Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KIMIA ORGANIK

“SENYAWA ETER”

Disusun Oleh :

Kelompok V

Hafizatul Ilma (1730208031)


Indah Sundari (1720308005)
Siti Istikomah (1730208041)
Endar Sukaesih (1730208029)
Nadya Cantika Fitri (1710208003)

Dosen pembimbing
Suprayetno, M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

            Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur  selalu kami panjatkan


kehadirat  Allah, SWT. berkat rahmat dan hidayah-Nya serta bimbingan-Nya,
akhirnya penulisan buku ini dapat selesai. Sholawat serta salam senantiasa kita
limpahkan  kepada Nabi Besar Muhammad Saw, yang telah membawa umat
manusia ke jalan yang terang benderang yakni ajaran agama Islam. Semoga kita
termasuk umat beliau yang kelak mendapatkan syafaat di yaumil akhir nanti.
Amin yarobbal’alamiin.
            Penulisan makalah ini guna untuk  memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Organik. Makalah yang berjudul “ Senyawa Eter “ ini dalam  penulisannya,
kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Namun kami
telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesainnya. Adapun penyelasain
makalah ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan dari bapak Suprayetno, M.T.
untuk itu dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, maka kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kami berharap dari makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca serta penulis. Demikianlah makalah ini kami
susun, kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
melengkapi buku ini, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Palembang, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Masalah.................................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Eter................................................................................... 3
B. Pembuatan Eter.................................................................................. 4
C. Reaksi Pada Eter................................................................................. 6
D. Jenis-Jenis Eter................................................................................... 7
E. Tata Nama Eter................................................................................... 9
F. Sifat-Sifat Eter.................................................................................... 10
G. Keisomeran Pada Eter....................................................................... 12
H. Manfaat Eter serta Dampaknya........................................................ 12

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan tak lepas dari yang namanya kimia. Ilmu kimia adalah
ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang memiliputi
struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang
menyertainya. Kehidupan selalu berkaitan dengan kimia contohnya saja
pestisida, alkohol, oksigen, air dan sebagainya yang didalamnya
mengandung unsur-unsur kimia.
Jumlah senyawa karbon itu sangat banyak, sehingga untuk
memudahkannya senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan berdasarkan
sifat khas yang dimiliki oleh senyawa-senyawa tersebut. Misalnya saja
senyawa karbon alkohol dan eter. Cara pengelompokkan itu dapat dilihat
dari sudut pandang tentang ketatanamaan senyawa karbon tersebut atau
dilihat juga dari sifatnya, baik secara fisik maupun kimia.
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang
mengandung unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila
rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka eter dapat
dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan eter?
2. Bagaimana cara pembuatan eter?
3. Sebutkan jenis-jenis atau macam-macam eter?
4. Bagaimana tata nama eter?
5. Sebutkan sifat-sifat eter?
6. Bagaimana keisomeran pada eter?
7. Apa manfaat eter serta dampaknya dalam kehidupan?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian eter.
2. Mengetahui cara pembuatan eter.
3. Mengetahui jenis-jenis eter.
4. Mengetahui tata nama eter.
5. Mengetahui sifat-sifat eter.
6. Mengetahui keisomeran pada eter.
7. Mengetahui manfaat eter serta dampaknya dalam kehidupan sehari-
hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung
unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini
dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai
turunan dialkil dari senyawa air. Eter atau alkoksialkana merupakan
senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus
alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.

R – H       R – OR'
alkana            eter
Rumus umum struktur :   R – O -R'
Rumus umum molekul :  CnH2n+2 

1. Struktur dan ikatan

Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110°


dan jarak C-O sekitar 140 pm. Menurut teori ikatan valensi,
hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp 3. Oksigen lebih
elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada
pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada
hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini
kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.

2. Struktur Serupa
Eter tidak boleh disamakan dengan gugus-gugus sejenis
berikut yang mempunyai stuktur serupa - R-O-R.
a. Senyawa aromatik seperti furan di mana oksigen adalah
sebahagian daripada sistem aromatik.
b. Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan
dengan oksigen terikat dengan oksigen, nitrogen,
atau sulfur:
1) Ester R-C(=O)-O-R

3
2) Asetal R-CH(-O-R)-O-R
3) Aminal R-CH(-NH-R)-O-R
4) Anhidrida R-C(=O)-O-C(=O)-R

B. Pembuatan Eter
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat
dibuat melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu
sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna. Bila uap etanol dan
alkohol-alkohol primer suhu rendah yang lain dilewatkan di atas suatu
alumina pada suhu 250-260° C maka akan terjadi dehidrasi pada alkohol
tersebut dan menghasilkan eter.
2 C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2O
Di laboratorium dan industri, yang biasa digunakan sebagai
penarik air adalah H2SO4. Dalam cara ini, rangkaian reaksinya adalah
sebagai berikut:
(1) C2H5OH + H2SO4 → C2H5OSO3H + H2O
(2) C2H5OSO3H + C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2SO4
Asam sulfat yang diperoleh dalam langkah (2) dapat bereaksi
kembali dengan etanol seperti yang dituliskan dalam langkah (1). Oleh
karena itu cara pembuatan eter seperti ini dinamakan "proses eterifikasi
kontinyu". Secara teoritik, dapat diduga bahwa dengan sekali penambahan
asam sulfat dapat digunakan untuk membuat eter dengan jumlah alkohol
yang tidak terbatas. Dalam kenyataannya, setelah jangka waktu tertentu,
asam sulfatnya harus diperbarui karena ada sebagian yang tereduksi
menjadi asam sulfit. Dalam pembuatan eter dengan cara ini diperlukan
suhu yang relatif rendah karena dalam keadaan panas etil hidrogensulfat
(C2H5OSO3H) dapat terdekomposisi menjadi etilena dan asam sulfat. Suhu
yang diperlukan adalah 120-140° C, dengan katalis Al2(SO4)3. Bila reaksi
berlangsung pada suhu ≥145° C, memberikan hasil etilena.
Perlu diketahui bahwa pembuatan eter dengan menggunakan asam
sulfat ini hanya memberikan hasil sebaik-baiknya untuk eter suku rendah
dengan rantai linier. Bila diterapkan untuk membuat eter suku tinggi dan
bercabang, ternyata lebih banyak menghasilkan etena.

4
Pembuatan eter dari alkohol, yaitu:
CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3 + H2O

1. Menurut Sintesis Eter Williamson


Eter dibuat dengan mereaksikan suatu alkil halida
(haloalkana) dengan suatu alkoksida. Alkoksida dibuat dengan
mereaksikan suatu alkohol primer dengan suatu basa seperti
NaOH. Contoh:
C2H5Br + Na-OC2H5 → NaBr + C2H5-O-C2H5

2. Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida


Alkil halida jika direaksikan dengan perak iodida akan
menghasilkan eter dan garam perak halida. Contoh:
2 C2H5I + Ag2O → C2H5-O-C2H5 + 2 AgI
Eter mempunyai struktur rantai C-O-C  yang mempunyai
sudut ikatan sebesar 104,5º dan jarak antara atom C dengan O
adalah sekitar 140 pm. Halangan rotasi untuk ikatan C-O sangat
kecil. Ikatan oksigen dalam eter, alkohol dan air sangatlah mirip.
Pada teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen adalah sp3. Oksigen
lebih elektronegatif daripada karbon, dengan demikian hidrogen
alfa eter bersifat lebih asam daripada hidrokarbon sederhana, tetapi
jauh kurang asam dibandingkan dengan hidrogen alfa golongan
karbonil (seperti aldehida dan keton).

3. Kondensasi Ullmann
Kondensasi Ullmann hamoir sama dengan metode
Williamson, kecuali substratnya adalah aril halida. Reaksi ini
umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.

4. Adisi elektrofilik alkohol ke alkena


Alkohol dapat bereaksi adisi dengan alkena yang diaktivasi
secara elektrofilik.
R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2

5
Katalis asam diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan.
Biasanya merkuri trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2) digunakan
sebagai katalis.

5. Pembuatan epoksida
Epoksida biasanya dibuat melalui oksidasi alkena. Eposida
yang paling penting dalam industri adalah etilena oksida, yang
dihasilkan melalui oksidasi etilena dengan oksigen. Epoksida
lainnya dapat dihasilkan melalui dua cara:
a. Melalui oksidasi alkena dengan peroksisam seperti asam
metakloroperoksibenzena (m-CPBA).
b. Melalui substitusi nukleofilik intramolekuler halohidrin.

C. Reaksi pada Eter


Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah,
walaupun ia lebih reaktif daripada alkana. Beberapa contoh reaksi penting
eter adalah sebagai berikut.

1. Pembelahan eter
Walaupun eter tahan terhadap hidrolisis, ia dapat dibelah
oleh asam-asam mineral seperi asam bromat dan asam iodat. Asam
klorida hanya membelah eter dengan sangat lambat. Metil eter
umumnya akan menghasilkan metil halida:
ROCH3 + HBr → CH3Br + ROH
Reaksi ini berjalan dengan zat antara onium, yaitu
[RO(H)CH3]+Br-.Beberapa jenis eter dapat terbelah dengan cepat
menggunakan boron tribomida (dalam beberapa kasus aluminium
klorida juga dapat digunakan) dan menghasilkan alkil
bromida.Berganting pada substituennya, beberapa eter dapat
dibelah menggunakan berbagai jenis reagen seperti basa kuat.

2. Pembentukan peroksida
Eter primer dan sekunder dengan gugus CH di sebelah
oksigen eter, dapat membentuk peroksida, misalnya dietil eter

6
peroksida. Reaksi ini memerlukan oksigen (ataupun udaara), dan
dipercepat oleh cahaya, katalis logam, dan aldehida. Peroksida
yang dihasilkan dapat meledak. Oleh karena itu, diisopropil eter
dan tetrahidrofuran jarang digunakan sebagai pelarut.

3. Sebagai basa Lewis


Eter dapat berperan sebagai basa Lewis maupun basa
Bronsted. Asam kuat dapat memprotonasi oksigen, menghasilkan
"ion onium". Contohnya, dietil eter dapat membentuk kompleks
dengan boron trifluorida, yaitu dietil eterat (BF3.OEt2). Eter juga
berkooridasi dengan Mg(II) dalam reagen Grignard. Polieter
(misalnya eter mahkoya) dapat mengikat logam.

D. Jenis-Jenis Eter
Eter terdiri atas eter simetris dan eter asimetris. Jika dalam rumus
umum eter R = R' dikategoikan sebagai eter sederhana atau eter simetrik.
Tetapi bila R ≠ R' maka dikategorikan sebagai eter campuran atau eter
asimetrik. Selain yang memiliki gugus alkil (R) terdapat pula eter yang
mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan Ar
O-Ar' atau Ar-O-'R.
Antara eter dan Alkohol terdapat isomeri gugus fungsi atau
keduanya mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya
berbeda. Contoh untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah
CH3-O-CH3 dan CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut
mengakibatkan adanya perbedaan sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan
alkohol.
Reaksi terhadap Eter, Eter merupakan suatu senyawa organik yang
tidak terlalu reaktif. Dengan kata lain, eter hanya dapat mengalami reaksi
khusus. Reaksi terhadap eter adalah:

1. Reaksi Oksidasi Eter

7
Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami
oksidasi dengan hasil seperti pada oksidasi alkohol asalnya.
Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat dari etanol) bila
direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4) menghasilkan asetaldehida.
C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO.

2. Reaksi Eter dengan Asam

a. Dengan HI Dingin
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan
alkohol dan alkil iodida. Contoh: C2H5-O-C2H5 + HI →
C2H5OH + C2H5I

b. Dengan H2SO4 Dingin
Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut.
Pemanasan larutan eter dalam asam sulfat pekat
mengakibatkan terbentuknya alkohol dan alkil
hidrogensulfat. Contoh: C2H5-O-C2H5 + H2SO4 → C2H5OH
+ C2H5HSO4

c. Reaksi Hidrolisis Eter


Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung
asam (umumnya H2SO4) terjadilah hidrolisis yang
memberikan hasil alkohol. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH

d. Reaksi Eter dengan Halogen


Halogen(klor atau brom) dapat mensubstitusi atom
H yang terikat pada atom C alfa (atom C yang berikatan
dengan atom O) dalam suatu eter.
C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl

8
E. Tata Nama Eter
Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan
alkil eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR
disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai
dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai
utamanya.

1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)


Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan
berdasarkan abjad), kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus
alkil sama, diawalan di. Tata nama trivial untuk senyawa eter
sangat sederhana dengan menyebutkan nama-nama gugus yang
terikat pada atom oksigen dan kemudian ditambahkan kata eter.
Contohnya adalah CH3-O-CH2CH3 diberi nama etil metil eter,
sedangkan CH3CH2-O-CH2CH3 diberi nama dietil eter.

2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC)


Penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus
alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap
sebagai cabang yang terikat pada rantai induk. Menurut tata nama
IUPAC, eter diberi nama sebagai alkoksialkana, dalam arti bahwa
eter dipandang sebagai turunan alkoksi suatu alkana. Contohnya
adalah metoksimetana, metoksietana, dan 2-metoksipropana yang
rumus strukturnya berurutan adalah sebagai berikut:

Bila senyawa turunanya adalah alkena, maka nama yang 


diberikan adalah alkoksialkena. Sebagai contoh adalah 1-

9
metoksipropena yang mempunyai rumus CH3OCH=CHCH3. Eter
yang mengandung gugus aril dinamakan Alkoksiarena. Sebagai
contoh adalah Metoksibenzena yang rumus strukturnya sebagai
berikut:

Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC

Rumus Struktur Eter Nama Trivial Nama IUPAC


(alkoksialkana)
CH3 ⎯ O ⎯ CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯CH3 Dietil eter Etoksi etena

F. Sifat-Sifat Eter
Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa
eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan
senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi
karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga
cenderung bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat
kecil. Selain itu eter bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap
alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran.Eter jauh
lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak
bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk
membedakan alkohol dengan eter.

1. Sifat-sifat fisika
a. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap
dengan bau yang khas.
b. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.

10
c. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih
karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif
dengan udara.
d. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom,
dan iod.
Beberapa alkil eter
Titik Titik Kelarutan Mome
Eter Struktur lebur didih dalam 1 L n dipol
(°C) (°C) H2O (D)
Dimetil eter CH3-O-CH3 -138,5 -23,0 70 g 1,30
CH3CH2-O-
Dietil eter -116,3 34,4 69 g 1,14
CH2CH3
Larut pada
Tetrahidrofuran O(CH2)4 -108,4 66,0 semua 1,74
perbandingan
Larut pada
Dioksana O(C2H4)2O 11,8 101,3 semua 0,45
perbandingan

2. Sifat-sifat kimia
a. Eter sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110
derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu
sama lainnya.
b. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar
alkohol, ester, ataupun amida.
c. Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
d. Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang
rendah, meskipun lebih reaktif daripada alkana
e. Mudah terbakar
f. Pada umumnya bersifat racun
g. Bersifat anastetik (membius)

G. Keisomeran Pada Eter

11
Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer
fungsional.
1. Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus
molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil
eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil
isopropil eter.
2. Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang
sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang
berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama
namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran
fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.

H. Manfaat Eter Beserta Dampaknya


Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan adalah:
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi
(bius). Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik
(pemati rasa atau obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan
namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan dan merangsang sekresi lendir. 
2. Bi bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin
yang tak mau menyala. Bahkan eter juga digunakan sebagai
tambahan bahan bakar sehingga laju mesin lebih kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.
4. Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan
senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat
menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena
dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara
maju.

Dampak penggunaan senyawa eter:

12
1. Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala,
sedangkan pada konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan
diri.
2. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu
pemulihan.
3. Eter bahan yang mudah terbakar karena eter mudah tersulut oleh
kobaran maupun percikan api.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

13
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini dapat di simpulkan: Eter
adalah senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O dengan
rumus umum R-O-R'. Eter dibuat dari dehidrasi alkohol, Pembuatan Eter
Menurut Williamson, Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida. Eter
terdiri atas eter simetris dan eter asimetris. Tata Nama Eter Penamaan eter
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara Trivial)
dan Menurut sistem IUPAC. Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar,
hampir seluruh senyawa eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Eter
memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
Manfaat eter, dibidang medis digunakan untuk anestesi (bius),
dibidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak
mau menyala, dilaboratorium, eter digunakan sebagai pelarut non polar
untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.

DAFTAR PUSTAKA

Alex Kimia. 2013. Pengertian dan Manfaat ETER. (online). Pengertian dan
Manfaat ETER _ Chemistry by Alex P.I.P.htm. Akses tanggal 22 juni
2015.

14
Suhartinichemist. 2012. KIMIA  ALKOHOL dan ETER. (online).
KIMIA ALKOHOL dan ETER.htm. Akses tanggal 22 juni 2015

Fessenden , Fessenden . KIMIA ORGANIK edisi 3 jilid 1 . Penerbit Erlangga .


1986.

15

Anda mungkin juga menyukai