Tidak
Parafin CnH(2n+2) Parafin Alkana
ada
CnH(2n+1)X,
Alkil halida -X Alkil halida Haloalkana
RX
ROR, Alkoksi
Eter -O- Alkil eter/ eter
CnH(2n+2)O alkana
RCOR,
Keton -CO- Alkil keton/ keton Alkanon
CnH2nO
RCHO,
Aldehid -CHO Aldehid Alkanal
CnH2nO
Alkanoil
Halida asam RCOX -COX Haloalkil keton
halida
RCOOR,
Ester -COOR Alkil ester/ ester Alkil alkanoat
C2H2nO2
Demikian tulisan ini. Jika ada masukan, saran ataupun pertanyaan silahkan
berkomentar ya. Semoga bermanfaat…..
Sumber:
Watoni, A.H dan Juniastri, M.(2015). Buku Siswa KIMIA untuk SMA/MA Kelas XII:
Kelompok peminatan Matematika dan Ilmu – ilmu Alam. Yrama Widya: Bandung.
Sudarmo, U.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI, Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Erlangga: Jakarta
IDENTIFIKASI HIDROKARBON
BAB I
PENDAHULUAN
Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon disebut hidrokarbon.
Hidrrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokrbon alifatik dan hidrokarbon siklik. Hidrokarbon
alifatik dan siklik juga dibagi lagi dalam beberapa bagian. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi dua
yaitu alifatik jenuh (senyawa alkana) dan alifatik tak jenuh (senyawa alkena dan alkuna), sedangkan
hidrokarbon siklik terbagi menjadi tiga yaitu siklik jenuh (sikloalkana), siklik tak jenuh (sikloalkena),
dan siklik aromatic (benzena).
Sifat fisik yang dimiliki oleh hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari senyawa tersebut.
Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air atau etanol.
Sebaliknya hidrokarbon daopat bercampur dengan pelarut yang relative non polar seperti karbon
tetra klorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan
oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar pereaksi.
Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua
atau rangkap tiganya. Sedangkan senyawa aromatic biasanya mengalami reaksi substitusi.
1, Reaksi Pembakaran
Hasil pembakaran hidrokarbon adalah CO2 dan H2O. Sebagaimana reaksinya adalah sebagai berikut.
CH4 2O2 CO2 + 2H2O
Hidrokarbon tak jenuh bereaksi cepat dengan bromine dalam larutan CCl4. Reaksi yang terjadi
adalah adisi bromine pada ikatan rangkap. Larutan bromine berwarna merah kecoklatan sedangkan
hasilnya adalah tidak berwarna. Sehingga terjadinya reaksi ini ditandai dengan ilangnya warna
larutan bromine. Alkana yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak bereaksi dengan bromine (warna
merah kecoklatan bromine tetap ada). Sedangkan senyawa aromatic dapat mengalami reaksi
substitusi dengan bromine dengan adanya kjatalis Fe atau AlCl3. Reaksi substitusi tersebut juga
menghasilkan gas HBr.
Hidrokarbon tak jenuh akan mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin. Produksi yang
dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4. Hidrokarbon tak jenuh dengan H2SO4
pekat tidak bereaksi, sedangkan alkuna dan senyawa aromatik bereaksi lambat.
Larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkan dan senyawa aromatic umumnya tidak
reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan
terbentuknya endapan coklat MnO2. Produk yang dihasilkan adalah suatu glikol atau 1,2-diol.
Dari dasar teori tersebut telah dilakukan beberapa percobaan untuk mengidentifikasi senyawa
hidrokarbon berdasarkan reaksi-reaksi yang telah dijelaskan di atas. Prosedur, alat-alat dan bahan
yang digunakan, serta hasil pengamatan dalam percobaan akan dijelaskan pada BAB II.
Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya, dari sini kita dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Alat dan bahan apa saja yang digunakan kuntuk mengidentifikasi senyawa hidrokarbon?
2. Bagaimanakah prosedur kerja percobaan identifikasi hidrokarbon berdasarkan reaksi-reaksi yang
telah dijelaskan pada latar belakang?
4. Bagaimanakah pembahasan mengenai perbandingan antara haasil percobaan engan dasar teori?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Batang pengaduk
Kaca arloji
Gelas piala
Gelas ukur
2.2 Bahan
Sikloheksena
Toluen
Minyak goreng
Minyak tanah
H2SO4 pekat
Es batu
KMnO4 1%
Adapun prosedur kerja dalam melakukan percobaan ini ada beberapa langkah-langkah yaitu:
2. Dimasukkan 10 tetes sikloheksena, toluene, dan minyak goring ke dalam tiga tabung reaksi berbeda.
Ditambahkan 10 tetes minyak tanah ke dalam tiga tabung reaksi tersebut dan diamati. Digoncang-
goncangkan ke tiga tabung reaksi tersebut agar tercampur dan dibandingkan dengan hasil
percobaan sebelum digoncang-goncangkan.
1. Reaksi pembakaran
Diteteskan 10 tetes masing-masing sikloheksena, toluene, dan minyak goreng ke dalam masing-
masing kaca arloji. Dibakar secara hati-hati dan diamati nyala serta warna asap yang dihasilkan dari
proses pembakaran. (Dilakukan di lemari asam)
Dimasukkan 1ml sikloheksena, toluene, dan minyak goreng ke dalam tiga tabung reaksi berbeda.
Ditambahkan tetes demi tetes KMnO4 ke dalam tabung reaksi tersebut sambil digoyangkan. Reaksi
positif bila warna ungu dari KMnO4 hilang dan timbul endapan coklat MnO2.
Dimasukkan 1 ml sikloheksena, toluene, dan minyak goreng ke dalam tiga tabung reaksi berbeda.
Ditempatkan ketiga tabung reaksi tersebut ke dalam penanggas es. Ditambahkan 10 tetes
H2SO4 pekas yang suda didinginkan ke masing-masing tabung reaksi tersebut sambil digoyangkan.
Diamati perubahan yang terjadi.
1. Air + Minyak goreng menghasilkan 2 larutan 2 fasa minyak berada pada bagian atas dan air pada
bagian bawahnya
Reaksi Pembakaran :
2. Toluen dibakar menghasilkan nyala api besar, dan tidak cepat mati.
2. KMnO4 (10 tetes) + toluene terbentuk 2 fasa berwarna ungu dan terdapat gelembung-gelembung.
3. KMnO4 (10 tetes) + minyak goreng terbentuk warna larutan merah kecoklatan dan mengental.
2. H2SO4 + toluene terjadi pelepasan panas yang lebih panas dari 2 percobaan lain.
2.5 Pembahasan
Pada percobaan praktikum kali ini ada beberapa percobaan yang dilakukan yaitu
mengidentifikasi hidrokarbon melalui sifat-sifat fisikanya maupun sifat-sifat kimianya. Untuk
mengetahui sifat-sifat fisika hidrokarbon tersebut percobaan yang dilakukan yaitu mereaksikan
senyawa-senyawa hidrokarbon dengan air dan dengan minyak. Sedangkan untuk mengetahui sifat
kimianya, percobaan yang dilakukan yaitu dengan reaksi pembakaran, mereaksikan hidrokarbon
dengan KMnO4, dan mereaksikan dengan H2SO4.
Pada percobaan pertama yaitu sikloheksena, minyak goreng, dan toluen masing-masing
direaksikan dengan air. Ketiga senyawa hidrokarbon tersebut direaksikan dengan air dan
meghasilkan larutan dengan 2 fasa. Antara air dengan ketiga senyawa hidrokarbon tersebut tidak
dapat bercampur. Dari sini dapat terlihat jelas bahwa air bersifat polar sedangkan sikloheksena,
minyak goreng, ataupun toluen merupakan senyawa non polar. Itulah yang menyebabkan ke tiga
senyawa hidrokarbon tersebut tidak dapat larut dalam air. Karena perbedaan kepolaran senyawa
tersebut. Senyawa non polar hanya larut dan dapat bercampur pada senyawa non polar. Seperti
halnya pada percobaan selanjutnya yaitu masing-masing dari ke tiga senyawa hidrokarbon tersebut
direaksikan dengan minyak tanah, baik sikloheksena, toluene ataupun minyak goreng direaksikan
dengan minyak tanah dapat larut dan dapat bercampur. Hal ini dikarenakan sifat kepolaran yang
sama antara pereaksi dengan senyawa hidrokarbon tersebut yaitu sama-sama bersifat non polar.
Pada percobaan kedua yaitu sikloheksena, minyak goreng, maupun toluen masing-masing
dibakar. Sikloheksena dibakar dengan api menghasilkan nyala api kecil dan nyala api tersebut cepat
mati. Toluen dibakar dengan api menghasilkan nyala api yang besar dan api rersebut tidak cepat
mati atau bertahan menyala dengan lama. Sedangkan minyak goring dibakar dengan api tidak
menghasilkan nyala api dan kering. Dari ketiga hasil pengamatan tersebut dapat kita lihat bahwa
ternyata toluene lah yang menghasilkan nyala api paling baik dan lebih tahan lama yang artinya
diantara ketiga senyawa hidrokarbon tersebut yang dapat bereaksi dengan O2 pada saat terjadi
oksidasi dan pembakaran yang paling mudah bereaksi adalah toluen karena toluene lebih bersifat
reaktif diantara kedua senyawa hidrokarbon lain yang diujikan
Pada percobaan ketiga yaitu ketiga senyawa hydrogen tersebut masing-masing direaksikan
dengan KMnO4. Sikloheksena direaksikan dengan KMnO4sedikit demi sedikit sampai 13 tetes
ditambahkan ke dalam sikloheksena menghilangkan warna ungu KMnO4 dan terbentuknya endapan
berwarna coklat. Toluen direaksikan dengan KMnO4 sebanyak 10 tetes menghasilkan 2 fasa larutan
berwarna ungu dan terdapat gelembung-gelembung di dalamnya. Sedangkan pada minyak goreng
ditambahkan 10 tetes KMnO4 menghasilkan larutan yang berwarna merah kecoklatan. Dari ketiga
senyawa hidrokarbon tersebut dapat terlihat jelas bahwa KMnO4 hanya akan mengoksidasi
sikloheksena terlihat dari perubahan warna dan terbentuknya endapan berwarna coklat. Sedangkan
pada toluene dan minyak goreng KMnO4 tidak bereaksi karena KMnO4 tidak bersifat reaktif pada
senyawa aromatic maupun senyawa alkana. KMnO4 hanya akan reaktif jika bereaksi dengan senyawa
tak jenuh.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
2. Toluena merupakan senyawa hidrokarbon yang paling reaktif saat terjadi reaksi pembakaran.
3. Sikloheksena merupakan senyawa reaktif saat terjadi reaksi oksidasi oleh KMnO4.
4. Terjadi reaksi eksotermik saat senyawa hidrokarbon direaksikan dengan H2SO4pekat dingin.