Shine G. A. Wally
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan Tujuan
BAB II. ISI
A. Pembuatan eter
B. Sifat eter
a. Sifat fisika
b. Sifat kimia
C. Kegunaan eter
D. Bahaya eter
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehidupan selalu berkaitan dengan apapun demikian juga berkaitan dengan
kimia, kehidupan tak lepas dari yang namanya kimia. Ilmu kimia adalah
ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang memiliputi
struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang
menyertainya. Kehidupan selalu berkaitan dengan kimia contohnya saja
deterjen, alkohol, kopi, susu, air dan sebagainya yang didalamnya
mengandung unsur-unsur kimia.
Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R’,
dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter yang paling
umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-
CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan
biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa
karbohidrat dan lignin. Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat
sekitar 110° dan jarak C-O sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O
sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada
senyawa eter adalah sp3. Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon,
sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat
lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian,
hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.
BAB II
ISI
A. Proses pembuatan eter
Senyawa eter merupakan salah satu senyawa organik yang memiliki banyak
peranan penting dalam kehidupan manusia. Satu dari manfaat eter adalah
sebagai anestesi (obat bius). Maka dari itu, eter banyak dihasilkan untuk
tujuan komersial. Dibawah ini adalah beberapa reaksi Pembuatan eter.
1.Dehidrasi alkohol
Dehidrasi senyawa alkohol bisa menghasilkan eter:
2 R-OH → R-O-R + H2O
Reaksi ini memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar 125 °C). Reaksi ini
dikatalisis oleh asam, biasanya asam sulfat. Cara ini efektif untukn
menghasilkan eter simetris, namun tidak bisa dipergunakan sebagai
menghasilkan eter tak simetris. Dietil eter dihasilkan dari etanol memakai
cara ini. Eter siklik bisa pula dihasilkan memakai cara ini.
3.Kondensasi Ullmann
Kondensasi Ullmann mirip dengan cara Williamson, kecuali substratnya
yaitu aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya
tembaga.
Adisi elektrofilik alkohol ke alkena
Alkohol bisa memainkan reaksi adisi dengan alkena yang diaktivasi secara
elektrofilik.
R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2
Katalis asam diperlukan supaya reaksi ini bisa berlanjut. Biasanya merkuri
trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2) dipergunakan sebagai katalis.
4.Pembuatan epoksida
Epoksida biasanya diproduksi melalui oksidasi alkena. Eposida yang sangat
penting dalam industri yaitu etilena oksida, yang dihasilkan melalui oksidasi
etilena dengan oksigen. Epoksida lainnya bisa dihasilkan melalui dua cara:
Melalui oksidasi alkena dengan peroksiasam seperti Asam meta-
kloroperoksibenzoat (m-CPBA).
Melalui substitusi nukleofilik intramolekuler halohidrin.
B. Sifat eter
1.Kedua alkil pada eter yang terikat pada oksigen tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen sehingga eter mempunyai titik didih yang lebih kecil
dibanding alkohol dengan massa molekul relatif yang sama.
2. Dibidang medis
Eter juga memainkan peran penting dalam farmakologi dan obat-obatan,
terutama untuk penggunaan anestesi
(bahan pembius).Metoksimetana (dimetil eter) atau dikenal sebagai kodein
adalah obat penghilang rasa sakit yang efektif, dan merupakan bahan utama
dalam pembuatan morfin.Etil eter (atau dietil eter, atau eter saja) adalah
salah satu anestesi yang pertama kali digunakan untuk prosedur bedah pada
tahun 1800-an. Namun eter sangat mudah terbakar dan sebagian besar telah
digantikan oleh anestesi yang kurang mudah terbakar lainnya, seperti nitro
oksida dan halotan.
3. Dibidang industri
Etoksietana (dietil eter) cukup stabil dan karena itu digunakan sebagai cairan
starter untuk mesin diesel dan mesin bensin dalam cuaca dingin. Dimetil eter
digunakan sebagai propelan spray dan pendingin. Eter dari etilen glikol
digunakan sebagai pelarut dan plastisizer. Metil tetra butil etier (MTBE)
adalah stabilizer bensin yang meningkatkan konsentrasi oktan dan
mengurangi polusi.Eter merupakan pelarut yang baik yang digunakan untuk
melarutkan senyawa lain, karena sifat kimianya. Eter tidak terikat baik satu
sama lain, tetapi mereka terikat dengan baik dengan bahan kimia
lainnya.Eter bisa “mengambil” bahan kimia, memegangnya dalam larutan
dan memungkinkan untuk melarutkan. Eter sangat baik untuk melarutkan
sesuatu yang tidak larut dengan baik dalam air, seperti lemak, lilin, dan
aroma untuk parfum. Para ilmuwan juga menggunakan eter untuk
melarutkan dan memproduksi obat lain. Karena eter begitu mudah terbakar,
juga dapat digunakan sebagai bahan bakar. Beberapa eter ditambahkan
sebagai oksigenator untuk bensin. Selain itu, eter digunakan sebagai aditif
anti-es.
Dalam bahan bakar jet. Salah satu jenis eter tertentu, dimetil eter, telah
diusulkan sebagai sumber bahan bakar terbarukan untuk menggantikan
bensin seluruhnya.Singkatnya, eter adalah bahan kimia dengan atom oksigen
terikat pada dua gugus alkil. Eter cair pada suhu kaman dan biasanya
berwarna, dengan bau manis. Jenis yang paling umum dari eter adalah dietil
eter, yang sangat mudah terbakar dan adalah salah satu yang pertama
anestesi digunakan dalam operasi. Karena efek anestesi, eter juga digunakan
sebagai obat terlarang untuk menghasilkan sedasi dan euforia. Eter juga
dapat digunakan sebagai pelarut untuk membuat parfum, melarutkan lilin
atau lemak lainnya, atau membuat obat lain. Eter adalah komponen penting
dari bensin dan aditif dalam bahan bakar jet, dan dapat dianggap sebagai
sumber bahan bakar terbarukan di masa depan.
D. Bahaya alkohol
3. Eter bahan yang mudah terbakar karena eter mudah tersulut oleh kobaran
maupun percikan api
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan