Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Eksergi


Eksergi adalah kata lain yang digunakan untuk menggambarkan energi yang dapat
dimanfaatkan (available energy) atau ukuran kertersediaan energi untuk melakukan kerja.
Eksergi menyajikan standar kualitas energi yang paling mendasar dan dapat diterima
secara universal dengan menggunakan parameter-parameter lingkungan sebagai keadaan-
keadaan referensi. Eksergi suatu sumber daya memberikan indikasi seberapa besar kerja
yang dapat dilakukan oleh sumber daya tersebut pada suatu lingkungan tertentu. Konsep
eksergi secara eksplisit memperlihatkan kegunaan (kualitas) suatu energi dan zat sebagai
tambahan selain apa yang dikonsumsi dalam tahapan-tahapan pengkonversian atau
transfer energi. Kapan eksergi mengalami kehilangan kualitasnya, sebagai akibat adanya
eksergi yang dimusnahkan. Istilah-istilah lain yang biasa digunakan untuk eksergi
meliputi energi yang dapat dimanfaatkan (available energy) dan availabilitas.
Kotas menyatakan bahwa eksergi suatu arus/aliran (stream) steady dari suatu zat
adalah sama dengan jumlah kerja maksimum yang dapat diperoleh bila arus tersebut
dibawa dari keadaan awalnya ke keadaan mati (dead state) melalui suatu proses yang
mana arus tersebut hanya berinteraksi dengan lingkungan. Jadi eksergi suatu arus adalah
sifat dari keadaan arus tersebut dan keadaan lingkungan tersebut. Sekalipun suatu sistem
berada dalam kesetimbangan dengan lingkungannya, maka sistem tersebut tidak mungkin
lagi untuk menggunakan energi dalam sistem tersebut untuk menghasilkan kerja. Pada
kondisi ini, eksergi dari suatu sistem telah dimusnahkan sepenuhnya.
Analisis Energi berdasarkan pada Hukum Pertama Termodinamika yang prinsipnya
yaitu energi yang masuk sistem sama dengan energi yang keluar sistem. Analisis energi
tidak dapat mengetahui informasi yang berhubungan dengan degradasi energi, analisis ini
tidak dapat menunjukkan penyebab serta komponen mana dari sistem yang paling banyak
kerugiannya ataupun yang paling efisien, selain itu analisis energi tidak dipengaruhi
kondisi lingkungan. Eksergi didefinisikan sebagai kerja atau kemampuan untuk
menimbulkan kerja dan selalu bersifat kekal dalam proses reversibel namun selalu
berkurang dalam suatu proses irreversibel (memenuhi Hukum Kedua Termodinamika).
Hukum Kedua Termodinamika menyatakan bahwa pengkonversian energi hanya

3
4

dimungkinkan jika total entropi bertambah. Dengan mengajukan eksergi, energi dan
entropi dapat dikaji secara simultan. Kualitas energi digambarkan dengan konsep entropi.
Entropi tinggi berarti kualitas energi adalah rendah. Bentuk-bentuk energi yang berbeda
mempunyai kualitas yang berbeda yang mengindikasikan seberapa besar energi tersebut
secara teoritis dapat dikonversikan menjadi kerja. Batasan ini adalah suatu hukum alam
yang mengimplikasikan bahwa kualitas energi selalu berkurang dalam setiap
pengkonversian (Hukum Kedua Termodinamika).
Dalam termodinamika, sistem adalah segala sesuatu yang ingin kita kaji untuk
dijadikan objek analisis. Saat sistem berubah dari keadaan awal ke keadaan seimbang
(keadaan akhir), sistem tersebut dapat menyerap atau melepas energi ke lingkungannya.
Keadaan seimbang adalah keadaan dimana tidak terjadi lagi perubahan dalam sistem,
atau antara sistem dengan lingkungannya. Pada keadaan setimbang suhu dan tekanan
adalah seragam di seluruh sistem dan tidak ada lagi gaya-gaya tak seimbang yang
bekerja. Disaat sistem berubah menuju lingkungan maka kerja yang dihasilkan terus
berkurang hingga didapati keadaan setimbang antara sistem dan lingkungan. Keadaan
seperti inilah yang disebut keadaan mati (dead state), Pada keadaan mati, masing masing
sistem dan lingkungan memiliki energi tetapi nilai ekserginya nol.

1.2 Macam – Macam Eksergi


1. Eksergi Fisik
Eksergi fisik sebuah sistem tertutup pada keadaan tertentu diekspresikan sebagai:

dimana U, V, s masing-masing adalah notasi untuk energi dalam, volume dan


entropi sistem pada keadaan tertentu, U0, V0, s0 adalah nilai dari besaran yang sama pada
saat sistem berada pada batas titik mati (dead state). Eksergi fisik berhubungan dengan
tekanan dan temperatur aliran zat. Total eksergi yang ditransfer berhubungan dengan
aliran zat berdasarkan unit massa dinyatakan dengan:

2. Eksergi Kimia Bahan Bakar


Sebuah bahan bakar hidrokarbon CaHb pada T0, P0 yang bereaksi dengan oksigen
menghasilkan karbondioksida dan air, dengan mengasumsi tidak terjadi irreversibilitas,
penyelesaian untuk eksergi kimia bahan bakar adalah :
5

1.3 Pemusnahan Eksergi dan Kehilangan Eksergi


A. Pemusnahan Eksergi melalui perpindahan panas
Pada keadaan steady, laju eksergi volume kontrol diberikan oleh persamaan:

Dari kesetimbangan laju energi, , maka laju pemusnahan eksergi menjadi:

dimana Tha adalah temperatur termodinamika rata-rata.

B. Rasio Pemusnahan Eksergi dan Kehilangan Eksergi


Nilai laju pemusnahan eksergi dan kehilangan eksergi melengkapi pengukuran
inefisiensi sistem termodinamika. Hubungan masing-masing dengan pengukuran ini
adalah rasio pemusnahan eksergi dan serta rasio kehilangan eksergi . Laju pemusnahan
eksergi dalam sebuah komponen sistem dapat dibandingkan terhadap laju eksergi bahan
bakar terhadap keseluruhan sistem, yang memberikan rasio pemusnahan eksergi:

Kemungkinan lain, komponen laju pemusnahan eksergi dapat dibandingkan


terhadap total laju pemusnahan eksergi dalam sistem, yang memberikan rasio:
6

Rasio kehilangan eksergi yaitu dengan membandingkan kehilangan eksergi bahan


bakar yang diberikan terhadap keseluruhan sistem:

Kedua rasio pemusnahan eksergi berguna unuk membandingkan berbagai


komponen pada sistem yang sama. Rasio pemusnahan eksergi, yD juga digunakan untuk
membandingkan komponen serupa pada sistem yang berbeda dengan menggunakan
bahan bakar yang sama.

1.4 Efisiensi Eksergi


Sebuah sistem pada keadaan steady, laju eksergi dimana bahan bakar disuplai dan
produk dihasilkan masing-masing dan , kesetimbangan laju eksergi sistem tersebut
adalah:

Efisiensi eksergi adalah rasio antara eksergi produk dan bahan bakar:

Efisiensi eksergetik menunjukkan persentase eksergi bahan bakar yang diberikan


terhadap sistem yang didapatkan dalam eksergi produk. Kegunaan penting efisiensi
eksergeik adalah untuk mengakses performa termodinamika sebuah komponen,
pembangkit atau industri relatif terhadap performa komponen, pembangkit atau industri
serupa.

1.5 Siklus PLTU


Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah suatu sistem pembangkit thermal dengan
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik
uap untuk menggerakan poros sudu-sudu turbin. Pada prinsipnya pengertian
memproduksi listrik dengan sistem tenaga uap adalah dengan mengambil energi panas
7

yang terkandung di dalam bahan bakar yang terbakar didalam boiler, untuk produksi uap
kemudian dipindahkan ke dalam turbin, kemudian turbin tersebut akan merubah energi
panas yang diterima menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak putar. Dari gerakan
putar ini kemudian seporos dengan generator yang akhirnya dapat menghasilkan listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :

a) Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas
dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi
b) Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi enrgi mekanik dalam bentuk
putaran.
c) Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Dari perpindahan energi-energi diatas proses yang terjadi dengan peralatan-
peralatan yang ada kaitannya dengan aliran, tekanan, dan temperatur yang tinggi serta
proses-proses kimia yang tidak bisa dihindarkan. Karena material dari peralatan
mempunyai keterbatasan kemampuan maka diperlukan pola pengoperasian serta
monitoring yang teliti dan hati-hati secara terus menerus sehingga keandalan dan efisiensi
dapat dipertahankan.
Dalam perubahan energi di berbagai komponen utama PLTU memerlukan perantara
yang disebut fluida kerja. Fluida yang dimaksud dalam proses tersebut adalah air yang
dimana digunakan sebagai perantara yang akan mengalir melintasi beberapa komponen
utama PLTU dalam suatu siklus tertutup.
Fluida kerja akan mengalami perubahan wujud saat melintasi siklus tertutup
tersebut, yaitu dari air menjadi uap dan akan kembali lagi menjadi air, karena itu siklus
fluida kerja dapat dipisahkan menjadi tiga sistem, yaitu sistem uap, sistem air
kondensat dan sistem air pengisi.

a) Sistem Uap
Sistem uap merupakan bagian dari siklus dimana fluida kerja berada dalam wujud
uap dan dapat dikelompokkan menjadi sistem uap utama, sistem uap panas ulang(reheat),
sistem uap ekstraksi .
 Sistem uap utama (Main Steam System)
8

Sistem uap utama merupakan rangkaian pipa saluran untuk mengalirkan uap
yang keluar dari boiler ke turbin.
 Sistem uap panas ulang (Reheat Steam System)
Sistem uap panas ulang ini ini hanya terdapat pada pada PLTU dengan turbin
reheat . Juga merupakan rangkaian pipa saluran uap yang terdiri dari dua segmen yaitu
yang menyalurkan uap bekas dari turbin tekanan tinggi kembali ke boiler(cold reheat)
dan yang menyalurkan uap dari boiler ke turbin tekanan menengah/rendah (hot reheat).

 Sistem Uap Ekstraksi (Extraction / Bled Steam System)

Gambar 1. Skema Alur Sistem Uap dan Air Sumber : PT.PLN (Persero),2006

Sistem uap ekstraksi adalah uap yang melintasi turbin hingga keluar ke kondensor,
uap diekstrak di beberapa titik dan pada umumnya uap ini dialirkan ke pemanas awal air
pengisi (Feed water Heater) untuk memanaskan air kondensat / air pengisi. Seperti
dialirkan pada Low preassure heater, High preassure heater, deaerator,boiler feed pump,
dll. Gambar diatas menunjukan skema alur ketiga jenis sistem uap. Pada garis tebal
menujukan sistem alur uap utama/ sistem uap reheat , pada garis putus-putus menunjukan
sistem alur uap ekstraksi, dan pada garis lurus tipis menunjukan alur dari air pengisi.

b) Sistem Air Kondensat


Sistem air kondensat merupakan sumber pasokan utama untuk sistem air pengisi
boiler. Mayoritas air kondensat berasal dari proses kondensasi uap bekas didalam
kondensor. Rentang sistem air kondensat adalah mulai dari hotwell sampai ke Dearator.
Selama berada dalam rentang sistem air kondensat, air mengalami 3 proses utama yaitu
pemanasan, pemurnian dan mengalami deaerasi.
9

 Pemanasan
Pada proses pemanasan air mengalami pemanasan pada berbagai komponen antara
lain di gland steam condensor, di air ejector dan di beberapa pemanas awal air pengisi
tekanan rendah. Pemanasan ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi siklus serta
menghemat pemakaian bahan bakar.
 Pemurnian
Proses pemurnian dilakukan didalam sistem air kondensat dilakukan dengan cara
mengalirkan air kondensat melintasi penukar ion (Condensate Polishing). Melalui
proses pemurnian internal ini, maka pencemar yang dapat mengakibatkan deposit
maupun korosi pada komponen-komponen boiler dapat dihilangkan sehingga kualitas air
kondensat menjadi lebih baik.Terjadinya deposit di boiler yang disebabkan oleh kualitas
air yang buruk, dapat mengakibatkan terhambatnya proses perpindahan panas di dalam
boiler dan pada kondisi ekstrim dapat mengakibatkan bocornya pipa-pipa boiler akibat
over heating.
 Deaerasi
Deaerasi adalah proses pembuangan pencemar gas dari dalam air kondensat.
Gas-gas pencemar yang ada dalam air kondensat misalnya oksigen (O2),
carbondioksida (CO2) dan non condensable gas lainnya. Pencemar gas dapat
menyebabkan korosi pada saluran dan komponen-komponen yang dilaui air kondensat.
Proses deaerasi ini terjadi di dalam deaerator yang merupakan komponen paling hilir
dari sistem air kondensat.

c) Sistem Air Pengisi


Sistem air pengisi adalah merupakan kelanjutan dari sistem air kondensat. Terminal
akhir dari sistem air kondensat adalah deaerator yang merupakan pemasok air ke sisi
hisap pompa air pengisi. Mulai dari sini, air yang sama berubah nama menjadi air pengisi.
Perbedaan yang mencolok antara air kondensat dengan air pengisi terletak pada
tekanannya. Tekanan air pada sistem air pengisi naik hinggga lebih tinggi dari tekanan
boiler. Fungsi dari sistem air pengisi hampir sama dengan sistem air kondensat yaitu
untuk menaikkan tekanan, menaikkan temperatur serta memurnikan air pengisi. Tekanan
air pengisi perlu dinaikkan agar air pengisi dapat mengalir ke dalam boiler. Tugas ini
dilaksanakan oleh pompa air pengisi boiler (BFP). Di samping itu, selama melintasi
sistem, air pengisi mengalami beberapa tahap pemanasan sehinggga mengalami
kenaikkan temperatur. Pemanasan ini dilakukan untuk dua tujuan. Pertama, semakin
dekat temperatur air pengisi masuk boiler dengan titik didih air pada tekanan boiler,
10

maka semakin sedikit bahan bakar yang diperlukan untuk proses penguapan didalam
boiler. Kedua, temperatur air pengisi yang akan masuk boiler sedapat mungkin harus
mendekati temperatur metal boiler sebab perbedaaan yang besar antara keduanya dapat
menimbulkan kerusakkan komponen boiler akibat thermal stress.
Fungsi pemurnian bertujuan untuk menghilangkan zat-zat pencemar padat dari air
pengisi melalui cara kimia yaitu dengan meninjeksikan bahan kimia guna
menggumpalkan zat-zat padat yang terlarut dalam air pengisi. Gumpalan zat-zat padat ini
kemudian dapat dibuang melalui saluran blowdown pada boiler (PT.PLN,2006).

1.6 Siklus Rankine


Siklus merupakan rangkaian sebuah proses dimana dimulai dari suatu tingkat
kondisi yang akan kembali ke tingkat kondisi semula dan selalu berulang. Pada
pembangkit tenaga uap, fluida yang mengalami proses-proses tersebut dalah air. Air
berfungsi sebagai fluida kerja. Air dalam siklus kerjanya mengalami proses-proses
pemanasan, penguapan, ekspansi, pendinginan,dan kompresi. Siklus standar pembangkit
tenaga uap adalah siklus Rankine. Siklus Rankine sederhana terdiri dari empat komponen
utamayaitu pompa,boiler, turbin, dan condensor (PT.PLN,2006).

 Siklus Rankine Superheat


Proses siklus rankine superheat yaitu pertama air pengisi atau air kondensasi
pada kondensat akan dipanaskan kembali melewati beberapa alat heat exchanger
seperti,Gland steam condensor dan Low pressure heater. Setelah mengalami
pemanasan temperatur air pengisi akan naik . Selanjutnya air akan di pompakan
mengunakan BFP ( Boiler Feed Pump ) menuju ke pemanasan awal pada boiler yaitu
melalui ekonomizer dan steam drum.
11

Gambar 2 Siklus Rankine Superheat

Proses siklus rankine superheat yaitu pertama air pengisi atau air kondensasi
pada kondensat akan dipanaskan kembali melewati beberapa alat heat exchanger
seperti,Gland steam condensor dan Low pressure heater. Setelah mengalami
pemanasan temperatur air pengisi akan naik . Selanjutnya air akan di pompakan
mengunakan BFP ( Boiler Feed Pump ) menuju ke pemanasan awal pada boiler yaitu
melalui ekonomizer dan steam drum. Pada steam drum akan mengalami proses alami
dimana air yang akan menjadi uap basah akan naik menuju superheater , jika masih
berbentuk cair akan jatuh menuju ke downcomer lalu menujuriseruntuk pemanasan
dengan memanfaatkan panas dari gas buang dan akan kembali lagi ke steam drum
sampai semua berubah fase menjadi uap basah. Selanjutnya pada superheater uap
basah akan mengalami pemanasan kembali sehingga berubah menjadi uap kering.
Lalu uap kering atau juga dapat disebut sebagai main steam ini akan digunakan untuk
memutar turbin , selanjutnya uap keluaran dari turbin uap tidak mengalami reheat
atau pemanasan ulang. Melainkan langsung dikondensasikan pada kondensor.

Siklus seperti ini hanya digunakan pada proses pembangkitan dengan kapasitas
kecil , karena tidak adanya pemanasan ulang atau reheat . Kekurangan dari siklus ini
adalah kurangnya pemanfaatan dari steam keluaran turbin yang mana temperatur
keluarnya masih tinggi, dan juga dengan tingginya temperatur steam keluaran turbin
akan memacu kerja kondensor sehingga akan banyak spray air yang digunakan untuk
menjaga temperatur air kondensat.

Adapun penjelasan Siklus Rankine Superheat tersebut adalah sebagai berikut :

1–2 : Kompresi isentropis pada pompa


2–3 : Penambahan kalor dengan tekanan konstanta di boiler
3–4 : Ekspansi isentropis pada turbin
4–1 : Pelepasan kalor dengan tekanan konstan pada kondensor
 Siklus Rankine dengan Pemanas Ulang
12

Gambar 3. Siklus Rankine dengan Pemanas Ulang

Proses siklus rankine dengan Pemanas Ulang adalah pertama air pengisi atau
hasil kondensasi dari kondensor mengalami pemanasan pada berbagai alat heat
exchanger , selanjutnya air pengisi dipompakan menuju ke boiler . Selanjutnya uap
akan memutar turbin pada bagian turbin tekanan tinggi, sehingga uap akan mengalami
penurunan temperatur dan tekanan setelah digunakan untuk memutar turbin tekanan
tinggi, maka dari itu uap akan mengalami pemanasan ulang (reheat) di dalam boiler
setelah keluar dari turbin tekanan tinggi yang akan masuk ke turbin tekanan
rendah.Sistem reheat ini bertujuan untuk menaikan entalpi uap sehingga energi uap
juga ikut naik . Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi siklus.

Adapun penjelasan siklus rankine dengan pemanasan ulang diatas sebagai berikut :

1–2 : Kompresi isentropis pada pompa


2–3 : Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler
3–4 : Ekspansi isentropis pada High Pressure Turbine
4–5 : Pemanasan ulang uap dari turbin tingkat pertama dengan tekanan konstan
5–6 : Ekspansi isentropis menuju Low Pressure Turbine
6–1 : Pelepasan kalor dengan tekanan konstan pada kondensor

1.7 Deskripsi Proses pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Sapele ( Nigeria)
13

Gambar 4. Diagram Alir PLTU di Sapele (Nigeria)

Sapele power plc, Sapele adalah stasiun pembangkit panas yang terletak di Delta
Negara yang kaya gas Nigeria. Sapele memiliki kapasitas terpasang 1020MW. Ini
menghasilkan enam, turbin 120MWsteam yang menghasilkan rata-rata harian
86.72MWH / H atau sekitar 2500GW / H per tahun. Pembangkit listrik Sapele saat ini
beroperasi pada kapasitas puncak 972MW.
Pembangkit Sapele berlokasi strategis di kawasan Delta Niger yang dekat dengan
sumber stok umpan gas alam dan sungai untuk mendinginkan generator turbin uapnya.
Pembangkit listrik Sapele mencakup ruang kontrol yang diperbarui, ruang ganti gigi,
sekolah pelatihan staf dan fasilitas medis dan rekreasi. Ini mulai beroperasi pada tahun
1978.

Tabel 1
Kondisi Operasional Pembangkit Listrik, Sapele 1978

Kondisi operasi Nilai

Acting Power 70 MW
Reacting Power
@generator 15MVAR

Frekuensi 50,9
14

Output Daya Turbin 120

Tekanan Air Umpan 200 kg /cm2

Tekanan uap ekstraksi 5 kg /cm2


Tingkat aliran massa
uap ekstraksi 103.438Kg / dtk

Efisiensi Termal 35%

Tabel 2
Sifat-Sifat Minyak Berat yang Digunakan dalam Pembangkit Listrik
Sapele untuk Maret 2015
Properti Nilai

Titik nyala 210 ℃

Viskositas kinematik @
40 ℃ 65.69 cSt

Titik didih 316 ℃

Berat jenis 0,87

Kepadatan @ 15 ℃ 869 kg/m3

tekanan uap @ 20 ℃ 0,1 mmHg

Densitas uap 1

 Analisis Eksergi dari Tiap Komponen


a. Steam Turbine
15

 Ein = E20
 Eout = E1 + E2 + E3 + E4 + E5 + E6

 ED = Ein-Eout + Wturbin

 Wturbin = 16,78 KW

b. Condenser

 Ein = E6 + E21
 Eout = E7 + E22
 ED = Ein-Eout
c. Deaerator
16

 Ein = E3 + E13 + E16


 Eout = E14
 ED = Ein-Eout

d. Boiler Feed Pump

 Ein = E14
 Eout = E15
 ED = Ein-Eout

e. Condensate Recieve Tank


17

 Ein = E7 + E10
 Eout = E8
 ED = Ein-Eout

f.High Pressure Heater 1

 Ein = E1 + E17
 Eout = E18
 ED = Ein-Eout

g. High Pressure Heater 2

 Ein = E2 + E15 + E18


 Eout = E17
 ED = Ein-Eout
18

h. Low Pressure Heater 1

 Ein = E4 + E11
 Eout = E12 + E13

i. Low Pressure Heater 2

 Ein = E5 + E9
 Eout = E10 + E11
19

Tabel 3
Rumus yang Digunakan untuk Menentukan Perhitungan pada Tiap Komponen

 Peralatan yang Digunakan pada PLTU di Sapele ( Nigeria)


a) Boiler
Boiler adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan
panas dari hasil pembakaran bahan bakar, panas hasil pembakaran selanjutnya panas hasil
pembakaran dialirkan ke air sehingga menghasilkan steam (uap air yang memiliki
temperatur tinggi). Boiler berfungsi untuk memproduksi steam (uap) yang dapat
digunakan untuk proses/kebutuhan selanjutnya.
b) Turbin
Turbin adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap yang
bertemperatur tinggi dan tekanan tinggi menjadi energi mekanik (putaran). Ekspansi uap
yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle) pengarah dan sudu-sudu putar.
Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar adalah sebagai pengatur distribusi tekanan dan
kecepatan uap yang masuk ke Turbin. Turbin uap berkapasitas besar memiliki lebih dari
satu silinder cashing.
c) Kondenser
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap, fungsi utama
kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam dari turbin ke fase cairnya agar
dapat dipompakan kembali ke boiler dan digunakan kembali. Selain itu, kondensor juga
berfungsi untuk menciptakan back pressure yang rendah (vacuum) pada exhaust turbin .
20

Dengan back pressure yang rendah, maka efisiensi siklus dan kerja turbin akan
meningkat.

d) Feed Water Heater


Feedwater heater adalah sejenis heat exchanger yang dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu closed dan open feedwater heater. Closed feedwater heater merupakan
shell and tube heat exchager yang diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu LPH (Low
Pressure Heater) dan HPH (High Pressure Heater). LPH dan HPH memiliki fungsi utama
yang sama yaitu memanaskan air sebelum masuk boiler agar kerja boiler tidak terlalu
berat sehingga tidak membutuhkan bahan bakar lebih banyak atau dengan kata lain akan
meningkatkan efisiensi siklus secara keseluruhan. Yang membedakan antara LPH dengan
HPH adalah ekstraksi uapnya. Ekstraksi uap pada LPH berasal dari LP (Low Pressure)
turbin sedangkan pada HPH ekstraksi uapnya berasal dari HP (High Pressure) turbin dan
IP (Intermediate Pressure) turbin. Sedangkan open feedwater heater atau yang disebut
deaerator merupakan heat exchanger direct contact type yang berfungsi untuk
memanaskan air setelah dari LPH dan memisahkan antara oksigen dengan air.

e) Deaerator
Deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas yang terkandung
dalam air umpan boiler, setelah melalui proses pemurnian air (Water treatment). Selain
itu juga Deaerator berfungsi sebagai pemanas awal air pengisi ketel sebelum disalurkan
ke dalam boiler. Deaerator ini bekerja berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutanya
pada air akan berkurang dengan adanya kenaikan suhu.
Deaerator terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil merupakan tempat
pemanasan pendahuluan yang berfungsi membuang gas-gas dari bahan air ketel
sedangkan drum yang lebih besar merupakan tempat penampungan bahan air ketel yang
jatuh dalam drum yang lebih kecil di atasnya. Pada drum yang lebih kecil terdapat spray
nozle yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan air ketel menjadi butiran-butiran halus
agar proses pemanasan dan pembuangan gas-gas dari bahan air ketel lebih sempurna.
Selain itu pada drum yang lebih kecil disediakan satu saluran vent agar gas-gas dapat
terbuang (bersama steam) ke atmosfir.

Anda mungkin juga menyukai