Anda di halaman 1dari 22

KIMIA KARBON

(Kimia Organik)
SENYAWA ORGANIK
SENYAWA KIMIA
SENYAWA ANORGANIK

Senyawa organik dikenal sejak beribu-ribu tahun


lalu seperti : alkohol, gula, protein, pati, cuka,
lemak dan lain sebagainya.

Sekitar tahun 1850, kimia organik didefinisikan


sebagai kimia dari senyawa yang berasal dari
benda hidup, sehingga timbul istilah organik
kimia organik kimia karbon

istilah kurang tepat

Karena beberapa senyawa yang mengandung


karbon seperti : CO2, Na2CO3 dan KCN dianggap
senyawa anorganik.

Namun istilah kimia karbon dapat diterima karena


semua senyawa organik mengandung karbon
Perbedaan senyawa organik dan anorganik
No Senyawa Organik Senyawa Anorganik

1 Dibentuk oleh unsur C, H, O, N, Dibentuk sekurang2nya oleh


S, P dan halogen (Cl, F, Br, I) 105 unsur yg sudah
diketahui

2 Diklasifikasikan berdasarkan Dapat berupa asam, basa


gugus fungsi, alkohol, keton dll dan garam

3 Dibentuk oleh ikatan kovalen Dibentuk oleh ikatan ion


4 Dpt membentuk rantai karbon Tidak dapat membentuk
yang panjang dan polimer rantai karbon yang panjang

5 Berbentuk padat, cair dan gas Kebanyakan berbentuk


dgn warna dan bau yang khas padat, tdk berwarna dan tdk
berbau
Tabel Lanjutan

No Senyawa Organik Senyawa Anorganik


6 Kebanyakan sukar larut dlm air, Mudah larut dalam air,
mudah larut dalam pelarut kebanyakan sukar larut
organik (alkohol, eter, heksana) dalam pelarut organik
7 Larutan tidak dapat Larutannya
menghantarkan arus listrik menghantarkan arus listrik
8 Mudah terbakar Sukar terbakar
9 Mudah menguap, titik leleh dan Sukar menguap, titik leleh
titik didik rendah dan titik didih tinggi
Penggolongan senyawa Organik
Struktur ikatan
Senyawa organik
Gugus fungsi yang dimiliki
Berdasarkan Struktur Ikatannya
Senyawa organik

senyawa rantai terbuka senyawa rantai tertutup

Alifatik jenuh Alifatik tdk jenuh Alisiklis Heterosiklis

aromatis aromatis
non aromatis nonaromatis
Contoh
1. Alifatik jenuh : aklana (etana : CH3 – CH3)
2. Alifatik tdk jenuh : alkena (etena : CH2=CH2)
alkuna (etuna : CH CH)
3. Alisiklis (alifatik siklis)
sikloheksana siklopentana

4. Heterosiklis ( siklisasi aton C ada atom lain)


piran pirol
H
O N
5. Aromatis : senyawa mengandung cincin benzenoid

N
naftalena H kinolin

Penggolongan Senyawa Organik berdasarkan gugus fungsi


Molekul senyawa organik dapat mengandung satu atau
lebih gugus fungsi yang sama atau berbeda

Golongan senyawa organik berdasarkan gugus fungsi

No Nama gugus fungsi Golongan senyawa


1 C – C atau C – H (ikatan Alkana (metana, etana dll)
tunggal)
Tabel lanjutan
No Nama gugus fungsi Golongan senyawa
2 C = C ; R-CH=CH-R, ikatan Alkena (etena)
rangkap dua
3 C C = ikatan rangkap tiga Alkuna ( etuna)
4 Halogen / X : F. Cl.Br (R-X) Alkil halida (metil klorida)
5 - OH / hidroksi (R-OH) Alkohol ( etanol)
6 O-R / alkoksi (R-OR) Eter ( dietil eter)
7 CHO ( R- CHO) Aldehida (metanal)

8 R- COR Keton ( aseton)


9 -COOH/karboksil (R-COOH) Asam karboksilat (as. Asetat)
10 R-COOR Ester (etil metil ester)
11 R-CO-Cl (asil klorida) Klorida asam
Tabel lanjutan

No Nama gugus fungsi Golongan senyawa


12 R-CO-NH3 Amida
13 -NH3 (R-NH3) Amina
14 R-CO-O-CO-R Anhidrida
15 R-C=N Nitril (alkil sianida)
Sistem penamaan
16 R-NO2 (nitro) Senyawa Organik
Nitro alkana, nitrobenzena
Penamaan senyawa organik berdasarkan :
1. Nama umum (trivial atau nama perdagangan)
2. Nama sistematik (IUPAC = International Union of Pure
Applied Chemistry)
1. Nama umum berdasarkan atas sifat, asalnya (nama
latin tumbuhan atau biantang)
 Asam format dari semut merah / formica
 Asam asetat dari acetum / cuka
 Asam palmitat pohon palma
 Glyserol glyceros (rasa manis)
 Asam butirat butirum/mentega

2. Nama Sistematik
Berdasarkan kongres IUPAC tahun 1967 menyatakan bahwa
suatu senyawa kimia harus dinamai mengunakan suatu
sistem yang didasari atas struktur molekul atau kerangka
atom C yang dimiliki senyawa bersangkutan.
Empat suku pertama tetap menggunakan nama trivial,
sedangkan selanjutnya mengunakan nama IUPAC
Rantai samping
Rantai samping (cabang) adalah suatu gugus alkil
sebagai cabang dari rantai induk. Gugus aklil
dinamai sesuai nama alkana dengan mengubah
akhiran -ana dengan –il
Contoh:
CH3- metil
CH3-CH2- etil
CH3-CH2-CH2- propil
CH3-CH2-CH2—CH2- butil
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2- pentil
Tata Nama alkana
Penamaan alkana menurut IUPAC sesuai aturan sbb:
1. Pilih rantai C terpanjang
2. Posisi rantai cabang pada rantai dipilih aton C yang lebih
pendek dari rantai induknya
3. Nama rantai cabang disusun menurut abjad (etil metil)
4. Bila rantai cabang yang sama lebih dari satu maka diberi
awalan di (2), tri (3) dan tetra (4). Lokasi atau nomor
tempat terikatnya rantai cabang dipisahkan dengan
koma (,) dan tanda (-) dengan nama hidrokarbonnya.
Contoh:
CH3
CH3 – CH – CH – CH2 – CH2 –CH3
CH2
CH3 3-etil-2-metil heksana
CH3 – CH – CH2 – CH – CH3
CH3 CH3 2,4-dimetil pentana

CH3 C2H5
CH3 – CH2 –C – CH2 - C - CH3
CH3 C2H5 3-etil-3,5,5 trimetil heptana
Gugus Rantai cabang lainnya
- NO2 Nitro - - Cl kloro -
-F fluoro - - Br bromo -
-I iodo -
Contoh Cl Cl
CH3 – CH – CH – CH3 2,3- dikloro butana
Sifat alkana
Alkana relatif merupakan senyawa tidak reaktif, sehingga
tidak dapat beraksi dengan asam, basa kuat dan zat
pengoksidasi maupunn pereduksi
Ada dua reaksi utama yang dapat terjadi pada alkana
1. Reaksi Halogenisasi

sinar UV
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
kloro metana

2. CH3 – CH2 – CH3 + Br2 sinar UV CH3 – CH – CH3 + HBr


Br
2-bromo propana
2. Reaksi Pembakaran
bunga api
CH4 + 2O2 CO2 + 2 H2O
metana

CH3 – CH2 – CH3 + 2O2 bunga api


CO2 + 2 H2O
propana

Pada reaksi pembakaran adalah reaksi senyawa organik


dengan oksigen yang disertai dengan pembebasan kalor
dan cahaya.
Ada dua jenis reaksi pembakaran
1. Pembakaran sempurna CO2 + H2O
2. Pembakaran tidak sempurna CO, kadang2 C
Pembakaran tidak sempurna
2 CH3CH2CH3 + 7 O2 6 CO + 8 H2O
karbon monoksida

CH3CH2CH3 + 2 O2 3 C + 4 H2O
karbon

TITIK DIDIH
Alkena dan Alkuna

Tata nama alkena


Menurut IUPAC: Alkena rantai lurus diberi nama
sesuai dengan nama alkana dengan mengganti
akhiran –ana menjadi – ena (rangkap dua)dan – una
(rangkap tiga)
CONTOH ALKENA
Contoh :
CH2 = CH2 etena
CH2 = CH – CH = CH2 1,3 – butadiena
CH2 = CH - CH = CH – CH = CH2 1,3,5 – heksatriena
CH3 – C C – CH2 – CH3 2 – pentuna

Reaksi pada Alkena


Pt, H2 CH3 – CH3
Cl Cl
CH2 = CH2 + ClCH2
2 – CH2

HCl CH3 – CH2


Cl

Anda mungkin juga menyukai