ester
asam
karboksilat
Nitrat, alkohol + [asam mineral
(HNO3 atau H2SO4) atau halida
asam dari asam mineral (SOCl2)]
Ester anorganik
Sulfat, Alkohol + H2SO4 pekat
ester sulfat monoalkil atau dialkil
Sulfonat, adalah ester anorganik
dengan rumus RSO2OR. Alkohol +
p-toluenasulfonil klorida (tosil
klorida)
Tosilat
(ptoluenasulfonat
/
4metilbenzenasulfonat)
OKSIDASI ALKOHOL
Kimia anorganik
Oksidasi: lepasnya elektron oleh
suatu atom
Reduksi: sebaliknya
Kimia organik
Molekul teroksidasi: mendapat
oksigen atau kehilangan hidrogen
Molekul tereduksi: sebaliknya
ETER
Adalah senyawa turunan dari alkohol,
dengan mengganti H pada -OH dengan
alkil atau aril, RO-R
SIFAT FISIS ETER
Senyawa tak berwarna dengan bau
enak yang khas.
Titik didih < alcohol BM sama
Karena tidak ada ikatan (O-H) eter
tidak dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan sesamanya. Tapi
eter dapat membentuk ikatan
hidrogen
dengan
alkohol,
karenanya eter dan alkohol saling
melarutkan
PEMBUATAN ETER
A. Dietil Eter
Pada kondisi yang tepat, reaksi
asam
sulfat
dan
etanol
menghasilkan dietil eter, dengan
etil hidrogen sulfat sebagai zat
antara.
Kegunaan: Pelarut, Anestesi
Sifat: sangat mudah menguap,
uapnya sangat mudah meledak,
cenderung membuat pusing dan
mabuk
B. Sintesa Eter Williamson
Sintesa ini adalah sintesa SN2
antara alkil halida dan suatu
alkoksida atau fenoksida
Rendemen terbaik diperoleh bila
alkil halida adalah metil atau
primer
Alkil halida sekunder tersier
menghasilkan alkena
REAKSI SUBSTITUSI ETER
Eter bereaksi auto oksidasi dan
pembakaran yang berlangsung
mudah, tapi tidak dioksidasi oleh
reagen
laboratorium Eter tidak bereaksi
reduksi, eliminasi maupun reaksi
dengan basa
Reaksi substitusi : Bila dipanaskan
dengan asam kuat, misal HBr atau
HI
Contoh:
CH3CH2OCH2CH3 + HI CH3CH2I +
HOCH2CH3
ALDEHIDA
Gugus COH
CH3COH Ethanal
CH3(CH-Cl)COH 2-chloropropanal
CH3CH=CHCOH 2-butenal
KETON
Gugus CO
CH3COCH2CH2CH3 2-pentanon
CH3COCH2COCH3 2, 4-pentanadion
(CH3)2CHCOC(CH3)3 2, 2, 4trimetil-3-pentanon
CH3COCH2CH3 Metil etil keton
CH3CHBrCOH 2-bromopropanal
SIFAT FISIS
Gugus karbonil bersifat polar.
Karena senyawa ini polar, dan
karena adanya tarik menarik dipol
antar molekul, aldehid dan keton
mendidih pada temperatur lebih
tinggi daripada senyawa nonpolar
dengan bm yang sama.
Secara terbatas aldehid dan keton
dapat melarutkan ion (misal NaI
larut dalam aseton)
karena suatu senyawa karbonil
dapat berikatan hydrogen (tetapi
tidak dengan senyawa karbonil
lain, kec senyawa memiliki suatu
hidrogen asam untuk ikatan
hidrogen), akibatnya aldehid dan
keton dengan bm rendah dapat
larut dalam air (seperti sifat
alkohol).
Td < alcohol
PEMBUATAN
Di laboratorium cara yang lazim
mensintesa aldehid dan keton:
oksidasi alkohol
Keton aril bisa dibuat dari reaksi
asilasi Friedel-Crafts.
Aldehid dan keton polifungsional
dapat dibuat dengan reaksi2
kondensasi dan alkilasi
RCH2OH RCOH (Aldehida)
RCOCl RCOH (Aldehida)
R2CHOH R2CO (Keton)
RCCR RCOCH2R (Keton)
REAKSI ADISI DAN MEKANISME
Suatu senyawa karbonil bisa
diserang oleh nukleofil atau
elektrofil
Banyak reaksi gugus karbonil
melibatkan protonasi awal dari
oksigen. Protonasi ini menambah
muatan positif pada karbon
karbonil, sehingga karbon lebih
mudah diserang oleh nukleofil yang
lbh lemah.
Kereaktifan aldehid dan keton
dalam rx adisi dpt disebabkan oleh
banyaknya muatan positif pada
karbon karbonil. Makin besar
muatan positif, makin reaktif.
Gugus karbonil distabilkan oleh
gugus alkil di dekatnya. Keton
dengan dua R lebih stabil daripada
aldehid
dengan
satu
R.
Formaldehid yang tanpa alkil
adalah yang paling reaktif.
Faktor sterik berperan dalam
kereaktifan. Keton yang lebih
terintangi akan kurang reaktif
daripada aldehid atau keton yang
kurang terintangi.
REDUKSI
Aldehid dan keton dapat direduksi
menjadi alkohol, hidrokarbon atau