Anda di halaman 1dari 4

1.

Rumus Impedansi Rangkaian RLC

Contoh soal Rangkaian RLC

 Sebuah resistor 300 Ω, inductor 2 H, dan kapasitor 20 µF dirangkai secara seri serta dihubungkan
dengan sumber tegangan 200 Volt, 100 rad/s. Tentukanlah:

a. Reaktansi induktif, reaktansi kapasitif, dan sifat rangkaian

b. Impedansi

Diketahui:

R = 300 Ω L=2H

C = 20 µF= 20 x 10-6 F ω = 100 rad/s

Ditanya: XL, XC, Z dan sifat rangkaian ?

Jawab:

a.

Karena XL < XC rangkaian bersifat kapasitif

b.
2. Grafik sinus Rangkaian RLC yang bersifat kapasitif, resitif dan induktif

a. Arus AC (arus bolak-balik) pada resistor

Arus AC sebesar I   yang melewati resistor akan muncul tegangan seperti persamaan berikut.

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa besarnya arus yang melalui resistor sebandingan dengan
tegangan yang dihasilkan. Artinya, jika arus yang masuk besar, tegangan yang dihasilkan juga akan besar.
Keadaan itu dikatakan bahwa arus dan tegangannya sefase. Perhatikan grafik berikut.

Gambar paling kiri merupakan contoh susunan resistor, gambar tengah merupakan grafik sinusoidal
antara tegangan dan arus, dan gambar paling kanan merupakan diagram fasor antara tegangan dan
arus. Pada gambar tengah terlihat bahwa tegangan dan arus bergerak dengan fase yang sama.

b. Arus AC (arus bolak-balik) pada induktor

Jika suatu induktor dilalui arus AC yang besarnya berubah setiap waktu, maka akan dihasilkan tegangan
induksi VL. Secara matematis, hubungan antara arus dan tegangan induksi dirumuskan sebagai berikut.

Persamaan di atas menunjukkan bahwa semakin besar perubahan arus setiap waktu, semakin besar pula
tegangan induksinya. Tegangan induksi akan muncul setelah ada perubahan arus pada selang waktu
tertentu. Dari kondisi tersebut, bisa dikatakan bahwa jalannya arus tidak serentak dengan tegangan atau
tegangan tidak sefase dengan arus. Tegangan akan mendahului arus dengan beda sudut fase 90o.
Gambar paling kiri merupakan contoh susunan induktor, gambar tengah merupakan grafik sinusoidal
antara tegangan dan arus, serta gambar paling kanan merupakan diagram fasor antara tegangan dan
arus. Pada gambar tengah terlihat bahwa tegangan mendahului arus dengan beda sudut fase 90o atau
arus tertinggal tegangan sejauh 90o.

b. Arus AC (arus bolak-balik) pada kapasitor

Saat kapasitor dilalui Arus AC sebesar IC, akan muncul tegangan VC. Tegangan kapasitor tersebut akan
naik menjadi Vt secara perlahan. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Saat kapasitor dilalui arus, tegangan kapasitor akan naik. Sebaliknya, saat arus diturunkan sampai ke titik
nol, tegangan kapasitor akan turun secara perlahan. Keadaan ini menunjukkan bahwa arus dan tegangan
tidak berjalan secara serempak. Artinya, arus dan tegangan tidak sefase. Arus akan mendahului
tegangan dengan beda sudut fase 90o.

Gambar paling kiri merupakan contoh susunan kapasitor, gambar tengah merupakan grafik sinusoidal
antara tegangan dan arus, serta gambar paling kanan merupakan diagram fasor antara tegangan dan
arus. Pada gambar tengah terlihat bahwa arus mendahului tegangan dengan beda sudut fase 90o atau
tegangan tertinggal arus sejauh 90o.
3. Rumus Frekuensi resonasi

λ = l/n atau λ = V.f


Keterangan:

λ = Panjang gelombang (m)


V = Cepat rambat suara di udara
f = Frekuensi
l = Panjang kolom udara diatas permukaan air dalam tabung (m)
n = Resonansi ke-n (n = 1, 2, 3, …)
Contoh soal Frekuensi resonasi

Sebuah sumber bunyi beresonansi pertama kali pada saat tinggi kolom udara 50 cm. Jika frekuensi
sumber bunyi adalah 250 Hz, maka kamu hitunglah:

 Panjang gelombangnya?

 Panjang kolom ketiga saat terjadi resonansi?

Jawaban:

Diketahui:

 l = 50 cm = 0,5 m

 f = 250 Hz

Ditanya:

 Panjang gelombangnya?

 Panjang kolom ketiga saat terjadi resonansi?

Dijawab:

a. Menghitung panjang gelombangnya:

 0.5= {[2(1) – 1] / 4} x λ 0.5 / 0.25 = λ λ =  2 m

b. Menghitung panjang kolom ketiganya:

 l3  = {[2(3) – 1] / 4} x 2 l3  = 5/2 l3  = 2.5 m

Anda mungkin juga menyukai