Anggota :
1. Hana Ulfia (10)
2. Ibrahim Adrianto (12)
3. I’fa Lutfiyah (13)
4. Maulita Sekar Arum (17)
5. Muhammad Faisal K. (19)
6. Nurmala Indah (25)
HUKUM OHM
1. PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK
Arah arus listrik yaitu searah dengan aliran muatan positif atau berlawana
dengan arah aliran muatan negatif.
Kuat arus listrik yang mengalir pada kawat adalah jumlah muatan listrik (Q)
yang melewati kawat per satuan waktu (t) pada satu titik.
Contoh:
amperemeter memiliki batas ukur 10 mA dan memiliki hambatan dalam 2,7 k. Jika
batas ukur ingin dinaikkan menjadi 100 mA, berapa resistansi shunt yang harus dipasang?
Penyelesaian :
Diketahui : IA = 10 mA Ditanya : Rsh
I = 100 mA
RA = 2,7 k
Jawab :
n = I = 100 mA = 10
I 10 mA
Rsh = RA = 2,7 k = 2,7 k = 0,3 k
(n-1) (10-1) 9
jadi, resistan shunt yang harus dipasang sebesar 0,3 k
Tegangan listrik atau beda potensial listrik timbul karena dua benda yang
memilki potensial listrik dihubungkan melalui penghantar. Alat untuk
mengukur beda potensial listrik disebut voltmeter. Untuk memperbesar
jangkauan voltmeter, dipasang hambatan muka yang dirumuskan :
t 0 (1 t )
Berdasarkan persamaan di atas, didapatkan persamaan hambatan sebagai
berikut
R = hambatan bahan ()
R = R0(1+T) R0 = hambatan awal bahan ()
T = perubahan suhu (°C)
= koefisien suhu (/°C)
Contoh :
Hambatan kawat pijar pada suhu 0°C adalah 6 . Berapakah hambatan pada suhu
1.000°C, jika koefisien suhu = 0,004/°C?
Penyelesaian :
Diketahui : T1 = 0°C
T2 = 1.000°C
R0 = 6
= 0,004/°C
Ditanya : R
Jawab : R = R0(1+T)
= (6)(1+ (0,004/°C)(1.000-0)°C)
= 30
jadi hambatan kawat pada suhu 1.000°C
adalah 30
HUKUM KIRCHHOFF