Anda di halaman 1dari 61

SENYAWA KARBON

WELLY ANGGRAINI, M.Si


SENYAWA KARBON
• Adalah senyawa yang molekulnya mengandung atom-atom karbon dan
atom-atom unsur lain seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, dan
halogen.

• Reaksi Senyawa Karbon :


• Reaksi Subtitusi
• Reaksi Adisi
• Reaksi Eliminasi

• Reaksi Subtitusi : adalah reaksi penggantian suatu atom atau gugus


atom oleh atom lain yang terdapat dalam suatu molekul.
• Contoh Reaksi Subtitusi :Pada Pembuatan alkil Halida dari alkana,atom
H diganti oleh atom Halogen
• CH3CH3+ Cl2 CH3CH2Cl+ HCl
• Reaksi Adisi Adalah reaksi yang terjadi karena pengubahan ikatan tak
jenuh menjadi jenuh, atau ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.

• Contoh Reaksi Subtitusi :Adisi hidrogen terhadap alkuna

• H3C – C Ξ CH + H2 H3C – CH = CH2 + H2 H3C – CH2 – CH3

• Reaksi Eliminasi Adalah penyingkiran atau penghilangan beberapa


atom yang terjadi pada suatu senyawa.

• Contoh Reaksi Eliminasi :Eliminasi Hidrogen dari alkana


(dehidrogenasi)
A. Keunikan Atom Karbon ( C )
• Atom Karbon ( C ) memiliki 4 elektron valensi.
Dengan nomor atom 6, atom C memiliki 4 elektron valensi, sehingga untuk
mencapai kestabilan (mencapai konfigurasi oktet) maka atom C akan
membentuk ikatan kovalen tanpa adanya PEB (Pasangan Elektron
Bebas).

• Atom C membentuk ikatan kovalen dengan berbagai unsur nonlogam,


terutama hidrogen (H), oksigen (O), dan golongan halogen (F, Cl, Br, I).

• Atom C relatif kecil.


Sesuai dengan nomor pereriodenya yaitu 2, atom karbon hanya memiliki 2
kulit atom sehingga jari-jari atom C relatif kecil.
Keuntungan dengan jari-jari relatif kecil:
 Ikatan kovalen yang dibentuk karbon relatif kuat.
 Karbon dapat membentuk ikatan rangkap dan rangkap
3.
B. Rantai Karbon ( C )
Atom C dengan 4 elektron valensi dapa membentuk ikatan antar atom C berupa
ikatan tunggal, rangkap dan rangkap 3, juga lingkar (siklik)  jumlah senyawa C
sangat banyak.

C. ATOM C PRIMER, SEKUNDER, TERSIER


Berdasarkan jumlah atom C yang diikatnya, atom C dibagi:
Atom C primer (1o) :atom C yang terikat langsung pada 1 atom C lainnya
Atom C sekunder (2o) :atom C yang terikat pada 2 atom C lainnya
Atom C tersier (3o) : ........
Atom C kuartener (4o) : .......
D. HIDROKARBON (H-C)
• Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang paling sederhana, terdiri atas
unsur C dan H  keberadaan jumlahnya paling banyak.

• Hidrokarbon dikelompokkan berdasarkan bentuk rantai C dan jenis


ikatan rantai C nya

• Berdasarkan bentuk rantai C:


alifatik : rantai terbuka
alisiklik : rantai lingkar
aromatik : rantai cincin dan konjugat (berselang-seling tunggal-rangkap)

• Berdasarkan jenis ikatan C nya:


Alkana, Alkena, Alkuna
ALKANA
• Hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal) dan alifatik (rantai terbuka),
semua ikatan C – C nya tunggal.
• Rumus Umum: Cn H2n+2
n : jumlah atom C
• Deret Homolog:
Tata Nama Alkana:

1. Pilih Rantai Induk: rantai yang terpanjang dalam molekul.


2. Beri nomor cabang, karenanya rantai induk diberi nomor urut, dengan
sedemikian rupa rantai cabang mendapat nomor yang terkecil.
3. Beri nama cabang dengan nama “alkil – khiran il”, sama dengan nama
alkana hanya “ana” diganti “il”, misal: metana  metil, propana 
propil.
4. Jika terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut
sekali saja dengan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang. 2 :
di, 3 :tri, 4 :tetra, 5:penta, dst...

Beberapa nama alkil:


Sifat-Sifat Alkana:
1. Sukar larut dalam senyawa polar (air) tetapi larut dalam pelarut non-polar.
2. Pada T kamar C1 – C4 berwujud gas, suku-suku berikutnya berwujud cair,
suku tinggi berwujud > C18 berwujud gas.
3. Semakin banyak rantai C  T didih semakin tinggi, untuk jumlah C yang
sama semakin banyak cabang  T didih semakin kecil.
4. Sukar bereaksi dengan senyawa lain, disebut parafin (afinitas kecil).

Reaksi –Reaksi Alkana:


 Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan Jelaga (partikel C)
 Rx. Substitusi : penggantian atom H dari alkana dengan atom lain,
khususnya Halogen  Rx. Halogenasi
 Rx. Perengkahan (Cracking)
Alkana rantai panjang menjadi potongan-potongan C yang pendek. Terjadi
pada P dan T tinggi tanpa O2
ALKENA
• Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), dan tidak jenuh dimana
pada salah satu rantai C-C nya (ikatan rangkap 2) – C = C -
• Rumus Umum: Cn H2n
n : jumlah atom C
• Tata nama sama seperti alkana, hanya saja akhiran “ana”
diganti dengan “ena”, misal : etana  etena

• Deret Homolog:
Tata Nama Alkena:

1. Tentukan rantai induk, rantai C terpanjang yang mengandung ikatan


rangkap.
2. Beri nomor rantai induk, sedemikianrupa rantai ikatan rangkap memiliki
nomor yang terkecil.
3. Jika ada cabang, nama cabang sesuai dengan jumlah atom C alkilnya,
jika lebih dari satu, tata nama cabang sama aturannya dengan nama
alkana
4. Urutan:
nomor cabang-nama alkil-nomor rangkap-nama induk
Reaksi –Reaksi Alkena:

 Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan lebih banyak Jelaga (partikel C)

 Rx. Adisi (Penambahan = Penjenuhan)


Dari ikatan rangkap  Ikatan tunggal (jenuh) dengan cara
menangkap 2 atom lain pada ikatan rangkap – C = C – untuk memperoleh
ikatan tunggal.
a. Reaksi Hidrogenasi: Alkena + H2
b. Reaksi Hidrohalogenasi: Alkena + HX (Hidrogen Halida)
c. Reaksi Halogen: Alkena + Unsur Halogen (F, Cl, Br, I)

 Rx. Polimerisasi: (molekul kecil  molekul besar


Aturan Markonikov: Jika suatu HX
bereaksi dengan ikatan rangkap
asimetris, maka produk utama
pereaksi adalah molekul dengan
atom H yang ditambahkan ke atom C
dalam ikatan rangkap yang terikat
dengan lebih banyak atom H
ALKUNA
• Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), dan tidak jenuh
dimana pada salah satu rantai C-C nya (ikatan rangkap 3)
• Rumus Umum: Cn H2n-2
n : jumlah atom C
• Tata nama sama seperti alkana, hanya saja akhiran “ana”
diganti dengan “una”, misal : etana  etuna

• Deret Homolog:
Tata Nama Alkuna:
 Cara penamaan alkuna sama dengan alkena
Reaksi –Reaksi Alkuna:

 Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan lebih banyak Jelaga (partikel C)

 Rx. Adisi (Penambahan = Penjenuhan)


Untuk penjenuhan alkuna dibutuhkan pereaksi 2x lipat dari alkena.
a. Reaksi Hidrogenasi: Alkuna + 2H2
b. Reaksi Hidrohalogenasi: Alkuna + 2HX (Hidrogen Halida)
c. Reaksi Halogen: Alkuna + 2Unsur Halogen (F, Cl, Br, I)

 Rx. Polimerisasi: (molekul kecil  molekul besar


SENYAWA TURUNAN
ALKANA
Alkohol - Eter, Aldehid - Keton, Asam Karboksilat - Ester
Tata Nama Senyawa Turunan Alkana

Nomor cabang-cabang-nama cabang urut abjad-nomor gugus fungsi-nama


induk

1. Mengidentifikasi gugus fungsi.


2. Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mengandung gugus
fungsi.
3. Menulis nomor, dimulai dari salah satu ujung sedemikian sehingga
posisi gugus mendapat nomor terkecil.
4. Menuliskan nama, dimulai dari nama cabang-cabang (nama alkil
sesuai dengan jumlah atom C), kemudian nama rantai induk. Cabang-
cabang sejenis digabung dan dinyatakan dengan awalan di-, tri-, tetra-
dst. Penulisan cabang yang berbeda diurutkan sesuai dengan abjad.
A. ALKOHOL / ALKANOL (R – OH)
Alkohol adalah etana dengan satu atom H diganti oleh gugus fungsi – OH
Rumus Umum : CnH2n+2O
IUPAC : Mengganti akhiran “a” menjadi “ol”
Metana  metanol, etana  etanol, dst...

TRIVIAL : R – OH : alkil – alkohol


Metil alkohol, etil alkohol, isopropil alkohol (IPA)
Klasifikasi Alkohol:
Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus – OH :
1. Alkohol Primer : R – CH2 – OH
misal: metanol, etanol, 1-propanol
2. Alkohol Sekunder : R – CHR’ – OH , terikat pada atom C sekunder
misal: 2-propanol
3. Alkohol Tersier : R – R’CR” – OH, terikat pada atom tersier
misal: 2-metil-2-propanol
Beberapa Reaksi Alkohol:
1. Dehidrasi Alkohol (Pelepasan H2O)
Alkohol jika dipanaskan bersama H2SO4 pekat akan mengalami
dehigrasi membentuk eter atau alkena. Pemanasan pd T 130C
menghasilkan eter, sedangkan pada T 180 C menghasilkan alkena

2. Oksidasi Alkohol
alkohol sederhana mudah terbakar membentuk CO2 dan H2O.
Namun dengan pengoksidasi sedang dan dalam lingkungan asam,
alkohol teroksidasi :
 Alkohol primer  Aldehid  Asam Karboksilat
 Alkohol sekunder  Keton
 Alkohol tersier  tdk teroksidasi
Krn yang diserang adalah atom H-karbinol (atom karbon yang mengikat
gugus – OH)
Beberapa Reaksi Alkohol:
3. Reaksi alkohol dengan Na atau K
terjadi pada alkohol kering (tdk mengandung air) shg dapat bereaksi
dengan Na atau K, sehingga atom H dari gugus – OH diganti dengan
Na dan K  Na Alkoholat

Jika terdapat air, maka alkohol akan terurai mjd alkohol dan NaOH
R-ONa + H2O  R-OH + NaOH

4. Esterifikasi : Pembentukan ester


Alkohol + Asam alkanoat  Ester + H2O
Ester tidak bereaksi dengan oksidator , reduktor maupun basa, sehingga
umumnya digunakan sebagai pelarut.

B. ETER / ALKOKSI ALKANA (R–O– R)


IUPAC : Menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil yang
lebih besar sebagai alkana.

TRIVIAL : menyebutkan nama alkil-alkilnya urut abjad dan diakhiri dengan


eter. Jika kedua alkil sama maka diawali dengan di-, tri-, dsb...
C. ALDEHID / ALKANAL dan KETON
Aldehid adalah gugus karbonil mengikat satu alkil dan satu atom H
Rumus Umum : CnH2nO
IUPAC : nama alkana rantai induk “a” diganti “al”
Misal: butanol  butanal
Menentukan rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi, sehingga
atom C pada gugua –CHO memiliki nomor 1.

TRIVIAL : mengambil nama asam karboksilat dengan mengubah asam-oat


atau asam-at menjadi akhiran aldehid.
Misal: asam asetat  asetaldehid (CH3-CHO)

TRIVIAL : R – OH : alkil – alkohol


Metil alkohol, etil alkohol, isopropil alkohol (IPA)
• Contoh:
Keton : adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi –CO- yang terikat pada dua
gugus alkyl R dan R’. keton yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut alkanon.

Rumus Umum: CnH2nO  R – CO – R’

IUPAC : sama dengan mengubah huruf terakhir “a” pada alkana dengan huruf “on”.
Menentukan rantai terpanjang yang melewati gugus fungsi –CO- . Penomoran dimulai dari
ujung terdekat gugus fungsi.
TRIVIAL : diambil dari nama alkil yang terdekat gugus karbonil kemudian
ditambahkan kata keton.

Reaksi :
Aldehid + [O]  asam karboksilat
Keton tidak teroksidasi

Manfaat :
Formaldehid untuk pengawet
Keton untuk pelarut industri cat
D. ASAM KARBOKSILAT (R-COOH)
Asam karboksilat/ Asam Alkanoat  diturunkan dari nama alkana yang sesuai
dengan mengganti akhiran “a” mjd “oat” dan memberi awalan
asam.
Rumus Umum : CnH2nO2
IUPAC : nama alkana rantai induk “a” diganti “oat”
Misal: Metana  Asam metanoat

TRIVIAL : R – OH : alkil – alkohol


Metil alkohol, etil alkohol, isopropil alkohol (IPA)
TRIVIAL : diambil dari sumber alami asam yang bersangkutan.
Misal : asam metanoat disebut asam formiat (formica=semut)
TRIVIAL :
Jika ada cabang, maka cabang dinyatakan dengan huruf latin. Dimulai
dari atom C yang terikat langsung pada gugus –COOH, yaitu
atom C no 2 (α)

IUPAC : asam 4-etil-2-metilheksanoat


TRIVIAL : asam γ-etil-α-metilheksanoat
Sifat Fisika Asam Karboksilat
 Sembilan anggota pertama As. Karboksilat merupakan cairan tdk berwarna,
namun memilliki bau yang tidak enak.
 Diatas 10 merupakan padatan seperti lilin dan memiliki tingkat penguapan
yang rendah, sehingga tidak berbau.
 Memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkohol
 C1 – C4 larut dalam air, seiring peningkatan jumlah atom C kelarutan dalam
air berkurang.
Reaksi Asam Karboksilat
• Rx. Netralisasi
Asam karboksilat bereaksi dengan NaOH, Na2CO3 dan NaHCO3

Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas (ALB) dari
minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa
atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock) dengan tujuan
memurnikan minyak.
• Rx. Esterifikasi
Asam karboksilat bereaksi dengan Alkohol membentuk ester .
E. ESTER (ALKIL ALKANOAT)
Ester : alkil adalah gugus karbon ynga terikat pada atom C (gugus R’),
sedangkan alkanoat adalah gugus R – COO-

Rumus Umum : CnH2nO2


Sifat Fisika Ester :
 Ester merupakan turunan As. Karboksilat dan memiliki bau yang
menyenangkan, aroma yang sedap.
 Memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan asam
karboksilat.

Reaksi Ester:
Ester bersifat netral, biasanya mengalami reaksi kimia dimanan gugus
alkoksi –OR’ diganti dengan gugus lain
a. Rx Hidrolisis suasana Asam
merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi, dengan bantuan katalis
asam, mrpk rx kesetimbangan.
a. Rx Hidrolisis suasana Basa
merupakan reaksi sempurna, ester dilepaskan dari kesetimbangandiubah
menjadi garam organik dan tidak bereaksi kemballi dengan alkohol 
irreversible
Manfaat As. Karboksilat:
Asam format : insektisida, obat-obatan dan pewarna
Asam asetat : pewarna , insektisida, pengawet makanan

Manfaat Ester:
Aroma buah-buahan tiruan
ASAM LEMAK BEBAS
Asam lemak + gliserol  penyusun utama minyak atau lemak

Trigliserida adalah asam lemak yang terdiri dari asam miristat (1-3%), asam
palmitat (35-40%), asa oleat (38-40%), asam stearat (3-6%), dan asam
linoleat (5-11%).

Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat/asam karboksilat berderajat


tinggi, rantai C > 6 dan tidak bercabang.

Dengan mengetahui sifat fisika dan kimia jenis-jenis asam lemak pada minyak
sawit, maka kita dapat memproses dan mengendalikan siaft-sifat minyak.
HALOALKANA
• Haloalkana merupakan senyawa karbon di mana atom karbon
berikatandengan halogen.

• Terbentuk dari substitusi atom hidrogen pada alkana oleh halogen

• Tata nama haloalkana:


• Rantai utama dipilih rantai atom karbon terpanjang yang
mengandung atom halogen
• Penomoran dimulai dari atom C yang mengikat dan/atau
berdekatandengan atom C yang mengikat halogen
• Nama halogen ditulis terlebih dahulu disusul nama alkananya.

• Contoh penamaan haloalkana :


• CH3CH2CH2Br : Bromometana
• CH3CH2Cl : Kloroetana
KEISOMERAN
• Isomer adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama
tetapi rumus strukturnya berbeda.

• Penggolongan Isomer :
• Isomer Struktur : senyawa yang memiliki rumus molekul yang
sama tetapi mempunyai penataan atau posisi atom dalam
strukturyang berbeda

• Isomer Geometri : senyawa yang memiliki rumus molekul yang


sama tetapi memiliki penataan atom dalam ruang yang berbeda.

• Isomer Fungsional : senyawa yang memiliki rumus molekul yang


sama tetapi memiliki gugus fungsional berbeda
Isomer Geometri dibagi 2 : cis- dan trans-

• Terdapat dua bentuk isomer cis-trans, yakni cis dan trans.


• Ketika gugus substituen berorientasi pada arah yang sama, diastereomer
ini disebut sebagai cis
• Ketika subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan, diastereomer ini
disebut sebagai trans.

Cis-2-butena Trans-2-butena
• Isomer Cis Adalah isomer yang mudah melepaskan air menjadi
anhidrida maleat.
• Why ??Sebab dalam isomer cis kedua gugus karboksi dekat satu sama
lain,dengan pemanasan sampai 300 °C, asam fuarat berubah menjadi anhidrida
maleat.
• CONTOH :

• GB. asam fumarat, asam maleat, dan anhidrida maleatIsomer geometri asam
maleat (bentuk cis) mempunyai dua gugus karboksil yang dekat, dan mudah
melepas air menjadi anhidrida (anhidrida maleat).
• STRUKTUR BENZEN : Adalah struktur siklik planar dengan tiga ikatan
tunggal dan tigaikatan ganda yang terhubungkan secara bergantian.

• ada tiga isomer kresol : o-kresol, m-kresol dan p-kresol


THANK YOU
TUGAS
1. SEBUTKAN CONTOH DARI KEHIDUPAN SEHARI-HARI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN MATERI INI
2. CARILAH HUBUNGAN MATERI INI DENGAN AYAT-AYAT ALQUR’AN
3. APA YANG ANDA DAPATKAN DARI SETELAH MENERIMA MATERI INI
4. KERJAKAN SOAL-SOAL MATERI INI YG TERDAPAT PADA BUKU CETAK
KIMIA UNTUK PEMULA

Anda mungkin juga menyukai