Anda di halaman 1dari 30

1.

2.

Aturan Penamaan Senyawa Alkana

1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkana.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -ana.
4. Struktur kimia C2H6 dapat digambarkan sebagai berikut.

Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang

1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkana.
2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya.
3. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga rantai cabang menempel pada atom C
yang bernomor paling kecil.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
jumlah atom C pada rantai induk : 6 (heksana)
jumlah atom C pada rantai cabang : 1 (metil)

Penomoran rantai :

Rantai induk = heksana


Gugus alkil = 2-metil

Jadi, nama senyawa ini adalah 2-metilheksana

Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang Lebih dari 1

1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkana. 2. Tentukan rantai induk dan jumlah rantai cabangnya.
3. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga salah satu rantai cabang menempel
pada atom C yang paling kecil.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6. Tuliskan nomor cabang 1 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 1, nomor cabang 2
diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 2, ditulis bersambung dengan nama rantai lurus.
Nama alkil disusun berdasarkan abjad.
7. Jika rantai cabang memiliki gugus alkil yang sama, rantai cabang diberi nama sesuai jumlah
atom C dan jumlah rantai cabangnya.

Jumlah Rantai Cabang Nama


2 Di-
3 Tri-
4 Tetra-

8. Tuliskan nomor-nomor cabang, diikuti tanda (-), nama jumlah rantai cabang dan gugus alkil
ditulis bersambung dengan nama rantai lurus.
a. Jumlah atom C pada rantai induk : 7 (heptana)
Gugus alkil rantai cabang sama dengan jumlah atom C: 1 (metil)
Jumlah rantai cabang : 2 (di)

Penomoran rantai:

Jadi, nama senyawa ini adalah 2,3-dimetilheptana.


3 Kepolaran

Alkana bersifat non polar-


  Kelarutan
Alkana larut dalam pelarut non polar-
  Inert 
 Karena perbedaan keelektronegatifan pada alkana kecil sehingga tidak memilikimomen ikatan
yang cukup untuk melakukan reaksi heterolitik.
Titik Didih
• Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer
(jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.
• Sikloalkana memiliki titik didih yang sekitar 10 – 
 20 ribu lebih tinggi dibandingalkana rantai lurus yang sebanding.
• Titik didih alkana naik dengan pertambahan nilai Mr
Titik Leleh
• Titik leleh alkana naik dengan pertambahan nilai Mr• Titik leleh dengan Mr yang sama
(isomer) untuk rantai lurus lebih tinggi dari
rantai bercabang.

4.Pembuatan Alkana:

1. Di laboratorium, gas metana dibuat dengan mereaksikan aluminium karbida dengan air.

Reaksi yang terjadi :


Al4C3 + 12H2O ==> 3CH4 + 4Al(OH)3

2. Mereaksikan gas alkena dengan gas hudrogen.


Ini merupaka reaksi adisi alkena sehingga menghadulkan alkana.

Contoh:
C2H4 + H2 ==> C2H6
Alkena.             Alkana
3. Sintesis Wurtz
Adolphe Wurtz adalah seoranf ahli kimia peracin yang memperoleh alkna dengan cara
mereaksikan alkil halida dengan logam natrium.

Reaksi yang terjadi:


2CH3I + 2Na ==> CH3 - CH3 + 2NaCl
Alkil halida.         Alkana

4. Sislntesis Grignard
Grignard mereaksikan reagen Grignard dengan air. Reagen Grignard adalah senyawa R - MgX
yang banyak dimanfaatkan untuk sintesis senyawa organik. Alkana yanf dihasilkan oleh reaksi
ini tergantung pada alkil (R) dari reagen Grignard.

Contoh reaksi :
CH3CH2MgBr + H2O ==> CH3CH3 + Mg(OH)2

5. Sintesis Dumas
Jean Andre Dumas melakukan sintesis alkana dengan mencampurkan garam natrium karboksilat
dengan NaOh.

Contoh Reaksi :
CH3 - C = O + NaOH ==> CH4 + Na2CO3
           |
           ONa

5.REAKSI-REAKSI PADA ALKANA

Alkana sangat tidak reaktif terhadap sebagian besar pereaksi, karena alkana merupakan senyawa
non polar dengan ikatan-ikatan sigma yang kuat. Alkana dapat bereaksi dengan oksigen dan
halogen pada kondisi tertentu.

1. Oksidasi
Alkana merupakan senyawa yang paling tahan terhadap oksidator. Contoh: pada temperatur
kamar alkana bereaksi lambat dengan ozon, kalium permanganat, kalium bikromat dan
oksidator-oksidator yang lain.
Alkana bila direaksikan dengan oksigen dalam jumlah yang memadai akan membentuk CO2 dan
H2O disertai dengan pembebasan panas.

Contoh:

CH4 + 2O² —» CO2 + 2H²O + panas

2. Sulfonasi

Asam sulfat berasap dapat bereaksi dengan cepat dengan alkana yang mempunyai atom H tersier,
tetapi bereaksi lambat dengan alkana rantai lurus menghasilkan asam alkanasulfonat dengan
persamaan reaksi:
R-H + HO-SO3H —» R-SO3H + H2O 
Dalam reaksi tersebut terjadi substitusi satu atom H pada alkana oleh gugus —SO3H, dan
substitusi ini disebut sulfonasi,

3, Nitrasi

Alkana dalam bentuk uap pada temperatur 150 — 475"C dapat bereaksi dengan asam nitrat
menghasilkan nitroalkana. Pada reaksi ini terjadi Substitusi atom H pada alkana oleh gugus NO,
(gugus nitro). Reaksi substitusi ini disebut nitrasi. Reaksi ini berlangsung paling mudah pada
alkana yang mempunyai atom H tersier.

Contoh:

R-H + HO-NO2—» R-NO2 + H2O

4. Halogenasi

Alkana dapat bereaksi dengan halogen di bawah pengaruh panas dan sinar Ultra violet.
Contoh:

CH4 + Cl2 — »(panas/cahaya) CH3CI + HCL

Pada raksi tersebut terjadi substitusi satu atom H pada metana olehh atom halogen dan substitusi
ini disebut halogenasi. Jika halogennya berlebih, maka dapat terjadi penggantian semua atom H
pada alkana oleh halogen. Contoh:
CH3 + Cl2 — »(panas/cahaya) CH2Cl2 + Cl2

5.. Pirolisis
Jika metana dipanaskan pada suhu di sekitar 1000”C akan mengalami pemecahan. Dekomposisi
semacam ini dinamakan dekomposisi termal atau pirolisis.

CH4 — »(1000°c)7 C + 2H2

Pada alkana suku tinggi, proses dekomposisi termal sering disebut Cracking (pengretakan).
Contoh: CH3CH2CH3 — »(500°C) CH3CH=CH2 + H2
CH2=CH2 + CH4

Cracking pada alkana merupakan proses pemecahan molekul alkara menjadi molekul-molekul
yang lebih ringan (berat molekulnya lebih kecil).

6. Isomerisasi

Beberapa alkana dapat mengalami reaksi isomerisasi menghasilkan isomernya.


6.Kegunaan Alkana
1. Bahan bakar = alkana gas dapat digunakan sebagai LPG yang terdiri dari gas metana, entana,
propana, butana. Kemudian juga ditemukan dalam kerosin, solar, bensin, serta avtur.

2. Pelumas = alkana yang digunakan sebagai pelumas adalah alkana yang berwujud padat dengan
atom karbon yang cukup banyak. Contoh C18H40.

3. Sumber hidrogen = unsur hidrogen yang digunakan oleh industri pupuk dan amonia berasal
dari senyawa alkana.

4. Bahan baku industri = senyawa alkana hasil pengolahan minyak bumi banyak dimanfaatkan
untuk bahan baku industri seperti plastik, karet sintetis dan deterjen.

5. Bahan baku senyawa organik lainnya.


Senyawa alkana fraksi minyak bumi dapat disintesis menjadi senyawa organik lainnya. Contoh
asam cuka.

7. Tata Nama Sikloalkana

1. Jika terdapat satu substituen (percabangan) dengan jumlah atom C yang lebih pendek, maka
cincin dianggap sebagai rantai induk. Dengan kata lain, tidak perlu dilakukan penomoran.
Contoh :

Etilsiklopentana

2. Jika terdapat dua substituen pada cincin yang mengikat atom karbon dari cincin yang berbeda,
maka dilakukan penomoran dari cabang yang terdekat.

Aturan penamaannya menjadi : nomor alkil + nama alkil + nama sikloalkana. Contoh :     
1,2 dimetilsiklopentana

3. Jika terdapat dua subtituen pada cincin yang mengikat atom karbon dari cincin yang sama,
penomoran tetap dilakukan, hanya saja penomorannya terlihat sama. Contoh :

1,1 dimetilsikloheksana

Keterangan : Maksud penamaan di atas adalah 2 gugus alkil mengikat atom C yang sama pada
cincin, yaitu atom C pertama.

4. Jika terdapat substituen lebih dari satu dengan substituen yang berbeda, maka penamaannya
sesuai dengan urutan abjad. Penomoran dimulai dari atom C yang terikat dengan substituen yang
memiliki jumlah atom C lebih sedikit.

Contoh :
4-etil-1,1-dimetilsikloheksana

5. Jika pada satu substituen, jumlah atom C lebih banyak daripada jumlah atom C pada cincin, maka
substituen menjadi rantai induk dan diberi penomoran pada atom C yang terdekat dengan
substituen.

Aturan penamaannya menjadi : nomor alkil + nama sikloalkana + nama alkil.

Contoh :

1-siklopentsiklooktana

Keterangan : Atom C dari substituen yang terikat pada cincin adalah pada atom C pertama,
sehingga diberi angka 1 pada penamaan. Berbeda jika atom C dari substituen yang terikat pada
cincin adalah atom C ketiga, maka diberi angka 3 pada penamaan.

Dengan kata lain, penomoran pada substituen senyawa siklik yang dijadikan rantai induk sama
seperti penomoran rantai induk pada senyawa hidrokarbon alifatik.
Nama siklopent- didapat dari bentuk cincinnya. Nama siklooktana didapat dari gugus alkilnya.
Gugus alkil oktana CH3(CH2)6CH3, tetapi karena gugus alkil merupakan alkana yang telah
kehilangan satu atom H setelah berikatan dengan atom C lain, maka menjai CH2(CH2)6CH3.

Hal ini secara langsung menyatakan bahwa nama rantai induk selalu diletakkan di akhir.

6. Jika sikloalkana mengikat substituen pada dua atau lebih atom karbon, maka diberi awalan cis
atau trans. Penomoran dimulai dari atom karbon pada cincin yang terdekat dengan substituen.
Apabila kedua substituen terletak pada sisi yang sama, maka diberi awalan cis. Apabila kedua
substituen terletak pada sisi yang berseberangan, maka diberi awalan trans.

Aturan penamaannya : cis atau trans + nomor alkil + nama alkil-sikloalkana.Contoh :

cis-1,3-dimetilsikloheksana

Keterangan : Gambar struktur sikloalkana di atas memiliki substituen pada sisi yang sama,
sehingga diberi awalan cis. Substituen terikat pada atom C ke-1 dan ke-3, sehingga mendapat
nama 1,3-dimetil.Jika letak kedua gugus metil berseberangan (maksudnya satu di atas dan satu di
bawah), maka termasuk Isomernya trans.

7. Jika sikloalkil terikat pada rantai induk alkana alifatik, penamaan gugus alkil mendapat awalan
siklo-, seperti siklopropil, siklobutil, siklopentil, sikloheksil dan seterusnya. Urutan tata namanya
sama seperti pada alkana alifatik. Contoh :
3-metil-3-siklobutilpentana

Keterangan : Bentuk sikloalkil adalah butil, sehingga mendapat nama siklobutil. Gugus metil
terikat pada atom C ketiga dari rantai induk. Gugus siklobutil juga terikat pada atom C ketiga
dari rantai induk. Karena rantai induk memiliki 5 atom C, sehingga mendapat nama pentana.

8. . SIFAT-SIFAT FISIKA SIKLOALKANA

Sifat-sifat fisika sikloalkana hampir sama dengan alkana yaitu bersifat non polar, relatif inert,
titik didih dan titik leburnya sebanding dengan berat molekulnya. Sikloalkana tersusun lebih
rapat, sehingga sifat-sifat fisikanya lebih menyerupai alkana bercabang. Sifat-sifat fisika
sikloalkana yang In sederhana disajikan Tabel

9. CARA PEMBUATAN SIKLOALKANA


1.sikloalkana dari senyawa rantai terbuka disebut reaksi siklisasi. reaksi ini menggunakan bahan
dasar senyawa dihalida.
2.Siklopropana juga dibuat dengan mereaksikan 1,3-dibromopropana yang dilarutkan dalam
alkohol, kemudian ditambahkan logam Zn (cara Gustavson) atau dengan logam Na (menurut
Freud). Contoh:

3. Siklobutana di buat melalui sintesis ester malonat

4. Siklopentana dibuat melalui reaksi kondensasi dietil adipat(adipat heksadioat).


5. Sikloheksana dibuat melalui reaksi benzena dengan hidrogen dan katalis Ni pada suhu 150 —
250°C dan tekanan 25 atm

6. Siklokalsium dibuat melalui pemanasan garam kalsium heptandionat (kalsium pimelat) yang
diikuti dengan reduksi.

10. REAKSI-REAKSI PADA SIKLOALKANA


Reaksi-reaksi yang terjadi pada sikloalkana serupa dengan reaksi yang terjadi pada alkana.
Sikloalkana bereaksi dengan oksigen dan halogen Contoh:
Khusus untuk siklopropana dapat mengalami reaksi adisi membentuk senyawa rantai terbuka.
Contoh:

11. KEGUNAAN SIKLOALKANA


Siklopropana digunakan sebagai bahan anestesi, siklobutana dan sikloheksana digunakan
sebagai zat antara pada sintesis-sintesis senyawa organik.Siklooktana digunakan sebagai zat
antara pada pembuatan plastik, serat, lem, dan pada pelapisan logam.

12. Aturan Penamaan Senyawa Alkena

Setidaknya ada tiga aturan penamaan senyawa alkena yang akan dibahas. Ketiga aturan tersebut
meliputi aturan penamaan alkena rantai lurus, alkena dengan rantai bercabang, dan alkena
dengan lebih dari satu ikatan rangkap. Simak ulasan aturan penamaan senyawa alkena lebih
lengkapnya pada masing – masing ulasan di berikut.

1. Alkena rantai lurus

2. Atom karbon yang berikatan rangkap ( C = C ) diberi nomor yang menunjukkan ikatan
rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan
rangkap.
2. Alkena dengan rantai bercabang

Ketentuan:

1. Rantai utama yaitu rantai yang terpanjang dan mengandung ikatan rangkap
2. Penomoran rantai utama diawali dari yang paling dekat dengan ikatan rangkap,
bukan cabang yang terdekat.
3. Urutan penulisan nama: nomor cabang, nama cabang, nomor ikatan rangkap, nama
alkena.

Contoh penamaan senyawa alkena dengan rantai bercabang:

3. Alkena dengan lebih dari satu ikatan rangkap

Jika alkena memiliki lebih dari satu ikatan rangkap, namanya diberi tambahan diena (untuk dua
ikatan rangkap) atau triena (untuk tiga ikatan rangkap).

Contoh penamaan senyawa alkena dengan lebih dari satu ikatan rangkap.

1. 1,4 – heksa diena

2. 3 etil – 5 metil – 1,4 – heksa diena


13. SIFAT-SIFAT FISIKA ALKENA
Ketiga suku pertama pada alkena pada temperatur kamar berwujud gas, Suku-suku yang lebih
tinggi berwujud cair, dan yang mengandung lebih dari 18 atom C berwujud padat, semuanya
tidak berwarna seperti alkana. Titik didih alkena hampir sama dengan titik didih alkana yang
bersesuaian. Pada umumnya titik leburnya lebih rendah dari pada alkana yang bersesuaian. Tidak
larut dalam air tetapi larut dalam alkena lain dan pelarut-pelarut organik non polar dan etanol.
14. Alkena dapat dibuat dengan menggunakan hidrokarbon yang berbeda seperti alkana dan
alkuna ataupun dengan haloalkana. Inilah pembahasan cara pembuatan alkena.
Reduksi Alkuna
Reduksi alkuna dengan kehadiran natrium atau littum amonia menghasilkan transalkena. Untuk
pembuatan cis-alkena dapat digunakan katalis Kindlar yang mengandung butiran paladium di
antara karbon dan barium sulfat. Kedua reaksi sangat bagus dalam reaksi katalisis heterolitik.

Dehidrohalogenasi Haloalkana
Ketika haloalkana dipanaskan dengan larutan kalium hidroksida alkoholis, molekul hidrogen
halida akan tereliminasi membentuk alkena.

>CH-C(X)< + :B ~ >C=C< 4 + H:B + :X-


Reaksi tersebut dinamakan eliminasi-1,2 dengan hidrogen yang tereliminasi. Reaksi berlangsung
dengan serangan basa seperti ion hidroksida pada alkena melepas hidrogen ke dalam air diikuti
dengan pelepasan ion halida.
Dehidrasi Alkohol
Dehidrasi alkohol dengan adanya asam seperti asam fosfat akan menghasilkan alkena. Reagen
yang lain untuk dehidrasi adalah alumina pada suhu 623K. Ketika alkohol menguap melewati
alumina, maka akan terbentuk alkena. Alkena sekunder dan tersier terdehidrasi oleh katalis asam
seperti asam sulfat pekat. Sebagai contoh, dehidrasi 2-propanol akan menghasilkan propena.
Dehalogenasi dihalida visinal
Dihalida visinal terdehalogenasi membentu alkena dengan adanya zink pada larutan alkoholis
pada suhu tinggi.

Elektrolisis Kolbe
Elektrolisis garam natrium atau kalium pada asam diprotik menghasilkan alkena. Ketika larutan
garam natrium atau kalium asam diprotik terelektrolisis, maka alkena dapat diperoleh. Sebagai
contoh, selama elektrolisis kalium suksinat, reaksi pada anoda akan melepaskan karbon dioksida
dan etena.
Cracking
Pemecahan molekul hidrokarbon dalan jumlah besar menjadi molekul hidrokarbon yang lebih
kecil menggunakan suhu tinggi disebut proses cracking. Cracking C15H32 membentuk
campuran etena, propena, dan oktana.
C15H32 ~ 2 C2H4 + C3H6 + C6H18
Akhir-akhir ini zeolit digunakan untuk katalis untuk proses cracking. Zeolit adalah kompleks
alumino silikat yang mengandung aluminium, dan oksigen.
Reaksi Grignard dengan Vinil Halida
Ketika vinil halida bereaksi dengan reagen Grignard, makan akan membentuk alkena yang lebih
tinggi. Sebagai contoh, metil magnesium bromida membentuk propena dengan vinil bromida
melalui reaksi substitusi.
15.Reaksi Hidrokarbon Alkena
Senyawa alkena memiliki gugus fungsi –C=C– sehingga lebih mudah mengalami reaksi kimia
dibanding alkana, berikut reaksi yang terjadi pada alkena :
Reaksi Pembakaran Alkena
Reaksi pembakaran sempurna alkena akan menghasilkan gas CO2 dan H2O, sama seperti pada
reaksi alkana.
Contoh Reaksi Pembakaran Alkena
Reaksi pembakaran C2H4
Reaksinya :
C2H4(g) + 3 O2(g) → 2 CO2(g) + 2 H2O(g)
Reaksi Adisi Alkena
Reaksi adisi adalah reaksi pemecahan ikatan tak jenuh yang ditandai dengan masuknya atom
atau gugus atom.
Reaksi Adisi Hidrogenasi (H2)
Alkena dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen (H2) menghasilkan alkana.
Contoh :
Reaksi etena dengan H2
Reaksinya :
CH2=CH2 + H2 → CH3–CH3 (etana)
Reaksi Adisi Halogenasi (X2)
Alkena dapat mengalami reaksi adisi dengan halogen (X2) menghasilkan alkil halida, dimana X
= F, Cl, Br, I
Contoh :
Reaksi etena dengan Br2
Reaksinya :
CH2=CH2 + Br2 → CH2Br–CH2Br (1,2-dibromo etana)
Catatan : gas bromin yang awalnya berwarna orange akan berubah menjadi tak berwarna. 
Reaksi Adisi Hidrogen Halida (HX)
Alkena dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen halida (HX) menghasilkan alkil halida
menurut aturan ” Markovnikov” dibawah ini :
Dalam reaksi adisi hidrogen halida dengan alkena, atom halogen dalam hidrogen halida akan
terikat pada atom C yang memiliki ikatan rangkap yang mempunyai jumlah H yang lebih sedikit.
Contoh :
Reaksi propena dengan HBr

Reaksinya :
CH3–CH=CH2 + H–Br → CH3–CHBr–CH3 (2-bromo propana)

Reaksi Adisi H2O


Alkena dapat mengalami reaksi adisi dengan H2O menghasilkan alkohol.
Contoh :
Reaksi etena dengan H2O
Reaksinya :
CH2=CH2 + H–OH → CH3–CH2–OH (etanol)
Reaksi Oksidasi Alkena
Alkena dapat mengalami reaksi oksidasi dalam larutannya dengan bantuan oksidator, contohnya
KMnO4/K2Cr2O7 dalam suasana asam atau basa.
Contoh Reaksi Oksidasi Alkena
Reaksi etena dengan larutan KMnO4 dan KOH pada suhu dingin
Reaksi :
2 KMnO4 + H2O → 2 KOH + 2 MnO2 + 3 [O]
3 CH2=CH2 + 3 H2O + 3 [O] → 3 HO–CH2–CH2–OH
————————————————————————– +
2 KMnO4 + 4 H2O + 3 CH2=CH2 → 2 MnO2 + 2 KOH + 3 HO–CH2–CH2–OH (glikol)
Reaksi etena dengan KMnO4 dan H2SO4 pada suhu panas
Reaksi :
CH2=CH2 + 6 [O] → 2 CO2 + 2 H2O
Reaksi Polimerisasi Alkena
Reaksi polimerisasi adalah reaksi pembentukan rantai panjang (makromolekul) dari monomer-
monomor (molekul sederhana) yang dilakukan pada suhu dan tekanan yang tinggi. Alkena dapat
membentuk polimerisasi adisi menghasilkan
polialkena.
Contoh Reaksi Polimerisasi Alkena
Polimerisasi etena menjadi polietena.
Reaksi :
n CH2=CH2 → [–CH2–CH2–] n (polietena)

16. Kegunaan Alkena


Etena digunakan sebagai bahan anestetik, untuk mempercepat ranumnya beberapa macam buah
dan bahan dasar pembuatan senyawa organik lain.
17. TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON ALKUNA ADALAH SEBAGAI BERIKUT
1. Jika tidak ditemukan gugus alkil pada rantai induk alkuna, maka langsung ke posisi rangkap,
seperti strutur senyawa hidrokarbon alkuna berikut ini

 2. Jika terdapat gugus alkil pada rantai induk alkuna, maka prioritaskan posisi rangkap, seperti
struktur hidrokarbon alkuna berikut.

3 Jika terdapat dua ikatan rangkap pada rantai induk alkuna dengan jarak yang sama dari ujung-
ujungnya, maka prioritas berikutnya adalah posisi alkil, seperti struktur hidrokarbon alkuna

berikut
4 Jika terdapat gugus alkil antara dua ikatan rangkap yang berjarak sama dari dua ujung rantai
induk, maka prioritas berikutnya adalah posisi gugus alkil, seperti struktur hidrokarbon alkena
berikut ini.
5 Jika terdapat gugus alkil yang berbeda, prioritaskan gugus alkil yang huruf awal lebih dahulu
dalam abjad, seperti tata nama senyawa hidrokarbon berikut berikut.

18. SIFAT FISIKA ALKUNA


Sifat-sifat fisika alkuna pada dasarnya sama dengan sifat-sifat fisika alkana dan alkena, yaitu:
tidak larut dalam air, tetapi larut dengan baik dalan pelarut-pelarut organik yang umum seperti
eter, benzena, karbontetraklorida .Semua alkuna berat jenisnya lebih kecil dari pada berat jenis
air. Titik didih alkuna hampir sama dengan titik didih alkana dan alkena yang strukturnya sama.
19. alkunana merupakan Senyawa Organik yang berguna. Alkuna dapat dijadikan sebagai
starting material untuk sintesis beberapa senyawa organik yang bermanfaat. Maka dari itu, usaha
untuk membuat alkuna dapat dipelajari sehingga alkuna dapat dibuat dengan skala besar. Inilah
reaksi pembuatan alkuna:

Dehidrohalogenasi Alkil Halida

Dehidrogenasi senyawa dihalida yang berstruktur visinal maupun geminal oleh pengaruh basa
kuat menghasilkan alkuna. Reaksi ini melalui pembentukan zat antara vinil halida.
Contoh:
CH3-CH2-CHBr-CHBr-CH3 + KOH ~ CH3-CH2-C≈-C-CH3 + 2KBr + 2 H2O
Pembuatan alkuna dengan cara ini biasanya menggunakan dihalida visinal, karena dihalida
visinal mudah dibuat dengan mereaksikan alkena dengan halogen.
Reaksi Asetilida Logam dengan Alkil Halida Primer
Alkuna terminal dapat bereaksi dengan natrium amida, NaNH2, menghasilkan natrium alkunida.
Jika natrium alkunida direaksikan dengan alkil halida primer menghasilkan asetilena
tersubstitusi.
.
20. Reaksi Hidrokarbon Alkuna

Senyawa alkuna memiliki gugus fungsi –C≡C– sehingga memiliki reaksi kimia yang mirip dengan alkena,
berikut reaksi yang terjadi pada alkuna :

Reaksi Pembakaran Alkuna

Reaksi pembakaran sempurna alkuna akan menghasilkan gas CO2 dan H2O, seperti halnya pada alkana
dan alkena.

Contoh Reaksi Pembakaran Alkuna

Reaksi pembakaran C2H2

Reaksinya :

2 C2H2(g) + 5 O2(g) → 4 CO2(g) + 2 H2O(g)

Reaksi Adisi Alkuna


Alkuna dapat mengalami 2 kali reaksi adisi dikarenakan memiliki gugus fungsi –C≡C– (una) yang akan
berubah menjadi –C=C– (ena), kemudian gugus fungsi –C=C– (ena) akan berubah menjadi –C–C– (ana).

Reaksi Adisi Hidrogenasi (H2)

Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen (H2) menghasilkan alkena, kalau reaksinya
berlanjut menghasilkan alkana.

Contoh :
Reaksi etuna dengan H2

Reaksinya :

CH≡CH + H2 → CH2=CH2 (etena)


CH2=CH2 + H2 → CH3–CH3 (etana)

Reaksi Adisi Halogenasi (X2)

Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan halogen (X2) menghasilkan haloalkena, kalau reaksinya
berlanjut akan menghasilkan 

haloalkana atau alkil halida, dimana X = F, Cl, Br, I

Contoh :
Reaksi etuna dengan Br2

Reaksinya :

CH≡CH + Br2 → CHBr=CHBr (1,2-dibromo etena)


CHBr=CHBr + Br2 → CHBr2–CHBr2 (1,1,2,2-tetrabromo etana)

Reaksi Adisi Hidrogen Halida (HX)

Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen halida (HX) menghasilkan haloalkena, kalau
reaksinya berlanjut menjadi haloalkana atau alkil halida menurut aturan ” Markovnikov”.

Contoh :
Reaksi propuna dengan HBr

Reaksinya :

CH3–C≡CH + H–Br → CH3–CBr=CH2 (2-bromo propena)


CH3–CBr=CH2 + H–Br → CH3–CBr2–CH3 (2,2-dibromo propana)

Reaksi Adisi H2O

Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan H2O menghasilkan alkenol, kemudian alkanal atau aldehid.

Contoh :
Reaksi etuna dengan H2O

Reaksinya :
CH≡CH + H–OH → CH2=CH–OH (vinil alkohol)
CH2=CH–OH + H–OH → CH3–CH–(OH)2 (1,1-etanadiol)
CH3–CH–(OH)2 → H2O + CH3–CHO (etanal)

21. KEGUNAAN ALKUNA

Digunakan pada pengelasan logam atau untuk memotong logam. Nyala yang panas dari pembakaran
asetilena dapat digunakan untuk memotong atau mengelas Jogam. Etuna digunakan untuk membuat
asetaldehida atau asam asetat dan untuk gas penerangan.

22.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.nafiun.com/2013/03/tata-nama-senyawa-alkana-aturan-penamaan-rumus-struktur-
contoh-soal-kunci-jawaban-kimia.html?m=1

https://www.avkimia.com/2017/02/alkana-sifat-dan-pembuatan.html?m=1

https://ratukemalalaura.blogspot.com/2018/04/tata-nama-sikloalkana-sikloalkena-dan-
sikloalkadiena.html?m=1

https://idschool.net/sma/tata-nama-senyawa-alkena/
https://www.kimia-science7.com/reaksi-hidrokarbon-alkana-alkena-alkuna/
https://www.ilmukimia.org/2013/02/pembuatan-alkena.html
https://rinosafrizal.com/tata-nama-senyawa-hidrokarbon-alkana-alkena-alkuna/
https://www.ilmukimia.org/2013/02/pembuatan-alkuna.html
Ratnaningsih Eko S,[et al.] –Cet 10; Ed. 1--. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka,2020.

Anda mungkin juga menyukai