Anda di halaman 1dari 14

GUGUS FUNGSI

ETER
Elinda Dias Asyuli 1713206008
Hervin Rachmaning P. 1713206010
Luciana D K. 1713206018
Nico Surya Dwi E. 1713206023
ETER
Eter adalah nama senyawa kimia yang
mempunyai gugus eter (atom oksigen yang diikat 2
subtituen (alkil/aril). Senyawa eter biasa digunakan
sebagai pelarut dan obat bius. Molekul eter tidak
dapat membentuk ikatan hydrogen sehingga titik
didihnya rendah. Eter sedikit polar (adanya unsur
berikatan yang mempunyai nilai keelektronegatifitas
yang berbeda) namun lebih polar dari alkena. Eter
dapat dikatakan sebagai basa Lewis dan dapat
membentuk polieter.
Eter tersusun atas unsur C, H, dan O
dengan rumus umum R-O-R’ atau Ar-oAr’ atau
R-O-Ar. Dimana -O- merupakan gugus fungsi
eter, R,R’ merupakan alkil, dan Ar,Ar’ adalah
aril.
SIFAT FISIKA ETER

1. Eter tidak berwarna dan mudah menguap


dengan bau yang khas.
2. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam
pelarut non-polar
3. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang
jernih, karena uap eter membentuk campuran
yang eksplosif (mudah meledak) dengan udara.
4. Eter dapat melarutan lemak, minyak resin,
alkaloid, bromida, dan iod.
SIFAT KIMIA ETER

1. Eter sedikit polar karena sudut ikatan C-O-C eter adalah


110 derajat, sehingga dipol (di polar/dua kutub) C-O tidak
dapat meniadakan satu sama lainnya.
2. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar
alcohol, ester, ataupun amida.
3. Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
4. Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang
rendah, walaupun ia lebih reaktif daripada alkana.
5. Mudah terbakar, pada umumnya bersifat racun, bersifat
anastetik atau membius.
6. Oksidasi, eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan aldehida.

7. Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alcohol dan
asam alkane sulfonate.

8. Eter dapat bereaksi dengan asam iodide menghasilkan campuran alcohol


dengan alkil halide.
9. Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alcohol.

10. Eter dapat mengalami reaksi subtitusi oleh halogen. Subtitusi terjadi pada
atom Ha.
PENAMAAN ETER.

Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua


cara, yaitu penamaan alkil eter (cara trivial) dan
menurut sisitem IUPAC , gugus-OR disebut
gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa
eter dimulai dengan nama gugus alkoksi
(alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.
PENAMAAN ALKIL ETER
(TRIVIAL)

Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu atau


diurutkan berdasakan abjad, kemudian ditambahkan eter.
Jika kedua gugus alkil sama, diawalan ditata nama trivial
untuk senyawa eter sangat sederhana dengan menyebutkan
nama-nama gugus yang terikat pada atom oksigen dan
kemudian ditambahkan kata eter. Contohnya adalah CH3-
O-CH2CH2 diberi nama etil metil eter, sedangkan
CH3CH2-O-CH2CH3 diberi nama dietil eter.
PENAMAAN ALKOKSIALKANA
(IUPAC)

Penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus


alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi
dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.
Menurut tata nama IUPAC , eter diberi nama sebagai
alkoksialkana, dalam arti bahwa eter dipandang sebagai turunan
alkoksi suatu alkana. Contohnya adalah metoksi metana, metoksi
etana, dan 2-metoksi pentane yang rumus strukturnya berurutan.
Bila senyawa yang menurunkannya adalah alkane, maka nama
yang diberikan adalah alkoksialkena. Sebagai contoh adalah 1-
metoksi propena yang mempunyai rumus CH3OCH=CHCH3.
Eter yang mengandung gugus aril dinamakan alkoksiarena,
sebagai contoh adalah metoksi benzena.
ISOMER
Eter memiliki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer
fungsional.
1. Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul
sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil
eter memiliki isomer struktur yang berbeda dengan metil
propil eter dan metil isopril eter.
2. Isomer fungsional, alkohol dan eter keduanya memiliki rumus
umum yang sama, akan tetapi keduanya memiliki jenis gugus
fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus
umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda
disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer
fungsional dengan alkohol.
KEGUNAAN ETER

1. Sebagai pelarut senyawa organik , untuk obat


bius pada operasi dan desinfektan (sekarang
tidak digunakan lagi sebagai obat bius).
2. MTBE (metil tersier butil eter) ditambahkan
kedalam bensin untuk meningkatkan bilangan
oktan.
3. Eter dalam laboratorium digunakan sebagai
pelarut yang baik untk senyawa kovalen dan
sedikit larut dalam air.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai