Disusun oleh:
Kelompok 1
ANGGOTA KELOMPOK
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I. Pendahuluan
LEMAK DAN MINYAK
Kebanyakan masyarakat modern saat ini berpendapat bahwa semua yang
mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari pada saat memilih
makanan yang akan disantap.
Lemak atau yang populer dalam bentuk minyak di Indonesia, saat ini mulai
disadari masyarakat sebagai musuh utama dalam urusan santap menyantap
makanan. Bahkan ibu-ibu rumah tangga pun saat ini mulai mempertimbangkan
jenis minyak apa yang akan digunakan untuk memasak makanan. Oleh karena
itu, hal penting untuk mengahadapi keadaan ini adalah dengan mengetahui jenis,
efek dan manfaat dari lemak itu sendiri.
Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita karena
merupakan sumber energi, cita rasa serta sumber vitamin A, D, E dan K.
Manusia dapat digolongkan makhluk omnivora, artinya makanannya terdiri
dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan
lemak dari berbagai sumber ternak mapun tanaman. Minyak merupakan jenis
makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 5 kkal per gram atau 37
kilojoul per gram.
Pada umumnya proporsi minyak dan lemak yang dikonsumsi ada kaitannya
dengan tingkat ekonomi suatu Negara. Di negara-negara yang telah maju
teknologinya jumlah konsumsi lemak umumnya tinggi, sebaliknya di Negaranegara yang penghasilannya terbatas pada hasil pertanian, jumlah konsumsi
lemaknya rendah.
Nama asam
Butirat
Struktur
CH3(CH2)2CO2H
Sumber
Lemak susu
Palmitat
CH3(CH2) 14CO2H
stearat
CH3(CH2) 16CO2H
Nama asam
Struktur
Palmitoleat CH3(CH2) 5CH=CH(CH2)7CO2H
Sumber
Lemak hewani
dan nabati
Oleat
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H
Lemak hewani
dan nabati
Linoleat
CH3(CH2) 4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H
Minyak nabati
Linolenat
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH(CH2)7CO2H
Minyak biji
rami
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal
pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang
dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik van der walls tinggi, sehingga
biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam
lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam
lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim, terutama terdapat pada
minyak nabati, minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda
(poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.
Sifat Mengeringnya
Tabel 3. pengklasifiksian lemak dan minyak berdasarkan sifat mengering.
Sifat
Minyak tidak mengering
(non-drying oil)
tipe
Keterangan
minyak zaitun,
contoh:
tipe
minyak
minyak
biji
rape,
contoh:
rape,
minyak
mustard
Minyak
yang
mempunyai
mengering
yang
Contohnya:
minyak
lebih
biji
daya
lambat.
kapas,
(drying oil)
kental
dan
membentuk
Sumbernya
Tabel 4. pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan sumbernya.
Sumber
Berasal dari tanaman (minyak Nabati)
Keterangan
biji-biji palawija.
Contoh: minyak jagung,biji kapas
daging
hewan
peliharaan,
8,37 kal/g
2. Gandum
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
5. Beras giling
8,37 kal/g
6. Sorghum (cantel)
8,37 kal/g
7. Pati/tepung (strach)
8,37 kal/g
8. Sereal (padi-padian)lainnya
8,37 kal/g
8,37 kal/g
10. Jamur
8,37 kal/g
11. Kentang,umbiumbian
8,37 kal/g
12. Sayuran
8,37 kal/g
13. Tomat
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
9,02 kal/g
17. Telur
9,02 kal/g
8,79 kal/g
19. Mentega
8.79 kal/g
9,02 kal/g
Wujudnya
Berdasarkan wujud zatnya lemak di bedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. Lemak padat terdapat pada hewan misalnya mentega
2. Lemak cair (minyakminyakan)banyak terdapat lemak nabati, misalnya
minyak jagung, minyak kedelai, minyak kelapa, dll.
2.
Pemberi kalori tiap gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan
kalori sebanyak 9 kalori sebagi sumber kalori.
3.
4.
5.
6.
7.
Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan
untuk menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan
sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering.
8.
9.
esterifikasi
bertujuan
dari
Praperlakuan sampel
Tahap pra-perlakuan sampel seperti pengeringan, pengurangan ukuran, dan
juga hidrolisis dengan asam bertujuan untuk melepaskan lipid yang terikat.
Lebih lanjut, untuk melepaskan lipid dari sumber bahan asal, seperti dalam
tepung, daging ikan, atau susu, diperlukan suatu perlakuan sampel dengan asam
sebelum dilakukan ekstraksi lipid. Dalam hal sampel susu, penambahan
ammonium hidroksidadibutuhkan untuk melarutkan kasein sebelum dilakukan
ekstraksi lipid, yang akan melepaskan lipid dari matriks yang melingkupinya
(misal dari lapisan yang mengelilingi globul lemak dalam susu).
Lebih lanjut, dalam kasus tertentu, diperlukan untuk mengeringkan sampel
dengan tujuan untuk memperoleh ekstraksi lipid yang efisien dan sempurna.
Pengurangan ukuran partikel merupakan faktor lain yang dapat meningkatkan
efikasi ekstraksi lipid.
1. Pengeringan
Kadang-kadang pelarut-pelarut nonpolar seperti dietil eterdan
heksana tidak mudah melakukan penetrasi ke jaringan-jaringan yang
basah (kandungan air 8%); dengan demikian, ekstraksi lipid yang efektif
tidak terjadi. Dietil eter bersifat higroskopik dan akan menjadi jenuh
dengan air, dengan demikian bersifat tidak efektif untuk ekstraksi lipid.
Dengan demikian, pengurangan kandungan air dalam sampel dapat
memfasilitasi ekstraksi lipid.
Pengeringan dengan oven vakum pada suhu rendah atau Ilofilisasi
biasanya
direkomendasikan.
Pengeringan
dapat
memfasilitasi
akan
meningkatkan
luas
permukaan
partikel
yang
memungkinkan kontak yang lebih baik antara pelarut dengan sampel dan
akan meningkatkan ekstraksi lipid (misal penggerusan biji-bijian
sebelum ekstraksi lipid). Dalam beberapa kasus, homogenisasi sampel
bersama-sama dengan pelarut pengekstraksi (atau sistem pelarut
pengekstraksi) dilakukan sebagai ganti pengerjaan-pengerjaan ini secara
terpisah.
3. Hidrolisis dengan asam/alkali
Untuk membuat lipid supaya sesuai diekstraksi dengan pelarut
tertentu, maka matriks-matriks makanan seringkali dipraperlakukan
dengan asam atau basa sebelum dilakukan ekstraksi. Hidrolisis asam atau
basa diperlukan untuk melepaskan lipid-lipid yang terekstraksi secara
kovalen dan secara ionik dengan protein dan karbohidrat, dan juga untuk
memutus lemak-lemak yang teremulsi. Digesti sampel dengan asam
(biasanya HCI 3-6 M) di bawah kondisi refluks akan mengubah lipid-lipid
yang terikat seperti ini ke dalam bentuk yang lebih mudah diekstraksi.
Beberapa produk yang mengandung lipid seperti mentega, keju, susu, dan
produk-produk berbasis susu memerlukan praperlakuan dengan alkali
menggunakan amonia untuk memutus lemak yang teremulsikan,
menetralkan asam apapun, dan melarutkan protein sebelum ekstraksi
pelarut.
Beberapa
enzim
juga
diperlukan
untuk
menghidrolisis
11
12
yang
menggunakan
pelarut
selalu
baru
dalam
14
15
Analisis Pengotor
Pengotor yang terdapat dalam minyak dan lemak merupakan suatu
kontaminan yang harus dihilangkan selama pemrosesan untuk mencegah reaksi
samping atau tampilan yang tidak diharapkan, Kebanyakan aturan perdagangan
untuk produk lemak dan minyak mempunyai batasan spesifik untuk berbagai
jenis bahan non-lemak, Analisis bahan non-lemak yang terdapat dalam minyak
dan lemak merupakan bagian dari penjaminan proses yang baik.
Analisis air
Air dapat mengkontaminasi minyak dan lemak dari berbagal cara:
Kondensasi tutup yang rusak, penambahan yang disengaja selama
pemrosesan minyak, dan sebagainya. Adanya air secara terus-menerus dapat
menginduksi peningkatan asam lemak. Beberapa metode analisis untuk
mengidentifikasi data mengkuantifikasi air:
a. Metode lempeng panas (hot plate method)
Salah satu metode yang paling umum untuk menentukan kandungan
air dalam minyak dan lemak adalah metode lempeng panas.
Contohnya: kurang lebih 10 gram sampel minyak atau lemak yang
representatif dipanaskan dalam suatu gelas beker dengan pengadukan
perlahan-lahan pada lempeng panas sampai buihnya hilang dan mulai
terbentuk asap. Hilangnya berat antara awal sampel sampai akhir sampel
menggambarkan berat air dan bahan menguap.
b. Metode oven udara (Air oven method)
Hasil penentuan kandungan air dengan metode ini bersifat lebih
akurat dan reliabel, akan tetapi metode ini memerlukan waktu yang lama
dibanding metode lempeng panas.
16
17
ini
terdapat
banyak
cara
untuk
menganalisis
maupun
18
b. Kromatografi gas
Adalah metode analisa yang dimana pada proses analisanya adalah
sampel yang diduga mengandung lemak dan minyak dilarutkan dalam
larutan tertentu seperti heksana, kloroform, dsb yang berguna untuk
membuat sampel tersebut menjadi volatile atau mudah menguap, sebab
dalam prosesnya, gas yang merupakan fase gerak akan menguraikan
sampel lebih mudah dan efektif. Sampel yang telah terurai akan dideteksi
oleh detector dan ditampilkan pada layar komputer.
c. Kromatografi cair performa tinggi
Merupakan metode analisa yang pada dasarnya hamper sama dengan
kromatografi gas. Yang membedakan hanyalah fase geraknya. Dalam
kromatografi ini, fase gerak yang digunakana adalah suatu senyawa yang
berwujud cair.
19
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J. & Joan S. Fessenden. 1986. Organic Chemistry Third Edition.
USA: University Of Montana
Hart, Harold. 1983. Organic Chemistry Sixth Edition. Michigan: Michigan State
University
Rohman, Abdul. 2016. LIPID: Sifat Fisika Kimia dan Analisisnya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
20