkil halida jika direaksikan dengan perak iodida akan menghasilkan
eter dan garam perak halida. Contoh:
2 C2H5I + Ag2O → C2H5-O-C2H5 + 2 AgI
Eter mempunyai struktur rantai C-O-C  yang mempunyai sudut ikatan
sebesar 104,5º dan jarak antara atom C dengan O adalah sekitar 140 pm.
Halangan rotasi untuk ikatan C-O sangat kecil. Ikatan oksigen dalam eter,
alkohol dan air sangatlah mirip. Pada teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen
adalah sp3. Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, dengan demikian
hidrogen alfa eter bersifat lebih asam daripada hidrokarbon sederhana, tetapi
jauh kurang asam dibandingkan dengan hidrogen alfa golongan karbonil
(seperti aldehida dan keton).

3. Kondensasi Ullmann
Kondensasi Ullmann hamoir sama dengan metode Williamson,
kecuali substratnya adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan
katalis, misalnya tembaga.

4. Adisi elektrofilik alkohol ke alkena


Alkohol dapat bereaksi adisi dengan alkena yang diaktivasi secara
elektrofilik.
R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2
Katalis asam diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya
merkuri trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.

5. Pembuatan epoksida
Epoksida biasanya dibuat melalui oksidasi alkena. Eposida yang paling
penting dalam industri adalah etilena oksida, yang dihasilkan melalui oksidasi
etilena dengan oksigen. Epoksida lainnya dapat dihasilkan melalui dua cara:
a. Melalui oksidasi alkena dengan peroksisam seperti asam
metakloroperoksibenzena (m-CPBA).
b. Melalui substitusi nukleofilik intramolekuler halohidrin.

C. Reaksi pada Eter


Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah, walaupun ia
lebih reaktif daripada alkana. Beberapa contoh reaksi penting eter adalah sebagai
berikut.

1. Pembelahan eter
Walaupun eter tahan terhadap hidrolisis, ia dapat dibelah oleh asam-
asam mineral seperi asam bromat dan asam iodat. Asam klorida hanya
membelah eter dengan sangat lambat. Metil eter umumnya akan menghasilkan
metil halida:
ROCH3 + HBr → CH3Br + ROH
Reaksi ini berjalan dengan zat antara onium, yaitu
[RO(H)CH3]+Br-.Beberapa jenis eter dapat terbelah dengan cepat
menggunakan boron tribomida (dalam beberapa kasus aluminium klorida juga
dapat digunakan) dan menghasilkan alkil bromida.Berganting pada
substituennya, beberapa eter dapat dibelah menggunakan berbagai jenis reagen
seperti basa kuat.

2. Pembentukan peroksida
Eter primer dan sekunder dengan gugus CH di sebelah oksigen eter,
dapat membentuk peroksida, misalnya dietil eter peroksida. Reaksi ini
memerlukan oksigen (ataupun udaara), dan dipercepat oleh cahaya, katalis
logam, dan aldehida. Peroksida yang dihasilkan dapat meledak. Oleh karena
itu, diisopropil eter dan tetrahidrofuran jarang digunakan sebagai pelarut.

3. Sebagai basa Lewis


Eter dapat berperan sebagai basa Lewis maupun basa Bronsted. Asam
kuat dapat memprotonasi oksigen, menghasilkan "ion onium". Contohnya,
dietil eter dapat membentuk kompleks dengan boron trifluorida, yaitu dietil
eterat (BF3.OEt2). Eter juga berkooridasi dengan Mg(II) dalam reagen
Grignard. Polieter (misalnya eter mahkoya) dapat mengikat logam.

D. Jenis-Jenis Eter
Eter terdiri atas eter simetris dan eter asimetris. Jika dalam rumus umum eter
R = R' dikategoikan sebagai eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R' maka
dikategorikan sebagai eter campuran atau eter asimetrik. Selain yang memiliki gugus
alkil (R) terdapat pula eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya
dinyatakan dengan Ar
O-Ar' atau Ar-O-'R.
Antara eter dan Alkohol terdapat isomeri gugus fungsi atau keduanya
mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh untuk
isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH 3-O-CH3 dan CH3CH2OH.
Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya perbedaan sifat-sifat fisika
dan kimia pada eter dan alkohol.
Reaksi terhadap Eter, Eter merupakan suatu senyawa organik yang tidak
terlalu reaktif. Dengan kata lain, eter hanya dapat mengalami reaksi khusus. Reaksi
terhadap eter adalah:

1. Reaksi Oksidasi Eter


Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan
hasil seperti pada oksidasi alkohol asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang
dibuat dari etanol) bila direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4) menghasilkan
asetaldehida. C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO.

2. Reaksi Eter dengan Asam

a. Dengan HI Dingin
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan
alkil iodida. Contoh: C2H5-O-C2H5 + HI → C2H5OH + C2H5I

b. Dengan H2SO4 Dingin
Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan
larutan eter dalam asam sulfat pekat mengakibatkan terbentuknya
alkohol dan alkil hidrogensulfat. Contoh: C2H5-O-C2H5 + H2SO4 →
C2H5OH + C2H5HSO4

c. Reaksi Hidrolisis Eter


Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam
(umumnya H2SO4) terjadilah hidrolisis yang memberikan hasil alkohol.
Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH
d. Reaksi Eter dengan Halogen
Halogen(klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang
terikat pada atom C alfa (atom C yang berikatan dengan atom O)
dalam suatu eter.
C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl

C. Tata Nama Eter


Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter
(Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus
alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi
(alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.

1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)


Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan
abjad), kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama,
diawalan di. Tata nama trivial untuk senyawa eter sangat sederhana dengan
menyebutkan nama-nama gugus yang terikat pada atom oksigen dan kemudian
ditambahkan kata eter. Contohnya adalah CH3-O-CH2CH3 diberi nama etil
metil eter, sedangkan CH3CH2-O-CH2CH3 diberi nama dietil eter.

2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC)


Penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi
diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang
yang terikat pada rantai induk. Menurut tata nama IUPAC, eter diberi nama
sebagai alkoksialkana, dalam arti bahwa eter dipandang sebagai turunan
alkoksi suatu alkana. Contohnya adalah metoksimetana, metoksietana, dan 2-
metoksipropana yang rumus strukturnya berurutan adalah sebagai berikut:
Bila senyawa turunanya adalah alkena, maka nama yang  diberikan
adalah alkoksialkena. Sebagai contoh adalah 1-metoksipropena yang
mempunyai rumus CH3OCH=CHCH3. Eter yang mengandung gugus aril
dinamakan Alkoksiarena. Sebagai contoh adalah Metoksibenzena yang rumus
strukturnya sebagai berikut:

Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC

Rumus Struktur Eter Nama Trivial Nama IUPAC


(alkoksialkana)
CH3 ⎯ O ⎯ CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯CH3 Dietil eter Etoksi etena

D. Sifat-Sifat Eter
Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter
berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol,
titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul eter tidak
membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat nono polar, sehingga
kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter bersifat mudah terbakar.
Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal
pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol. Eter
tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan
alkohol dengan eter.

1. Sifat-sifat fisika
a. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau
yang khas.
b. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
c. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter
membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
d. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Beberapa alkil eter
Titik Titik Momen
Kelarutan dalam
Eter Struktur lebur didih dipol
1 L H2O
(°C) (°C) (D)
Dimetil eter CH3-O-CH3 -138,5 -23,0 70 g 1,30
CH3CH2-O-
Dietil eter -116,3 34,4 69 g 1,14
CH2CH3
Larut pada semua
Tetrahidrofuran O(CH2)4 -108,4 66,0 1,74
perbandingan
Larut pada semua
Dioksana O(C2H4)2O 11,8 101,3 0,45
perbandingan

2. Sifat-sifat kimia
a. Eter sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat,
sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya.
b. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester,
ataupun amida.
c. Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
d. Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah,
meskipun lebih reaktif daripada alkana
e. Mudah terbakar
f. Pada umumnya bersifat racun
g. Bersifat anastetik (membius)

E. Keisomeran Pada Eter


Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
1. Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama,
namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer
struktur dengan metil propil eter dan metil isopropil eter.
2. Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan
tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa
yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya
berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional
dengan alkohol.

F. Manfaat Eter Beserta Dampaknya


Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan adalah:
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius).
Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau
obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter
dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir. 
2. Bi bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau
menyala. Bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan bakar sehingga
laju mesin lebih kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.
4. Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non
polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan
muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah
jarang dipakai di negara-negara maju.

Dampak penggunaan senyawa eter:


1. Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan
pada konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.
2. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan.
3. Eter bahan yang mudah terbakar karena eter mudah tersulut oleh kobaran
maupun percikan api.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini dapat di simpulkan: Eter adalah
senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'.
Eter dibuat dari dehidrasi alkohol, Pembuatan Eter Menurut Williamson, Mereaksikan
Alkil Halida dengan Perak Iodida. Eter terdiri atas eter simetris dan eter asimetris.
Tata Nama Eter Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan
alkil eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC. Sifat-sifat eter yaitu pada
keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair, kecuali dimetil eter
(gas). Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
Manfaat eter, dibidang medis digunakan untuk anestesi (bius), dibidang
otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala,
dilaboratorium, eter digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa
non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.

DAFTAR PUSTAKA
Alex Kimia. 2013. Pengertian dan Manfaat ETER. (online). Pengertian dan Manfaat
ETER _ Chemistry by Alex P.I.P.htm. Akses tanggal 22 juni 2015.

Suhartinichemist. 2012. KIMIA  ALKOHOL dan ETER. (online). KIMIA ALKOHOL dan


ETER.htm. Akses tanggal 22 juni 2015

Fessenden , Fessenden . KIMIA ORGANIK edisi 3 jilid 1 . Penerbit Erlangga . 1986.

Anda mungkin juga menyukai