Anda di halaman 1dari 67

Tata Nama Alkana

Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa karbon, menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C dan rumus strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh IUPAC agar dapat digunakan secara internasional. Aturan tata nama alkana 1. Rantai tidak bercabang (lurus) Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n- (normal) CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentana 2. Jika rantai karbon bercabang, maka: a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain. Rantai induk diberi nama alkana.

rantai induk terdiri dari 6 atom C, sehingga diberi nama heksana b. Penomoran. Berilan nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.

Jika nomor dari bawah, maka cabang ada di nomor 3. tetapi jika dari kanan, maka cabang ada di nomor 4. Sehingga dipilih penomoran dari ujung bawah. c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk. Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut: d. Tabel 3. Nama Alkil

e. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang: Nomor cabang-nama cabang nama rantai induk: Nama untuk struktur di atas adalah: 3-metilheksana -jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nonor-nonor cabang dari alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis.

-Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka nama-mana alkil disusun menurut abjad.

3. Tambahan untuk penomoran khusus a. Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka pilih rantai induk yang mempunyai cabang lebih terbanyak.

Rantai induk = 5 atom C Rantai induk = 5 atom C Cabang = 2 (metil dan etil) Cabang = 1 (isopropil) Sehingga yang dipilih adalah struktur yang pertama : 3-etil-2-metilpentana b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.

Dari kiri, nomor 3 terdapat cabang etil Dari kanan, nomor 3 terdapat cabang metil. Sehingga yang dipilih adalah penomoran dari kiri: 3-etil-4metilpentana.

Sifat-sifat Alkana
Sifat fisik 1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1. 2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat. 3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil. Tabel 4. Beberapa sifat fisik alkana Nama alkana Rumus molekul CH4 C2H6 C3H8 C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C17H36 C18H38 C19H40 C20H42 Mr Titik leleh Titik didih Kerapatan (oC) (0C) (g/Cm3) -182 -183 -188 -138 -130 -95 -91 22 28 32 37 -162 -89 -42 -0. 5 36 69 99 302 316 330 343 0,423 0,545 0,501 0,573 0,526 0,655 0,684 0,778 0,789 0,789 0,789 Fase pada 250C Gas Gas Gas Gas Cair Cair Cair cair padat padat padat

Metana Etana Propana Butana Pentana Heksana Heptana Heptadekana Oktadekana Nonadekana Iikosana Sifat kimia

16 30 44 58 72 86 100 240 254 268 282

1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya. 2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan uap air.

3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom -atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.

Isomer Alkana
Kata Kunci: isomer, isomer alkana, molekul alkana Ditulis oleh Ratna dkk pada 29-12-2009 Bagaimana kita dapat memperoleh molekul alkana yang lebih panjang dari molekul yang lebih pendek ? Gantilah salah satu atom H dari metana dengan gugus -CH3 maka akan kita peroleh molekul etana. Demikian juga jika kita mengganti salah satu atom H dari etana dengan gugus -CH3 akan kita peroleh propana yang rantai karbonnya lebih panjang satu lagi. Lihat berikut ini. CH3 -H diganti dengan -CH3 akan diperoleh CH3 -CH3 CH3 -CH2 -H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3 -CH2-CH3. Dan seterusnya. Kita boleh memilih salah satu atom H yang mana saja untuk diganti dengan gugus -CH3 dan kita akan memperoleh hasil penggantian yang sama. Kita mengatakan bahwa setiap atom H terikat secara ekuivalen dengan atom karbon. Tetapi bila sekarang kita akan mengganti salah satu atom H dari propana dengan gugus -CH3 anda akan memperoleh lebih dari satu macam hasil, Perhatikanlah: CH3 -CH2 -CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH2-CH3 n-butana

diganti dengan Jelas terlihat bahwa kedua hasil penggantian di atas berbeda, kita mengatakan atom H tidak lagi terikat secara ekuivalen. Atom C yang terikat dengan satu atom C dan 3 atom H disebut atom C primer, sedang atom C yang terikat dengan dua atom C den dua atom H disebut atom C sekunder. Kedua hasil penggantian itu mempunyai rumus struktur yang berbeda tetapi rumus molekulnya sama, peristiwa ini disebut isomer. Jadi dapatkah kita mendefinisikan apa

itu isomer ? Kedua hasil penggantian itu adalah senyawa yang berbeda terbukti mempunyai sifat-sifat berbeda. Titik beku dan titik didih dari yang berantai lurus adalah -138,3C dan 0,5C sedang yang rantainya bercabang adalah 159C dan -12C. Sekarang semakin jelas tentunya mengapa jumlah senyawa karbon itu demikian banyaknya.

Alkena
Kata Kunci: Alkena, ciri-ciri alkena, etena, etilena, gugus fungsional, pembuatan alkena, penggunaan etena, plastik polietanena, polipropilen, politena, propena, propilena Ditulis oleh Ratna dkk pada 30-12-2009

Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n. Kekurangan jumlah atom H pada alkena dibandingkan dengan jumlah atom H pada alkana dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan untuk n = 2, pada alkana adalah C2 H6 sedang pada alkena adalah C2H4, bagaimana dapat digambarkan rumus strukturnya? Perhatikan contoh berikut!

berubah menjadi Kedua atom H di bawah harus dibebaskan supaya elektron-elektron atom C yang tadinya dipakai untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom H dapat dialihkan untuk membentuk ikatan kovalen dengan sesama atom karbon. Alkena mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C, maka suku pertama alkena harus mengandung dua atom C. Jadi n = 2, dan beberapa suku lain dapat Anda lihat pada tabel berikut ini.

Nama alkena berbeda dengan alkana hanya pada bagian belakang, jadi bagian yang menunjuk pada jumlah tidak berubah. Bagaimana memberi nama alkena yang bercabang? Secara garis, besar tidak berbeda dengan cara memberi nama alkana yang bercabang, tetapi pada

penentuan rantai induk yang terpanjang harus rantai yang mengandung ikatan rangkap. Jadi ikatan rangkapnya diutamakan dengan nomor terkecil. Sebagai contoh lihatlah rumus struktur berikut ini.

Pada alkana tidak ada bagian dari rumus strukturnya yang mempunyai ciri khas, sebaliknya pada alkena ada bagian dari rumus strukturnya yang mengandung satu ikatan rangkap dua. Bagian ini (-C=C-) disebut gugus fungsional. Suku alkena yang banya dikenal adalah etena (etilena) dan propena (propilena) yang merupakan bahan dasar untuk membuat plastik polietena (politena) dan polipropilen. Ciri-ciri alkena x Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua x Alkena = olefin (pembentuk minyak) x Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur) : 2-metil-2-butena x Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif x Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 34%) x Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses cracking x Pembuatan : pengawahidratan etanol Penggunaan etena x Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2) x Untuk memasakkan buah-buahan x Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol) Pembuatan alkena : x Dehidrohalogenasi alkil halida x Dehidrasi alkohol x Dehalogenasi dihalida x Reduksi alkuna

Sifat-sifat Alkena
Ditulis oleh Sukarmin pada 30-09-2009 Sifat fisik 1. pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerpatan cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air. 2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama. Tabel 5. Beberapa sifat fisik alkena Nama alkena Etena Propena 1-Butena 1-Pentena 1-Heksena 1-Heptena 1-Oktena 1-Nonesa 1-Dekena Sifat kimia Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi, polimerisasi dan pembakaran 1. Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena: a. Reaksi alkena dengan halogen (halogenisasi) Rumus molekul C2H4 C3H6 C4H8 C5H10 C6H12 C7H14 C8H16 C9H18 C10H20 Mr 28 42 56 70 84 98 112 126 140 Titik leleh Titik didih Kerapatan (oC) (0C) (g/Cm3) -169 -104 0,568 -185 -48 0,614 -185 -6 0,630 -165 30 0,643 -140 63 0,675 -120 94 0,698 -102 122 0,716 -81 147 0,731 -66 171 0,743 Fase pada 250C Gas Gas Gas Cair Cair Cair Cair Cair Cair

b. Reaksi alkena dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi) Hasil reaksi antara alkena dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh struktur alkena, apakah alkena simetris atau alkena asimetris.
y

alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana.

alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana. Produk utana reaksi dapat diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H.

c. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi) 1. Reaksi ini akan menghasilkan alkana.

2. Alkena dapat mengalami polimerisasi. Polimerisasi adalah penggabungan molekulmolekul sejenis menjadi molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang. Molekul yang bergabung disebut monomer, sedangkan molekul raksasa yang terbentuk disebut polimer.

3. pembakaran alkena Pembakaran alkena (reaksi alkena dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O. CH2=CH2 + 2 O2 2CO2 + 2H2O

Alkuna
Ditulis oleh Sukarmin pada 29-09-2009 Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tiga C=C. Suku alkana yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etuna. Nama alkuna sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran ana menjadi -una. Nama Etena Propena Butena Pentena Struktur CH=CH CH=C-CH3 CH=C-CH2-CH3 CH=C- CH2- CH2?-CH3 Rumus molekul C2H4 C3H4 C4H6 C5H8

Dari tabel diatas rumus molekul secara umum dapat dirumuskan: CnH2n-2

Tata nama alkena Tata nama alkuna menurut IUPAC sama dengan tatanama alkena, lang-kah-langkah untuk memberi nama alkuna adalah sebagai berikut: 1. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain yang melewati ikatan rangkap, berilah nama alkuna sesuai jumlah atom C pada rantai induk. 2. Penomoran. rangkap. Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang terdekat dengan

3. Jika terdapat cabang berilah nama cabang dengan alkil sesuai jumlah atom C cabang tersebut. Jika terdapat lebih dari satu cabang, aturan penamaan sesuai dengan aturan pada tatanama alkana. 4. Urutan penamaan: nomor cabang-nama cabang-nomor rangkap-rantai induk. Contoh:

Penentuan rantai induk salah Meskipun mempunyai rantai terpanjang, tetapi tidak melewati rangkap.

ISOMER ALKUNA Etuna (C2H2), propena (C3H4) tidak mempunyai isomeri katena hanya ada satu struktur.

Isomer dari butuna (C4H6):

Isomer pentuna (C5H8)

Sifat Alkuna
Ditulis oleh Sukarmin pada 28-09-2009 Sifat fisis Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat. Tabel 6. Beberapa sifat fisik alkuna Nama alkena Rumus molekul Etuna Propuna 1-Butuna 1-Pentuna 1-Heksuna 1-Hepuna 1-Oktuna 1-Nonusa 1-Dekuna C2H2 C3H4 C4H6 C5H8 C6H10 C7H12 C8H14 C9H16 C10H18 26 40 54 68 82 96 110 124 138 Mr Titik leleh didih (oC) -81 -103 -126 -90 -132 -81 -79 -50 -44 (0 C) -85 -23 8 40 71 100 126 151 174 (g/Cm3 ) 0,690 0,716 0,733 0,740 0,766 0,765 250 C Gas Gas Gas Cair Cair Cair Cair Cair Cair Titik Kerapatan pada Fase

Sifat kimia Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran 1. reaksi adisi pada alkuna o Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)

Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov. o Reaksi alkuna dengan hidrogen halida

Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:

o Reaksi alkuna dengan hidrogen

2. Polimerisasi alkuna

3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.

4. Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O. 2CH=CH + 5 O2 4CO2 + 2H2O

Alkohol dan eter


Kata Kunci: alkohol, anastesi, Eter, gugus hidroksil, pembuatan alkohol, pembuatan eter, penggunaan alkohol, penggunaan eter, rumus umum eter, sifat fisika alkohol, sifat fisika eter, struktur alkohol, tata nama eter, tatanama alkohol Ditulis oleh Ratna dkk pada 01-01-2010 Alkohol Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, O. Alkohol tersusun dari unsur C, H, dan O. Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier Sifat fisika alkohol : TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC, etena = 88,6oC) Umumnya membentuk ikatan hidrogen Berat jenis alkohol > BJ alkena Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar)

Struktur Alkohol : R OH R-CH2 -OH Primer (R)2CH-OH sekunder (R)3C-OH tersier

Pembuatan alkohol : Oksi mercurasi demercurasi Hidroborasi oksidasi

Sintesis Grignard Hidrolisis alkil halida

Penggunaan alkohol : Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis formaldehid, metilamina, metilklorida, metilsalisilat, dll Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik, sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll. Tatanama alkohol Nama umum untuk alkohol diturunkan dari gugus alkol yang melekat pada OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sisitem IUAPAC, akhiran-ol menunjukkan adanya gugus hidroksil. Contoh-contoh berikut menggambarkan contoh-contoh penggunaan kaidah IUPAC (Nama umum dinyatakan dalam tanda kurung).

Eter Bagi kebanyakan orang kata eter dikaitkan dengan anestesi. Eter yang dimaksud adalah hanyalah salah satu anggota kelompok eter, yaitu senyawa yang mempunyai dua gugus organik melekat pada atom oksigen tunggal. Rumus umum eter ialah R-O-R, yang R dan Rnya bisa sama atau berbeda, gugusnya dapat berupa alkil atau aril. Pada anestesi umum kedua R-nya adalah gugus etil. CH3CH2-O-CH2CH3. Eter merupakan isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril). Eter mengandung unsur C, H, dan O. Sifat fisika eter : Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar dan TD nya naik dengan penambahan unsur C. Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter dengan rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik.

Mudah terbakar

Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < TD alkohol (metil, n-pentil eter 140oC, n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC). Pembuatan eter : Sintesis Williamson Alkoksi mercurasi demercurasi

Penggunaan eter : Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb. Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu kebidanan.

Tatanama eter Eter diberi nama berdasarkan gugus alkil atau arilnya menurut urutan abjad, diikuti dengan kata eter misalnya :

Untuk eter dengan stuktur kompleks, kadang-kadang diperlukan nama gugus OR sebagai gugus alkoksi. Misalnya, dalam sistem IUPAC eter diberi nama sebagai hidrokarbon dengan substitusi alkoksi.

Pengantar Alkohol
Kata Kunci: alkohol, alkohol primer, alkohol sekunder, alkohol tersier, etanol, gaya van der Waals, gugus fungsi, ikatan hidrogen, sifat fisik alkohol Ditulis oleh Jim Clark pada 28-10-2007 Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan alkohol, dan apa perbedaan antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Disini juga dibahas dengan sedikit mendetail tentang

sifat-sifat fisik sederhana dari alkohol seperti kelarutan dan titik didih. Penjelasan rinci tentang reaksi-reaksi kimia alkohol akan dibahas di halaman-halaman lain. Pengertian Alkohol Contoh-contoh Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Pada pembahasan kali ini, kita hanya akan melihat senyawa-senyawa yang mengandung satu gugus -OH. Sebagai contoh:

Jenis-jenis alkohol Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tergantung pada bagaimana posisi gugus OH dalam rantai atom-atom karbonnya. Masing-masing kelompok alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan kimiawi. Alkohol Primer Pada alkohol primer(1), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil. Beberapa contoh alkohol primer antara lain:

Perhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat. Pada masing-masing contoh di atas, hanya ada satu ikatan antara gugus CH2 yang mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil. Ada pengecualian untuk metanol, CH3 OH, dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah alkohol primer meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang membawa gugus -OH. Alkohol sekunder Pada alkohol sekunder (2), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda. Contoh:

Alkohol tersier Pada alkohol tersier (3), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda. Contoh:

Sifat-sifat fisik alkohol Titik Didih Grafik berikut ini menunjukan titik didih dari beberapa alkohol primer sederhana yang memiliki sampai 4 atom karbon. Yakni:

Alkohol-alkohol primer ini dibandingkan dengan alkana yang setara (metana sampai butana) yang memiliki jumlah atom karbon yang sama.

Dari grafik di atas dapat diamati bahwa:

y y

Titik didih sebuah alkohol selalu jauh lebih tinggi dibanding alkana yang memiliki jumlah atom karbon sama. Titik didih alkohol meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah atom karbon.

Pola-pola titik didih mencerminkan pola-pola gaya tarik antar-molekul. Ikatan hidrogen Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul dimana sebuah atom hidrogen terikat pada salah satu dari unsur yang sangat elektronegatif fluorin, oksigen atau nitrogen. Untuk alkohol, terdapat ikatan hidrogen antara atom-atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dengan pasangan elektron bebas pada oksigen dalam molekul-molekul lain.

Atom-atom hidrogen sedikit bermuatan positif karena elektron-elektron ikatan tertarik menjauh dari hidrogen menuju ke atom-atom oksigen yang sangat elektronegatif. Pada alkana, satu-satunya gaya antar-molekul yang ada adalah gaya dispersi van der Waals. Ikatan-ikatan hidrogen jauh lebih kuat dibanding gaya-gaya tersebut sehingga dibutuhkan lebih banyak energi untuk memisahkan molekul-molekul alkohol dibanding untuk memisahkan molekul-molekul alkana. Inilah sebab utama mengapa titik didih alkohol lebih tinggi dari alkana. Pengaruh gaya van der Waals Pengaruh terhadap titik didih alkohol: Ikatan hidrogen bukan satu-satunya gaya antar-molekul dalam alkohol. Dalam alkohol ditemukan juga gaya-gaya dispersi van der Waals dan interaksi dipol-dipol. Ikatan hidrogen dan interaksi dipol-dipol hampir sama untuk semua alkohol, tapi gaya dispersi akan meningkat apabila alkohol menjadi lebih besar. Gaya-gaya tarik ini menjadi lebih kuat jika molekul lebih panjang dan memiliki lebih banyak elektron. Ini meningkatkan besarnya dipol-dipol temporer yang terbentuk.

Inilah yang menjadi penyebab mengapa titik didih meningkat apabila jumlah atom karbon dalam rantai meningkat. Diperlukan lebih banyak energi untuk menghilangkan gaya-gaya dispersi, sehingga titik didih meningkat. Pengaruh terhadap perbandingan antara alkana dan alkohol: Bahkan jika tidak ada ikatan hidrogen atau interaksi dipol-dipol, titik didih alkohol tetap lebih tinggi dibanding alkana sebanding yang memiliki jumlah atom karbon sama. Bandingkan antara etana dan etanol:

Etanol memiliki molekul yang lebih panjang, dan oksigen yang terdapat dalam molekulnya memberikan 8 elektron tambahan. Struktur yang lebih panjang dan adanya atom oksigen akan meningkatkan besarnya gaya dispersi van der Waals, demikian juga titik didihnya. Jika kita hendak membuat perbandingan yang cermat untuk mengamati efek ikatan hidrogen terhadap titik didih, maka akan lebih baik jika kita membandingkan etanol dengan propana bukan dengan etana. Propana memiliki panjang molekul yang kurang lebih sama dengan etanol, dan jumlah elektronnya tepat sama. Kelarutan alkohol dalam air Alkohol-alkohol yang kecil larut sempurna dalam air. Bagaimanapun perbandingan volume yang kita buat, campurannya akan tetap menjadi satu larutan. Akan tetapi, kelarutan berkurang seiring dengan bertambahnya panjang rantai hidrokarbon dalam alkohol. Apabila atom karbonnya mencapai empat atau lebih, penurunan kelarutannya sangat jelas terlihat, dan campuran kemungkinan tidak menyatu. Kelarutan alkohol-alkohol kecil di dalam air Perhatikan etanol sebagai sebuah alkohol kecil sederhana. Pada etanol murni dan air murni yang akan dicampur, gaya tarik antar-molekul utama yang ada adalah ikatan hidrogen.

Untuk bisa mencampur kedua larutan ini, ikatan hidrogen antara molekul-molekul air dan ikatan hidrogen antara molekul-molekul etanol harus diputus. Pemutusan ikatan hidrogen ini memerlukan energi. Akan tetapi, jika molekul-molekul telah bercampur, ikatan-ikatan hidrogen yang baru akan terbentuk antara molekul air dengan molekul etanol.

Energi yang dilepaskan pada saat ikatan-ikatan hidrogen yang baru ini terbentuk kurang lebih dapat mengimbangi energi yang diperlukan untuk memutus ikatan-ikatan sebelumnya. Disamping itu, gangguan dalam sistem mengalami peningkatan, yakni entropi meningkat. Ini merupakan faktor lain yang menentukan apakah penyatuan larutan akan terjadi atau tidak. Kelarutan yang lebih rendah dari molekul-molekul yang lebih besar Bayangkan apa yang akan terjadi jika ada, katakanlah, 5 atom karbon dalam masing-masing molekul alkohol.

Rantai-rantai hidrokarbon menekan diantara molekul-molekul air sehingga memutus ikatanikatan hidrogen antara molekul-molekul air tersebut. Ujung -OH dari molekul alkohol bisa membentuk ikatan-ikatan hidrogen baru dengan molekul-molekul air, tetapi "ekor-ekor" hidrogen tidak membentuk ikatan-ikatan hidrogen.

Ini berarti bahwa cukup banyak ikatan hidrogen awal yang putus tidak diganti oleh ikatan hidrogen yang baru. Yang menggantikan ikatan-ikatan hidrogen awal tersebut adalah gaya-gaya dispersi van der Waals antara air dan "ekor-ekor" hidrokarbon. Gaya-gaya tarik ini jauh lebih lemah. Itu berarti bahwa energi yang terbentuk kembali tidak cukup untuk mengimbangi ikatan-ikatan hidrogen yang telah terputus. Walaupun terjadi peningkatan entropi, proses pelarutan tetap kecil kemungkinannya untuk berlangsung. Apabila panjang alkohol meningkat, maka situasi ini semakin buruk, dan kelarutan akan semakin berkurang.

Kegunaan Alkohol
Kata Kunci: alkohol, etanol, industri, minuman, organik, pelarut Ditulis oleh Jim Clark pada 28-10-2007 Halaman ini menjelaskan secara singkat tentang beberapa kegunaan yang lebih penting dari beberapa alkohol sederhana seperti metanol, etanol dan propan-2-ol. Kegunaan etanol Minuman "Alkohol" yang terdapat dalam minuman beralkohol adalah etanol. Spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri Etanol biasanya dijual sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri yang sebenarnya merupakan sebuah etanol yang telah ditambahkan sedikit metanol dan kemungkinan beberapa zat warna. Metanol beracun, sehingga spirit bermetil dalam skala industri tidak cocok untuk diminum. Penjualan dalam bentuk spirit dapat menghindari pajak tinggi yang dikenakan untuk minuman beralkohol (khususnya di Inggris). Sebagai bahan bakar Etanol dapat dibakar untuk menghasilkan karbon dioksida dan air serta bisa digunakan sebagai bahan bakar baik sendiri maupun dicampur dengan petrol (bensin). "Gasohol" adalah sebuah petrol / campuran etanol yang mengandung sekitar 10 20% etanol. Karena etanol bisa dihasilkan melalui fermentasi, maka alkohol bisa menjadi sebuah cara yang bermanfaat bagi negara-negara yang tidak memiliki industri minyak untuk mengurangi import petrol mereka.

Sebagai pelarut

Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman, dan bisa digunakan untuk melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air. Sebagai contoh, etanol digunakan pada berbagai parfum dan kosmetik.

Kegunaan metanol Sebagai bahan bakar Metanol jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air.

Metanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan pembakaran, atau kegunaannya sebagai sebuah bahan bakar independen (sekarang sementara diteliti). Sebagai sebuah stok industri Kebanyakan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain seperti metanal (formaldehida), asam etanoat, dan metil ester dari berbagai asam. Kebanyakan dari senyawasenyawa selanjutnya diubah menjadi produk.

Kegunaan propan-2-ol Propan-2-ol banyak digunakan pada berbagai situasi yang berbeda sebagai sebuah pelarut.

Pengantar Ester
Ditulis oleh Jim Clark pada 07-11-2007

Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan ester dan melihat sekilas tentang sifatsifat fisik ester yang sederhana seperti kelarutan dan titik didih. Disini juga dibahas sedikit tentang ester-ester yang lebih rumit, yaitu ester-ester yang terbentuk secara alami seperti lemak dan miyak hewani dan nabati.

Pengertian ester
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil seperti metil atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil. Contoh ester umum etil etanoat

Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Pada ester ini, gugus -COOH telah digantikan dengan sebuah gugus etil. Rumus struktur untuk etil etanoat adalah sebagai berikut:

Perhatikan bahwa ester diberi nama berlawanan dengan urutan penulisan rumus strukturnya. Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat, sedangkan "etil" berasal dari gugus etil pada ujungnya. Contoh ester yang lain Pada masing-masing contoh berikut, pastikan bahwa anda bisa memahami bagaimana hubungan antara nama dan rumus molekulnya.

Perlu diperhatikan bahwa asam diberi nama dengan menjumlahkan total atom karbon dalam rantai termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus -COOH. Jadi, misalnya, CH3CH2 COOH adalah asam propanoat, dan CH3 CH2COO adalah gugus propanoat.

Lemak dan minyak


Perbedaan antara lemak dan minyak Minyak dan lemak hewani dan nabati merupakan ester yang besar dan rumit. Perbedaan antara sebuah lemak (seperti mentega) dengan sebuah minyak (seperti miyak bunga matahari) hanya pada titik leleh campuran ester yang dikandungnya. Jika titik leleh dibawah suhu kamar, maka ester akan berwujud cair yakni minyak. Jika titik leleh diatas suhu kamar, ester akan berwujud padatan yakni lemak. Penyebab perbedaan titik leleh ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya tentang sifat-sifat fisik.

Sekilas pengantar tentang struktur ester


Lemak dan minyak sebagai ester-ester yang besar Ester bisa dibuat dari asam karboksilat dan alkohol. Prosesnya akan dibahas mendetail pada halaman yang lain, tapi secara umum, kedua molekul (asam karboksilat dan alkohol) bergabung melepaskan sebuah molekul air dalam proses tersebut. Untuk memahami struktur ester, kita akan memulai dengan ester yang sangat sederhana seperti etil etanoat lalu dilanjutkan dengan lemak dan minyak yang lebih rumit. Diagram berikut memperlihatkan hubungan antara asam etanoat, etanol dan ester.

Persamaan ini bukan persamaan lengkap, sebab air juga dihasilkan dalam proses ini. Sekarang mari kita mengganti etanol pada gambar di atas dengan alkohol yang lebih rumit, yang memiliki lebih dari satu gugus -OH. Diagram berikut menunjukkan struktur dari propan-1,2,3-triol (nama lama: gliserol).

Seperti halnya etanol pada persamaan sebelumnya, struktur di atas digambarkan dari belakang-ke-depan untuk lebih memperjelas gambar-gambar selanjutnya. Normalnya, struktur di atas digambarkan dengan gugus -OH berada di sebelah kanan. Jika anda membuat sebuah ester dari alkohol ini dengan asam etanoat, maka anda bisa menempelkan tiga gugus etanoat pada alkohol tersebut.

Sekarang, perpanjang rantai asam, dan akhirnya anda mendapatkan sebuah lemak.

Asam CH3 (CH2 )16COOH disebut sebagai asam oktadekanoat, tapi nama lamanya masih umum digunakan, yaitu asam stearat. Nama lengkap untuk ester yang dibuat dari asam ini dengan propan-1,2,3-triol adalah propan1,2,3-triyl trioktadekanoat. Tapi pada kenyataannya, hampir semua orang menyebutnya dengan nama lamanya yaitu gliseril tristearat. Lemak dan minyak jenuh dan tak jenuh Jika lemak atau minyak jenuh, itu berarti bahwa asam darimana dia terbentuk tidak memiliki ikatan karbon-karbon rangkap dalam rantainya. Asam stearat merupakan sebuah asam jenuh, dengan demikian gliseril tristearat adalah sebuah lemak jenuh. Jika asam hanya memiliki satu ikatan rangkap karbon-karbon di dalam rantainya, maka disebut jenuh tunggal. Jika memiliki lebih dari satu ikatan rangkap karbon-karbon, disebut jenuh majemuk. Istilah-istilah ini selanjutnya berlaku bagi ester yang dibentuknya. Semua asam berikut adalah asam jenuh, sehingga akan membentuk lemak dan minyak yang jenuh pula:

Asam oleat merupakan sebuah asam jenuh-tunggal yang sederhana dan umum:

dan asam linoleat adalah asam jenuh-majemuk yang sederhana dan umum.

Mungkin anda sudah biasa menemukan istilah "omega 6" dan "omega 3" berkenaan dengan lemak dan minyak.

Asam oleat adalah sebuah asam omega 6. Ini berarti bahwa ikatan C=C pertama berawal pada atom karbon ke-enam dari ujung CH3. Asam linoleat adalah sebuah asam omega 3, karena ikatan C=C pertama berawal pada atom karbon ke-tiga dari ujung CH3. Karena hubungannya dengan lemak dan minyak, semua asam di atas terkadang disebut sebagai asam lemak.

Sifat-sifat fisik
Ester-ester sederhana Sifat-sifat yang dijelaskan berikut berkenaan dengan etil etanoat yang mewakili ester-ester sederhana. Titik didih Ester-ester yang kecil memiliki titik didih yang mirip dengan titik didih aldehid dan keton yang sama jumlah atom karbonnya. Seperti halnya aldehid dan keton, ester adalah molekul polar sehingga memiliki interaksi dipol-dipol serta gaya dispersi van der Waals. Akan tetapi, ester tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya tidak menyerupai titik didih asam yang memiliki atom karbon sama. Sebagai contoh:

molekul CH3COOCH2CH3 CH3CH2CH2COOH ester

tipe

titik didih (C) 77.1 164

asam karboksilat

Kelarutan dalam air Ester-ester yang kecil cukup larut dalam air tapi kelarutannya menurun seiring dengan bertambah panjangnya rantai. Sebagai contoh:

ester etil metanoat

rumus molekul HCOOCH2CH3

kelarutan (g per 100 g air) 10.5

etil etanoat etil propanoat

CH3COOCH2CH3 CH3CH2COOCH2CH3

8.7 1.7

Penurunan kelarutan ini disebabkan oleh fakta bahwa walaupun ester tidak bisa berikatan hidrogen satu sama lain, tetapi bisa berikatan hidrogen dengan molekul air. Salah satu atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam sebuah molekul air bisa cukup tertarik ke salah satu dari pasagan elektron bebas pada sebuah atom oksigen dalam sebuah ester sehingga sebuah ikatan hidrogen bisa terbentuk. Tentu akan ada juga gaya dispersi dan gaya-tarik dipol-dipol antara ester dan molekul air. Pembentukan gaya tarik ini melepaskan energi. Ini membantu menyuplai energi yang diperlukan untuk memisahkan molekul air dari molekul air lainnya dan molekul ester dari molekul ester lainya sebelum bisa bercampur. Apabila panjang rantai bertambah, bagian-bagian hidrogen dari molekul ester mulai terhindari dari energi tersebut. Dengan menekan diri diantara molekul-molekul air, bagian-bagian hidrogen ini memutus ikatan hidrogen yang relatif lemah antara molekul-molekul air tanpa menggantinya dengan ikatan yang serupa. Ini menjadikan proses ini kurang menguntungkan dari segi energi, sehingga kelarutan berkurang. Sifat-sifat fisik lemak dan minyak Kelarutan dalam air Tak satupun dari molekul ini yang dapat larut dalam air. Rantai pada lemak dan minyak terlalu penjang sehingga terlalu banyak ikatan hidrogen antara molekul-molekul air yang harus diputus sehingga tidak menguntungkan dari segi energi. Titik leleh Titik leleh menentukan apakah sebuah zat adalah lemak (sebuah padatan pada suhu kamar) atau minyak (sebuah cairan pada suhu kamar). Lemak biasanya mengandung rantai-rantai jenuh. Ini memungkinkan terbentuknya gaya dispersi van der Waals yang lebih efektif antara molekul-molekulnya. Ini berarti bahwa diperlukan lebih banyak energi untuk memisahkannya, sehingga meningkatkan titik leleh. Semakin besar tingkat ketidakjenuhan molekul, semakin rendah kecenderungan titik leleh karena gaya dispersi van der Waals kurang efektif. Mengapa demikian? Kita sedang membicarakan tentang molekul-molekul yang berukuran sangat mirip sehingga potensi terbentuknya dipol-dipol temporer haruslah sama pada semua molekul. Yang menjadi permasalahan hanya seberapa dekat molekul-molekul tersebut bisa.

Gaya-gaya dipersi van der Waals memerlukan agar molekul-molekul mampu berjejal sehingga bisa benar-benar efektif. Keberadaan ikatan rangkap C=C dalam rantai bisa tersusun secara rapi. Berikut ini diagram sebuah lemak jenuh yang disederhanakan:

Rantai-rantai hidrokarbon bergerak konstan dalam cairan, tapi rantai-rantai ini bisa tertata rapi apabila zat menjadi padat. Jika rantai-rantai pada salah satu molekul bisa tertata dengan rapi, itu berarti bahwa molekul-molekul tetangga bisa mendekat. Ini akan meningkatkan gaya tarik antara satu molekul dengan molekul tetanggannya sehingga meningkatkan titik leleh. Lemak dan minyak tak-jenuh memiliki sekurang-kurangnya satu ikatan rangkap C=C pada sekurang-kurangnya satu rantai. Tidak ada rotasi pada ikatan rangkap C=C sehingga posisi rantai terkunci secara permanen. Ini menjadikan molekul-molekul lebih sulit merapat. Jika tidak merapat dengan baik, gaya van der Waals tidak akan bekerja dengan baik. Efek ini jauh lebih buruk untuk molekul-molekul dimana rantai-rantai hidrokarbonnya pada kedua ujung ikatan rangkap tersusun cis satu sama lain dengan kata lain, keduanya berada pada sisi ikatan rangkap yang sama:

Jika berada pada sisi ikatan rangkap yang berlawanan (bentuk trans) maka efeknya tidak terlalu besar. Akan tetapi, keadaan sebenarnya lebih dari yang ditunjukkan diagram berikut karena perubahan-perubahan sudut ikatan di sekitar ikatan rangkap dibandingkan dengan pada bagian rantai yang lain.

Lemak dan minyak trans memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibanding yang berbetuk cis karena kerapatan molekulnya tidak terlalu dipengaruhi. Lemak dan minyak tak-jenuh cenderung berbentuk cis.

Aldehida dan Keton


Kata Kunci: aldehid, aldehida siklik, alkohol dehidrogenatum, ciri-ciri aldehid, keton, pembuatan aldehid, pembuatan keton, struktur aldehid, struktur keton, tatanama aldehid, tatanama keton Ditulis oleh Ratna dkk pada 02-01-2010 Sekarang kita sampai pada stuktur dan reaksi yang menyangkut gugus fungsi penting dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil, C = O. Gugus ini dimiliki oleh golongan senyawa aldehida, keton, asam karboksilat, ester dan turunan lainnya. Senyawa ini penting dalam banyak proses biologi dan merupakan mata niaga penting pula. Aldehida mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hydrogen, alkil atau aril.

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen. Aldehid berasal dari alkohol dehidrogenatum. (cara sintesisnya). Struktur Aldehid : R CHO Ciri-ciri aldehid : Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa, hanya berbeda dalam derajatnya. Unsur C kecil larut dalam air (berkurang + C). Merupakan senyawa polar, TD aldehid > senyawa non polar

Sifat fisika formaldehid : suatu gas yang baunya sangat merangsang Akrolein = propanal = CH2=CH-CHO : cairan, baunya tajam, sangat reaktif.

Contoh : Formaldehid = metanal = H-CHO Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk gas pada suhu kamar, tak berwarna, baunya tajam, larutanya dalam H2 O dari 40 % disebut formalin. Penggunaan : sebagai desinfektans, mengeraskan protein (mengawetkan contoh-contoh biologik), membuat damar buatan. Pembuatan aldehid : Oksidasi dari alkohol primer Oksidasi dari metilbenzen Reduksi dari asam klorida

Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil (C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril. Sifat-sifat sama dengan aldehid. Struktur: (R)2-C=O Contoh : propanon = dimetil keton = aseton = (CH3)2-C=O Sifat : cairan tak berwarna, mudah menguap, pelarut yang baik. Penggunaan : sebagai pelarut.

Contoh lain : asetofenon = metil fenil keton Sifat : berhablur, tak berwarna

Penggunaan : sebagai hipnotik, sebagai fenasil klorida (kloroasetofenon) dipakai sebagai gas air mata. Pembuatan keton Oksidasi dari alkohol sekunder Asilasi Friedel-Craft Reaksi asam klorida dengan organologam

Tatanama aldehida dan keton

Dalam sistem IUPAC, aldehida diberi akhiran al (berasal dari suku pertama aldehida). Contoh-contohnya adalah sebagai berikut :

Karena aldehida telah lama dikenal, nama-nama umum masih sering digunakan. Nama-nama tersebut dicantumkan dibawah nama IUPAC-nya. Karena nama ini sering digunakan, anda perlu juga mempelajarinya juga. Untuk aldehida yang mempunyai subtituen, penomoran rantai dimulai dari karbon aldehida sebagai mana contoh berikut :

Untuk aldehida siklik, digunakan awalan-karbaldehida. Aldehida aromatik sering mempunyai nama umum.

Dalam sistem IUPAC, keton diberi akhiran-on (dari suku kata terakhir keton). Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat nomor kecil. Biasanya keton diberi nama dengan menambahkan kata keton setelah nama-nama gugus alkil atau aril yang melekat pada gugus karbonil. Sama halnya dengan aldehida nama umum sering digunakan. Contohnya adalah sebagai berikut :

Reaksi Subtitusi dan Reaksi Adisi


Kata Kunci: adisi dengan asam halida, aturan Markovnikov, elektrofil, gugus elektronegatif, gugus pergi, ikatan rangkap, ikatan tunggal, mekanisme reaksi adisi, nukleofil, reaksi adisi, reaksi adisi dengan brom, reaksi adisi dengan halogen, reaksi hidrogenasi, reaksi pertukaran gugus fungsi, reaksi subtitusi Ditulis oleh Ratna dkk pada 05-01-2010

Reaksi-reaksi senyawa karbon


Reaksi senyawa karbon dapat dapat terjadi dengan berbagai cara, seperti reaksi substitusi, reaksi adisi dan reaksi eliminasi. Reaksi substitusi Reaksi substitusi atau disebut reaksi pertukaran gugus fungsi terjadi saat atom atau gugus atom dari suatu senyawa karbon digantikan oleh atom atau gugus atom lain dari senyawa yang lain. Secara umum mekanismenya :

Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini bisa rentan terhadap (susceptible; mudah diserang oleh) serangan oleh anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi subtitusi suatu reaksi dalam mana satu atom, ion atau gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, atau gugus lain.

Dalam suatu reaksi substitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi (leaving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion Halida merupakan gugus peri yang baik, karena ion-ion ini merupakan basa yang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan gugus pergi yang baik. Spesi (spesies) yang menyerang suatu alkil halida dalam suatu reaksi substitusi disebut nukleofil (nucleophile, pecinta nukleus), sering dilambangkan dengan Nu-. Dalam persamaan reaksi diatas, OH- dan CH3 O-, adalah nukleofil. Umumnya, sebuah nukleofil ialah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat positif ; jadi sebuah nukleofil adalah suatu basa Lewis. Kebanyakan nukleofil adalah anion, namun beberapa molekul polar yang netral, seperti H2 O, CH3 OH dan CH3NH2 dapat juga bertindak sebagai nukleofil. Molekul netral ini memiliki pasangan elektron menyendiri, yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan sigma. Lawan nukleofil ialah elektrofil (pecinta elektron) sering dilambangkan dengan E+. Suatu elektrofil ialah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat negatif, jadi suatu elektrofil ialah suatu asam Lewis seperti H+ atau ZnCl2. Beberapa reaksi substitusi a. Reaksi alkila halida dengan basa kuat b. Reaksi alkohol dengan PCl3 c. Reaksi alkohol dengan logam Natrium d. Reaksi klorinasi e. Reaksi esterifikasi (pembentukan ester) f. Reaksi saponifikasi (penyabunan) Reaksi Adisi Reaksi adisi terjadi jika senyawa karbon yang mempunyai ikatan rangkap menerima atom atau gugus atom lain sehungga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Ikatan rangkap merupakan ikatan tak jenuh, sedangkan ikatan tunggal merupakan ikatan jenuh. Jadi, reaksi adisi terjadi dari ikatan tak jenuh menjadi ikatan jenuh. Mekanismenya reaksi adisi : C=C C C C- C C=C CC

Beberapa reaksi adisi a. Reaksi hidrogenasi alkana R CH = CH R + H H R CH2 CH2 R

Contoh : C2H5 CH = CH CH3 + H H 2-pentena C2H5 CH CH CH3 n-pentana

Reaksi hidrogenasi ini digunakan untuk membuat margarin (mentega tiruan) dari minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh (C = C). Minyak cair dihidrogenasi dengan bantuan katalis Ni menghasilkan lemak padat.

Reaksi adisi dengan halogen

Reaksi adisi dengan brom digunakan untuk membedakan senyaw alkena (C = C) dengan sikloalkana. Hal ini karena kedua senyawa mempunyai isomer fungsional (rumus molekul sama, tetapi gugus fungsi berbeda). Pengamatan reaksinya dengan membedakan warna dari brom yaitu merah coklat. Alkena dapat bereaksi dengan brom sehingga warna merah coklat dari brom hilang menjadi tidak berwarna. Akan tetapi, sikloalkana tidak bereaksi dan warna merah coklat dari brom tetap. Alkena + brom bereaksi, warna merah coklat dari brom hilang

Sikloalkana + brom tidak bereaksi, warna merah coklat dari brom tetap. Adisi dengan asam halida (HX) R CH = CH R + H X | H | X R CH CH R

Dalam adisi ini atom X terikat pada C rangkap dikiri atau dikanan akan menghasilkan senyawa yang berbeda, kecuali kalau R dengan R sama. Untuk itu, ada aturan yang (padat) menetapkan hasil utama dari reaksi adisi tersebut yang dikemukakan oleh Vlademir Markovnikov. Aturan Markovnikov : 1. ikatan rangkap merupakan kumpulan elektron 2. gugus alkil merupakan gugus pendorong elektron. Alkil makin besar, daya dorong makin kuat. Urutan kekuatan alkil : CH3 < C2 H5 < C3H7 gugus elektronegatif merupakan gugus penarik elektron. Makin elektronegatif, daya tarik

Reaksi Adisi-Eliminasi Aldehid dan Keton


Kata Kunci: aldehid, dinitrofenilhidrazin, dinitrofenilhidrazon, keton, pereaksi Brady, reaksi Ditulis oleh Jim Clark pada 02-11-2007 Halaman ini menjelaskan tentang reaksi aldehid dan keton dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin (pereaksi Brady) sebagai sebuah reaksi uji untuk ikatan rangkap C=O. Disini kita juga membahas sekilas tentang beberapa reaksi mirip lainnya yang dikenal sebagai reaksi adisieliminasi (atau kondensasi). Reaksi dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin 2,4-dinitrofenilhidrazin sering disingkat menjadi 2,4-DNP atau 2,4-DNPH. Larutan 2,4dinitrofenilhidrazin dalam sebuah campuran metanol dan asam sulfat dikenal sebagai pereaksi Brady. Pengertian 2,4-dinitrofenilhidrazin Walaupun namanya kedengaran rumit, dan strukturnya terlihat agak kompleks, namun sebenarnya sangat mudah untuk dibuat. Pertama-tama gambarkan rumus molekul dari hidrazin, yaitu sebagai berikut:

Pada fenilhidrazin, salah satu atom hidrogen dalam hidrazin digantikan oleh sebuah gugus fenil, C6H5. Ini didasarkan pada sebuah cincin benzen.

Pada 2,4-dinitrofenilhidrazin, ada dua gugus nitro, NO2, yang terikat pada gugus fenil di posisi karbon 2 dan 4. Sudut yang padanya terikat nitrogen dianggap sebagai atom karbon nomor 1, dan perhitungan dilakukan searah arah jarum jam.

Melangsugkan reaksi Rincian reaksi antara aldehid atau keton dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin sedikit bervariasi tergantung pada sifat-sifat aldehid atau keton yang terlibat, dan pelarut yang didalamnya

dilarutkan 2,4-dinitrofenilhidrazin. Pada prosedur berikut, anggap kita menggunakan 2,4dinitrofenilhidrazin dalam bentuk pereaksi Brady (sebuah larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin dalam metanol dan asam sulfat): Masukkan beberapa tetes aldehid atau keton, atau bisa juga larutan aldehid atau keton dalam metanol, ke dalam pereaksi Brady. Terbentuknya endapan kuning atau oranye terang mengindikasikan adanya ikatan rangkap C=O dalam sebuah aldehid atau keton. Reaksi uji ini adalah yang paling sederhana untuk sebuah aldehid atau keton. Sifat kimiawi reaksi Reaksi keseluruhan dituliskan dengan persamaan berikut:

R dan R bisa berupa kombinasi dari gugus-gugus hidrogen atau hidrokarbon (seperti gugus alkil). Jika sekurang-kurangnya satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, maka senyawa asalnya adalah aldehid. Jika kedua gugus tersebut adalah gugus hidrokarbon, maka senyawa asalnya adalah keton. Perhatikan secara seksama mekanisme yang terjadi.

Jika kedua molekul pereaksi digambarkan berderet, maka struktur produk reaksi dapat ditentukan dengan mudah. Produk reaksi dikenal sebagai "2,4-dinitrofenilhidrazon". Perlu diperhatikan bahwa yang berubah hanya akhiran saja, dari akhiran "-in" menjadi "-on". Ini kemungkinan membingungkan.

Produk dari reaksi dengan etanal disebut sebagai etanal 2,4-dinitrofenilhidrazon; produk dari reaksi dengan propanon disebut propanon 2,4-dinitrofenilhidrazon dan seterusnya. Ini tidak terlalu sulit. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi kondensasi. Reaksi kondensasi merupakan reaksi dimana dua molekul bergabung bersama disertai dengan hilangnya sebuah molekul kecil dalam proses tersebut. Dalam hal ini, molekul kecil tersebut adalah air. Dari segi mekanisme, reaksi ini adalah reaksi adisi-eliminasi nukleofilik. 2,4dinitrofenilhidrazin pertama-pertama memasuki ikatan rangkap C=O (tahap adisi) menghasilkan sebuah senyawa intermediet yang selanjutnya kehilangan sebuah molekul air (tahap eliminasi). Kegunaan reaksi Reaksi adisi-eliminasi aldehid dan keton memiliki dua kegunaan dalam pengujian aldehid dan keton.
y

Pertama, reaksi ini bisa digunakan untuk menguji keberadaan ikatan rangkap C=O. Ikatan rangkap C=O dalam sebuah aldehid atau keton hanya memiliki endapan berwarna oranye atau kuning. Kedua, reaksi ini bisa digunakan untuk membantu mengidentifikasi aldehid atau keton tertentu. Endapan disaring dan dicuci dengan, misalnya, metanol dan selanjutnya direkristalisasi dari sebuah pelarut yang cocok, dimana pelarut ini bisa bereda-beda tergantung pada sifat aldehid dan keton. Sebagai contoh, kita bisa merekristalisasi produk-produk aldehid dan keton kecil dari sebuah campuran etanol dan air. Kristal-kristal yang terbentuk dilarutkan dalam pelarut panas dengan jumlah yang minimum. Jika larutan telah dingin, kristal-kristal diendapkan ulang dan bisa disaring, dicuci dengan sedikit pelarut dan dikeringkan. Kristal-kristal ini akan menjadi murni. Jika anda mengetahui titik lebur kristal-kristal, maka anda bisa membandingkannya dengan tabel-tabel titik lebur 2,4-dinitrofenilhidrazon dari semua aldehid dan keton umum untuk mencari aldehid atau keton mana yang diperoleh.

Beberapa reaksi mirip lainnya Jika anda melihat kembali persamaan-persamaan reaksi yang telah disebutkan di atas, tidak ada yang berubah pada 2,4-dinitrofenilhidrazin selama reaksi kecuali gugus -NH2. Reaksi yang serupa bisa dihasilkan jika gugus -NH2 terikat pada sesuatu yang lain. Pada masing-masing kasus, reaksi akan terlihat sebagai berikut:

Dengan pereaksi berikut, yang berubah hanyalah sifat "X". dengan hidrazin

Produk di atas adalah "hidrazon". Jika anda menggunakan propanon, maka produk itu adalah propanon hidrazon. dengan fenilhidrazin

Produk di atas adalah sebuah "fenilhidrazon". dengan hidroksilamin

Produk di atas adalah sebuah"oksim" misalnya, etanal oksim.

Reaksi Eliminasi dan Rangkuman


Kata Kunci: hidrokarbon, jenis hidrokarbon, mekanisme reaksi eliminasi, reaksi dehidrohalogenasi, reaksi eliminasi Ditulis oleh Ratna dkk pada 06-01-2010 Reaksi eliminasi Reaksi eliminasi kebalikan dari reaksi adisi. Pada reaksi ini molekul senyawa yang berikatan tunggal (ikatan jenuh) berubah menjadi senyawa berikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dengan melepaskan molekul yang kecil.

Mekanismenya :

Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini sebuah molekul kehilangan atom-atom atau ion-ion dari strukturstrukturnya. Produk organik suatu reaksi eliminasi suatu alkil halida adalah suatu alkena. Dalam suatu tipe reaksi eliminasi ini, unsur H dan X keluar dari dalam alkil halida; oleh karena itu reaksi ini disebut reaksi dehidrohalogenasi. (awalan de- berarti minus atau hilangnya).

Beberapa reaksi eliminasi a. Reaksi dehidrogenasi (pelepasan Hidrogen) b. Reaksi dehidrasi (pelepasan air) c. Reaksi dehidrohalogenasi RANGKUMAN Atom karbon dengan nomor atom 6 mempunyai susunan elektron K = 2, L = 4, jadi mempunyai 4 elektron valensi dan dapat membentuk empat ikatan kovalen, serta dapat digambarkan dengan rumus Lewis sebagai berikut, umpamanya untuk CH4. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Bagian dari ilmu kimia yang membahas senyawa hidrokarbon disebut kimia karbon. Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon: Hidrokarbon aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatik

Hidrokarbon jenuh, juga disebut alkana, yang tidak memiliki ikatan rangkap atau aromatik. Hidrokarbon tak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antara atom-atom karbon, yang dibagi menjadi:

y y

Alkena Alkuna

Tiap-tiap atom karbon tersebut dapat mengikat empat atom lain atau maksimum hanya 4 buah atom hidrogen. Jumlah atom hidrogen dapat ditentukan dari jenis hidrokarbonnya. Alkana: CnH2n+2 Alkena: CnH2n Alkuna: CnH2n-2 Hidrokarbon siklis: CnH2n

Beri Rating: Sebarkan:


y y y

Reaksi Pengesteran (Esterifikasi)


Kata Kunci: alkohol, asam karboksilat, ester, esterifikasi, reaksi Ditulis oleh Jim Clark pada 28-10-2007

Halaman ini membahas tentang reaksi pengesteran (esterifikasi) utamanya reaksi antara alkohol dengan asam karboksilat untuk membuat ester. Disini juga dibahas secara ringkas tentang pembuatan ester dari reaksi-reaksi antara asil klorida (klorida asam) dengan alkohol, dan dari reaksi antara anhidrida asam dengan alkohol. Pengertian ester Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus -

COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen). Contoh ester umum etil etanoat Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen pada gugus COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat adalah sebagai berikut:

Perhatikan bahwa ester diberi nama tidak sesuai dengan urutan penulisan rumus strukturnya, tapi kebalikannya. Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat. Kata "etil" berasal dari gugus etil pada bagian ujung. Contoh ester yang lain Pada setiap contoh berikut, pastikan bahwa anda bisa mengerti bagaimana hubungan antara nama dan rumus strukturnya.

Perhatikan bahwa asam diberi nama dengan cara menghitung jumlah total atom karbon dalam rantai termasuk yang terdapat pada gugus -COOH. Misalnya, CH3CH2COOH disebut asam propanoat, dan CH3CH2COO disebut gugus propanoat. Pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol Sifat kimiawi reaksi
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen).

Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan untuk reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol ROH (dimana R dan R bisa sama atau berbeda) adalah sebagai berikut:

Jadi, misalnya, jika kita membuat etil etanoat dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan reaksinya adalah:

Melangsungkan reaksi Dalam skala tabung uji Asam karboksilat dan alkohol sering dipanaskan bersama dengan adanya beberapa tetes asam sulfat pekat untuk mengamati bau ester yang terbentuk. Untuk melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada di atas sebuah penangas air panas selama beberapa menit. Karena reaksi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel), ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil. Terkecuali ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah di bawah lapisan ester. Ester-ester kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum misalnya pada lem). Semakin besar ester, maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan misalnya "buah pir". Dalam skala yang lebih besar Jika anda ingin membuat sampel sebuah ester yang cukup besar, maka metode yang digunakan tergantung pada (sampai tingkatan tertentu) besarnya ester. Ester-ester kecil terbentuk lebih cepat dibanding ester yang lebih besar.

Untuk membuat sebuah ester kecil seperti etil etanoat, anda bisa memanaskan secara perlahan sebuah campuran antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat pekat, dan memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah terbentuk. Ini dapat mencegah terjadinya reaksi balik. Pemisahan dengan distilasi ini dapat dilakukan dengan baik karena ester memiliki titik didih yang paling rendah diantara semua zat yang ada. Ester merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga memiliki gaya antar-molekul yang paling lemah. Ester-ester yang lebih besar cenderung terbentuk lebih lambat. Dalam hal ini, mungkin diperlukan untuk memanaskan campuran reaksi di bawah refluks selama beberapa waktu untuk menghasilkan sebuah campuran kesetimbangan. Ester bisa dipisahkan dari asam karboksilat, alkohol, air dan asam sulfat dalam campuran dengan metode distilasi fraksional. Cara-cara lain untuk membuat ester Ester juga bisa dibuat dari reaksi-reaksi antara alkohol dengan asil klorida atau anhidrida asam. Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida (klorida asam) Jika kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah alkohol, maka reaksi yang terjadi cukup progresif (bahkan berlangsung hebat) pada suhu kamar menghasilkan sebuah ester dan awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan beruap. Sebagai contoh, jika kita menambahkan etanol krlorida kedalam etanol, maka akan terbentuk banyak hidrogen klorida bersama dengan ester cair etil etanoat.

Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida asam Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat dibanding reaksi-reaksi yang serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang terbentuk perlu dipanaskan. Mari kita ambil contoh etanol yang bereaksi dengan anhidrida etanoat sebagai sebuah reaksi sederhana yang melibatkan sebuah alkohol: Reaksi berlangsung lambat pada suhu kamar (atau lebih cepat pada pemanasan). Tidak ada perubahan yang bisa diamati pada cairan yang tidak berwarna, tetapi sebuah campuran etil etanoat dan asam etanoat terbentuk.

Introduksi Penamaan Molekul Organik


Kata Kunci: penamaan molekul organik Ditulis oleh Jim Clark pada 23-09-2004 Halaman ini menjelaskan bagaiman menamakan formula dari senyawa organik. Menyangkut alkana,sikloalkana,alkena, senyawa sederhana mengandung halogen, alkohol, aldehid dan keton. Latar Belakang Bagaimana Halaman ini akan menyelesaikan masalah Ada dua kemampuan yang harus anda kembangkan dibagian ini:
y y

Anda harus bisa membaca nama dari suatu senyawa organik ke struktur formula-nya. Anda harus bisa menyebut nama umum dari sebuah senyawa.

Yang pertama adalah bagian yang lebih penting (juga lebih mudah). Pada ujian jika anda tidak bisa menulis formula dari senyawa yang diberikan, anda tidak akan tahu apa yang dimaksud oleh pembuat soal dan dapat menyebabkan anda kehilangan banyak nilai. @ Memecahkan kode Nama organik modern hanyalah sebuah kode. Setiap bagian memberikan informasi berguna tentang senyawa tersebut. Sebagai contoh, untuk mengerti 2-metilpropan-1-ol anda harus menerjemahkan per-bagian nama itu. Bagian prop ditengah menerangkan berapa banyak karbon pada rantai terpanjang (pada kasus ini 3). Dan akhiran an yang mengikuti prop prop ,menerangkan ada tidaknya ikatan rangkap. Dua bagian yang lain menjelaskan suatu hal yang menarik tentang yang terjadi pada karbon pertama dan kedua dari rantai karbon. Nama lain yang anda temui dapat diterjemahkan dengan cara seperti ini. Menghitung atom karbon

Anda harus ingat kode untuk jumlah atom karbon sampai dengan rantai 6 karbon. Jika anda tidak dapat mengingatnya dengan baik anda tidak akan dapat menamakan apapun!!! kode meth eth prop but pent hex jumlah karbon 1 2 3 4 5 6

Tipe ikatan-ikatan karbon Ada tidaknya ikatan rangkap ditunjukkan oleh dua huruf setelah kode jumlah karbon. kode an en arti hanya karbon-karbon ikatan tunggal mengandung karbon ikatan rangkap

Conto, butan berarti empat karbon pada rantai tanpa ikatan rangkap. Propen berarti tiga karbon pada rantai dengan ikatan rangkap diantara dua karbon.e Golongan alkil Senyawa seperti metan, CH4, dan etan, CH3CH3,adalah anggota dari keluarga senyawa bernama alkana. Jika anda lepaskan sebuah hidrogen darinya anda akan mendapatkan golongan alkil. Contoh:
y y

Golongan metil adalah CH3. Golongan ethil adalah CH3CH2.

Golongan ini tentu saja harus terikat pada suatu senyawa lain. Tipe senyawa Alkana Contoh 1: Tuliskan struktur formula untuk 2-metilpentan.

Mulai menterjemahkan dari bagian yang menjelaskan jumlah karbon pada rantai utama. pen berarti ada lima karbon. Apakah ada ikatan rangkap? Tidak. an menjelaskan hal itu. Sekarang gambar kerangka karbon:

Taruh golongan metil pada atom karbon nomor dua dari rantai karbon terpanjang:

Darimanakah sebaiknya mengitung nomor karbon? Darimana saja boleh. Perbedaan arah hitungan tidak berpengaruh. Keduanya tetap merupakan senyawa yang sama. Hanya diputar saja dari pandangan kita.

Akhirnya yang harus anda lakukan adalah menaruh jumlah hidrogen yang benar pada setiap karbon sehingga masing-masing karbon membentuk 4 ikatan.

Jika anda harus menamai:


y y y

Hitung rantaikarbon terpanjang yang anda temukan. Jangan beranggapan bahwa anda harus menuliskannya lagi dengan bentuk horisontal. 5 karbon berarti pent. Apakah ada ikatan rangkap? Tidak -Jadi pentan. Ada golonga metil pada rantai karbon nomor dua. Jadi 2-metilpentan. Menagapa nomor dua bukan nomor 4 dari ujung yang lain? Konvensi mengatakan untuk menuliskan nomor terendah pada penamaan. jadi 2 bukan 4.

Contoh 2: Tulis Struktur formula dari 2,3-dimetilbutan. Mulai dari rangka karbon. Ada 4 karbon pada rantai terpanjang (but) tanpa ikatan rangkap (an).

Kali ini ada dua golongan metil T (di) pada nomor dua dan nomor 3 dari atom karbon:

Menyelesaikan formula dengan mengisi atom hidrogen:

Contoh 3: Tulis struktur formula dari 2,2-dimetilbutan. Ini sama persis dengan contoh terakhir, kecuali kedua golongan metil ada pada atom karbon yang sama. Perhatikan bahwa namanya ditunjukkan dengan 2,2- juga dengan di. Strukturnya sama dengan sebelumnya:

Contoh 4: Tulis Struktur formula untuk 3-etil-2-metilheksan. heksan menjelaskan ada 6 rantai karbon tanpa ikatan rangkap.

Kali ini ada dua golongan alkil yang berbeda yang berikatan -golongan etil pada atom karbon nomor 3 dan golongan metil pada nomor 2.

Dengan mengisi atom hidrogen menjadi:

Jika anda harus menamakan sendiri: Bagaimana anda tahu urutan untuk menamakan alkil-alkil yang ada pada rantai karbon yang sama (yang mana yang harus ditulis terlebih dahulu). Menurut konvensi anda harus menamakannya sesuai urutan abjad -contoh, etil sebelum metil, dan metil sebelum propil.

Sikloalkana Pada sikloalkana Atom karbon bergabung dalam cincin (siklo). Contoh: Tuliskan struktur formula dari sikloheksan. heksan menenjukkan adanya 6 karbon tanpa adnya ikatan rangkap. Siklo menunjukkan bahwa mereka berada dalam bentuk cincin. Dengan menggambar cincin dan menaruh jumlah hidrogen yang tepatmemberikan:

Alkena Contoh 1: Tuliskan struktur formula dari propen. prop bearti ada 3 karbon dirantai terpanjang en berarti ada ikatan rangkap. Jadi rangka karbon akan menjadi seperti ini:T

Dengan mengisi hidrogen, menjadi:

Contoh 2: Tuliskan struktur formula untuk but-1-ene. but berarti empat karbon utama dan en berarti adanya ikatan rangkap. nomor mengatakan letak dari ikatan rangkap. Pada propen letak ikatan rangkap tidak diperlukan karena hanya adasatu kemungkinan letak dari ikatan rangkap.Dalam kasus buten ada lebih dari satu kemunkinan. Rangka karbon menjadi:

Dan struktur penuhnya :

anda mungkin juga menggambarkannya sebagai:

Contoh 3: Tulis struktur formula dari 3-metilheks-2-ene. Rantai karbon terpanjang mempunyai 6 karbon (heks) dengan ikatan rangkap mulai dari nomor dua (-2-en). Tapi kali ini ada golongan metil pada atom karbon nomor 3, sehingga struktur menjadi:

Dengan menambahkan hidrogen struktur menjadi:

Berhati-hatilah untuk menghitung ikatan sekitar masing-masing karbon saat menambahkan hidrogen. Senyawa mengandung halogen Contoh 1: Tulis struktur formula dari 1,1,1-trikloroetan. Ini merupakan rantai dari 2 karbon (et) tanpa ikatan rangkap(an). dengan adanya tiga klorin pada karbon nomor 1.

Contoh 2: Tuliskan Stuktur formula untuk 2-bromo-2-metilpropane. Mula-mula gambar kerangka karbon. Rantai 3 karbon tanpa ikatan rankap dengan metil terikat pada atom karbon nomor 2.

Gambar atom bromin yang juga pada atom karbin kedua.

Dan akhirnya masukkan atom-atom hidrogen

Jika anda harus menamakannya sendiriI Perhatikan keseluruhan agian hidrokarbon ditulis terlebih dahulu sebelum anda menambahkan yang lain. Contoh 2: Tuliskan Struktur formula dari 1-iodo-3-metilpen-2-en. Kali ini rantai 5 karbon T (pen),dengan ikatan rangkap dari karbon nomor 2. Dan terdapat golongan metil pada karbon nomor 3.

Sekarang gambar iodine pada karbon nomor 1.

Sehingga hasil terakhir menjadi:

Alkohol Semua alkohol mengandung golongan -OH. Penamaan diakhiri dengan ol. Contoh 1: Tuliskan struktur formula dari metanol. Sebuah rantai karbon tanpa ikatan-ikatan karbon. Akhiran ol memperlihatkan bahwa itu merupakan golongan alkohol, jadi mengandung -OH.

Contoh 2: Tuliskan struktur formula untuk 2-metilpropan-1-ol. Kerangka karbon merupan 3 buah karbon tanpa ikatan rangkap, namun terdapat metil pada ikatan nomor 2.

Golongan -OH berikatan dengan karbon nomor 1.

Karena itu struktur menjadi:

Contoh 3: Tuliskan Struktur formula dari ethan-1,2-diol. Ini merupakan dua karbon tanpa ikatan rangkap.Diol menunjukkan 2 g -OH terikat pada tiap karbon.

Aldehide Semua aldehid mengandung:

Jika anda akan menulis ini menjadi bentuk lebih sederhana tuliskan -CHOjangan -COH karena akan mencadi golongan alkohol Aldehid berakhir denganal. Contoh 1: Tuliskan struktur formula untuk propanal. Ini merupakan rantai 3 karbon tanpa ikatan rangkap. Akhiran al menunjukkan adanya -CHO. Dan karbon pada -CHO terhitung sebagai salah satu karbon dari rantai utama.

Contoh : Tuliskan Struktur formula untuk 2-metilpentanal. Kali ini ada lima karbon pada rantai utama (termasuk satu pada -CHO). Tidak ada ikatan rangkap. Ikatan metil pada karbon nomor 2. Perhatikan dalam tiap aldehid karbon pada -CHO selali dihitung sebagai karbon no 1.

Keton Keton mengandung ikatan rangkap karbon-oksigen seperti pada aldehid. tapi kali ini pada pertengahan rantai karbon. Tak ada atom hidrogen pada karbon keton seperti pada aldehid. Keton diperlihatkan dengan akhiran one. Contoh 1: Tuliskan struktur formula dari propanone. Rantai 3 karbon tanpa ikatan rangkap. Ikatan karbon-oksigen dipastikan berada di bagian tengah.

Keton sering ditulis dengan cara ini untuk menekankan ikatan karbon-oksigen. Contoh 2: Tuliskan struktur formula untuk pentan-3-one. Kali ini posisi ikatan rangkap Karbon-Oksigen harus dituliskan karena ada lebih dari satu kemungkinan. Kali ini pada atom karbon nomor 3.

Persamaan ini juga bisa ditulis sebagai:

Penamaan Molekul Organik (Lanjutan)


Ditulis oleh Jim Clark pada 23-09-2004 Halaman ini melanjutkan dari senyawa organik yang mengandung atom karbon. Diasumsikan anda telah mengerti tentang melihat halaman tentang alkana dan keton.This page continues looking at the names of organic compounds containing chains of carbon atoms. It assumes that you have already looked at the introductory page covering compounds from alkanes to ketones. Tipe senyawa organik yang lain Asam karboksilat Asam karboksilat mengandung -COOH, yang lebih baik lagi ditulis secar penuh sebagai:

Asam karboksilat ditunjukkan dengan asam .oik. Saat anda menghitung asam karbonnya jangan lupakan untuk menghitung karbon pada -COOH . Karbon itu selalu menjadi atom karbon nomor satu. Contoh 1: Tuliskan struktur formula untuk Asam 3-metilbutanoik Ini merupakan asam dengan karbon empat tanpa ikatan rangkap. Ada ikatan metil pada karbon ketiga (-COOH merupakan atom karbon nomor satu).

Contoh 2: Tuliskan struktur formula unutk Asam 2-hydroksipropanoic. Hidroksi bagian dari nama diatas menunjukkan adanya -OH. Biasanya anda melihatnya dengan akhiran ol, Namun kali ini tidak karena adanya akhiran yang lain. Dan terpaksa dibuat cara alternatif untuk mendeskripsikannya.

Nama umum dari asam 2-hidroksipropanoik adalah asam laktat. Nama itu terdengar lebih umum, tapi jarang digunakan saat diharuskan menuliskan formulanya. Contoh 3: Tuliskan struktur formula untuk Asam 2-Klorobut-3-enoik. Kali ini, tidak hanya klorin yang terletak pada rantai, tapi rantai juga mengandung ikatan rangkap (en) mulai dari karbon nomor tiga.

Garam pada asam karboksilat Contoh: Tuliskan Struktur formula untuk sodium propanoat. Ini adalah garam sodium dari asam propanoik mulailah dari itu. Asam propanik adalah asam tiga karbon tanpa ikatan karbon rangkap.

Saat membentuk garam, hidrogen pada- COOH digantikan eleh logam. Karena itu Sodium propanoat menjadi:

Perhatikan bahwa adanya ikatan ion antara sodium dan propanoat. Apapun yang anda lakukan jangan membuat garis ke arah oksigen. Dalam versi yang lebih singkat, sodium propanoat ditulis sebagai CH3CH2COONa atau, jika anda ingin menekankan ikatan ionnya CH3CH2 COO- Na+. Ester Ester adalah satu dari senyawa yang dikenal secara kolektif sebagai asam derivatif. Pada jenis ini terjadi modifikasi asam. Pada ester hidrogen pada -COOH digantikan oleh alkil (atau mungkin hdirokarbon uang lebih kompleks). Contoh 1: Tuliskan struktur formula untuk metil propanoat. Penamaan ester memiliki dua bagian -bagian yang berasal dari asam (propanoat) dan bagian yang melambangkan golongan alkil (metil). Mulai dengan memikirkan tentang asam propanoik -rantai tiga karbon tanpa ikatan rangkap..

Hidrogen pada -COOH digantikan oleh alkil, atau pada kasus ini- metil.

Nama esterm membingungkan sebab penamaannya dtulis terbalik dengan cara penggambarannya, Tidak ada cara untuk membaliknya anda harus membiasakannya. IPada versi yang lebih pendek , formula ini juga bisa dituliskan sebagai CH3CH2COOCH3. Contoh 2: Tuliskan struktur formula dari Etil etanoat.

Hal ini mungkin contoh ester yang paling sering digunakan. Berdasar pada asam etanoik ( etanoat) asam dengan 2 karbon. Bagian hidrogen pada -COOH digantikan dengan etil.

Yakinkan bahwa anda menggambar etil dengan arah yang benar. Kesalahan yang fatal jika mencoba menggabungkan CH3 dengan oksigen. @ Asil klorida (Acyl Chloride) Asil klorida adalah salah satu turunan asam. Pada kasus ini -OH dari asam diganti oleh -Cl. Semua Asil klorida mengandung =COCl:

Contoh: Tuliskan struktur formula dariEtanoil klorida. Asil klorida ditunjukkan dengan akhiran oil kloida. Jadi etanoil klorida berdasarkan pada rantai dua karbon tanpa ikatan rangkap dan -COCl. Karbon pada bagian itu tethitung sebagai bagian dari rantai. Pada rantai yang lebih panjang karbon pada -COCl dihitung sebagai karbon nomor satu.

Asam Anhidrat Didapat dari dehirasi asam -yitu dengan menghilangkan air dari asam. Contoh: Tuliskan Struktur formula untuk propanoik anhidrat. Lebih mudah jika kita tuliskan sebagai berikut.

Amida Masih turunan dari asam. Amida mengandung -CONH2 dimana -OH dari asam digantikan oleh NH2. Contoh: Tuliskan Struktur formula untuk propanamida. Dengan dasar karbon rantai tiga tanpa ikatan rangkap dan -CONH2 pada ujungnya. Karbon pada -CONH2 dihitung sebagai bagian dari rantai.

Nitril Nitril mengandung -CN dan juga disebut sebagai sianida. Contoh : Tuliskan struktur formula untuk etannitril. Nama tersebut menunjukkan ada rantai dua karbon tanpa ikatan rangkap. Nitril menunjukkan -CN pada ujung dari rantai. Seperti dalam contoh sebelumnya menyangkut asam dan turunannya, Jangan lupakan bahwa karbon pada -CN juga merupakan bagian dari rantai.

Nama lainnya adalah metil sianida. Anda mungkin mengangap itu lebih mudah -tetapi pada saat rantai menjadi lebih rumit, penamaan seperti itu tidak dapat dipakai. Contoh 2: Tuliskan Struktur formula untuk 2-hydroksipropannitril. Disini ada rantai tiga karbon tanpa ikatan rangkap dan -CN pada ujung dari rantai. Karbon pada -CN merupakan karbon nomor satu. Pada karbon nomor 2 terdapat -OH (hidroksi).

Amina primer Amina primer mengandung -NH2 terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Anda dapat pikirkan amina sebagai turunan dari ammonia , NH3. Dalam amina primer, salah satu dari hidrogen diganti oleh hidrokarbon. Contoh 1: Tuliskan struktur formula dari etilamin. Dalam kasus ini, etil terikat pada -NH2 .

Nama ini (etilamin) tidak ada masalah selama tidak ada makna ambigu dari letak -NH2 . Namun seumpama anda mempunyai karbon rantai 3 -dalam kasus ini -NH2 bisa berada pada kedua ujung atau ditengah. Contoh 2: Tuliskan struktur foemula untuk 2-aminopropan. Nama menunjukkan rantai tiga karbon dengan amino terikat pada karbon ke dua. Amino menunjukkan -NH2 .

Etilamin (contoh1) bisa juga disebut sebagai aminoetan.

Amina sekunder dan tertier Dalam amina sekunder dua dari hidrogen atom pada amonia digantikan dengan hidrokarbon. dan tiga hidrogen digantikan pada amina tertier. Contoh 1: Tuliskan struktur formula untuk dimetilamine. Dalam kasus ini dua atom hidrogen digantikan dengan metil.

Contoh 2: Tuliskan stuktur formula untuk trimetilamin. Disini ada tiga hidrogen pada amonia yang digantikan dengan metil.

Asam amino Sebuah asam amino mengandung amino , -NH2, dan asam karboksilat -COOH, pada molekul yang sama. Karbon pada -COOH menjadi atom karbon nomor 1. Contoh: Tuliskan struktur formula untuk asam -aminopropanoik. Ini merupakan rantai tiga karbon tanpa ikatan rangkap. Pada karbon kedua (dengan -COOH menjadi karbon nomor 1) terdapat amino, -NH2.

Penamaan Senyawa Aromatis


Kata Kunci: penamaan, senyawa aromatis Ditulis oleh Jim Clark pada 23-09-2004 Halaman ini menjelaskan penamaan beberapa senyawa aromatis. Senyawa aromatis adalah senyawa yang mengandung cincin benzene. Dianggap anda telah mengerti tentang penamaan rantai karbon (dibahas dibagian sebelumnya) Penamaan senyawa aromatis tidak secara langsung seperti pada rantai karbon. Seringkali lebih dari satunama dapat diterima dan tidak langka jika nama lama masih digunakan. Latar Belakang Cincin Benzene Semua senyawa aromatis berdasarkan benzen, C6H6, yang memiliki enam karbon dan simbol sebagai berikut:

Setiap sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan hidrogen. Fenil Ingat bahwa anda mendapatkan metil , CH3, dengan mengingkkirkan sebuah hidrogen pada metan, CH4. Dan anda mendapatkan Fenil , C6H5, dengan menghilangkan sebuah hidrogen dari benzen, C6H6. Seperti metil atau etil , Fenil selalu terikat pada yang lain.

Golongan aromatik dengan suatu golongan terikat pada cincin benzen. Kasus dimana penamaan didasarkan pada benzen Klorobenzen Ini merupakan contoh sederhana dimana sebuah halogen terikat pada cincin benzen. Penamaan sudah sangat jelas.

Penyederhanaannya menjadi C6 H5Cl. Sehingga anda dapat (walau mungkin tidak!) menamainya fenilklorida. Setiap kalo anda menggambar cincin benzen dengan sesuatu terikat padanya sebenarnya anda menggambar fenil. Untuk mengikat sesuatu anda harus membuang sebuah hidrogen sehingga menghasilkan fenil. Nitrobenzen Golongan nitro, NO2, terikat pada rantai benzen.

Formula sederhananya C6H5NO2. Metilbenzen Satu lagi nama yang jelas. Benzen dengan metil terikat padanya. Golongan alkil yang lain juga mengikuti cara penamaan yang sama.Contoh, etilbenzen. Nama lama dari metilbenzen adalah toluen, anda mungkin masih akan menemui itu.

Formula sederhananya C6H5CH3. (Klorometil)benzen Variasi dari metilbensen dimana satu atom hidrogen digantikan dengan atom klorida. Perhatikan tanda dalam kurung,(klorometil) . Ini agar anda dapat mengerti bahwa klorin adalah bagian dari metil dan bukan berikatan dengan cincin.

Jika lebih dari satu hidrogen digantikan dengan klorin, penamaan akan menjadi (diklorometil)benzene atau (triklorometil) benzen. Sekali lagi perhatikan pentingnya tanda kurung. asam benzoik (benzenecarboxylic acid) Asam benzoik merupakan nama lama, namun masih umum digunakan -lebih mudah diucapkan dan ditulis. Apapun sebutannya terdapat asam karboksilik, -COOH, terikat pada cincin benzen.

Kasus dimana penamaan berdasarkan Fenil

Ingat bahwa golongan fenil adalah cincin benzen yang kehilangan satu atom karbon C6 H5. fenilamine Fenilamin adalah amin primer yang mengandung -NH2 terikat pada benzen.

Nama lama dari fenilamin adalah anilin, dan anda juga dapat menamakanya aminobenzene. fenileten Molekul eten dengan fenil berikatan padanya. Eten adalah rantai dengan dua karbon dengan ikatan rangap. Karena itu fenileten berupa:

Nama lamanya Stiren -monomer dari polystyren.

feniletanon Mengandung rantai dengan dua karbon tanpa ikatan rangkap. Merupakan golongan adalah keton sehingga ada C=O pada bagian tengah. Terikat pada rantai karbon adalah fenil.

feniletanoat Ester dengan dasar asam etanoik. Atom hidrogen pada -COOH digantikan dengan golongan fenil.

fenol Fenol memiliki -OH terikat pada benzen sehingga formulanya menjadi C6 H5OH.

Senyawa Aromatik dengan lebih dari suatu golongan terikat pada cincin benzen. Menomori cincin Salah satu golongan yang terikat pada cincin diberi nomor satu. Posisi yang lain diberi nomor 2 sampai 6. Anda dapat menomorinya searah atau berlawanan arah dengan jarum jam. Sehingga menghasilkan nomor yang terkecil. Lihat contoh untuk lebih jelas Contoh: Menambah atom klorin pada cincin Lihat pada senyawa berikut:

Semuanya berdasar pada metilbenzen dan dengan itu metil menjadi nomor 1 pada cincin. Mengapa 2-Klorometilbenzen dan bukan 6-klorometil benzen? Cincin dinamai searah jarum jamdalam kasus ini karena angka 2 lebih kcil dari angka 6. asam 2-hidrobenzoik Juga disebut sebagai asam 2-hidroksibenzenkarbolik. Ada -COOH terikat pada cincin dan karena penamaan berdasarkan benzoik maka golongan benzoik menjadi nomor satu. Pada posisi disampingnya terdapat hidroksi -OH dengan nomor 2.

asam benzene-1,4-dikarboksilik di menunjukkan adanya dua asam karboksilik dan salah satunya berada diposidi 1 sedangkan yang lainnya berada pada posisi nomor 4.

2,4,6-trikloofenol Berdasarkan dengan fenol dengan -OH terikat pada nomor 1 dari rantai karbon dan klorin pada posisi nomor 2,4 dan 6 dari cincin karbon.

2,4,6-triklorofenol adalah antiseptik terkenal TCP.

metil 3-nitrobenzoat Nama ini merupakan nama yang akan anda temui pada soal-soal latihan me-nitrat-kan cincin benzen. Dari namanya ditunjukkan bahwa metil 3-nitrobenzoat merupakan golongan ester (akhiran oat). Dan metil tertulis terpisah. Ester ini berdasarkan asam T, asam 3-nitrobenzoik -dan kita mulai dari sana. Akan ada cincin benzen dengan -COOH pada nomor satu dari cincin dan nitro pada nomor 3. untuk menghasilkan ester sebuah hidrogen pada -COOH degantikan dengan metil. Metil 3-nitrobenzoat menjadi:

Anda mungkin juga menyukai