ETER
S.Si, M.Si
DISUSUN OLEH :
Resti Tanjung
Novita Sari Simamora
Meta Visanti Napitupulu
Annisaa
Jumaida Panggabean
Johan virnando
KIMIA
UNIVERSITAS JAMBI
2012
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karna dengan rahmat dan karuniaNya, penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini berjudul ETER .
Penyusunan dari makalah ini merupakan salah satu dari tugas kami sebagai mahasiswa
untuk menyelesaikan tugas kimia organik.
Seperti ada pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, maka kami ingin
mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata dan adanya
pernyataan-pernyataan yang kami tulis didalam makalah ini tidak berkenan dihati saudara.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca kepada kami mengenai makalah yang
kami buat sehingga untuk kedepannya kami dapat memperbaiki kesalahan kami dan
kedepannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eter adalah salah satu zat yang digunakan sebagai anestesi( obat bius). Eter ditemukan
oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius
menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis oleh Valerius Cordus, ilmuwan dari
Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah
nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tata nama eter
2. Untuk memahami sifat-sifat eter
3. Untuk mengetahui kegunaan eter
4. Untuk mengetahui reaksi-reaksi eter
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eter
Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom oksigen yang diikat 2
substituen (alkil/aril). Senyawa eter biasanya dipakai sebagai pelarut dan obat bius. Molekul
eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya rendah. Eter sedikit polar
(lebih polar dari alkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis dan dapat membentuk
polieter. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana
diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
RH
R OR'
alkana
eter
* Struktur
Eter tersusun dari unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R atau Ar-O-Ar atau
R-O-Ar. Dimana :
-O-
R,R : Alkil
Ar,Ar : Aril
Rumus umum struktur : R O -R'
Rumus umum molekul : CnH2n+2
Jika R=R atau Ar=Ar maka dinamakan eter simitrik (eter sederhana) Jika RR atau
ArAr maka dinamakan eter asimitrik (eter campuran) .Sudut yang dibentuk oleh gugus eter
C-O-C sebesar 1100 dan panjang ikatan C-O-,140 pm.
Contoh :
Contoh :
c) Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen , sehingga penulisan namanya harus
berdasarkan
urutan
abjad
huruf
pertama
nomor
substituen.
Contoh:
d) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-)
diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh:
Nama Trivial
CH3 O CH3
Dimetil eter
Metoksi metana
Metoksi etana
Dietil eter
Etoksi etena
(alkoksialkana)
Fenoksi propana
Sifat fisik
Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
Eter tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk
campuran yang eksplosif dengan udara.
Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Sifat kimia
a. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan aldehida.
Contoh :
b.
Contoh :
d. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.
Contoh :
e.
Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom
H.
Contoh :
terbakar
membentuk
gas
karbon
dioksida
dan
uap
air.
umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran
fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
Dampak
Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan pada
konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1) Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana
diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
RH
R OR'
alkana
eter
2) Sifat senyawanya berwujud cair kecuali dimetil eter berwujud gas, titik didih dan titik
lelehnya lebih kecil dibandingkan alkohol, bersifat non polar, sehingga kelarutannya
dalam air sangat kecil. Dan sifat kimianya yaitu mudah terbakar,eter kurang reaktif
dibandingkan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium.
3) Reaksi pembuatan eter dengan dehidrasi alkohol primer, mereaksikan alkil halida
dengan alkoksida, mereaksikan alkil halide dengan perak(I)oksida.
4) Tata nama pada eter berdasarkan cara Trivial dan IUPAC, serta eter memiliki dua
keisomeran yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
Daftar Pustaka
Fessenden. 1997. Kimia Organik. Jilid 1. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
http://id.wikipedia.org/eter/html. Diakses pada hari Jumat, 16 November 2012 pukul 10.19
WIB
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/eteralkoksi-alkana-1.html.
Diakses
pada
hari
http://rolifhartika.wordpress.com/senyawa-karbon/b-eter/pembuatan-dan-kegunaaneter/html. Diakses pada hari Kamis 15 November 2012 pukul 13.27 WIB.
http://satriasvc.blogspot.com/2010/12/sejarah-penemuan-eter-anestesi.html. Diakses pada
hari Kamis 15 November 2012 pukul 13.30 WIB.