Anda di halaman 1dari 6

Nama :

ETER DAN EPOKSIDA; THIOL DAN SULFIDA


Eter memiliki dua rantai karbon yang terikat dengan atom O yang sama (R-O-R). R disini
dapat berupa alkil, aril, ataupun vinil.
Penamaan eter dilihat dari dua subtituen organik dan penambahan kata eter. Jika terdapat
gugus fungsi, eter bukan merupakan suatu gugus utama melainkan subtituen alkoksi. Atom O
pada eter merupakan hibridisasi sp3 dan dapat memberikan sedikit gaya dipol.
Sintesis eter Dietil eter dalam industri digunakan sebagai pelarut yang dibuat dari asam
sulfur yang mengalami dehidrasi dengan katalis berupa etanol atau alkohol primer lainnya.

Sintesis eter dengan Teori Williamson reaksi yang terjadi antara logam alkoksi dengan alkil
halida primer dan tosylates. Merupakan cara terbaik untuk mendapatkan eter. Alkoksi
didapatkan dengan mereaksikan alkohol dengan basa kuat seperti NaH.

Reaksi antara alkohol dengan Ag2O menggunakan alkil halida secara langsung membentuk
eter.

Alkoksi merkuri pada alkena reaksi alkena antara alkohol dengan merkuri asetat atau
trifloroasetat. Demerkurasi dengan NaBH4 menghasilkan suatu eter. Penambahan alkohol
pada alkena mengikuti teori Markovnikov.

Reaksi eter biasanya tidak reaktif. Pada suhu yang tinggi, asam kuat akan memutus eter. HI
dan HBr, alkil halida yang terbentuk melalui reaksi SN2 pada komponen yang halangannya
rendah.

Penataan kembali Claisen spesifik pada alil aril eter, ArOCH2CH=CH2. Hasilnya berupa
alkilasi fenol pada posisi orto.
Mekanisme Penataan kembali Claisen

Eter Siklik (Epoksida) berperilaku seperti eter asiklik, kecuali jika cincin memiliki rangkap
3. Pelarut yg digunakan yaitu dioksan dan tetrahidrofuran.
Epoksida
Etilen oksida (oxirane; 1,2 epoxyethane) penting dalam industri dibut dengan mereaksikan
etilen dengan alkohol dengan suhu 300OC dengan menggunakan katalis perak oksida.

Pembuatan Epoksida Menggunakan Peroxyacid

Epoksida dari Halohidrin


Penambahan HO_X pada alkena akan membentuk halohidrin yang jika direaksikan deengan
basa membentuk epoksida.

Reaksi Epoksi Cincin Terbuka


Penambahan air pada epoksid dengan mencairkan asam pada suhu ruangan hasilnya berupa
1,2 diol. Mekanismenya yaitu dengan memprotonasikan oksigen dan penambahan air pada
sisi yang berlawanan dan dilakukan oleh asam.
Halohidrin dari Apoksida
HF, HBr, HCl atau HI bergabung dengan epoksid membentuk produk posisi trans.

Regio Kimia Asam Mengkatalisis Pembukaan Epoksid


Nukleofil lebih mudah menambah pada sisi yang halangannya rendah jika C-nya primer dan
sekunder juga pada tersier karena karakter dari karbokationnya.

Basa Mengkatalis Pembukaan Epoksid


Tarikan dari cincin yang memiliki ikatan rangkap tiga memicu pembukaan cincin, hidroksida
memutus epoksid pada penikatan suhu dan menghasilkan trans 1,2 diol.

Penambahan Grignards Pada Etilen Oksida


Penambahan ini pada rantai hidrokarbon reagen grignards, pada cincin eter yang lebih
panjang siklik tidak terjadi reaksi.

Mahkota eter
Cincin besar (-OCH2CH2-) dinamakan x-mahkota-y :
1. X adalah jumlah total atom di atas ring.

2. Y adalah jumlah atom oksigen.


3. 18-crown-6 eter: cincin 18-beranggota mengandung 6 atom oksigen.

Thiols (RSH)
Thiols adalah analog sulfur dari alkohol, penamaannya ditambah akhiran thiol. Kelompok
SH disebut kelompok merkuri.

Reaksi dari thiols


Dari alkil halida dengan perpindahan nukleofil sulfur seperti SH.

Sulfida (RSR)
Sulfida adalah analog sulfur dari eter, penamaannya dengan sulfida di tempat eter untuk
senyawa sederhana dan alkiltio di tempat alkoksi.

a. Oksidasi thiol menjadi disulfida


Reaksi antara alkilthiol (RSH) dengan bromine atau iodine menghasilkan disulfida (RSSR),
dalam reaksi ini thiol mengalami oksidasi sedangkan halogen mengalami tereduksi.

b. Sulfida
Thioletes (RS-) dibentuk oleh reaksi thiol dengan basa. Thiolates bereaksi dengan alkil halide
primer atau sekunder untuk menghasilkan sulfida (RSR). Thiolates merupakan nukleofil
yang baik dan bereaksi dengan elektrofil.

c. Sulfida sebagai nukleofil


Senyawa sulfur pada disulfide lebih nukleofilik dibanding senyawa oksigen analognya
(electron valensi 3p (pada S) lebih kuat ikatannya dibanding yang electron valensinya 2p
(pada O)). Reaksi sulfide dengan alkilhalida primer (SN2) menghasilkan garam
trialkilsulfonium (R3S+).

d. Oksidasi sulfida
Sulfide lebih mudah dioksidasi dengan H2O2 menjadi sulfoxide (R2SO). Oksidasi sulfoxide
dengan peroxy asam menghasilkan sulfone (R2SO2). Dimetilsulfida (DMSO) sering
digunakan sebagai pelarut polar aprotik.

Anda mungkin juga menyukai