3. ETER
Penamaan pada eter, nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan
abjad), kemudian ditambahkan kata eter. Jika kedua gugus alkil sama, digunakan awalan di.
Contoh :
CH3-O- CH3 = dimetil eter (metoksimetana)
CH3-O-C2H5 = etil metil eter (metoksietana)
C2H5-O-C2H5 = dietil eter (etoksietana)
4. ALDEHID
Berdasarkan IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana induknya. Akhiran “a” pada
alkana diganti dengan akhiran “al”. gugus fungsi (gugus karbonil) selalu terletak diujung rantai
karbon sehingga selalu diberi nomor satu. Dengan demikian nomor tidak perlu disebutkan.
Penomoran atom C dimulai dengan gugus karboni, sedangkan penulisan gugus alkil
berdasarkan urutan abjad nama gugus alkil (bukan awalan yang menunjukkan jumlah alkil,
seperti di, tri, tetra).
Contoh :
CH3-CHO = etanal
CH3-CH(CH3)-CH2-CHO = 3-metilbutanal
Tata nama trivial aldehid disesuaikan dengan nama umum asam karboksilat, akhiran “at” dari
nama asam karboksilat diganti dengan aldehid dan kata asam dihilangkan.
Contoh :
CH3-CHO = asetaldehid
CH3-CH2-CH2-CHO = butiraldehid
5. KETON
Penamaan keton menurut IUPAC sesuai dengan nama alkana asalnya. Akhiran “a” pada alkana
diganti dengan “on”. Rantai terpanjang keton harus mengandung gugus karbonil dinomori
dengan angka sekacil mungkin.
Contoh :
CH3COCH3 = propanon
CH3COCH2CH3 = butanon
Tata nama keton berdasarkan cara trivial, dilakukan dengan cara mengurutkan nama alkil-alkil
keton. Jika kedua gugus sama digunakan awalan di.
Contoh :
CH3COCH3 = dimetil keton
CH3COC2H5 = etil metil keton
6. ASAM KARBOKSILAT
Berdasarkan aturan IUPAC, asam karboksilat yang merupakan turunan alkana diberi nama
sesuai dengan nama alkana asalnya. Akhiran “a” pada alkana diganti dengan “oat”.penomoran
dimulai dengan atom karbon pada gugus karboksil.
Contoh :
CH3-COOH = asam etanoat
CH3-CH(CH3)-COOH = asam 2-metil-propanoat
Tata nama asam karboksilat berdasarkan cara trivial disesuaikan dengan sumber asam
karboksilat tersebut.
Contoh :
HCOOH = asam formiat atau asam semut karena pada awalnya ditemukan pada semut
CH3COOH = asam asetat
7. ESTER
Berdasarkan aturan IUPAC, penamaan ester dengan menyebutkan nama alkil terlebih dahulu,
kemudian diakhiri dengan nama alkanoatnya.penulisan nama ester secara trivial mirip dengan
penamaan asam karboksilat. Nama asam diganti dengan nama gugus alkil yang menggantikan
posisi atom H.
Contoh : CH3-COO-CH3 = metil etanoat (metil asetat)
CH3-COO-C2H5 = etil etanoat (etil asetat)
KEISOMERAN
Senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tapi struktur atau susunan ruang yang
berbeda disebut isomer.
Jenis-jenis isomer :
1. isomer struktur
Isomer rangka adalah senyawa yg memiliki RM sama tapi struktur rangkanya berbeda
Isomer posisi terjadi karena perbedaan posisi gugus fungsi pada rantai karbon
Isomer fungsi terjadi karena perbedaan jenis gugus fungsi dalam molekul senyawa karbon yang
mempunyai RM sama. Alkohol berisomer fungsi dengan eter, aldehid dengan keton, dan asam
karboksilat dengan ester
2. isomer
ruang
Isomer geometris adalah kedua atom C yg memiliki ikatan rangkap mengikat 2 gugus yg berbeda
Isomer optis adalah isomer yang memiliki RM, gugus fungsi, dan posisi gugus fungsi sama, tapi
letak atom atau gugus fungsinya berbeda shg memiliki bidang cahaya polarisasi yg berbeda
Sifat fisik senyawa karbon :
Haloalkana : non polar
Alkohol : polar dan larut dalam air karena memiliki ikatan hidrogen
Eter : hampir seluruh senyawa eter berwujud cair kecuali dimetil eter (gas). Jika
dibandingkan alkohol, titik didih dan titik leleh lebih kecil (karena eter tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen). Eter cendrung bersifat nonpolar sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil.
Aldehid : gugus karbonil bersifat polar sehingga elektron tertarik ke oksigen yang lebih
elektronegatif. Dengan adanya elektron bebas pada oksigen, gugus karbonil dapat membentuk
ikatan hidrogen sehingga dapat larut dalam air. Ikatan hidrogen tersebut membuat titik didih
aldehid menjadi lebih tinggi dibandingkan senyawa non polar yang memiliki masa molekul
relatif yang sama.
Keton : larut dalam air (untuk keton dengan berat molekul yang rendah), tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya lebih rendah dibandingkan dengan alkohol
padananya.
Asam karboksilat : titk didih as. Karboksilat lebih tinggi dibandingkan alkohol yang
memiliki Mr sama, hal ini terjadi karena ikatan hidrogen yang terjadi pada as. Karboksilat lebih
kuat dibandingkan alkohol. Merupakan asam lemah, makin panjang rantai karbon pada asam
karboksilat semakin berkurang sifat asamnya.
Ester : polar, mudah larut dalam air (kelarutan ester berkurang dengan bertambahnya
jumlah atom karbon).
Siswa dapat menjelaskan reaksi-reaksi identifikasi pada senyawa karbon (alkohol, aldehid, dan keton)
Alkohol
Reaksi identifikasi alkohol menggunakan logam natrium
R – OH + Na → R – ONa + H2(g)
Reaksi identifikasi alkohol menggunakan fosfor trihalida
R – OH + PX3 → R – X + H3PO3
Reaksi untuk membedakan jenis alkohol
1. reaksi oksidasi
alkohol primer di oksidasi menghasilkan aldehid
alkohol skunder di oksidasi menghasilkan keton
alkohol tersier tidak dapat di oksidasi
2, uji lucast, menggunakan reagen lucast alkohol tersier bereaksi dengan cepat ditandai
dengan terbentuknya kabut dipermukaan larutan, alkohol skunder bereaksi dalam waktu
sekitar 5 menit sedangkan alkohol primer tidak dapat bereaksi.
Aldehid
Oksidasi : menggunakan pereaksi fehling (menghasilkan endapan merah bata Cu 2O) dan
pereaksi tollens (membentuk cermin perak yang merupakan endapan Ag).
Adisi : adisi aldehid menghasilkan alkohol primer
Keton : keton tidak dapat dioksidasi
REAKSI
Reaksi adisi adalah reaksi dimana senyawa yang berikatan rangkap menerima atom atau gugus
atom, sehingga ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Reaksi ini disebut juga reaksi
penjenuhan.
a. Reaksi adisi dengan hidrogen : pada senyawa alkena reaksi adisi menghasilkan senyawa
alkana sedangkan adisi pada alkuna menghasilkan alkena.
b. Reaksi adisi dengan halogen :
Contoh :
CH3-CHCH-CH3 + Br2 → CH3-CHBr-CHBr-CH3
c. Reaksi adisi dengan asam halida (HX)
Contoh :
CH3-CHCH-CH3 + HBr → CH3-CHBr-CH2-CH3
Reaksi eliminasi adalah reaksi molekul senyawa yang berikatan tunggal melepas molekul kecil
sehingga ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap.
a. Reaksi eliminasi hidrogen dari alkana : jika alkana dipanaskan dengan menggunakan
katalisator maka alkana dapat mengalami dehidrogenasi.
Contoh :
CH3-CH3 → CH2=CH2 + H2
b. Reaksi eliminasi air dari alkohol : jika alkohol dipanaskan pada suhu ± 180° dengan asam
sulfat sebagai zat higroskopis (penarik air) maka alkohol akan mengalami dehidrasi.
Contoh :
CH3-CH2-CH2-CH2OH + H2SO4 → CH3-CH2-CH=CH2 + H2O
c. Reaksi eliminasi HX dari alkil halida (dehidrohalogenasi) : jika alikil halida direaksikan
dengan KOH pekat dan panas maka alkil halida akan melepaskan hidrogen dan air. Fungsi
KOH pekat adalah untuk mendorong terbentuknya molekul air, karena KOH pekat sebagai
dehidrator ( penyerap molekul air).
Contoh :
CH3-CH2-CH2I + KOH → CH3-CH=CH2 + KI + H2O
Reaksi subsitusi adalah reaksi dimana atom atau gugus atom dalam suatu molekul senyawa
digantikan oleh atom atau gugus atom lain.
a. Reaksi subsitusi pada alkana
R-H + X-X → R-X + H-X
b. Reaksi subsitusi pada alkohol
R-OH + HX → R-X + H2O
c. Reaksi subsitusi pada haloalkana
R-X + NaOH → R-OH + NaX
R-X + H-OH → R-OH + HX
a. Reaksi subsitusi pada esterifikasi
Esterifikasi adalah reaksi pembuatan ester. Pada esterifikasi gugus OH dari asam karboksilat
diganti dengan gugus OR dari alkohol.
R-COOH + R'OH → R-COOR' + H2O