Anda di halaman 1dari 8

Alkana

2.1 Kelas Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah senyawa yang hanya mengandung atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon
dibagi menjadi 2 kelas yaitu alifatik hidrokarbon ( bersumber lemak) dan aromatik hidrokarbon
(berupa minyak yang mempunyai bau khas).

Hidrokarbon alifatik mencakup tiga kelompok yaitu alkana (hidrokarbon yang mengandung
ikatan tunggal), akena (hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkp dua), alkuna ( hidrokarbon
yang mengandung ikatan rangkap tiga). Nama lain dari hidrokarbon aromatik adalah Arena,
contohnya benzena.

2.2 Kereaktifan Pada Hidrokarbon

Gugus fungsi adalah unit struktural yang bertanggung jawab atas reaktivitas suatu molekul pada
kondisi tertentu. Contoh reaksi antara alkana dengan klor.

Penggantian hidrogen dengan klor merupakan reaksi karakteristik dari semua alkana, data
dituliskan persamaan umumnya sebagai berikut.

Gugus fungsi (-H) ditampilkan secara eksplisit sedangkan sisa molekul alkana disingkat R.

Atom hidrogen adalah unit fungsional dalam alkena, alkuna, dan alkana. Atom hidrogen adalah
gugus fungsi dalam arena, dinyatakan dengan ArH.

2.3 Kelompok Gugus Fungsional

Alkana bukan senyawa yang sangat reaktif, dan H dalam Rh bukan gugus fungsi yang sangat
reaktif. Beberapa senyawa organik mengandung gugus karbonil.
2.4 Pengantar Alkana

Alkana memiliki rumus molekul CnH2n=2. Contoh yang sederhana adalah metana (CH4), etana
(C2H6), dan propana (C3H8).

Metana adalah alkana dengan titik didih yang paling rendah kemudian etana, dan propana.
Semua alkana dengan empat karbon atau kurang berbentu gas pada suhu kamar dengan tekanan
atmosfer 1 atm, propana sangat mudah untuk dicairkan.

2.5 Keisomeran Alkana

Isomer konstitusional, sangatlah mungkin dua molekul memiliki rumus molekul khusus. Contoh
keisomeran butana (CH4) disebut n- butana pada rantai karbon kontinu. “n” adalah singkatan dari
normal (rantai karbon tidak bercabang). Butana memiliki isomer rantai bercabang disebut
isobutana.

CH3 adalah kelompok metil CH2 adalah kelompok metilen, dan CH adalah kelompok metin.

n- butana dan iso butana memiliki rumus molekul sama tetapi berbeda dalam struktur dapat
memiliki sifat yang berbeda juga disebut isomer konstitusional. Methana, etana, propana, semua
atom carbon hibridisasi sp2, semua ikatannya adalah ikatan σ dengan bentuk mendekati
tetrahedral.

2.6 Tingkatan Alkana

n- Alkana adalan alkana yang memilki rantai karbon tidak bercabang. Contohnya n- pentana
rumus struktur dapat dimampatkan atau disingkat dengan menunjukan dalan tanda kurung
jumlah gugus metilen dalam rantai karbon. Jadi, n- entana ditulis sebagai (CH 3)(CH2)3(CH3), di
sebut dengan seri homolog. Seri homolog adalah seri dimana anggotanya mempunyai beda ―
CH2 ―.

Alkana tidak bercabang atau disebut alkana rantai lurus digambarkan dalam rumus garis ikatan,
rantainya tidak lurus tapi cenderung berbentuk zigzag.

2.7 Isomer C5H12

n- pentane memilki isomer dengan satu cabang metil disebut dengan isopentana dan isomer
dengan dua cabang metil disebut neonpentana, belum ada rumus matematis untuk menyatakan
jumlah isomer.

2.8 Tatanama IUPAC Dari Alkane Tidak Bercabang

Contoh penamaan alkane tidak bercabang adalah metana, etana, propane, dan seterusnya. Jumlah
atom karbon dalam ratai di tuliskan dengan awalan latin sebelum akhiran –ana. n- bukan bagian
dari penamaan IUPAC.

2.9 Menerapkan Aturan IUPAC Dari Isomer C6H14

Nama aturan IUPAC bercabang dari turunan tersubtitusi dari alkane tidak bercabang adalah
sebgai berikut:
isomer dengan

1. Pilih rantai karbon kontinu (tidak terputus) terpanjang tidak harus lurus disebut rantai
induk
atau
2. Identifikasi kelompok subtituen yang terikat.
3. Beri nomer padaa rantai induk kearah yang memberikan nomer terendah pada cabang.

atau
4. Menuliskan nama kompleks, rantai induk dibagian terakhir penamaan, didahului dengan
nama kelompok subtituen dan lokasi numeriknya (lokan).

Ketika subtituen yang sama muncul digunakan prefis di-, tri-, tetra-, dan seterusnya.
Lokan satu sama dipisahkan dengan koma, dengan kata dipisakan dengan tanda hubung.

2.10 Kelompok Alkil

Gugus alkil tidak memilki satu atom hidrogen dari alkana. Gugus alkil tidak bercabang yang
letaknya berada diujung sesuai nama IUPAC dengan menganti akhiran –ana dengan –til.

Atom karbon diklasifikasikan menurut deraja subtitusinya adalah sebagai berikut:

 Karbon primer adalah satu atom C yang salah satunya berikatan dengan atom C lain.
 Karbon sekunder adalahh atom C berikatan langsung dengan 2 atom C lainnya.

 Karbon tersier adala atom C berikatan langsung dengan 3 atom C lain.

 Karbon kuartener adala atom C berikatan langsung dengan 4 atom C lain.

Gugus alkil bercabang diberi nama menggunakan rantai terpanjang yang dimulai pada titik
keterikatan sebagai nama dasar. Misalnya isoproil.

2.11 Nama IUPAC Alkana Rantai Cabang

1. Penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang.


2. Jika terdapat 2 atau lebih subtituen yang berbeda dituliskan bedasarkan urutan abjad.
3. Prefiks di-, tri-, dan tetra- digunakan sesuai kebutuhan tetapi diabaikan saat menyusun
abjad.
4. Nomenklatur IUPAC yang menyangkut arah penomoran disebut aturan “perbedaan titik
pertama”.

2.12 Sumber Alkana

Gas alam sangat kaya akan metana dan juga mengandung etana dan propana, dan alkana dengan
berat molekul rendah. Minyak bumi adalah campuran cairan yang mengandung ratusan zat
termasuk alkana. Destilasi minyak mentah akan menghasilkan sejumlah fraksi seperti minyak
tanah dan minyak gas sebagai bahan bakar.

2.13 Sifat Fisik Alkana

1. Titik didih
metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas pada suhu kamar. Pentana hingga
hetadekana adalah cairan, sedangkan yang lebih tinggi adalah padatan. Titik didih alkana
yang tidak bercabang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah karbon. Alkana
bercabang memiliki titik didih yang lebih rendah. Hal ini karena gaya Tarik antarmolekul
lebih besar pada cairan dibandung dengan gas. Gaya Tarik antar spesi netral (bukan ion)
disebut gaya van der waals terdiri dari dipol-pol, dipol/ dipol terinduksi, dan dipol
terinduksi/ dipol terinduksi. Alkana tidak memilki momen dipol yang dapat diukur, maka
hanya gaya van der waals yang dapat dipertimbangkan adalah gaya tari dipol terinduksi/
dipol terinduksi.
Alkana dengan berat molekul yang lebih besa memiki banyak atom dan elektron memilki
gaya Tarik antar molekul lebih besar dan titik didihnya tinggi daripada alkana dengan
berat molekul rendah. Alkana bercabang memilki titik didih lebih rendah karena
mempunyai luas permukaan yang lebih kecil, memungkinkan sedikit kontak untuk
asosiasi antar molekul.
Gaya Tarik dipol terinduksi/ dipol terinduksi adalah gaya yang lemah secara individu
tetapi dalam kondisi kolektif banyak gaya yang berkontribusi pada tarikan antarmolekul
dala keadaan cair.
2. Titik lebur
Alkana padat adalah bahan lunak, memilki titik lebur yang rendah. Gaya untuk
pengkristalan adalah gaya dipol tereduksi/ dipol yang berinteraksi antar molekul dalam
keadaan cair lebih besar pada fase padat. Jarak antara satu moleku dengan molekul lain
dalam padatan disebut jari- jari van der waals.
3. Kelarutan dalam air
Alkana termasuk dalam molekul non polar tidak dapat larut dalam air

2.14 Sifat Kimia, Pembakaran Alkana

Alkana mudah terbakar diudara , kombinasi dengan oksigen dikenal sebgai pembakaran dan
cukup eksoternik. Panas yang dilepas disebut panas pembakaran (-∆H°) disebut entalpi
dirumuskan sebagai berikut:

∆ H °=H ° produk −H ° rekatan

Entalpi produk lebih kecil daripada entalpi reaktan. Alkana tidak bercabang memiliki entalpi
lebih tinggi daripada alkana tidak bercabang, tetai factor yang penting adalah jumlah atom
karbonnyaPanas yang dihasilkan saat membakar alkana meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah atom karbon. Stabilitas relatif isomer dapat ditentukan dengan membandingkan masing-
masing panas pembakaran. Dua isomer yang lebih stabil memiliki panas pembakaran yang lebih
rendah.. Perbedaan kecil stabilitas antara alkana bercabang dan tidak bercabang dihasilkan dari
interaksi intra molekul.
2.15 Oksidasi

Reaksi alkana dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air disebut pembakaran.
Beberapa prinsip oksidasi- reduksi adalah bilangan oksidasi untuk menghitung bilangan oksidasi,
misalnya dalam senyawa metana (CH4) dapat dihitung memaluli rumus molekulnya, molekul
tersebut bersifat netral. Maka jumlah aljabarnya harus sama dengan nol. Asumsikan, bilangan
oksidasi hidrogen adalah 1 dalam CH 4 memunyai 4 atom H jadi bilangan oksidasinya adalah 4,
karena dalam senyawa tital bilangan oksidasinya sama dengan 0 maka dari itu bilangan oksidasi
dari atom C adalah -4. Peningkatan bilangan oksidasi seiring dengan meningkatnya jumlah
ikatan antara karbon dan oksigen dan menurunkan jumlah ikatan karbon dan hidrogen. Oksidasi
karbon terjadi ketika ikatan antara karbon dan atom yang kurang elektronegatif dari karbon
digantikan oleh ikatan ke atom yang lebih elektronegatif daripada karbon. Proses sebaliknya
adalah reduksi.

Anda mungkin juga menyukai