Anda di halaman 1dari 35

Senyawa Turunan Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh. Senyawa turunan alkana merupakan
senyawa yang dianggap berasal dari alkana, di mana salah satu atau beberapa atom
hidrogennya digantikan oleh atom atau gugus atom tertentu. Gugus pengganti ini disebut
sebagai gugus fungsi. Masing-masing gugus fungsi akan memberikan ciri khas pada sifat
fisik maupun kimia pada senyawa-senyawa yang memiliki gugus tersebut.

Berikut akan dibahas tata nama beberapa senyawa turunan alkana.

1. Alkohol (alkanol)
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus hidroksil (−OH). Senyawa alkohol
dengan satu gugus −OH mempunyai rumus umum CnH2n+2O.

Berdasarkan jumlah atom C yang terikat pada atom C yang mengikat gugus −OH, alkohol
dibedakan menjadi:

 alkohol primer, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C primer (atom C
yang hanya terikat langsung dengan 1 atom C lainnya)
 alkohol sekunder, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C sekunder
(atom C yang terikat langsung dengan 2 atom C lainnya)
 alkohol tersier, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C tersier (atom C
yang terikat langsung dengan 3 atom C lainnya)

Tata nama IUPAC:

1. Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −OH
ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan
mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-ol”. Misalnya, etana menjadi etanol.

2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat gugus −OH


diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.

Tata nama trivial:


Rumus alkohol dapat ditulis sebagai R−OH atau CnH2n+1OH di mana R adalah gugus alkil
CnH2n+1. Nama trivial alkohol yaitu alkil alkohol, diambil dari nama gugus alkil yang
mengikat gugus −OH.

2. Eter (alkoksialkana),
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus alkoksi (−OR′). Senyawa eter dengan
satu gugus −OR′ mempunyai rumus umum CnH2n+2O. Eter dapat dilihat sebagai dua gugus
alkil, yakni R dan R′ yang terikat pada satu atom O.

Tata nama IUPAC:

1. Gugus alkil yang lebih panjang ditetapkan sebagai rantai induk alkana. Sedangkan,
gugus alkil yang lebih pendek sebagai gugus alkoksi.

2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat gugus −OR′


diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.

Tata nama trivial:

Rumus eter dapat ditulis sebagai R−O−R′ di mana R dan R′ adalah gugus alkil CnH2n+1. Nama
trivial eter diambil dari nama kedua gugus alkil R dan R′ yang terikat pada atom O. Eter yang
kedua gugus alkilnya sama diberi nama dialkil eter. Eter yang kedua gugus alkilnya berbeda
diberi nama alkil alkil eter, di mana urutan penulisan nama gugus alkil tidak harus secara
alfabetik.
3. Aldehida (alkanal),
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus −CHO, yaitu gugus karbonil (−CO−)
pada ujung rantai. Gugus −CO− pada aldehida terikat dengan satu atom H dan satu gugus
alkil R. Senyawa aldehida dengan satu gugus −CO− mempunyai rumus umum CnH2nO.

Tata nama IUPAC:

Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −CHO
ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan
mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-al”. Misalnya, propana menjadi propanal.
Gugus fungsi −CHO selalu ditetapkan sebagai atom C nomor satu pada rantai induk,
sehingga tidak perlu dinyatakan nomor posisinya.

Tata nama trivial:

4. Keton (alkanon),
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karbonil (−CO−) pada tengah rantai.
Gugus −CO− pada keton terikat dengan dua gugus alkil R dan R′. Senyawa keton dengan
satu gugus −CO− mempunyai rumus umum CnH2nO.

Tata nama IUPAC:

1. Rantai terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −CO−


ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan
mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-on”. Misalnya, propana menjadi
propanon.

2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga posisi gugus −CO− diprioritaskan


mempunyai nomor yang sekecil mungkin.

Tata nama trivial:

Rumus keton dapat ditulis sebagai R−CO−R′ di mana R dan R′ adalah gugus alkil CnH2n+1.
Nama trivial keton diambil dari nama kedua gugus alkil R dan R′ yang terikat pada atom O.
Keton yang kedua gugus alkilnya sama diberi nama dialkil keton. Keton yang kedua gugus
alkilnya berbeda diberi nama alkil alkil keton, di mana urutan penulisan nama gugus alkil
tidak harus secara alfabetik.

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

5. Asam karboksilat (asam alkanoat),


yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karboksil (−COOH). Gugus −COOH
merupakan gugus yang terdiri dari gugus karbonil (−CO−) dan gugus hidroksil (−OH).
Senyawa asam karboksilat dengan satu gugus −COOH mempunyai rumus umum CnH2nO2.

Tata nama IUPAC:

1. Rantai terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −COOH


ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan
awalan kata “asam” dan akhiran “-a” pada alkana diganti menjadi “-oat”. Misalnya,
butana menjadi asam butanoat.

2. Penomoran selalu dimulai dari atom C gugus −COOH sebagai atom C nomor 1.
Tata nama trivial:

Nama trivial asam karboksilat secara umum diambil dari nama Latin sumber alami asam
karboksilat terkait. Misalnya, asam metanoat (HCOOH) disebut asam format karena dapat
ditemukan pada semut (Latin: formica). Asam butanoat disebut asam butirat karena dapat
ditemukan di dalam mentega (Latin: butyrum).

Posisi cabang-cabang pada rantai induk dinyatakan dengan huruf Yunani (α, β, γ, dan
seterusnya hingga ω). Penomoran dimulai dari atom C-α (alfa), yaitu atom C nomor 2 yang
terikat langsung dengan gugus −COOH, kemudian β (beta), γ (gamma), dan seterusnya.
Atom C yang berada di ujung rantai biasanya ditandai dengan ω (omega).

6. Ester (alkil alkanoat),


yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karboalkoksi (−COOR′). Gugus −COOR′
merupakan gugus yang terdiri dari gugus karbonil (−CO−) dan gugus alkoksi (−OR′).
Senyawa ester dengan satu gugus −COOR′ mempunyai rumus umum CnH2nO2.

Tata nama IUPAC:

Rumus ester dapat ditulis sebagai RCOOR′ dan nama IUPAC ester adalah alkil alkanoat.
Nama gugus alkil berasal dari nama gugus R′ yang terikat pada atom O. Sedangkan, nama
alkanoat diambil dari nama gugus RCOO.
Tata nama trivial:

Nama trivial ester hampir sama dengan nama IUPAC-nya. Perbedaannya hanya nama gugus
alkanoat ester mengikuti nama trivial asam karboksilat.

7. Alkil halida (haloalkana),


yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki atom halogen −X (F, Cl, Br, atau I). Senyawa
haloalkana dengan satu atom halogen X mempunyai rumus umum CnH2n+1X.

Tata nama IUPAC:

1. Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung atom halogen
ditetapkan sebagai rantai induk.
2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat atom halogen
diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.
3. Atom halogen diberi nama bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), dan iodo (I). Nama
atom halogen ditulis terlebih dahulu sebelum nama cabang alkil.
4. Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis, maka nama dinyatakan dengan
awalan “di-”, “tri-”, “tetra-”, dan seterusnya. Misalnya, difluoro, trikloro, dan
sebagainya.

5. Jika terdapat lebih dari satu jenis atom halogen, maka prioritas penomoran didasarkan
pada kereaktifan atom halogen mulai dari F, Cl, Br, kemudian I. Akan tetapi,
penulisan nama tetap secara alfabetik, yaitu dari bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F),
lalu iodo (I).

Tata nama trivial:

Pada monohaloalkana (haloalkana dengan hanya satu atom halogen), nama trivialnya adalah
alkil halida. Hal ini didasarkan pada rumus monohaloalkana yang dapat ditulis sebagai R−X
di mana R adalah gugus alkil.
Reaksi Redoks dan Elektrokimia

Pengertian

Reaksi kimia dapat digolongkan menjadi berbagai macam reaksi. Salah satu diantaranya
adalah reaksi yang berkaitan dengan perubahan bilangan oksidasi dari atom-atom sebelum
dan sesudah reaksi. Dari tinjauan bilangan oksidasi reaksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis
reaksi yaitu :

1. Golongan reaksi dimana atom-atom yang terlibat tidak mengalami perubahan bilangan
oksidasi sebelum dan sesudah reaksi. Reaksi dimana atom-atom yang terlibat tidak
mengalami perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi bukan reduksi-oksidasi yang lazim
disebut reaksi bukan redoks.
2. Golongan reaksi dimana diantara atom-atom yang terlibat ada yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi. Sebelum dan sesudah reaksi bilangan oksidasi atom-atom yang terlibat
tidak sama (berubah). Reaksi ini disebut reaksi reduksi-oksidasi (reaksi redoks)

1. A. PENGERTIAN REAKSI REDOKS

Redoks ( reduksi-oksidasi). Reduksi adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan


oksidasi, sedangkan oksidasi adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi

CONTOH : REAKSI REDUKSI

Cu2+(aq) + 2e ® Cu (s) Ag+(aq) + e ® Ag(s)

CONTOH : REAKSI OKSIDASI

Zn(s) ® Zn2+(aq)+ 2e Al(s) ® Al3+(aq) + 3e

Aturan-aturan penentuan bilangan oksidasi :

1. Atom-atom dalam unsur memiliki bilangan oksidasi nol


2. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +1
3. Dalam hidrida logam (misal NaH, BaH2, AlH3) bilangan oksidasi H = -1
4. Atom O dalam senyawa memiliki
5. Dalam senyawa F2O, bilangan oksidasi O = +2
6. Dalam peroksida (misal H2O2, Na2O2, BaO2) bilangan oksidasi O= -1
7. Atom logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi positif
8. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa = Nol
9. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam ion = muatan ion
10. Jika dua atom berikatan, bilangan oksidasi negatif selalu dimiliki atom yang
keelektronegatifannya lebih besar

Konsep-konsep dasar Redoks

1. Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron atau penambahan (kenaikan) bilangan oksidasi
2. Reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron atau pengurangan (penurunan) bilangan
oksidasi
3. Reduktor (pereduksi) adalah zat yang mengalami oksidasi atau zat yang melepaskan
elektron, atau zat yang bilangan oksidasinya naik
4. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi atau zat yang menangkap elektron atau zat
yang bilangan oksidasinya turun
5. Redoks adalah reaksi yang terdiri dari peristiwa reduksi dan oksidasi atau reaksi perubahan
bilangan oksidasi
6. Reaksi disproporsionasi (autoredoks) adalah reaksi redoks dimana hanya satu jenis atom
yang mengalami reduksi dan oksidasi atau reaksi redoks dimana hanya satu jenis atom yang
bilangan oksidasinya berubah
7. Mol elektron adalah selisih bilangan oksidasi

PENYETARAAN REAKSI REDOKS

1.METODE BILANGAN OKSIDASI

Langkah-langkah penyetaraan reaksi :

1. Menentukan unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi tiap unsur
2. Menyetarakan jumlah unsur yang mengalami redoks dengan menambahkan koefisien yang
sesuai
3. Menentukan besarnya kenaikan atau penurunan bilangan oksidasi dari unsur-unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi
4. Meneyetarakan perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberikan koefisien yang
sesuai
5. Menyetarakan jumlah atom H dan O serta unsur-unsur yang lain

Contoh soal
2 .METODE SETENGAH REAKSI (ION ELEKTRON)

Langkah-langkah penyetaraan reaksi:

1. Menuliskan zat-zat yang mengalami reaksi redoks saja


2. Memisahkan reaksi menjadi 2, setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi
3. Menyetarakan atom-atom yang mengalami redoks, kecuali atom hydrogen (H) dan oksigen
(O)
4. Menyetarakan atom oksigen (O) dengan menambahkan molekul H2O ke ruas yang
kekurangan oksigen
5. Menyetarakan atom Hidrogen (H) dengan menambahkan ion H+ ke ruas yang kekurangan
atom H
6. Menyetarakan muatan dengan menambahkan elektron ke ruas yang memiliki muatan lebih
positif
7. Menyamakan jumlah elektron pada kedua persamaan setengah reaksi reduksi dan oksidasi
8. Menyatukan kedua persamaan setengah reaksi menjadi reaksi redoks yang utuh
9. Mengembalikan ke bentuk reaksi awal

CONTOH SOAL
PENGERTIAN SEL ELKTROKIMIA

Transfer elektron pada reaksi redoks dalam larutan berlangsung melalui kontak langsung
antara partikel-partikel berupa atom , molekul atau ion yang saling serah terima elektron.
Pembahasan transfer elektron melalui sirkuit luar sebagai gejala listrik, dan reaksi redoks
yang seperti ini akan dipelajari pada elektrokimia.

Sel elektrokimia merupakan suatu sel atau tempat terjadinya aliran elektron yang disebabkan
oleh perubahan energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel ini dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu :

1. Sel Volta
2. Sel Elektrolisis

Sel Volta melibatkan perubahan energi kimia menjadi energi listrik sedangkan sel elektrolisis
melibatkan perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Bagaimanakah proses terjadinya
perubahan energi tersebut?

SEL VOLTA
Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk membangkitkan energi listrik,
selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi
melakukan kerja terhadap lingkungan

Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non spontan (∆G > 0)
lingkungan melakukan kerja terhadap sistem

Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan
lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang
membawa muatan.

KOMPONEN SEL VOLTA

Rangkaian sel elektrokimia pertama kali dipelajari oleh LUIGI GALVANI (1780)
danALESSANDRO VOLTA (1800). Sehingga disebut sel Galvani atau sel Volta. Keduanya
menemukan adanya pembentukan energi dari reaksi kimia tersebut. Energi yang dihasilkan
dari reaksi kimia sel Volta berupa energi listrik

Sel Volta terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga) larutan elektrolit (ZnSO4 dan
CuSO4), dan jembatan garam (agar-agar yang mengandung KCl). Logam seng dan tembaga
bertindak sebagai elektroda. Keduanya dihubungkan melalui sebuah voltmeter. Elektroda
tempat berlangsungnya oksidasi disebut Anoda (elektroda negatif), sedangkan elektroda
tempat berlangsungnya reduksi disebut Katoda (elektroda positif)

ELEKTRODA

Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda

Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat
pereduksi) dan meninggalkan sel melalui anoda

Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat pengoksidasi)
dan masuk sel melalui katoda.

Setengah sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan dalam ZnSO4

Setengah sel reduksi: katoda berupa batang logam Cu dicelupkan dalam CuSO4

Terbentuk muatan relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan negatif dan katoda
bermuatan positif

Kedua sel juga dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung berbentuk U terbalik berisi pasta
elektrolit yang tidak bereaksi dengan sel redoks gunanya untuk menyeimbangkan muatan ion (kation
dan anion)

Dimungkinkan menggunakan elektroda inaktif yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta ini misalnya
grafit dan platinum.

NOTASI SEL VOLTA

•Sel Volta dinotasikan dengan cara yang telah disepakati (untuk sel Zn/Cu2+)

Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)

Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian katoda

Garis lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang berbeda (aqueous vs solid) jika fasanya
sama maka digunakan tanda koma

Untuk elektroda yang tidak bereaksi ditulis dalam notasi diujung kiri dan ujung kanan.

POTENSIAL SEL

Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik

Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda (voltase) atau
disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf)

Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan oleh
sel
Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C

Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar
diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni untuk
solid).

POTENSIAL SEL STANDAR

Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada (wadah
elektroda)

Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis dalam setengah reaksi reduksi

Bentuk teroksidasi + ne à bentuk tereduksi E 1/2 sel

Potensial elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan mengubah
tandanya

E sel = E katoda – E anoda

Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih setengah reaksi rujukan dengan nilai 0 untuk reaksi:

2H+(aq, 1 M) + 2e à H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0

H2(g, 1 atm) à 2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan = 0

Dengan nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel volta yang menggunakan elektroda hidrogen standar
sebagai salah satu elektrodanya dan mengukur potensial sel dengan alat ukur, kemudian kita dapat
menentukan potensial elektroda standar banyak zat secara luas.

Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)

2H+ (aq, 1 M) + 2e Û H2 (g, 1 atm)

Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya semua reaktan
pengoksidasi dan semua produk pereduksi

Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya semakin besar
kecenderungan reaksi tersebut terjadi

Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita balik

Berdasarkan tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor.

REAKSI REDOKS SPONTAN

Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah reaksi, sehingga akan ada reduktor dan
oksidator ditiap-tiap sisi reaksi

Berdasarkan tabel maka reaksi spontan (Eosel> 0) akan terjadi antara oksidator (sisi reaktan) dan
reduktor (sisi produk) yang terletak dibawahnya
Misal Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn terletak dibawah Cu2+

Logam yang dapat menggantikan H2 dari asam. Ambil salah satu logam, tuliskan reaksi oksidasinya
lalu jumlah untuk memperoleh Eosel jika positif maka H2 akan terlepas

Logam yang tidak dapat menggantikan H2, dengan langkah yang sama, namun jika hasilnya Eosel < 0,
maka reaksi tidak spontan

Logam yang dapat menggantikan H2 dari air, logam yang terletak dibawah reduksi air

Logam yang dapat menggantikan logam lain dari larutannya, yaitu logam yang terletak dibagian
bawah tabel dapat mereduksi logam yang terletak dibagian atas tabel.

Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel

Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga pada keadaan standar
sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan standarnya

Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:

∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan

∆G = -nFEsel juga ∆Go = -nFEosel sehingga

-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q

Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q

Aplikasi Persamaan Nernst

Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel > Eosel

Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel

Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel < Eosel

Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298

Esel = Eosel – (0,0592 V/n) log Q (pada 25oC)

SEL ELEKTROLISIS
Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari tentang reaksi-reaksi sel elektrolisis (aspek
kualitatif). Kemudian kita akan menghitung massa endapan logam dan volume gas yang
dihasilkan dari reaksi elektrolisis (aspek kuantitatif). Kita juga akan mempelajari pengaruh
besarnya arus listrik terhadap kuantitas produk elektrolisis yang dihasilkan.

Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi
redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang
dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan
sehari-hari (lihat Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta). Baterai aki
yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk
berupa bahan kimia yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik
dalam sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)

Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel
elektrolisisdari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti
dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis,
ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun
lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan
elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai
tempat berlangsungnya reaksi. Reaksireduksi berlangsung di katoda, sedangkan
reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda
(sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada
anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang
akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya,anoda bermuatan positif dan
menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan
elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.

Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada
proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di
anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl (yang
dikenal dengan istilah sel Downs) :

Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e– ——> 2 Na(s) ……………….. (1)

Anoda (+) : 2 Cl–(l) Cl2(g) + 2 e– ……………….. (2)

Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl–(l) ——> 2 Na(s) + Cl2(g) ……………….. [(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan
gelembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana halnya jika lelehan garam NaCl diganti
denganlarutan garam NaCl? Apakah proses yang terjadi masih sama? Untuk mempelajari
reaksielektrolisis larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret Volta (lihat
Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta).

Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel Potensial
Standar Reduksi, air memiliki E°red yang lebih besar dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air
lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi
di katodaadalah air. Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi,
nilai E°red ion Cl– dan air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial
tambahan (overvoltage), makaoksidasi ion Cl– lebih mudah dibandingkan oksidasi air.
Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di anoda adalah ion Cl–. Dengan demikian, reaksi yang
terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl adalah sebagai berikut :

Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e– ——> H2(g) + 2 OH–(aq) ………… (1)

Anoda (+) : 2 Cl–(aq) ——> Cl2(g) + 2 e– ……………….. (2)

Reaksi sel : 2 H2O(l) + 2 Cl–(aq) ——> H2(g) + Cl2(g) + 2 OH–(aq) ……………………. [(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH- (basa)
di katoda serta gelembung gas Cl2 di anoda. Terbentuknya ion OH– pada katoda dapat
dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi
sejumlah indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat bahwa produk elektrolisis
lelehan umumnya berbeda dengan produk elektrolisis larutan.

Selanjutnya kita mencoba mempelajari elektrolisis larutan Na2SO4. Pada katoda, terjadi
persaingan antara air dan ion Na+. Berdasarakan nilai E°red, maka air yang
akan tereduksi dikatoda. Di lain sisi, terjadi persaingan antara ion SO42- dengan air
di anoda. Oleh karena bilangan oksidasi S pada SO4-2 telah mencapai keadaan
maksimumnya, yaitu +6, maka spesi SO42- tidak dapat mengalami oksidasi. Akibatnya,
spesi air yang akan teroksidasi dianoda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Katoda (-) : 4 H2O(l) + 4 e– ——> 2 H2(g) + 4 OH–(aq) ……….. (1)

Anoda (+) : 2 H2O(l) ——> O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e– ……………….. (2)

Reaksi sel : 6 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g) + 4 H+(aq) + 4 OH–(aq) …………………….. [(1) +
(2)]

6 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g) + 4 H2O(l) …………………. [(1) + (2)]

2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g) …………………….. [(1) + (2)]

Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi justru adalah
peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang serupa juga
ditemukan pada proses elektrolisis larutan Mg(NO3)2 dan K2SO4.
Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan elektroda yang
tidak inert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak inert hanya dapat bereaksi
di anoda, sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab
logam yang tidak inert mudah teroksidasi). Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi
produk yang dihasilkan di katoda. Sebagai contoh, berikut adalah proses elektrolisis larutan
garam NaCl dengan menggunakan elektroda Cu :

Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e– ——> H2(g) + 2 OH–(aq) …………………….. (1)

Anoda (+) : Cu(s) ——> Cu2+(aq) + 2 e– …………………….. (2)

Reaksi sel : Cu(s) + 2 H2O(l) ——> Cu2+(aq) + H2(g) + 2 OH–(aq) …………………….. [(1) + (2)]

Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan
reaksi elektrolisis :

1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda tidak
inert hanya dapat bereaksi di anoda
2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda
3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium,
maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda
4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam oksi,
maka air yang mengalami oksidasi di anoda

Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan. Dalam
proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai lapisan tipis)
pada permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis. Baterai umumnya
digunakan sebagai sumber listrik selama proses penyepuhanberlangsung. Logam yang ingin
disepuh berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang merupakan logam
penyepuh berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus mengandung
spesi ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada proses
elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak
tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Metode ini
relatif mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak digunakan pada industri perabot
rumah tangga dan peralatan dapur.

Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan melanjutkan
dengan aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah disebutkan di awal, tujuan utama
elektrolisis adalah untuk mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan yang
dielektrolisis. Kita dapat menentukan kuantitas produk yang terbentuk melalui konsep mol
dan stoikiometri.

Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah Faraday (F).
Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu Faraday
equivalen dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday equivalen dengan
setengah mol elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiap satu mol partikel
mengandung 6,02 x 1023partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar 1,6 x
10-19 C. Dengan demikian :

1 Faraday = 1 mol elektron = 6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel elektron

1 Faraday = 96320 C (sering dibulatkan menjadi 96500 C untuk mempermudah perhitungan)

Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

Faraday = Coulomb / 96500

Coulomb = Faraday x 96500

Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui perkalian arus listrik
(Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere,
dan detik adalah sebagai berikut :

Coulomb = Ampere x Detik

Q=Ixt

Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :

Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

Faraday = (I x t) / 96500

Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol elektron yang
dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan. Selanjutnya, dengan memanfaatkan
koefisien reaksi pada masing-masing setengah reaksi di katoda dan anoda, kuantitas produk
elektrolisis dapat ditemukan.

Hukum Faraday I :

Hukum Faraday II :

Berikut ini adalah beberapa contoh soal aspek kuantitatif sel elektrolisis :
1. Pada elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert dihasilkan gas oksigen sebanyak
5,6 L pada STP. Berapakah jumlah listrik dalam Coulomb yang dialirkan pada proses
tersebut?

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert adalah sebagai berikut :

Katoda (-) : Ag+ + e– ——> Ag

Anoda (+) : 2 H2O(l) ——> O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–

Gas O2 terbentuk di anoda. Mol gas O2 yang terbentuk sama dengan 5,6 L / 22,4 L = ¼ mol
O2

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan ¼ mol gas O2, maka jumlah
mol elektron yang terlibat adalah sebesar 4 x ¼ = 1 mol elektron.

1 mol elektron = 1 Faraday = 96500 C

Jadi, jumlah listrik yang terlibat adalah sebesar 96500 C

2. Unsur Fluor dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaF. Berapakah waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan 15 L gas fluorin ( 1 mol gas mengandung 25 L gas) dengan
arus sebesar 10 Ampere?

Penyeleasian :

Reaksi elektrolisis lelehan NaF adalah sebagai berikut :

K (-) : Na+(l) + e– ——> Na(s)

A (-) : 2 F–(l) ——> F2(g) + 2 e–

Gas F2 terbentuk di anoda. Mol gas F2 yang terbentuk adalah sebesar 15 L / 25 L = 0,6 mol
F2

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan 0,6 mol gas F2, akan
melibatkan mol elektron sebanyak 2 x 0,6 = 1,2 mol elektron

1,2 mol elektron = 1,2 Faraday

Waktu yang diperlukan dapat dihitung melalui persamaan berikut :

Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

1,2 = (10 x t) / 96500

t = 11850 detik = 3,22 jam


Jadi, diperlukan waktu selama 3,22 jam untuk menghasilkan 15 L gas fluorin

3. Arus sebesar 0,452 A dilewatkan pada sel elektrolisis yang mengandung lelehan
CaCl2 selama 1,5 jam. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan pada masing-masing
elektroda?

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis lelehan CaCl2 adalah sebagai berikut :

K (-) : Ca2+(l) + 2 e– ——> Ca(s)

A (+) : 2 Cl–(l) ——> Cl2(g) + 2 e–

Mol elektron yang terlibat dalam reaksi ini dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

Faraday = (0,452 x 1,5 x 3600) / 96500 mol elektron

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol Ca yang dihasilkan adalah setengah dari mol
elektron yang terlibat. Dengan demikian, massa Ca yang dihasilkan adalah :

Massa Ca = mol Ca x Ar Ca

Massa Ca = ½ x (0,452 x 1,5 x 3600) / 96500 x 40 = 0,506 gram Ca

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, mol gas Cl2 yang dihasilkan adalah setengah dari
mol elektron yang terlibat. Dengan demikian, volume gas Cl2 (STP) yang dihasilkan adalah :

Volume gas Cl2 = mol Cl2 x 22,4 L

Volume gas Cl2 = ½ x (0,452 x 1,5 x 3600) / 96500 x 22.4 L = 0,283 L gas Cl2

Jadi, produk yang dihasilkan di katoda adalah 0,506 gram endapan Ca dan produk yang
dihasilkan di anoda adalah 0,283 L gas Cl2 (STP)

4. Dalam sebuah percobaan elektrolisis, digunakan dua sel yang dirangkaikan secara seri.
Masing-masing sel menerima arus listrik yang sama. Sel pertama berisi larutan AgNO3,
sedangkan sel kedua berisi larutan XCl3. Jika setelah elektrolisis selesai, diperoleh 1,44 gram
logam Ag pada sel pertama dan 0,12 gram logam X pada sel kedua, tentukanlah massa molar
(Ar) logam X tersebut!

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 :

K (-) : Ag+(aq) + e– ——> Ag(s)

A (+) : 2 H2O(l) ——> O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–


Logam Ag yang dihasilkan sebanyak 1,44 gram; dengan demikian, mol logam Ag yang
dihasilkan sebesar 1,44 / 108 mol Ag

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol elektron yang dibutuhkan untuk menghasilkan
logam Ag sama dengan mol logam Ag (koefisien reaksinya sama)

Sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini adalah sebesar 1,44 /
108 mol elektron

Reaksi elektrolisis larutan XCl3 :

K (-) : X3+(aq) + 3 e– ——> X(s)

A (+) : 2 Cl–(l) ——> Cl2(g) + 2 e–

Arus yang sama dialirkan pada sel kedua, sehingga, mol elektron yang digunakan dalam
proses elektrolisis ini sama seperti sebelumya, yaitu sebesar 1,44 / 108 mol elektron

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol logam X yang dihasilkan sama dengan 1 / 3
kali mol elektron, yaitu sebesar 1 / 3 x 1,44 / 108 mol X

Massa logam X = 0,12 gram; dengan demikian, massa molar (Ar) logam X adalah sebagai
berikut:

mol = massa / Ar

Ar = massa / mol

Ar = 0,12 / (1 / 3 x 1,44 / 108) = 27

Jadi, Ar dari logam X adalah 27


1 POLIMER

A. Definisi Polimer

Kata polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly dan meros. Poly berarti banyak dan
meros berarti unit atau bagian. Jadi polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang
tersusun dari monomer yang merupakan molekul yang kecil dan sederhana.

B. Penggolongan Polimer

1. Berdasarkan Asalnya

a. Polimer alam adalah polimer yang terbentuk secara alami di dalam tubuh makhluk hidup.
Tabel beberapa contoh polimer alam

b. Polimer semi sintetis adalah polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam
dan bahan kimia.

Contoh : selulosa nitrat yangsering dipasarkan dengan nama celluloid dan guncotton
c. Polimer sintetis adalah polimer yang tidak terdapat di alam, tetapi disintesis dari
monomer-monomernya dalam reaktor. Tabel beberapa contoh polimer

2. Berdasarkan Jenis Monomernya


a. Homopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer yang sama atau
sejenis. Contoh : PVC, protein, karet alam, polivinil asetat (PVA), polistirena, amilum,
selulosa, dan teflon.

b. Kopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer yang berlainan jenis.
Contoh polimer SBS (polimer stirena-butadiena-stirena).

Berdasarkan susunan monomernya, terdapat empat jenis kopolimer sebagai berikut.

1) Kopolimer bergantian

2) Kopolimer blok

3) Kopolimer bercabang

4) Kopolimer tidak beraturan


KARBOHIDRAT

A. DEFINISI
Salah satu makromolekul penyusun makhluk hidup yang penting adalah karbohidrat.
Karbohidrat digolongkan menjadi beberapa kelompok, dari yang paling sederhana adalah
monosakarida, selanjutnya disakarida yang mempunyai dua molekul monosakarida, serta
polisakarida yang terbentuk dari banyak monosakarida.
1. Monosakarida
Rumus umum monosakarida adalah (CH2O)n. Terdapat dua golongan monosakarida yaitu
aldosa dan ketosa. Monosakarida golongan aldosa memiliki gugus karbonil yang terletak
pada ujung rantai karbon, jika gugus karbonil berada pada posisi lain, disebut ketosa.
Golongan aldehida dapat membentuk struktur D dan L karena memiliki atom C asimetris,
namun pada ketosa tidak memiliki atom C asimetris.
2. Disakarida
Disakarida adalah gula yang tersusun atas dua molekul monosakarida. Gula yang termasuk
disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa.
a. Sukrosa
Disakarida yang paling banyak ditemukan dalam makhluk hidup adalah surosa. Fotosintesis
di alam selain menghasilkan oksigen juga menghasilkan karbohidrat yang berupa sukrosa.
Sukrosa tersusun dari dua molekul glukosa.
b. Laktosa
Laktosa adalah disakarida yang tersusun atas molekul glukosa dan galaktosa.
c. Maltosa
Disakarida yang tersusun atas molekul glukosa dan fruktosa adalah maltosa.
3. Polisakarida
Polisakarida merupakan gula yang tersusun atas banyak monosakarida. Contoh dari
polisakarida adalah amilum, kitin, selulosa, dekstrin, dan glikogen.
B. FUNGSI
Fungsi utama dari karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu
karbohidrat juga mempunyai fungsi lain, yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan
proses metabolisme lemak. Juga karbohidrat mengadakan suatu aksi penghematan terhadap
protein.
1. Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Utama.
Sel-sel tubuh membutuhkan ketersediaan energi siap pakai yang konstan (selalu ada),
terutama dalam bentuk glukosa serta hasil antaranya. Lemak juga merupakan sumber energi,
tetapi cadangan lemaknya tidak dapat segera dipergunakan sebagai sumber energi siap pakai.
1 gram karbohidrat menyediakan 4 kalori, dan diketahui hanya 10 gram glukosa beredar
dalam darah atau 70-100 miligram glukosa per 100 ml darah. Kadar glukosa ini harus dapat
dipertahankan.
2. Pengatur Metabolisme Lemak.
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna. Bila energi tidak
cukup tersedia maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan katabolisme lemak,
akibatnya terjadi penumpukan/akumulasi badan-badan keton, dan terjadi keasaman pada
darah (Asidosis). Dalam hal ini karbohidrat berfungsi sebagai “fat – sparer”.
3. Penghemat Fungsi Protein (Protein Sparer)
Energi merupakan kebutuhan utama bagi tubuh, sehingga bila karbohidrat yang berasal dari
makanan tidak mencukupi maka protein akan dirombak untuk menghasilkan panas dan
sejumlah energi. Padahal protein mempunyai fungsi yang lebih utama yaitu sebagai zat
pembangun dan memperbaiki jaringan. Agar dapat dipergunakan sesuai fungsinya maka
kebutuhan karbohidrat harus dipenuhi dalam susunan menu sehari-hari.
4. Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Utama Bagi Otak dan Susunan Saraf
Otak dan susunan saraf hanya dapat mempergunakan glukosa sebagai energi, sehingga
ketersediaan glukosa yang konstan harus tetap terjaga bagi kesehatan jaringan tubuh/organ
tersebut. Demikian juga kekurangan glukosa dan oksigen akan menyebabkan kerusakan
otak/kelainan syaraf yang tidak dapat diperbaiki.
5. Simpanan Karbohidrat Sebagai Glikogen.
Tidak seperti halnya dengan simpanan lemak dalam jaringan adipose, glikogen menyediakan
energi siap pakai. Lebih kurang 355 gram glikogen disimpan dalam hati dan otot, sehingga
dalam tubuh orang dewasa, terdapat 365gram karbohidrat (355 gram dalam bentuk glikogen
dan 10 gram dalam bentuk glukosa) jumlah ini sanggup menyediakan energi untuk
melakukan aktivitas sedang selama 3 jam. Berarti ketersediaan energi dari menu sehari-hari
amatlah diperlukan.
6. Pengatur Peristaltic Usus dan Pemberi Muatan Pada Sisa Makanan.
Sellulosa (serat) merupakan polisakharida yang tidak dapat dicerna, tetapi mempunyai fungsi
yang penting bagi kesehatan yang mengatur peristaltic usus (memungkinkan terjadinya
gerakan usus yang teratur), karena serat memberi muatan/pemberat pada sisa-sisa makanan
pada bagian usus besar.
Hemisellulosa, agar-agar serta pectin juga memberi fungsi serupa yaitu memberi dan
menyerap sejumlah air dalam kolon (bagian usus besar).
C. SUMBER

1. Beras Merah
Kandungan tinggi seratnya yang membuat nasi merah dianggap sebagaisumber
karbohidrat yang baik dan sehat. Nasi merah juga mengandung magnesium, zat besi, vitamin
B, vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin B6. Beras merah juga bisa mnegurasi kolesterol jahat
“LDL” tanpa mengurangi kolesterol baik “HDL”. Makan dua porsi atau lebih beras merah
juga mengurangi resiko diabetes;

2. Roti Gandum
Roti gandum adalah sumber karbohidrat sehat yang terbuat dari biji gandum. Tidak seperti
roti putih, roti gandum mengandung nutrisi dari biji-bijian yang bisa mencegah penyakit
jantung dan meningkatkan metabolisme tubuh;

3. Kacang
Kacang digunakan sebagai sumber protein utama khususnya bagi pelaku diet vegetarian.
Kacang-kacangan merupakan sumber karbohidrat yang sehat, mengandung tinggi serat yang
membantu sistem pencernaan karena dicerna secara perlahan;

4. Buah Berry
Tingginya kadar vitamin C dan vitamin E membuat jenis buah ini termasuk dalam sumber
karbohidrat sehat. Selain sumber vitamin, fitonutrien dalam buah berry juga berfungsi
sebagai antioksidan yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh;

5. Sayuran berdaun hijau


Bayam, kubis, brokoli dan semua jenis sayuran berdaun hijau merupakansumber
karbohidrat sehat dan berkalori rendah. Sayuran hijau juga mengandung kalsium dan vitamin
K serta merupakan jenis karbohidrat yang direkomendasikan untuk penderita diabetes.
Sayuran ini juga dikenal bisa mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker. Nutrisi penting
dalam sayuran berdaun hijau adalah vitamin C, kalium, magnesium dan asam folat;

6. Ubi jalar
Ubi jalar adalah sumber karbohidrat yang sehat untuk penderita sakit maag, diabetes, masalah
berat badan dan radang sendi. Nutrisi yang terkandung di dalamnya adalah serat, mangan,
tembaga, potasium, zat besi, vitamin A, vitamin C dan vitamin B6. Ubi jalar juga kaya akan
beta-karoten yang merupakan antoiksidan yang banyak ditemukan pada sayuran berdaun
hijau;

7. Kacang Polong
Seperti halnya kacang, kacang polong juga jenis karbohidrat sehat yang proses
pencernaannya lambat sehingga sangat baik dikonsumsi oleh orang yang tidak dapat
memproses gula dengan baik. Kacang polong mengandung vitamin K, mangan, vitamin C
dan tinggi serat

8. Oatmeal
serat larutnya bisa menurunkan kolesterol LDL, bersifat melawan kanker, memperlambat
pencernaan gula pati jadi sangat baik sebagai sumber karbohidrat bagi penderita diabetes;

9. Sereal Gandum
Seperti halnya roti gandum, sereal gandum menyediakan sumber vitamin dan nutrisi yang
bertindak sebagai sumber karbohidrat yang sehat;

10. Apel
Buah apel adalah karbohidrat yang sehat dan rendah kalori. Nutrisi yang terkandung di
dalamnya seperti kalsium, vitamin C, vitamin A, folat, vitamin K dan kalium. Apel sangat
baik dimakan bagi penderita asma, mengurangi resiko kanker dan penyakit jantung serta
menyehatkan pencernaan.
PROTEIN
A. DEFINISI
Protein adalah molekul pembangun sel. Protein tidak memiliki bentuk dan struktur
baku,karena sel paling sederhanapun memiliki kurang lebih 2.000 jenis protein yang berbeda.
Sel tetap dapat melangsungkan kehidupan karena berfungsinya beragam protein yang berbeda
ini secara sangat harmonis.
Protein terbuat dari molekul-molekul lebih kecil yang disebut "asam amino" yang terbentuk
oleh beragam kombinasi berbeda dari atom karbon, nitrogen dan hidrogen. Terdapat 500-
1.000 asam amino dalam sebuah protein berukuran rata-rata. Sejumlah protein berukuran
jauh lebih besar.
Asam Amino sebagai penyusun protein memiliki 1 atom c, yang mengikat gugus –
COOH dan –NH2, serta mengikat 1 atom H, dan mempunyai 1 rantai samping yang bisa
mengikat gugus atau atom lain.
Hal yang penting adalah bahwa asam-asam amino harus tersusun dalam urutan
tertentu untuk membentuk sebuah protein. Terdapat 20 jenis asam amino berbeda yang
menyusun makhluk hidup. Asam-asam amino ini tidak bergabung secara acak untuk
membentuk protein. Setiap protein memiliki urutan asam amino tertentu dan urutan ini harus
benar-benar tepat. Bahkan pengurangan atau penggantian satu asam amino saja mampu
menjadikan protein tersebut gumpalan molekul tak berguna. Dengan alasan ini, setiap asam
amino haruslah berada pada tempat yang benar dan urutan yang tepat. Urutan ini berdasarkan
pada perintah yang disimpan dalam DNA sel, dan protein dihasilkan berdasarkan informasi
yang terdapat dalam DNA tersebut.
B. FUNGSI
Tersedianya protein dalam tubuh, mencukupi atau tidaknya bagi keperluan- keperluan
yang harus dipenuhinya, sangat tergantung pada susunan (komposisi) bahan makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang setiap harinya.
Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan Kartasapoetra fungsi
protein di dalam tubuh yaitu:
1. Protein sebagai Zat Pembangun
Maksud zat pembangun di sini adalah bahwa protein itu merupakan bahan pembentuk
berbagai jaringan tubuh baru, di mana proses pembentukan jaringan baru selalu terjadi di
dalam tubuh, antara lain:
a. Pada masa pertumbuhan. Proses ini terjadi mulai lahir sampai menjadi dewasa muda. Dalam
masa ini proses pembentukan jaringan terjadi secara besar- besaran.
b. Dalam masa hamil. Di dalam tubuh wanita yang sedang hamil terjadi pembentukan jaringan–
jaringan baru janin yang sedang dikandungnya dan jaringan uri. Pembentukan jaringan baru
pada waktu hamil terjadi lebih cepat mulai pertengahan kehamilan.
c. Penggantian jaringan–jaringan yang rusak dan dirombak. Pada waktu orang sakit keras atau
pada berbagai penyakit menahun terlihat orang menjadi kurus disebabkan banyak jaringannya
yang rusak.
d. Waktu latihan–latihan dan olah raga terjadi pula pembentukan jaringan baru, terutama
jaringan otot
2. Protein sebagai Zat Pengatur
Protein termasuk pula kedalam golongan zat pengatur, karena protein ikut pula mengatur
berbagai proses tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan
pembentuk zat–zat yang mengatur berbagai proses tubuh.
3. Protein sebagai Pemberi Tenaga
Para peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein mengandung unsur karbon, dengan
demikian maka jelas protein dapat berfungsi sebagai sumber energi pula. Dalam keadaan
tersedianya karbohidrat tidak mencukupi, maka untuk menyediakan energi sejumlah karbon
yang terkandung dalam protein akan dimanfaatkan seperlunya sehingga berlangsung
pembakaran dan sejumlah protein lainnya digunakan memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu
untuk pembentukan jaringan.
C. SUMBER
1. Makanan Sumber Protein Hewani
a. Red Meat (Daging Merah)
Konsumsi red meat seperti daging sapi, kambing dan domba baik untuk tubuh. Selain sebagai
sumber protein, red meat juga penting sebagai sumber vitamin B12 and zat besi heme.
Vitamin B12 merupakan vitamin yang sulit ditemui pada tumbuhan. Oleh sebab itu, orang
yang hanya mengkonsumsi protein nabati memiliki resiko kekurangan vitamin B12. Zat besi
terdapat dalam 2 bentuk; heme dan non-heme. Zat besi heme adalah tipe zat besi yang lebih
mudah untuk diserap oleh tubuh dibandingkan dengan non-heme. Oleh sebab itu, konsumsi
red meat baik untuk memastikan kecukupan zat besi pada tubuh.
b. White Meat (Daging Putih)
Ayam merupakan salah satu contoh sumber protein dari white meat. Sama halnya dengan red
meat, ayam juga mengandung lemak dan kolesterol. Lemak ayam banyak terdapat pada kulit
dan bagian paha ayam, oleh sebab itu pilihlah bagian dada ayam.
c. Fish (Ikan)
Tentunya kita semua sudah tahu kalau ikan merupakan makanan tinggi protein. Namun,
berbeda dengan daging, kita tidak perlu kuatir akan kandungan lemak pada ikan. Beberapa
jenis ikan, seperti gindara memiliki kadar lemak yang sangat rendah. Ikan lainnya seperti
salmon dan tuna memiliki kandungan lemak yang cukup banyak, namun jangan kuatir karena
lemak yang terkandung di dalamnya merupakan lemak baik Omega3.
d. Susu dan produk olahannya.
80% protein pada whole milk merupakan protein kasein, sedangkan 20% sisanya adalah
protein whey. Kombinasi kedua jenis protein ini akan mengoptimalkan latihan sixpack Anda.
Protein whey dapat diserap dengan cepat oleh tubuh sehingga cocok untuk dikonsumsi
sebelum latihan. Sebaliknya, efek slow release dari protein kasein baik untuk
mempertahankan kandungan protein selama Anda tidur. Susu tinggi protein kasein dapat
ditemukan pada L-Men Regular Slow Release Formula.
e. Telur
Telur adalah salah satu makanan yang lazim untuk dikonsumsi oleh penggemar fitnes untuk
memenuhi kebutuhan protein yang tinggi sejak dahulu kala. Why is that? Kualitas protein
dinilai dengan beberapa parameter, salah satunya adalah biological value (BV). Semakin
tinggi nilai BV artinya protein semakin mudah protein terserap dalam tubuh. Dibandingkan
dengan sumber protein lainnya, nilai BV (whole eggs) adalah yang paling tinggi, yaitu 100.
f. Ikan Teri.
Mungkin Anda akan terkejut dengan fakta ini. Yes, makanan yang sering kali disepelekan ini
(sering mendapatkan predikat “makanan rakyat”) ternyata tinggi kandungan proteinnya.
Walaupun ukurannya kecil, ternyata kandungan proteinnya mencapai 10%. Selain protein,
Anda juga bisa mendapatkan kalsium dari konsumsi ikan teri. Kecil-kecil cabe rawit!
2. Makanan Sumber Protein Nabati
a. Kedelai (Beans).
Kacang kedelai (soybean) merupakan protein nabati yang paling digemari. Hal ini disebabkan
oleh kandungan proteinnya yang tinggi, namun harganya yang lebih terjangkau. Susu kedelai
juga mempunyai manfaat bagi orang yang memiliki lactose intolerance atau alergi terhadap
susu sapi. Selain itu, kacang kedelai juga mengandung antioksidan yang dapat menangkal
radikal bebas.
b. Kacang hijau (mungbean).
Masih dalam kategori beans, kacang hijau (mungbean) juga merupakan alternatif makanan
tinggi protein. Selain protein, kacang hijau juga memberikan nutrisi lain, seperti: vitamin,
mineral, dan serat.
c. Kacang-kacangan
Selain rasanya yang enak, ternyata kacang tinggi akan protein. Namun bagaimana dengan
lemaknya? Anda tidak perlu kuatir karena lemak pada kacang merupakan lemak yang baik
untuk kesehatan jantung. Namun dengan segala kebaikannya, bukan berarti Anda bisa
mengkonsumsinya dalam jumlah yang terlalu banyak, bisa-bisa malah mengantarkan Anda
ke perut one pack daripada sixpack.
d. Biji-bijian (Grains).
Biji-bijian atau grains, seperti misalnya gandum, memang lebih banyak dikenal sebagai
sumber karbohidrat. Namun, tahukah Anda kalau biji-bijian juga mengandung protein? Pada
gandum, kandungan protein bisa mencapai sekitar 9%. Surprising fact, yes? Namun
demikian, konsumsi grains sebaiknya dibatasi, terutama bagi Anda yang sedang menjalani
diet rendah karbo.
e. Polong-polongan (Peas).
Peas atau polong-polongan (misalnya seperti kacang polong) bukanlah sayuran yang biasa
dikonsumsi oleh orang Indonesia. Namun, Anda mungkin saja tertarik untuk memvariasikan
diet Anda dengan kacang polong setelah mengetahui bahwa kacang polong juga mengandung
protein selain serat, vitamin, dan mineral.
LEMAK
A. DEFINISI
Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam
air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform,
benzol atau eter.
Lipid disimpan didalam tubuh dalam bentuk trigliserida
Struktur molekulnya kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)sehingga lemak
mempunyai sifat hydrophob.
B. FUNGSI
1. Lemak di dalam makanan berfungsi:
Memberi rasa gurih, sedap, sehingga makanan menjadi lebih enak. Pada waktu dimasak pun,
makanan berlemak lebih beraroma. Menghasilkan kekenyangan lebih lama dari pada
karbohidrat dan protein karena waktu untuk mencernakannya paling lama. Memperkecil
volume makanan sumber energi karena kandungan energi di dalam lemak lebih dari dua
kalikandungan lemak di dalam karbohidrat dan protein. Hal ini sangat penting dalam
pembuatan makanan bayi dan anak. Kapasitas lambung bayi dan anak terbatas, karena
itumakanan mereka harus padat energi. Sebagai sumber zat yang diperlukan oleh tubuh,
terutama asam lemak esensial dan vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menghasilkan
penampilan dan tekstur makanan yang disukai. Es krim yang mengandung lemak tampil beda
dari es loli yang dibuat dari larutan gula saja. Tekstur makanan dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah lemak yang digunakan pada pembuatannya. Bandingkan tekstur roti, kue bolu danklik
(cake). Hal ini sangat penting dalam pembuatan makanan untuk bayi dananak balita yang
kapasitas lambungnya masih kecil. Penggunaan lemak menghasilkan makanan padat energi,
yaitu mengandung banyak energidalam volume kecil.
2. Lemak di dalam tubuh mempunyai berbagai fungsi
Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat. Kebutuhan energi tubuh hendaknya
dipenuhi oleh konsumsi karbohidrat dan lemak agar protein dapat menjalankanfungsinya
sebagai zat pembangun. Sebagai sumber energy lemak menghemat protein yaitu mengurangi
jumlah protein yang digunakan sebagai sumber energi. Lemak dapat disimpan sebagai
cadangan energi berupa jaringan lemak. Lapisan lemak di bawah kulit merupakan insulator
sehingga tubuh dapatn mempertahankan suhu normal. Apabila lapisan lemak terlalu tebal,
karena terlalu gemuk, pada cuaca panasorang akan kegerahan. Sebaliknya pada orang kurus,
lapisan lemak dibabah kulit sangat tipis, pada cuaca dingin orang kurus akan kedinginan.
Lemak merupakan bantal pelindung bagi organ vital seperti bola mata dan ginjal. Lemak
diperlukan dalam penyerapan vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Penyerapan
karoten dari sayuranyang dimasak sebagai sayur asam lebih sedikit dari pada apabila dimasak
sebagai sayur lodeh.
C. SUMBER
Lemak yang kita gunakan dalam hidangan makanan ada yang jelas tampak, seperti
minyak goreng, margarin, mentega, lemak pada sate,lemak diantara otot daging, lapisan
lemak di bawah kulit ayam. Lemak lain tidak jelas tampak, seperti lemak dalam telur, ikan,
susu, dan makanan berlemak.
1. Lemak susu
Lemak susu terutama terdiri atas trigliserida dalam bentuk emulsi. Globula lemak distabilkan
oleh membran yangmeliputinya, terdiri atas protein, fosfolipida, dan kolesterol. Globula
lemak juga mengandung ester kolesterol dan vitamin larutdalam lemak terutama vitamin A,
D, dan Karoten. Asam lemak susu sebagian besar terdiri atas asam lemak jenuh berantai
pendek dan sedang, asam lemak berantai panjang, jenuh dan tak jenuhtunggal, dan sedikit
sekali asam lemak tak jenuh majemuk.
2. Lemak Telur
Bagian terbesar (45%) lemak telur terdiri atas asam lemak tak jenuh tunggal, kemudian asam
lemak jenuh (40%) dan sisanya asam lemak tak jenuh majemuk. Telur juga mengandung
kolesterol, pada kuning telur, yang jumlahnya sekitar 200 mg per butir telur ukuran besar (56 gram)
3. Lemak Ikan
Ikan dibedakan atas ikan berlemak dan ikan tidak berlemak.Pada ikan berlemak, lemak
terdapat pada dagingnya sedangkan pada ikan tidak berlemak, lemak terdapat pada hatinya
sebagaitrigliserida. Lemak ikan terdiri atas asam lemak berantai panjang,20 atau lebih atom
karbon, dengan 5 atau 6 ikatan rangkap danmerupakan asam lemak omega-3.
4. Lemak kacang-kacangan
Kacang-kacangan yang banyak digunakan dalam pembuatanmakanan bayi dan anak ialah kacang
hijau dan kacang kedelai berupa tempe. Lemak kacang kedelai sebagian besar terdiri atas asam
lemak tak jenuh majemuk (62%), asam lemak tak jenuh tunggal(22%)sisanya asam lemak
jenuh.
5. Minyak Nabati
Jika masukkan asam lemak esensial dari makanan tersebutdiatas tidak mencapai jumlah yang
dinjurkan ke dalam makanan bayi dan anak dapat ditambahkan minyak nabati. Minyak
kedelaidan minyak kacang tanah merupakan sumber asam lemak tak jenuhtunggal (asam
oleat) dan asam linoleat. Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit merupakan sumber asam
lemak jenuh berantai sedang(C-8-C-14) yang mudah dimanfaatkan tubuh. Inilah
keunikanminyak kelapa dan minyak kelapa sawit, karena makanan lain yang mengandung
asam lemak jenuh berantai sedang hanyalah susu.

Anda mungkin juga menyukai