Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1 STRUKTUR MOLEKUL SENYAWA

KIMIA ORGANIK 1

OLEH :

LENI RAHMAN

A1L119038

JURUSAN PENDIDKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
A. HIDROKARBON
1. Senyawa Alkana
➢ Struktur Alkana
Alkanal adalah senyawa karbon turunan alkana dari keluarga aldehida
yang memiliki gugus fungsi -CHO pada salah satu ujungnya. Rumus umum
alkana yaitu CnH2n+2, misalnya atom C ada 1, maka atom H pada senyawa alkana
yaitu 2(1)+2 = 4 buah. Sehingga rumus molekulnya menjadi CH4. Contoh lain
jika terdapat 2 atom C, maka atom H pada senyawa alkana yaitu 2(2)+2=6 buah.
Jadi, rumusnya ditulis C2H6. Rumus struktur sebagai berikut

Berdasarkan tabel di atas, jika n adalah jumlah atom C, maka rumus umum
alkanal dinyatakan sebagai: CnH2nO. Struktur alkanal juga dapat ditulis sebagai
suatu gugus alkil (R) yang mengikat gugus -CHO. R – CHO dengan R adalah
alkil.
➢ Tata Nama Alkana
Ada dua macam cara untuk memberi nama senyawa monoalkohol.
Pertama berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh IUPAC (International Union for
Pure and Applied Chemistry) disebut nama IUPAC atau nama sistematis. Kedua
nama yang sudah biasa digunakan sehari-hari atau dalam perdagangan disebut
nama lazim atau nama dagang (trivial).
a. Nama IUPAC
Menurut sistem IUPAC, nama alkanal diturunkan dari nama alkana
dengan mengganti akhiran –a menjadi –al.
Contoh :
Tata nama senyawa alkanal dengan rantai cabang sama seperti tata nama alkanol,
tetapi posisi gugus fungsi –CHO tidak perlu dinyatakan karena selalu menjadi atom
karbon nomor satu.
Contoh:

b. Nama Trivial
Tata nama trivial senyawa alkanal diambilkan dari nama asam alkanoat
induknya dengan mengubah asam -at menjadi akhiran aldehida. Misalnya
asam asetat menjadi asetaldehida. Perhatikan tata nama trivial dari beberapa
senyawa alkanal berikut.
Tabel Beberapa Nama Trivial Senyawa Alkanal

2. Senyawa Alkena
➢ Struktur Senyawa
Alkena merupakan jenis senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang
memiliki ikatan rangkap dua. Jenis senyawa hidrokarbon ini menambahkan
imbuhan -ena pada akhiran namanya. Sama Seperti Alkana, semakin banyak atom
C yang saling berikatan maka akan semakin banyak jenis senyawa yang terbentuk,
oleh karena itu diperlukan suatu sistem untuk penamaannya, dan hal ini telah
diatur oleh komisi tata nama dari himpunan kimia sedunia atau IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry). Nama Alkena diturunkan
dari nama Alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama) dengan
mengganti akhiran ana menjadi ena.
Contoh:
Alkana : C2H6 = etana
Alkena : C2H4 = etena

➢ Tata Nama Alkena


Ada dua macam cara untuk memberi nama senyawa monoalkohol.
Pertama berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh IUPAC (International Union for
Pure and Applied Chemistry) disebut nama IUPAC atau nama sistematis. Kedua
nama yang sudah biasa digunakan sehari-hari atau dalam perdagangan disebut
nama lazim atau nama dagang (trivial).
a. Nama IUPAC
Untuk mengikuti tata nama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki
nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana
dengan menggantikan akhiran -ana dengan -ena. C2H6 adalah alkana bernama
etana sehingga C2H4 diberi nama etena.
Pada alkena yang memiliki isomer dengan perbedaan letak ikatan,
digunakan penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut
sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk
membedakan isomernya. Contohnya adalah 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan
cabang sama dengan alkana.
Beragam contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar
tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.
b. Nama Trivial
Nama trivial adalah nama umum yang diberikan kepada beberapa
struktur khusus alkena. Sebagai contoh etena mempunyai nama trivial
etilena;propena mempunyai nama trivial propilena; dan 2-metilpropena
mempunyai nama trivial isobutilena. Ada juga nama gugus fungsi trivial alkena
yang didasarkan pada kedudukan dan jumlah rantai alkena. Sebagai contoh gugus
alkenil CH2= diberi nama metilena;gugus fungsi CH2=CH diberi nama vinil, dan
CH2=CH-CH2 diberi nama alil. Jika alkena memiliki lebih dari satu ikatan
rangkap, namanya diberi tambahan diena (untuk dua ikatan rangkap)
atau triena (untuk tiga ikatan rangkap).
Contoh:

3. Senyawa Alkuna
➢ Struktur Alkuna
Alkuna merupakan jenis senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang
memiliki ikatan rangkap tiga. Pada akhiran namanya, diberi imbuhan -una.
Sementara untuk rumusnya umumnya adalah sebagai berikut :

➢ Tata Nama Alkuna


a. Nama IUPAC
Aturan tata nama alkuna menurut IUPAC sama seperti pada
alkana atau alkena. Rantai induk ditentukan oleh rantai terpanjang
yang mengandung ikatan rangkap tiga karbon-karbon (C=C) dan
akhiran untuk nama induk adalah –una sebagai pengganti –ana pada
alkana.
Contoh
1-Pentuna.

Karena rantai terpanjang sebagai rantai induk mengandung ikatan 3


rangkap, penomoran atom C lebih dekat dari ikatan rangkap 3, untuk
alkuna rantai lurus penamaan dengan urutan : nomor rangkap-rantai
induk.
b. Nama Trivial
Nama trivial adalah nama umum yang diberikan kepada beberapa
struktur khusus alkena. Adapaun nama trivialnya yaitu propil asetilena

B. HIDROKARBON AROMATIK (BENZENA)


1. Struktur Benzena
Benzena memiliki rumus kimia C6H6. Perbandingan jumlah atom C dan H-nya
menunjukkan bahwa benzena sangat tidak jenuh. Pada mulanya, para ahli
mengusulkan bahwa benzena memiliki struktur alifatik dengan adanya ikatan
rangkap dua ataupun tiga. Contoh struktur benzena :

2. Tata Nama Benzena

C. ALKOHOL
1. Struktur Alkohol
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada
karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan
'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-
OH. Alkohol primer paling sederhana adalah metanol. Alkohol sekunder yang
paling sederhana adalah 2-propanol, dan alkohol tersier paling sederhana
adalah 2-metil-2-propanol.
2. Tata Nama Alkohol
Contoh IUPAC :
Senyawa Metanol
CH3OH
Contoh Trivial :
Alkohol Monohidrat
D. ETER
1. Struktur Senyawa

Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O sekitar
140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi,
hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp3. Oksigen lebih elektronegatif
daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa relatif terhadap
eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian,
hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.

Anda mungkin juga menyukai