Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA

“GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK”

DISUSUN OLEH :
1. RESKI AULIA PUTRI
2. NUR VIRGIN AULIA
3. ANDI HASMIANTI
4. ALDAYANI
5. DEWI ASTUTI
6. NUR AFNI
7. ALDI ARDIANSYAH
8. TRIANSYAH ADE PUTRA
9. ARJUN
10. RUSMAN HADI

SMA NEGERI 3 SELAYAR


2023
KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Gugus Fungsi Senyawa
Organik”
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Gugus Fungsi Senyawa Organik. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.      

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2

A. Gugus Fungsi Senyawa Organik..........................................................................2

1. Haloalkana................................................................................................2

2. Alkohol......................................................................................................2

3. Eter............................................................................................................3

4. Aldehidan dan Keton................................................................................4

5. Asam karboksilat......................................................................................4

6. Ester...........................................................................................................5

B. Isomer.....................................................................................................................5

C. Sifat dan Kegunaan Senyawa Organik................................................................5

D. Identifikasi Gugus Fungsi.....................................................................................7

BAB III PENUTUP............................................................................................................9

A. Kesimpulan............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia organik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa organik. Pada awalnya
(yaitu pada sekitar tahun 1700-an) senyawa organik didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang
berasal dari organisme hidup, sehingga mempunyai “daya hidup” atau “vital force”. Karena
memiliki “vital force” itulah, maka senyawa organik pada waktu itu dianggap tidak mungkin
disintesis di laboratorium seperti halnya senyawa anorganik. Pada tahun 1816, Chevrut
menunjukkan bahwa lemak binatang (suatu senyawa organik) dapat dibuat menjadi sabun (suatu
senyawa anorganik), dan sebaliknya sabun (suatu senyawa anorganik) dapat diubah menjadi asam
lemak (suatu senyawa organik). Hal serupa ditunjukkan pula oleh Wohler (1828) yang
menunjukkan senyawa anorganik garam ammonium sianat dapat diubah menjadi senyawa organik
urea. Hal tersebut mematahkan pendapat bahwa senyawa organik harus memiliki “vital force”
sehingga tidak dapat disintesis di laboratorium. Jadi apakah senyawa organik itu?

Selanjutnya diketahui bahwa asam laktat yang terdapat pada susu mengandung karbon,
hidrogen, dan oksigen. Begitu pula dengan berbagai senyawa organik lain, ternyata selalu
mengandung karbon, seringkali bersama dengan hidrogen, dan kadang-kadang ditemukan
bersama-sama dengan unsur lain, seperti oksigen, nitrogen, sulfur, dan halogen. Oleh karena itu,
pada pertengahan abad ke-19 senyawa organik didefinisi ulang sebagai senyawa berbasis karbon,
atau didefinisikan sebagai senyawa hidrokarbon dan turunannya. Senyawa hidrokarbon adalah
senyawa yang tersusun dari hidrogen dan karbon. Sejak saat itu senyawa organik sering pula
disebut senyawa karbon. Berbeda dengan senyawa anorganik yang umumnya stabil pada
pemanasan suhu tinggi, senyawa organik pada umumnya mudah terurai. Walaupun demikian, dari
sekitar 8,5 juta senyawa yang telah diketahui, lebih dari 80% di antaranya adalah senyawa
organik, sedangkan senyawa anorganik terdapat kurang dari 20%. Senyawa organik ditemukan di
berbagai sendi kehidupan, pada tanaman, binatang, mikroba, material geologis (minyak bumi, gas
alam), dan produk pabrikan (obat, plastik, cat, kertas, benang, desinfektan, pupuk, pestisida,
narkotika, pewarna, perasa, dll). 2

Penyebab begitu beragamnya senyawa organik yang dapat terbentuk adalah karena senyawa
organik berbasis karbon, suatu atom yang memiliki sifat khas, yaitu dapat membentuk berbagai
jenis ikatan (tunggal, rangkap dua, rangkap tiga) dan berbagai bentuk rantai ikatan (linier,
bercabang, atau siklis), baik dengan karbon lain, maupun dengan atom-atom lain, seperti H,O,N,S
dan halogen.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang gugus fungsi senyawa organik !
2. Menjelaskan tentang isomer !
3. Menjelaskan tentang sifat dan kegunaan senyawa organik !
4. Menjelaskan tentang identifikasi gugus fungsi !

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu gugus fungsi senyawa organik.
2. Untuk mengetahui apa itu isomer.
3. Untuk mengetahui apa saja sifat dan kegunaan senyawa organik.
4. Untuk mengetahui identifikasi gugus fungsi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gugus Fungsi Senyawa Organik


Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom dengan susunan tertentu yang menentukan
struktur dan sifat suatu senyawa. Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsi yang sama
dikelompokkan ke dalam golongan yang sama. Gugus fungsi tersebut merupakan bagian yang
paling reaktif jika senyawa tersebut bereaksi dengan senyawa lain.
Gugus fungsi senyawa organik merupakan atom atau gugus atom yang merupakan pusat
kereaktifan suatu molekul. Dalam suatu molekul, gugus fungsi dapat berjumlah hanya satu
(monofungsional) atau lebih dari satu.

Tabel Gugus Fungsi

1. Haloalkana
Merupakan senyawa organik dimana gugus halogen terikat pada suatu alkil. 
Merupakan senyawa karbon dimana atom karbon berikatan dengan halogen (F, Cl, Br, I).
Terbentuk dari substitusi atom hidrogen pada alkana oleh halogen.

Tata nama Haloalkana


- Rantai utama dipilih rantai atom karbon terpanjang yang mengandung atom halogen.
- Penomoran dimulai dari atom C yang mengikat dan/atau berdekatan dengan atom C yang
mengikat halogen.
- Nama halogen ditulis terlebih dahulu disusul nama alkananya.

Contohnya : CH2Cl yaitu diklorometana atau metilena klorida

2. Alkohol
Merupakan istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil
(-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen atau atom
karbon lain.
Spiritus, merupakan contoh bahan yang mengandung alkohol. Alkohol merupakan turunan
dari alkana. Struktur alkohol diperoleh dengan menggantikan satu atom H dengan gugus –
OH. Penamaan alkohol juga disesuaikan dengan nama alkana yaitu dengan mengubah akhiran
alkana dengan -ol. Misalkan metana menjadi metanol, etana menjadi etanol.

2
Tata Nama Alkohol
Penamaan alkohol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: nama trival diberi nama alkil-
alkohol (alkohol sebagai nama pokok dan rantai karbonnya sebagai substituen). Cara kedua
berdasarkan nama sistematik, nama sistematik diberi akhir “ol” dan posisi gugus –OH diberi
nomor terkecil dari ujung rantai karbon, sebagaimana contoh berikut:
Senyawa Nama Trivial Nama sistematik
CH3OH metil alkohol metanol

CH3CHCH3 isopropil alkohol 2-propanol


OH
CH3CH2CHCH3 sek. Butil alkohol 2-butanol
OH
CH3
CH3- C –OH tersier butil alkohol 2-metil-2-propanol
C

Tata nama alkohol:

1. Rantai karbon terpanjang merupakan nama alkohol dan harus mengikat gugus hidroksil (-OH)
2. Atom C yang mengikat OH harus mempunyai nomor serendah mungkin
3. Rantai C cabang harus diberi nomor sedekat mungkin terhadap atom C yang mengikat gugus
hidroksil (-OH)

Jenis-jenis Alkohol
berdasarkan letak gugus fungsinya, alkanol dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
 Alkanol primer, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C primer.
Contoh: CH3 - CH2 –OH
 Alkanol sekunder, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C sekunder.
Contoh:

 Alkanol tersier, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C tersier.
Contoh:

3. Eter
Eter : isomer atau turunan dari alhokoh (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril)
Eter : mengandung unsur C, H, dan O.
Bila kedua valensi atom oksigen mengikat atom karbon senyawa demikian termasuk golongan
oksida organik, yang dikenal sebagai “eter” dengan rumus umum R-O-R. Banyak digunakan
dilaboratorium sebagai pelarut organik dan dalam industri. Dibanding dengan alkohol dengan
berat molekul yang sama eter mempunyai titik didih jauh lebih rendah. Hal tersebut
dikarenakan eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sebagai mana pada alkohol. Sebagai
contoh C2H6O mempunyai isomer dengan titik didih yang berbeda.
3
Eter adalah senyawa karbon dimana terdapat gugus fungsi – O – terikat pada dua gugus alkil
yang sama atau berbeda.

Contoh : CH3 – O – CH3 = metoksimetana (dimetil eter)

Tata Nama Eter


Ada dua macam yaitu:
1). Nama trivial menggunakan nama alkil + eter
2). Nama sistematik (geneva) menggunakan alkosi+ alkana

4. Aldehid dan Keton (Karbonil)


Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting
didalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa yang mengandung gugus
fungsi ini disebut senyawa karbonil.

Tata Nama Aldehida dan Keton

Aldehida yang mengandung atom karbon sebanyak 5, kerap kali digunakan nama
umum, yaitu nama yang diturunkan dari nama umum asam karboksilat dengan mengganti
akhiran at dengan aldehida. Untuk menujukkan posisi subtituen (gugus samping/cabang)
digunakan huruf Yunani.
 Alkanal (aldehid) adalah senyawa karbon yang punya gugus aldehid (-CHO)

Tata nama aldehid

- Rantai karbon terpanjang merupakan nama alkanal yang harus terdapat gugus aldehid.
- Atom C dengan nomor yang paling rendah dalam atom C yang terdapat dalam gugus
aldehid.
 Alkanon (keton) adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil
(C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril.

Tata nama alkanon (keton)

- Rantai karbon terpanjang merupakan nama alkanonnya yang harus terdapat atom C gugus
karbonil.
- Atom karbon yang terdapat gugus karbonil harus mempunyai nomor serendah mungkin.

5. Asam karboksilat
Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun gugus aril
(Ar-COOH).

Pembuatan asam karboksilat


- Oksidasi alkohol primer
- Oksidasi alkil benzen
- Carbonasi Reagen Grignard
- Hidrolisin nitril

4
6. Ester
Adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus H pada –OH diganti dengan gugus R.

Pembuatan Ester
- Reaksi alkohol dan asam karboksilat
- Reaksi asam klorida atau anhidrida

B. Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya
berbeda.

Isomer terbagi menjadi 2 yaitu isomer struktur dan isomer geometri (ruang)
 Isomer struktur
merupakan beberapa senyawa dengan rumus molekul sama, namun memiliki molekul yang
berbeda. Isomer struktur terbagi lagi menjadi 3 yaitu :
- Isomer Posisi
Terjadi ketika posisi gugus fungsinya berubah.
- Isomer Rantai
Terjadi ketika rantai molekulnya berubah.
- Isomer Gugus Fungsi
Terjadi ketika ada beberapa senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi gugus
fungsinya berbeda.
 Isomer Geometri (Ruang)
Isomer geometri berlaku untuk senyawa yang mempunyai rumus molekul sama, gugus fungsi
sama, posisi gugus fungsi sama tetapi mempunyai struktur geometri (struktur ruang) yang
berbeda. Ada 2 jenis isomer geometri yaitu isomer cis-trans dan isomer optik.
- Isomer Cis-Trans
Ciri-ciri isomer geometri cis-trans untuk senyawa karbon adalah :
 Ada ikatan rankap dua (senyawa alkena).
 Pada C rangkap harus mengikat 2 gugus lain yang berbeda.
- Isomer Optik
Ciri suatu senyawa yang mempunyai isomer optik yaitu mempunyai atom C
asimetris/atom C kiral yaitu atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda.

C. Sifat dan Kegunaan Senyawa Organik


a. Haloalkana
Sifatnya yaitu :
- Mempunyai titik didih yang tinggi
- Sukar larut dalam air
- Mudah larut dalam pelarut organik

Kegunaannya yaitu :
- Pelarut non polar
- Sebagai obat bius
b. Alkohol
Sifatnya yaitu :
- Berwujud cair pada suhu kamar
- Mudah terbakar dan menguap
- Larut dalam air

5
- Titik didihnya lebih tinggi dari eter dengan jumlah atom C yang sama, semakin besar
massa relatifnya semakin tinggi titik didihnya, semakin banyak percabangan semakin
rendah titik didihnya.

Kegunaanya yaitu :
- Metanol sebagai pelarut bahan bakar
- Etanol sebagai pelarut, bahan bakar, pembersih luka atau antiseptik
- Gliserol sebagai pembatal pada kosmetik

c. Eter
Sifatnya yaitu :
- Titik didih relatif rendah
- Berwujud cair pada suhu kamar
- Tidak larut dalam air
- Mudah terbakar dan mudah menguap

Kegunaannya yaitu :
- Dietil eter sebagai obat bius atau anestesi
- Metil Ters-Butil Eter (MTBE) sebagai bahan aktif bensin untuk menaikkan bilangan oktan
- Dimetil eter sebagai pendingin

d. Aldehida
Sifatnya yaitu :
- Merupakan senyawa polar
- Mudah larut dalam air
- Tidak mempunyai ikatan hydrogen
- Melarutkan senyawa polar dan nonpolar
- Metanal berbau tidak sedap, semakin banyak atom C semakin berbau harum.

Kegunaanya yaitu :
- Formaldehida yaitu disenfektan, insektisida digunakan dalam individu plastik
- Formalin (larutan formaldehida 37% dalam air) atau pengawet mayat
- Aseltadehida, bahan dasar pembuatan asam asetat dan butanol digunakan dalam
pembuatan zat warna , platik dan karet sintesis.

e. Keton
Sifatnya yaitu :
- Keton adalah senyawa polar
- Karena senyawa polar, keton sangat larut dalam pelarut polar, seperti air
- Tidak mempunyai ikatan hidrogen, persis seperti aldehida
- Titik didih dan lelehnya lebih rendah daripada turunan alkana yang lain
- Keton tidak dapat mengalami oksidasi oleh pereaksi Tollens dan Fehling
- Keton dapat mengalami adisi hidrogen
- Senyawa keton terendah adalah aseton

Kegunaannya yaitu :
- Propanon (aseton) digunakan untuk pelarut pada zat-zat yang kurang polar dan nonpolar.
- Pelarut senyawa karbon misalnya : sebagai pembersih cat kuku
- Bahan baku pembuatan zat organik lain seperti klaroform yang digunakan sebagai obat
bius.

6
- Selain aseton, beberapa senyawa alkanon banyak yang berbau harum sehingga digunakan
sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.

f. Asam Karboksilat
Sifatnya yaitu :
- Merupakan senyawa polar
- Titik didih tinggi karena dapat membentuk ikatan hydrogen
- Merupakan asam lemah, semakin panjang rantai semakin lemah kekuatan asamnya.

Keguanaanya yaitu :
- Asam formiat yaitu untuk penyamakan kulit, dan di perkebunan karet untuk
menggumpalkan lateks (getah pohon karet)
- Asam asetat untuk pemberi rasa asam dan sebagai pengawet makanan
- Asam salisilat digunakan sebagai analges

g. Amina
Sifatnya yaitu :
- Cenderung tidak larut dalam air
- Amina adalah basa organik yang lebih kuat dari amonia

Kegunaannya yaitu :
- Afetamin termasuk psikotropika golongan IIA yang digunakan sebagai obat bersifat
stimulan yang dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf atau fungsi organ tubuh.

h. Ester
Sifatnya yaitu :
- Berwujud cair, berbau busuk, mudah menguap dan uapnya mudah terbakar
- Sukar larut dalam air karena bersifat non polar
- Tidak bereaksi dengan logam Na dan PX3 tetapi bereaksi dengan HX

Kegunaannya yaitu :
- Untuk membuat esessence karena mempunyai aroma yang khas, contohnya eter asetat
karena memiliki aroma pisang
- Sebagai penghapus cat kuku
- Sebagai bahan pembuatan sabun

D. Identifikasi Gugus Fungsi


a. Haloalkana
Haloalkana adalah turunan alkana yang mengikat atom halogen.
Adapun rumusnya yaitu R – X, di mana R adalah gugus alkil (rantai karbon) dan X
merupakan atom halogen. Dengan begitu, senyawa haloalkana dinamakan juga sebagai
senyawa alkilhalida. Contohnya : CH2Cl yaitu diklorometana atau metilena klorida

b. Alkohol
Alkohol merupakan turunan dari alkana.
Adapun rumusnya yaitu R – OH, dimana R adalah rantai karbon dan OH adalah hidroksida.
Jadi apapun rantai karbon yang mengikat hidroksida (OH) adalah alkohol. Contohnya seperti
CH3 – OH yaitu Metil Alkohol atau Metanon.

7
c. Eter
Eter adalah senyawa karbon dimana terdapat gugus fungsi – O – terikat pada dua gugus alkil
yang sama atau berbeda.
Adapun rumusnya yaitu R – O – R yaitu oksigen mengikat 2 rantai karbon. Contohnya
Contoh : CH3 – O – CH3 = metoksimetana (dimetil eter).

d. Aldehid
Rumusnya yaitu R – COH dimana karbon dan oksigen saling berikatan rangkap 2, R adalah
rantai karbon, dan H adalah Hidrogen. Contohnya: Metanal memiliki rumus molekul CH2O
dan rumus strukturnya HCOH.

e. Keton
Rumusnya yaitu : R – CO – R, dimana C dengan O berikatan rangkap 2 dan C mengikat rantai
karbon. Contohnya yaitu Propanon memiliki rumus struktur : CH3 – CO – CH3

f. Asam Karboksilat
Rumusnya yaitu R – COOH dimana oksigen dan karbon berikatan rangkap 2, karbon
berikatan dengan rantai karbon dan OH. Contohnya yaitu asam etanadioat dengan rumus
struktur HOOC – COOH.

g. Ester
Rumusnya yaitu R – COO – R, dimana oksigen dan karbon berikatan rangkap 2 dan karbon
juga mengikat rantai karbon dan oksigen., oksigen juga mengikat rantai karbon. Contohnya
yaitu : metil etanoat dengan rumus struktur CH3COOCH3 dimana CH3 adalah rantai karbon.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gugus fungsi senyawa organik terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :


1. Haloalkana adalah turunan alkana yang mengikat atom halogen, yang memiliki rumus yaitu
R – X, di mana R adalah gugus alkil (rantai karbon) dan X merupakan atom halogen.
Contohnya : CH2Cl yaitu diklorometana atau metilena klorida
2. Alkohol merupakan turunan dari alkana, yang memiliki rumus yaitu R – OH, dimana R
adalah rantai karbon dan OH adalah hidroksida. Jadi apapun rantai karbon yang mengikat
hidroksida (OH) adalah alkohol.
3. Eter adalah senyawa karbon dimana terdapat gugus fungsi – O – terikat pada dua gugus
alkil yang sama atau berbeda. Adapun rumusnya yaitu R – O – R yaitu oksigen mengikat 2
rantai karbon. Contohnya Contoh : CH3 – O – CH3 = metoksimetana (dimetil eter).
4. Alkanal (aldehid) adalah senyawa karbon yang punya gugus aldehid (-CHO). Rumusnya
yaitu R – COH dimana karbon dan oksigen saling berikatan rangkap 2, R adalah rantai
karbon, dan H adalah Hidrogen. Contohnya: Metanal memiliki rumus molekul CH2O dan
rumus strukturnya HCOH.
5. Alkanon (keton) adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil
(C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril.
Rumusnya yaitu : R – CO – R, dimana C dengan O berikatan rangkap 2 dan C mengikat
rantai karbon. Contohnya yaitu Propanon memiliki rumus struktur : CH3 – CO – CH3
6. Asam karbosilat yang memiliki rumus yaitu R – COOH dimana oksigen dan karbon
berikatan rangkap 2, karbon berikatan dengan rantai karbon dan OH. Contohnya yaitu asam
etanadioat dengan rumus struktur HOOC – COOH.
7. Ester Adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus H pada –OH diganti dengan gugus R.
Rumusnya yaitu R – COO – R, dimana oksigen dan karbon berikatan rangkap 2 dan karbon
juga mengikat rantai karbon dan oksigen., oksigen juga mengikat rantai karbon. Contohnya
yaitu : metil etanoat dengan rumus struktur CH3COOCH3 dimana CH3 adalah rantai
karbon.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://gugus-fungsi-senyawa-organik

http://tata-nama-gugus-fungsi-senyawa-organik

http://isomer

http://sifat-dan-kegunaan-senyawa-organik

http://identifikasi-gugus-fungsi

10

Anda mungkin juga menyukai