ALKENA
NAMA : ASTARI
NIM : F202201210
KELAS : M4 FARMASI
DEFINISI ALKENA
Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh
dengan sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon.
Istilah alkena dan olefin sering digunakan secara bergantian (lihat
bagian Tata nama di bawah).
Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan
rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun,
dikenal sebagai mono-ena, membentuk suatu deret homolog
hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n.
TATANAMA ALKENA
1. Alkena rantai lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap (-C=C-) diberi nomor yang menunjukkan ikatan rangkap
tersebut. Penomoran dimulai darI ujungrantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
Penjelasan :
a. Rantai induk/terpanjang terdiri dari 5 atom C, namanya = pentena
b. Penomoran dari ujung kanan karena lebih dekat dengan posisi ikatan rangkap, yaitu
nomor 2
c. Posisi ikatan rangkap berada pada atom C nomor 2 dan atom C nomor 3, sehingga
nomor rangkapnya dituliskan nomor 2, sehingga namanya: 2-pentena
TATANAMA ALKENA
2. Alkena rantai bercabang
Penamaan alkena rantai bercabang hampir sama dengan penamaan alkana. Hal yang
membedakan hanya pada penomoran posisi untuk ikatan rangkap pada alkena. Aturan
yang digunakan tetap sama, yakni:
a. Menentukan rantai utama, yaitu rantai terpanjang dan memiliki ikatan rangkap
b. Penomoran rantai utama diawali dari yang paling dekat dengan ikatan rangkap,
bukan dari cabang terdekat
c. Urutan penulisan nama senyawa alkena:
• Nomor cabang/alkil;
• Nama cabang/alkil;
• Nomor ikatan rangkap;
• Nama elkena
CARA PEMBUATAN ALKENA
a. Reaksi pembakaran,
b. Adisi,
c. Polimerisasi.
HIDROKARBON TAK
JENUH
ALKADIENA
NAMA : ASTARI
NIM : F202201210
KELAS : M4 FARMASI
DEFINISI ALKADIENA
NAMA :ASTARI
NIM : F202201210
KELAS : M4 FARMASI
DEFINISI
Senyawa hidrokarbon alkuna memiliki gugus fungsi yang berupa
ikatan rengkap tiga karbon-karbon. Alkuna memiliki rumus molekul
CnH2n-2. Seperti halnya senyawa alkena, alkuna merupakan senyawa
hidrokarbon tidak jenuh.
Sifat-sifat fisika alkuna mirip dengan alkana dan alkena dengan berat
molekul yang mirip. Alkuna relatif nonpolar dan hampir tidak larut
dalam air.
Asetilena, propuna dan butana pada suhu kamar berwujud gas, hal ini
seperti alkana dan alkena.
TATANAMA
Penamaan umum
Penggantian satu atau dua atom hidrogen dengan gugus alkil akan memberi
senyawa alkuna dengan menyebut nama gugus alkil di muka nama induk asetilena.
Contoh:
Asetilena
TATANAMA
Penamaan menurut IUPAC
Tentukan nilai karbon yang paling panjang yang mengandung ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Rangkaian
ini merupkan nama pokok.
Bila terdapat rantai cabang atau substiteun, maka kedudukan substituen di beri nomor sedemikian karbon
yang memiliki ikatan rangkap tiga diberi nomor yang paling kecil.
Bila terdapat substituen yang sama, maka senyawa di beri awalan di, tri, tetra, dsb.
Bila terdapat substituen yang berbeda, maka urutan substituenberdasarkan abjad (dalam bahasa inggris) atau
berdasarkan urutan besar atau ukuran. Contoh;
Pentuna
CARA PEMBUATAN ALKUNA
Reaksi eliminasi
Alkuna dapat dibuat dengan cara degidrohalogenasi dari alikil halida, sedangkan alkuna dapat
dibuat dengan cara dehidrohalogenasi ganda dari dihaloalkana.
Pembuatan alkuna diawali dari alkena. Pada cara ini alkena pertama-tama direaksikan dengan
brom yang menghasilakan senyawa vicinal (vic-) dibromida.
H H
Br Br
LANJUTAN
Senyawa vic-dibromida kemudian dereaksiakan dengan basa kuat. Proses dehidrohalogenasi
berlangsung dua langkah. Langkah pertama menghasilkan bromoalkena.
Alkuna
REAKSI SENAYAWA ALKUNA
Alkuna memiliki dua macam reaksi. Pertama adalah karakteristik ikatan rangkap tiga, yang
mengalami adisi dalam dua langkah reaksi:
Reaksi kedua adalah karakteristik ikatan rangkap tiga yang mengandung paling tidak satu atom
hidrogen. Jenis alkuna ini, yang meliputi molekul etuna, H-C = C-H, dan yang lebih umum R – C
= C – H, Disebut alkuna terminal, yaitu ikatan rangkap tiga terletak diujung rantai karbon.
Hidrogen yang terletak diterminal atau diujung memiliki sifat asam hingga dapat dilepaskan oleh
basa kuat:
ETER DAN EPOKSIDA
NAMA : ASTARI
NIM : F202201210
KELAS : M4 FARMASI
DEFINISI ETER DAN EPOKSIDA
Eter adalah suatu Senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat
berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan
anastetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter dapat berperan sebagai basa lewis maupun basa Bronsted. Asam kuat dapat
memprotonasi oksigen, menghasilkan "ion onium".
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi
alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon.
Eter dapat mengandung dua gugus alkil yang sama disebut eter simetris, sedangkan bila
mengandung gugus alkil yang berbeda disebut eter tidak simetris
Epoksida adalah suatu eter siklik dengan cincin beranggota-tiga. Cincin ini kirakira
membentuk suatu segutiga sama sisi, yang membuatnya tegang, dan karenanya sangat
reaktif, lebih dibandingkan eter lainnya.
SIFAT FISIKA KIMIA ETER DAN
EPOKSIDA,
ETER
Sifat Fisika
Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hydrogen dengan sesamanya
Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O
tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar daripada alkena, tetapi tidak sepolar
alkohol, ester, ataupun amida. walau demikian, keberadaan dua pasangan elektron menyendiri
pada atom oksigen eter, memungkinkan eter berikatan hidrogen dengan molekul air
Eter memiliki kepolaran yang rendah, senyawa ini sulit larut dalam air.
Sifat Kimia
Senyawa eter relatif kurang reaktif dibandingkan dengan alkohol, kecuali dalam proses
pembakaran.Senyawa eter tidak bereaksi dengan hampir semua oksidator maupun reduktor .
SIFAT FISIKA KIMIA ETER DAN EPOKSIDA,
EPOKSIDA
Sifat Fisika
Epoksida mempunyai berat molekul rendah, tidak berwarna dan tidak reaktif, serta sering
kali mudah menguap.
Sifat kimia
Dapat terjadi pembukaan pada cincin apabila nukleofil menyerang C pada ikatan CO.
TATANAMA
Eter
Epoksida
1. Eter
Sintesis Williamson
2. Epoksida
Dari Halohidrin
Reaksi epoksida
2 .Penggolongan fenol
Fenol dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu fenol sederhana dan polifenol.
Contoh fenol sederhana yaitu orsinol, 4-metilresolsinol, 2-metilresolsinol, resolsinol,
katekol, hidrokuinon, pirogalol dan floroglusinol.
Contoh polifenol adalah lignin, melanin dan tanin.
SIFAT FISIKA-KIMIA ALKOHOL DAN
FENOL
Sifat fisika-kimia alkohol dan fenol memiliki beberapa perbedaan karena perbedaan
struktur kimianya. Berikut adalah beberapa perbandingan antara sifat-sifat keduanya:
1. Kelarutan:
Alkohol : Alkohol yang memiliki rantai karbon pendek, seperti metanol dan
etanol, cenderung larut dalam air karena dapat membentuk ikatan hydrogen
dengan molekul air. Namun, kelarutan alkohol berkurang dengan
meningkatnya ukuran rantai karbon.
Fenol : Fenol kurang larut dalam air dibandingkan alkohol dengan rantai
karbon pendek karena ikatan hidroksilnya yang terikat pada cincin aromatik
yang Kurang bersahabat dengan air
LANJUTAN
2. Sifat asam:
Alkohol : Alkohol adalah lemah sebagai asam karena gugus hidroksil (-OH) dalam
alkohol tidak sangat reaktif. Namun, alkohol dapat berperan sebagai basa
dan menerima proton dari asam yang lebih kuat.
Fenol : Fenol jauh lebih asam dibandingkan alkohol. Gugus hidroksil yang terikat
pada cincin aromatik fenol stabil dan dapat dengan mudah melepaskan
proton (H+), sehingga fenol adalah asam lemah.
3. pH larutan:
Alkohol : Larutan alkohol biasanya bersifat netral karena alkohol hanya memiliki
sedikit pengaruh terhadap pH.
Fenol : Larutan fenol cenderung bersifat sedikit asam karena fenol dapat
melepaskan proton dan membentuk ion fenolat yang bersifat asam.
TATANAMA ALKOHOL DAN FENOL
NAMA : ASTARI
NIM : F202201210
KELAS : M4 FARMASI
JENIS-JENIS SENYAWA KARBONIL
Aldehid
Keton
Asam karboksilat
Ester
Asil klorida
Amida
Anhidria
MANFAAT
ALDEHID :
Aseton juga digunakan sebgai pembersih cat kuku/kuteks (nail polish remover)
ALDEHID
Sifat kimia :
Oksidasi : Aldehid adalah reduktor kuat yang mampu mereduksi
senyawa bersifat oksidator yang lemah.
Adisi Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap atau
reaksi penjenuhan
SIFAT FISIKA-KIMIA SENYAWA KARBONIL
KETON
Sifat fisika :
Keton dengan 3-13 atom karbon terdiri dari cairan dengan bau sedap
KETON
Sifat kimia :
Oksidasi :Oksidasi keton dengan campuran natrium bikarbonat dan asam
sulfat akan menghasilkan asam karboksilat, udara, dan karbondioksida
Reduksi :Reduksi keton dengan katalis litium aluminium hidrida akan
menghasilkan alkohol sekunder
Reaksi dengan phosfor pentaklorida Reaksi antara keton dengan fosfor
pentaklorida akan menghasilkan alkil dihalide
Reaksi dengan pereaksi grignard
TATA NAMA ALDEHID DAN KETON
Aldehid
Alkana
Etana
Propana
Butana
Keton
Propanon
Pentanon
Heksanon
REAKSI PEMBUATAN SENYAWA KARBONIL
(ALDEHID, KETON)
HIDROKARBON
AROMATIS
NAMA : ASTARI
NIM : F202201210
KELAS : M4 FARMASI
DEFINISI
Benzena adalah senyawa siklik dengan rumus molekul C6H6
yang memiliki enam atom karbon dengan setiap atom
karbonnya terhibidrisasi sp2. Setiap atom karbon hanya
memiliki satu hidrogen yang terikat.
Benzena memiliki 3 ikatan rangkap dalam cincinnya, bila
dibandingkan dengan senyawa hidorkarbon lain yang memiliki
enam anggota karbon, misalnya heksana (C6H14) atau
heksena (C6H12), diduga benzena memiliki sifat
ketidakjenuhan yang tinggi seperti halnya alkena.
Sebagai contoh, benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena,
bila benzena direaksikan dengan Br2 berwarna coklat dari
bromin tidak dapat hilang hal ini menandakan tidak terjadi
reaksi adisi pada benzena oleh Br2
MEKANISME
Reaksi Substitusi Aromatik:
Serangan Elektrofilik : Elektrofil (ion atau molekul
yang mencari pasangan elektron)
Bentukan Intermediet : Selama serangan elektrofilik,
terbentuk suatu intermediet yang disebut ion arenium
atau kompleks benzena-elektrofil
Pemulihan Aromatik : Untuk mengembalikan stabilitas
cincin benzena, sebuah reaksi pergeseran elektron
terjadi, mengembalikan ikatan pi dan membentuk
produk akhir substitusi.
MACAM-MACAM REAKSI SUBSTITUSI
ELEKTROFILIK AROMATIK
Halogenasi Reaksi halogenasi merupakan reaksi subsititusi.
Nitrasi Reaksi nitrasi terjadi apabila benzena diolah dengan HNO3
pekat dengan katalis H2SO4 pekat.
Sulfonasi Reaksi sulfonasi terjadi apabila benzena direaksikan
dengan H2SO4 yang akan menghasilkan asam benzena sulfonat.
Alkilasi Friedel-Crafts Alkilasi benzena merupakan reaksi
subsititusi benzena dengan gugus alkil halida yang menggunakan
katalis Al halida, misalnya AlCl3.
Asilasi Friedel-Crafts Reaksi substitusi gugus asil (RC=O atau
ArC=O) pada cincin benzena dapat terjadi dengan bantuan katalis
Al halida (AlCl).
TATANAMA BENZENA
Toluen : Benzena dengan satu gugus metil (-CH3) terpasang. Nama IUPAC:
metilbenzena.
Ksilen : Benzena dengan dua gugus metil (-CH3) terpasang. Nama IUPAC:
dimetilbenzena
Anisol : Benzena dengan satu gugus metoksi (-OCH3) terpasang. Nama IUPAC:
metoksibenzena.
Fenol : Benzena dengan satu gugus hidroksil (-OH) terpasang. Nama IUPAC:
hidroksibenzena.
LANJUTAN
Butilbenzena : Benzena dengan gugus butil (-C4H9) terpasang. Nama IUPAC: 1-
butilbenzena.
Nitrobenzena : Benzena dengan satu gugus nitro (-NO2) terpasang. Nama IUPAC:
nitrobenzena.
Antrasona : Benzena dengan cincin tumpang tindih (antracen) yang memiliki gugus keton
terpasang. Nama IUPAC: antrasenona.
Benzaldehida : Benzena dengan gugus aldehida (-CHO) terpasang. Nama IUPAC:
fenilmetanal.
Asam Benzoat : Benzena dengan gugus asam karboksilat (-COOH) terpasang. Nama
IUPAC: benzoat asam
IKATAN DALAM BENZENA
Struktur ikatan dalam benzena dapat diilustrasikan sebagai berikut, di mana garis-garis mewakili ikatan
sigma (σ) dan lingkaran di atas dan di bawah cincin mewakili ikatan pi (π) yang terdelokalisasi:
H -- C == C -- H
|| ||
H -- C == C -- H
H
KESTABILAN
Struktur ini memberikan hidrokarbon aromatik beberapa sifat
unik yang menyebabkan kestabilannya:
Jumlah Atom Karbon dalam Cincin : Cincin harus memiliki jumlah atom karbon (C) yang
memenuhi persyaratan 4n + 2, di mana n adalah bilangan bulat nonnegatif. Dalam kata lain,
jumlah atom karbon harus memenuhi persyaratan 2, 6, 10, 14, dst. Contohnya, benzena memiliki
6 atom karbon, sehingga n = 1 dan 4n + 2 = 6, yang memenuhi kriteria ini.
Semua Atom Karbon Harus Berpartisipasi dalam Konjugasi : Semua atom karbon dalam cincin
harus berpartisipasi dalam sistem ikatan rangkap konjugasi. Ini berarti bahwa semua atom karbon
harus memiliki orbital p yang terlibat dalam konjugasi elektron.
Cincin Harus Datar (Planar) : Cincin harus berada dalam keadaan planar, artinya tidak boleh ada
atom yang berada di luar bidang cincin.