Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“Uji Identifikasi Aldehid Dan Ketone”

Disusun Oleh
Penanggung Jawab
Nadya Paramita R. (17010138)

Anggota
1. Monica Laudy Kurnia (17010128)
2. Nida Ulfitria (17010142)
3. Radita Nur Aini (17010152)
4. Rina Karina (17010158)
5. Ulfa Halimatus Sadiyah (17010170)
6. Titi Hidayati (17010168)

Dosen Pengampu : Lilik Sulastri , M.Farm

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI


BOGOR

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul ”uji identifikasi aldehid dan ketone”.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
kimia organik.

Dalam penyusunan makalah ini, saya mengucapkan kepada pihak yang telah membantu
atau membimbing saya dalam penyusunan laporan ini .semoga laporan ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu pedoman ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Saya mengharapkan semoga makalah saya ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang pendidikan pada khususnya. Dan
saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna . Oleh
karena itu kami menerima kritik dan saran yang dapat membangun

Bogor , Juli 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. 2

Daftar Isi ........................................................................................................................... 3

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4

B.Tujuan Praktikum ....................................................................................................... 5

BAB 2 Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori .......................................................................................................... 6

BAB 3 Metode Praktikum

A. Alat ......................................................................................................................... 14

B .Bahan ....................................................................................................................... 14

C. Cara Kerja ............................................................................................................... 14

BAB 4 Hasil Dan Pembahasan

A.Hasil ........................................................................................................................ 15

B.Pembahasan ............................................................................................................. 17

BAB 5 Kesimpulan ......................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 21

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia kefarmasian, kita akan di pertemukan dengan berbagai macam larutan, dan
salah satu dari sekian banyak larutan tersebut adalah aldehid dan keton. Karena mempunyai
gugus fungsi yang sama, maka dalam banyak hal, kedua senyawa ini mempunyai sifat yang
sama terutama sifat fisiknya.

Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung gugus
karbonil yang memiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi sifat-sifat kimia, fisika dan
kegunaan. Suatu aldehid memiliki satu gugus alkil atau aril dan satu hidrogen yang terikat
pada karbon karbonil dengan rumus RCHO, sedangkan suatu keton mempunyai dua gugus
alkil atau aril yang terikat pada karbon karbonil dengan rumus umum RCOR.

Aldehid adalah senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah
atau dua buah atom hydrogen. Keton adalah senyawa organik yang mempunyai sebuah
gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga
dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon
lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.

Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum. Misalnya, trans
sinamaldehid adalah komponen utama minyak kayumanis dan enantiomer-enantiomer
karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen. Keton testosteron dan estron
banyak dikenal sebagai hormon yang menimbulkan cairan seksual.

Aldehid mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen yang melekat pada gugus karbonil.
Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril. Sedangkan keton mengandung
dua gugus alkil atau aril yang terikat pada atom karbon karbonil.

Dalam bidang farmasi pembahasan tentang aldehid dan keton sangatlah penting untuk
dipelajari. Hal ini berhubungan dengan bagaimana nantinya senyawa obat dapat bereaksi
dengan aldehid dan keton. Misalnya formaldehid sering dibuat dalam larutan 37 % yang
dinamakan formalin dimana larutan ini berguna sebagai desinfektan dan pengawet.

Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan. Salah stu
contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih
dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai
antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang pailing

4
banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh
karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan
senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.

B. Tujuan Praktikum
1. mempelajari reaksi kimia aldehid dan keton dan penggunaan aldehid dan keton
Untuk identifikasi senyawa .
2. Membedakan sifat kimia dari aldehid dan ketone melalui uji asam kromat ,uji
iodoform dan uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
3. Jenis-jenis preaksi untuk membedakan senyawa aldehid dan keton
4. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan perubahan warna, bau,
dan kelarutan

5
BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

A. Struktur aldehid dan ketone

Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil (carbonyl group) Jika R atau gugus R’
adalah atom H, maka senyawanya adalah aldehida (aldehyde). Jika R dan gugus R’ adalah
gugus alkil atau aromatic (aril), senyawanya adalah keton (ketone) (Petrucci, 2008).

Aldehid adalah persenyawaan dimana gugus karbonil diikat oleh satu gugus alkil/aril. Keton
adalah persenyawaan dimana gugus karbonil diikat oleh 2 gugus alkil/aril. Aldehid
dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama dengan
menggantikan akhiran “at” dengan “aldehida” atau dengan member akhiran “al” pada nama
alkan yang mempunyai jumlah atom C sama. Keton diberi nama menurut nama gugus-
gugus alkilnya dengan menambah kata “keton” atau member akhiran “on” pada alkan yang
jumlah atom C-nya sama Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil

Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah gugus-gugus karbon, maka
senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen,
senyawa tersebut termasuk golongan aldehida

Aldehida dan keton keduanya mengandung gugus karbonil dan sering disebut sebagai
senyawa-senyawa karbonil. Gugus karbonil menentukan sifat-sifat kimia aldehida dan
keton. Aldehida dan keton menunjukkan sifat-sifat yang mirip. Perbedaan struktur
memberikan akibat sifat-sifat yang berbeda pula: (a) aldehidasangat mudah teroksidasi; (b)
aldehida biasanya lebih reaktif daripada keton terhadap adisi nukleofil (Sastrohamidjojo,

6
Ikatan rangkap dua karbon-oksigen dapat dianalogkan seperti ikatan rangkap dua karbon-
karbon. Ikatan karbon-karbon merupakan sp2 terhibridisasi, dengan 3 orbital hibrida sp2
yang masing-masing berjaarak 120o dan satu orbital p yang tidak mengalami hibridisasi
mempunyai arah tegak lurus terhadap bidang datar ketiga orbital sp2. Bentuk geometris
seperti ini lazim disebut trigonal (Sastrohamidjojo, 2011).
Aldehid dan keton karena mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil) yang
sama, maka sifat kimianya hamper sam, tetapi sifat fisikanya berlainan. Formaldehida
adalah suatu gas yang baunya sangat merangsang. Asetaldehida berupa cairan yang baunya
juga sangat merangsang tetapi aldehida dengan atom karbon lebihdari dua baunya sangat
enak, kebanyakan terdapat dalam bunga yang dikenal sebagai minyak aeteris (minyak
terbang/minyak yang mudah menguap) (Ismail, 1982).
Keton dengan atom karbon 13 kebawah berupa larutan yang baunya enak, sedang yang
beratom karbon lebih dari 13 berupa zat padat yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Hanya aldehida dan keton dengan rantai karbon pendek sedikit
;larut dalam air, sedang yang berantai karbon panjang larut dalam pelarut organik (Ismail,
1982).

B. Sistem Penamaan aldehid dan ketone

Sistem penamaan IUPAC untuk aldehida menggunakan akhiran –al rantai induk adalah
rantai terpanjang yang mengandung gugus aldehida. Dengan demikiian aldehida
berkarbon-empat dinamakan butanal karena nama ini diturunkan dari alkana (butana)
dengan –e digantikan oleh –al. Penomoran rantai dimulai pada karbon dengan gugus
aldehida, gugus ini selalu pada posisi satu dan angka 1 tidak pernah ditulis. Jadi, 2-
metilbutanal adalah:

harus mencakup gugus karbonil dan dinomori dari ujung rantai yang mencapai gugus
karbonil pertama kali; sebagaimana disyaratkan oleh aturan IUPAC, ini menjamin bahwa
nomor untuk gugus karbonil adalah yang paling rendah. Contohnya :

7
C.Reaksi -Reaksi aldehid dan ketone
Reaksi-reaksi aldehid dan keton (Ir. Respati, 1986)
a. Oksidasi
Dipergunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi,
sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldeid dapat dioksidasi dengan oksidator
yang sangat lemah misalnya larutan Ag-amoniakal (reaksi cermin perak) dan dengan
reagen fehling.
b. Reduksi
1) Reduksi menjadi alohol
2) Reduksi menjadi hidrokarbon
3) Reduksi pinakol
c. Addisi senyawa grignard
Addisi sianida pembentukan sianohidrin Aldehid membentuk alkohol sekunder,
sedangkan keton menghasilkan alkohol tersier.
d. Senyawa ini berguna pembuatan asam alfa hidroksi.
e. Addisi NaHSO3
Aldehid keton yang sederhana, dapat mengaddisi NaHSO3 menghasilkan senyawa yang
berbentuk Kristal .

8
Reaksi –reaksi adisi aldehid dan keton

Ikatan-ikatan rangkap karbon-karbon yang menyendiri bersifat nonpolar. Agar bereaksi,


biasanya diperlukan suatu elektrofil untuk menyerang elektron-elektron ikatan –pi.
Namun ikatan karbon-oksigen telah bersifat polar bahkan tanpa serangan elektrofil.
Suatu senyawa karbonil dapat diserang oleh suatu nukleofil atau oleh suatu elektrofil.

Seperti alkena, aldehid dan keton mengalami adisi reagensia-reagensia ke dalam ikatan
pi. Banyak reaksi adisi ini, terutama reaksi adisi dengan nukleofil lemah, dikatalisasi
asam karena protnasi menambah muatan positif pada karbon karbonil, sehingga karbon
ini lebih mudah diserang oleh nukleofil yang lebih rendah.

Reaktivitas relatif aldehid dan keton dalam reaksi adisi sebagian dapat disebabkan
oleh banyaknya muatan positif pada karbon karbonil. Makin besar muatan positif itu
akan makin reaktif. Bila muatan positif parsial ini tersebar ke seluruh molekul, maka
senyawa karbonil itu lebih stabil dan kurang reaktif.

Gugus karbonil distabilkan oleh gugus alkil di dekatnya, yang bersifat melepas-elektron.
Suatu keton dengan dua gugus R lebih stabil dibandingkan suatu aldehid yang hanya
memiliki satu gugus R.

9
D. Pembuatan Aldehid Dan ketone
Dalam laboratorium, cara paling lazim untuk mensitesis suatu aldehid ialah oksidasi .

1. Oksidasi Alkohol Primer

Contohnya :

2.Pemutusan oksidatif ikatan rangkap yang mengandung hidrogen viniliknya

3. Reduksi turunan asam karboksilat tertentu

Pembuatan Keton

1. Oksidasi alkohol sekunder

Pereaksi: Pereaksi Jones (CrO3/aq.H2SO4), PCC, Natrium dikromat/aq. AcOH.

2. Reaksi dengan Alkena yang salah satu/ kedua karbon tak jenuhnya terdisubsidi

3. Aril keton dibuat melalui reaksi asilasi Friedel-Crafts cincin aromatik dengan klorida
asam menggunakan katalis AlCl3

4. Metil keton dibuat dari hidrasi alkuna terminal dengan kation ion merkuri

10
5. Keton dapat dibuat dari turunan asam asam karboksilat tertentu

Formaldehida (metanal), merupakan anggota aldehida yang paling sederhana. Berwujud


gas (titik didih -21oC) dan mudah larut dalam air yang membentuk hidrat

Reaksi dapat balik dan hidrat (disebut metandiol) dapat diisolasi. Dalam larutan berair
formaldehida disebut (formalin 37%). Formaldehida mudah mengalami polimerisasi
membentuk dua senyawa bentuk padat: paraformaldehida dan trimer trioksana
berbentuk siklis. Jika menginginkan formaldehida maka dapat diperoleh dengan
memanaskan kedua senyawa padat tersebut (Sastrohamidjojo, 2011).
Asetaldehida (etanal), titik didih 21oC, merupakan senyawa induk untuk menghasilkan
asam asetat. Asetaldehida mudah membentuk trimer, paraldehida, yang mendidih pada
125oC. Paraformaldehida bila dipanaskan dengan sedikit asam akan menghasilkan
asetaldehida:

Asetaldehida
Aldehid mempunyai gugus asil dengan hidrogen terikat pada karbonil. Senyawa aldehid
alami yang paling melimpah adalah glukosa. Aldehid paling sederhana adalah
formaldehid (CH2O), yang mana karbonil mengikat 2 atom H. Pada semua aldehid
selain formaldehid, karbon karbonil mengikat 1 atom hidrogen dan satu

gugus alkil atau aril, misalnya asetaldehid (CH3CHO) . Sedangkan keton mempunyai
suatu gugus alkil atau gugus aril yang terikat dengan gugus alkil yang lain atau gugus
aril yang terikat dengan karbon karbonil. Beberapa hormon steroid mengandung gugus
fungsional keton, seperti testosterone dan progesterone. Keton yang paling sederhana
adalah aseton (CH3COCH3), yang mana karbonil mengikat 2 gugus metil (Stanley,
1988).
Aseton (propanon), digunakan sebagai pelarut dalam reaksi-reaksi organik. Aseton
biasanya diperoleh dengan mengoksidasi 2-propanol dengan udara atau memanaskan 2-
propanol dengan logam tembaga pada 250oC. 2-propanol diperoleh dengan cara hidrasi

11
propene dengan dibantu katalis asam. Propena merupakan produk industri minyak bumi.

F. Sifat fisika dan kimia Aldehid Dan Ketone


Pada umumnya aldehida dan keton mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada lakena
karena aldehida dan keton lebih polar dan gaya tarik dipole antara molekul-mulekul besar.
Namun aldehida dan keton titik didihnya lebih rendah daripada alkohol. Tidak seperti
halnya alkohol, dua gugus karbonil tidak dapat menggandakan ikatan hidrogen
(Sastrohamidjojo, 2011).
Aldehida dan keton yang mempunyai berat molekul rendah larut dalam air karena terjadi
ikatan hidrogen antara air dengan gugus karbonil yang polar (Sastrohamidjojo, 2011).
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan struktur yang
mempengaruhinya:
a. Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton mengalami kesukaran
dalam beroksidasi.
b. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suau reagen yang sama. Hal ini
disebabkan karena atom karbonil dari aldehid kurang dilindungi dibandingkan dengan
keton, begitu pula aldehid lebih mudah dioksidasi dari keton.

Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom yang
sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan pada keton sering mengalami pemutusan ikatan
yang menghasilkan 2 ikatan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula-
mula (akibat putusnya ikatan karbon), keton siklik menghasilkan asam karboksilat dengan
jumlah atom karbon yang sama banyak

Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen
yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol.
Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik
elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan
tertarik pada bagian negatif dari yang lain

Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid lebih
reaktif dibanding keton. Kimiawan memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan
mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992).

12
A. Uji asam kromat
Aldehid dapat dioksidasi oleh asam, sedangkan keton tidak dapat dioksidasi oleh asam.
Ketika aldehid teroksidasi menjadi asam karboksilat, akan terjadi perubahan warna dari
coklat menjadi hijau, karena kromat tereduksi menjadi Cr+3. alkohol skunder dengan asam
kromat membentuk senyawa keton, senyawa keton ditandai dengan warna orange, alkohol
tersier tidak akan bereaksi dengan asam kromat.

2.Uji idoform
Uji ini merupakan uji spesifik untuk menentukan keberadaan asetaldehid dan metil keton.
Metil keton akan teoksidasi oleh iodida dalam larutan larutan hidroksida. Metil keton akan
teroksidasi menjadi asam karboksilat; juga akan terbentuk endapan berwarna kuning yang
menjadi indikasi uji yang positif. Asetaldehid juga akan menunjukkan hasil positif, karena
memiliki kemiripan dalam struktur dengan metil keton.

3. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
Uji ini akan memperlihatkan adanya ikatan rangkap O dan C. Uji positif akan ditandai
dengan larutan yang berwarna kuning, jingga atau merah dan terdapat endapan. Jika padatan
yang terbentuk berukuran kecil maka larutan akan berwarna kuning, sedangkan jika padatan
berukuran besar maka larutan akan berwarna mendekati merah. Baik pada aldehid maupun
keton, uji ini akan menunjukkan hasil positif.

13
BAB 3 METODE PRAKTIKUM

A. Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan adalah gelas piala, kaki tiga, kasa, spiritus, pipet tetes,
rak tabung, dan tabung reaksi,alumunium foil

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan adalah aldehid (formaldehid), keton (aseton), , aquades, asam
kromat,dioksan,NaOH 6M , I2/KI dan 2,4-dinitrofhenilhidrazin

C. Cara Kerja

A. Uji Asam Kromat


1. Dimasukkan 4 tetes asam kromat ke dalam tabung reaksi yang telah berisi sampel
formaldehid dan keton
2. Dihomogenkan tabung reaksi dengan menggoyangkan tabung dan biarkan selama
10 menit
3. Amati perubahan warna yang terjadi dan catat berapa lama perubahan itu

B. Uji Iodoform
Ke dalam tabung reaksi yang mengandung sampel yang akan diuji,tambahkan 2 ml
air,lalu goyang tabung reaksinya.Jika senyawanya tidak larut tambahkan dioksan tetes
demi tetes sambil diaduk sampai campuran homogen .tambhkan 2 ml larutan NaOH 6
M aduk. Kemudian tempatkan tabung reaksi di dalam penangas 6o derajat celcius
selama 3 atau 4 menit dan sambil tabung reaksi sambil digoyang /diaduk (Untuk hal
ini,keluarkan sebentar tabung reaksi ,lalu masukkan kembali kedalam
penangas),sampai warna coklatnya bertahan selama 2 menit di dalam tabung.
Tambahkan larutan 6 M tetes demi tetes sambil digoyang ,sampai warna coklat coklat
menghilang . Tetep simpan tabung reaksi dalam penangas air selama 5 menit. Lalu
keluarkan tabung reaksi dari penangas dan amati isinya,apakah terdapat endapan
kuning dari iodoform ,yang menunjukkan keaberadaan asetaldehid atau suatu metal
keton.Catat hasilnya

C. Uji 2,4-initrofenilhidrazin
Tambahkan 20 tetes 2,4-dinitrofhenilhidrazin ke dalam setiap tabung reaksi yang
mengandung sampel yang diuji. Jika endapan tidak segera muncul,panaskan selama 5
menit di dalam penangas air 60 derajat celcius . Catat hasil pengamatan anda

14
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

a. Uji Asam Kromat

Nama Sampel Warna Awal Pengamatan Gambar

Formaldehid Bening Warna Hijau

Aseton Bening Warna Hijau

15
a. Uji Iodoform

Nama Sampel Warna Awal Pengamatan Gambar

Formaldehid Bening Bening

Aseton Bening Kuning

16
B. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini adalah mengidentifikasi aldehid dan ketone dengan uji asam
kromat dan uji iodoform

Uji Asam Kromat Pada uji ini, asam kromat membentuk kesetimbangan dalam asam
berdasarkan reaksi berikut :

Pengujian aldehid dan keton ini, tabung reaksi diberi label sesuai dengan nama turunan
aldehid, keton yang akan diidentifikasi. Sampel aldehid yang digunakan adalah
formaldehid dan sampel keton yang digunaka adalah aseton Pertama yaitu uji asam
kromat, dengan meneteskan 4 tetes asam kromat, tabung digoyangkan dan dibiarkan 10
menit untuk melihat perubahan warna. Pada aldehid yang teroksidasi akan muncul
perubahan warna dari coklat kemerahan –berasal dari Cr6+,berwarna kemerahan,
menjadi hijau karena kromat yang tereduksi menjadi Cr3+ (warna hijau ) sedangkan
pada keton tidak. Karena keton tidak dapat dioksidasi dengan oksidator apapun
termasuk kalium kromat

Reaksi kromat dengan aldehid

+ + +H2CrO4 + 3H2SO4 HCOOH + Cr2(SO4)3 +


4H2O

Pada formaldehid apabila direaksikan dengan asam kromat sebagai oksidator kuat akan

mengoksidasi menjadi asam karboksilat

+ +H2CrO4 + 3H2SO4

+ 3H2SO4

17
senyawa

Ketone adalah senyawa yang sulit untuk teroksidasi sekalipun menggunakan oksidator
kuat oleh karena itu saat ditambhkan pereaksi kromat ketone tidak berreaksi akan tetapi
pada praktikum ini ketone berubah menjadi warna hijau yang menandakan ketone
teroksidasi hal ini dapat disebabkan akibat kontaminasi sampel yang digunakan ,aseton
yang warna awalnya bening sedangkan sampel aseton yang digunakan berwarna
kekuningan hal ini bisa menandakan sampel aseton rusak atau telah terkontaminasi
sehingga hasil yang dihasilkan tidak sesuai dengan literatur

Uji selanjutnya adalah uji iodoform, dengan menambah 2 ml air kedalam masing-
masing sampel yang akan diuji, digoyang agar bereaksi dan bercampur. Apabila senyawa
tidak larut, perlu ditambahkan dioksan tetes demi tetes sambil diaduk sampai campuran
homogon. Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 6 M dan diaduk serta ditempatkan campuran
yang ada pada tabung reaksi kedalam penangas air 60 oC selama 3-4 menit. Selagi
campuran dipanaskan dalam penangas air, larutan I2/KI ditambahkan tetes demi tetes,
kemudian dikeluarkan sebentar untuk digoyang/ diaduk agar, persebaran partikel merata
(tercampur). Setelah itu dimasukkan kembali ke dalam penangas air sampai warna coklat
bertahan selama 2 menit di dalam tabung. Langkah selanjutnya, ditambah larutan NaOH
6 M tetes demi tetes sambil digoyang, sampai warna coklat hilang. Pada kondisi ini
tabung reaksi tetep disimpan dalam penangas air. Setelah 5 menit diangkat, dan terlihat
hasilnya yakni; sampel aldehid berwarna bening seddangkan sampel ketone berwarna
kuning

18
lebih jelas mengenai mekanisme reaksinya, berikut ini merupakan contoh dari
mekanisme pembentukan iodoform pada aseton :

ada uji ini didapatkan hasil positif endapan kuning yang menandakan sampel
mengandung ketone

19
BAB 5 KESIMPULAN

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa

1.Pada percobaan pertama dengan menggunakan sampel formaldehid dan aseton dengan uji
kromat didapatkan bahwa aldehid dapat teroksidasi menjadi asam format (asam karbokilat)
ditandai dengan warna larutan menjadi hijau ,pada aseton yang seharusmya tidak dapat
dioksidasi pada paraktikum ini teroksidasi yang menjadikan larutan berwarna hijau dan
tidak sesuai dengan literatur

2. percobaan Uji iodoform menunjukkan adanya senyawa ketone pada praktikum ini ketone
menghasilkan hasil positif dengan terbentuknya endapan kuning sedang aldehid berwaena
bening .

20
Daftar Pustaka

Antony, C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung:


Institut Teknologi Bandung.
Fessenden, R.J. dan Joan, S.F. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik
Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1998. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Mayo, D.W., Pike, R.M., Forbes, D.C. 2011. Microscale Organic
Laboratory: with Multistep and Multiscale Syntesis, 5th edition,. John Willey & Sons.
New York. P. 61-67; 129-140.
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M. 1992. Experiments and Techniques in
Organic Chemistry. Prentice Hall Inc., New Jersey. P. 47-55; 396-398.

Respah. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksara Baru.

Williamson. 1999. Macroscale and Microscale Organic Experiments, 3rd


edition. Boston. P 82-121.

chang, Raymond. 2003.Kimia Dasar Konsep – konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1998.

Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.Jakarta: Erlangga.Petrucci, Ralph H. dan


Suminar.

Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3. Erlangga: Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai