Anda di halaman 1dari 2

DPR Masih Ngotot Sahkan RUU KUHP

(Nurmala Indah, 25, XII MIPA 5)

Kontan.co.id, Jakarta - Meski umurnya tinggal beberapa hari lagi, DPR masih ngotot ingin
mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) di
penghujung masa jabatannya. Kendati Presiden Joko Widodo telah meminta agar DPR periode ini
tidak mengesahkan RUU KUHP tersebut karena banyaknya penolakan dari kalangan masyarakat.

Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan, RUU KUHP Ini tidak disahkan pada hari Selasa
(24/9) besok sesuai rencana sebelumnya. Kendati demikian, ia juga tidak mengatakan akan
menyerahkan pembahasan itu pada DPR periode berikutnya.

"Iya tidak (disahkan) besok, kita selesaikan nanti di DPR sesuai mekanisme DPR," ujar Ketua
DPR Bambang Soesatyo di kompleks istana kepresidenan, Senin (23/9).

Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU KUHP Mulfachri Harahap mengatakan, mereka masih
memiliki waktu untuk membahas secara singkat pasal-pasal yang ditolak sejumlah kalangan dan
mengesahkan RUU KUHP tersebut di penghujung masa jabatan mereka.

Apalagi masih ada tiga kali rapat paripurna DPR sebelum mereka demisioner. "Nanti sebelum
itu ada forum lobi dengan pemerintah dan DPR, nanti kita lihat sejauh mana forum lobi itu
menghasilkan sesuatu yang baik untuk kita semua," terang Mulfachri.

Sebelumnya Jokowi meminta penundaan pengesahan RUU KUHP. Hal itu dikarenakan
terdapat 14 pasal yang dinilai bermasalah oleh sejumlah kalangan. Beberapa pasal menjadi sorotan
karena dianggap merugikan masyarakat.

Sementara itu, Jokowi memutuskan menunda pengesahan RKUHP karena menimbulkan


kontroversi di masyarakat. Jokowi mengaku sudah mendengarkan masukan dari berbagai kalangan
yang keberatan dengan sejumlah substansi RKUHP.

DPR masih optimis RUU KUHP bisa disahkan pada periode ini. Mulfachri menuturkan
jumlah pasal yang dinilai bermasalah dan jadi perdebatan tidak banyak sehingga bisa dilakukan
pembahasan dengan cepat.
"Soal pasal bermasalah itu debatable kalau satu dua pasal dianggap masih kurang selaras
dengan kehidupan berbangsa ini, ya kita sesuaikan," jelas Mulfachri.

Pembahasan RUU KUHP dinilai cukup panjang hampir empat tahun. Mulfachri bilang
nantinya akan menyertakan semua pihak yang punya kepentingan untuk proses pembuatan UU.

Anda mungkin juga menyukai