Anda di halaman 1dari 3

Soeharto adalah presiden kedua Indonesia yang menjabat dari tahun 1967-1998.

Di dunia Barat
beliau dikenal sebagai “The Smiling General” karena raut mukanya yang senantiasa tersenyum
menunjukkan keramahan. Beliau lahir di Yogyakarta, 8 Juni1921 dan meninggal di Jakarta 27 Januari
2008.

a. Bidang politik

1. Dibubarkannya Partai Komunis Indonesia dan semua organisasi pendukungnya yang diperkuat melalui
surat Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS no. 1/3/1966 tertanggal 12 Maret 1966 sebagai
realisasi dari Tiga Tuntutan Rakyat atau Tritura.

2. Memperbaharui kabinet Dwikora dengan mengamankan 15 orang menteri yang dinilai terkait dengan
gerakan 30 September 1965 melalui Keputusan Presiden no.5 tanggal 18 Maret 1966. Juga membersihkan
lembaga legislatif termasuk MPRS dan DPRGR dari para tersangka G30S PKI.

3. Mengembalikan peran dan kedudukan MPRS yaitu diatas Presiden agar sesuai dengan UUD 1945.

4. Pelaksanaan pemilihan umum yang lebih sederhana pertama kali dengan penyederhanaan partai politik
pada masa orde baru dari 10 partai menjadi 3 partai, yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) terdiri dari partai – partai nasionalis dan Kristen, lalu Partai Persatuan Pembangunan
(PPP)

5. Militer diberikan hak secara resmi untuk ikut berperan dalam pemerintahan dengan istilah Dwifungsi
ABRI.

6. Diwajibkannya pendidikan dan penataran P4 atau Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberlakukan Asas Tunggal Pancasila untuk partai – partai
politik dan organisasi kemasyarakatan.

7. Irian Barat dan Timor Timur bergabung dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia walaupun tidak
dengan usaha yang mulus.
9. Indonesia menjadi pelopor dalam pendirian ASEAN, melakukan beberapa kebijakan politik luar negeri,
memperbaiki hubungan dengan Malaysia, dan kembali menjadi anggota PBB pada tahun 1967.

b. Bidang Sosial

Untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat pada waktu itu yang berada dalam keadaan terpuruk,
pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan pada orde baru yang menjadi ciri pokok orde baru seperti
Gerakan Orang Tua Asuh, Program Keluarga Berencana dengan slogan “Dua Anak Cukup”, transmigrasi,
dan gerakan wajib belajar 9 tahun.

c. Bidang Ekonomi

Beberapa hal yang menjadi bagian dari kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan orde baru yaitu:

1. Repelita

Upaya pemerintah orde baru untuk meningkatkan ekonomi secara nasional berhasil dengan menggunakan
Repelita, diantaranya terwujudnya swasembada pangan nasional pada tahun 1984. Repelita dibagi
menjadi beberapa tahap Pelita (Pembangunan Lima Tahun) seperti berikut ini:

 Pelita I yang dimulai pada 1 April 1969 – 31 Maret 1974 untuk meningkatkan taraf hidup
rakyat dan menekankan pembangunan pada bidang pertanian.
 Pelita II dimulai pada 1 April 1974 – 31 Maret 1979 yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sebanyak rata – rata 7 persen setahun.
 Pelita III sejak 1 April 1979 – 31 Maret 1984 yang menekankan tujuan Trilogi
Pembangunan.
 Pelita IV sejak 1 April 1984 – 31 Maret 1989 berhasil melaksanakan keluarga berencana
dan swasembada pangan serta perumahan.
 Pelita V dimulai pada 1 April 1989 – 31 Maret 1994 menyasar sektor pertanian dan
industri untuk ekspor.
 Pelita VI yang bertujuan untuk membangun sektor pertanian dan industri ekspor.

2. Trilogi Pembangunan

Ada tiga aspek dalam trilogi pembangunan yaitu:

 Stabilitas ekonomi nasional yang sehat dan dinamis


 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
 Pemerataan pembangunan serta hasil – hasilnya yang menuju terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat di Indonesia.

3. Pemulihan di Bidang Ekonomi Mulai 1966 – 1973

Tujuan dasar dari kebijakan orde baru adalah pembangunan ekonomi negara dengan bergabung
kembali ke dalam jajaran ekonomi dunia yaitu menjadi anggota IMF (International Monetary Fund),
menjadi anggota PBB kembali dan anggota Bank Dunia pada kurun waktu akhir tahun 1960an. Langkah
ini akhirnya memulai aliran bantuan keuangan dan bantuan asing dari negara Barat dan juga Jepang ke
Indonesia. Kemudian untuk mengatasi hiperinflasi, Soeharto mengandalkan para teknokrat ekonomi yang
sebagian besar dididik di Amerika Serikat untuk membuat rencana guna memulihkan ekonomi.

4. Pertumbuhan Ekonomi dan Intevensi Pemerintah (1974 – 1982)

Kebijakan orde baru tetap menjaga pertumbuhan ekonomi tahunan yang cepat diatas angka 5%. Indonesia
saat itu juga mendapat keuntungan secara signifikan dari perdagangan minyak di tahun 1970an sehingga
sektor publik mampu berperan besar dalam perekonomian dengan berinvestasi dalam pembangunan
daerah, sosial, infrastruktur dan mendirikan industri dalam skala besar.

5. Ekspor dan Deregulasi sejak 1983 – 1996

Berbagai tindakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi didorong oleh ekspor, seperti pembebasan
bea cukai termasuk impor dan pengulangan devaluasi rupiah. Selain itu pemerintah juga mengizinkan
berbagai pendirian bank swasta baru, kebebasan bank asing beroperasi di luar Jakarta, yang kemudian
justru menjadi masalah yang menambah krisis di Indonesia pada akhir 1990an.

d. Bidang Budaya

Pada masa Orde Baru terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang bersifat diskriminatif, seperti
Surat Edaran No.06/Preskab/6/67 yang memuat tentang perubahan nama. Dalam surat itu disebutkan
bahwa masyarakat keturunan Cina harus mengubah nama Cinanya menjadi nama yang berbau Indonesia.
Selain itu, penggunaan bahasa Cinapun dilarang .Rezim Orde Baru memberlakukan kebijakan
diskriminasi. Misalnya, pemberlakuan batasan 10 persen bagi etnis Cina untuk bisa belajar di bidang
medis, permesinan, sains dan hukum di universitas.

Keluarnya Instruksi Presiden (Inpres) No 14 Tahun 1967 yang menyatakan adat istiadat orang Cina
dilarang dipertontonkan di depan umum, membuat etnis Cina tidak bebas melestarikan budaya leluhurnya
di Indonesia. Tidak hanya itu, pelestarian budaya luluhur orang Cina dikhawatirkan oleh pemerintah akan
mengganggu proses program asimilasi yang dicanangkan oleh pemerintah Orde Baru.

Anda mungkin juga menyukai