Epistasis-Hipostasis
Atavisme/Kriptomeri
Polimeri
INTERAKSI GEN
Epistasis-Hipostasis
Interaksi
gen dimana yang satu mengalahkan
(menutupi) pengaruh gen lain yang bukan sealel.
Gen yang mengalahkan = Epistasis
Gen yang dikalahkan = Hipostasis
Dapat dibedakan:
o Epistasis Dominan
o Epistasis Resesif
o Epistasis dominan resesif
o Gen resesif rangkap
o Gen dominan rangkap
o Gen rangkap yang mempunyai pengaruh kumulatif
1. Epistasis Dominan
→ Bila sebuah gen dominan mengalahkan
pengaruh gen dominan lainnya
A epistasis terhadap B dan b
Contoh
warna umbi lapis dari bawang merah (Allium sp.)
A = gen untuk umbi merah
B = gen untuk umbi kuning
gen A epistasis terhadap gen B,
gen resesif a dan b terdapat bersama-sama
(aabb) maka menghasilkan umbi lapis putih
P AAbb x aaBB
Merah kuning
F1 AaBb
merah
3 C_aa hitam
3 ccA_ putih cA CcAA
Abu-abu
CcAa
Abu-abu
ccAA
putih
ccAa
putih
1 ccaa putih ca CcAa Ccaa ccAa ccaa
Abu-abu hitam putih putih
Contoh:
Warna kulit biji pada gandum
jika gen dominan A dan B terdapat
bersama-sama dalam genotip, maka
kulit buah berwarna ungu tua, tapi
apabila terdapat salah satu gen dominan
saja (A atau B) kulit buah berwarna ungu
P AABB x aabb
ungu tua putih
F1 AaBb
ungu tua
Jika F1 disilangkan sesama, maka
F2 9 A-B- ungu tua
3 A-bb ungu
3 aaB- ungu
1 aabb putih
Perbandingan klasik 9 3 3 1
Epistasis dominan 12 3 1
Epistasis resesif 9 3 4
Epistasis dominan resesif 13 3
Gen resesif rangkap 9 7
Gen dominan rangkap 15 1
Gen-gen rangkap dengan 9 6 1
pengaruh kumulatif
Kriptomeri (Atavisme)
Interaksi gen dapat menyebabkan tersembunyinya
sifat/karakter keturunan untuk beberapa generasi.
F2 9 R_P_ walnut
3 R_pp Rose
3 rrP_ Pea
1 rrpp Single
Polimeri
Bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling
menambah). Tak ada gen yang epistasis atau
kriptomeri.
Gen yang menumbuhkan karakter polimeri biasanya
lebih dari 2 gen, dan mempengaruhi karakter
kuantitatif (contoh. Tinggi tubuh berderajat, kadar
susu sapi, pigmentasi kulit berderajat, dll)
→ peristiwa pada satu karakter yang dipengaruhi
oleh banyak gen yang berdiri sendiri dan secara
akumulatif pengaruhnya semakin nyata
Contoh:
Warna pada varietas gandum
P AABB x aabb
merah putih
F1 AaBb
merah pertengahan
P Cc x Cc
Creeper Creeper
F1 CC = letal
Cc = Creeper
Cc = Creeper
cc = normal 2 Creeper : 1 normal
b. Gen letal resesif
Gen resesif yang bila homozigot akan bersifat letal
P Gg x Gg
hijau hijau
F1 GG = hijau Gg = hijau
Gg = hijau gg = letal (mati)
3 hijau : 0 letal
Tugas
1. Warna bulu kucing bergantung pada kerja dari setidaknya dua gen.
pada salah satu lokus, sebuah penghambat epistatik dominan
terhadap pigmen warna bulu (I_) mencegah ekpresi alel warna pada
sebuah lokus lain yang berpasangan secara bebas dengannya,
sehingga terjadilah warna bulu putih. Ketika terjadi kondisi resesif
pada lokus inhibitor tersebut (ii), alel-alel pada lokus hipostatik
dapat terekspresikan, dengan iiB_ menghasilkan warna hitam dan
iibb menghasilkan warna coklat. Ketika kucing-kucing dihibrid bulu
putih dikawinkan, tentukan
a. proporsi /rasio fenotip yang diharapkan pada progeninya
b. kemungkinan memilih sebuah genotip yang homozigot pada kedua
lokus diantara progeni yang putih
2. Warna buah putih pada summer squash diatur oleh sebuah gen
dominan W, sedangkan buah berwarna oleh alel resesifnya w. Buah
kuning diatur oleh sebuah gen hipostatik G yang berpasangan secara
bebas, sedangkan buah hijau oleh alel resesifnya g. Jika tanaman
dihibrid disilangka, keturunannya muncul dengan rasio 12 putih : 3
kuning : 1 hijau. Berapa rasio warna buah yang diharapkan dari
persilangan berikut:
a. Wwgg x WwGG b. WwGg x hijau
c. Wwgg x wwGg d. WwGg x Wwgg
e. jika dua tanaman disilangkan dan menghasilkan ½ progeni kuning
serta ½ progeni hijau, apa genotip dan fenotip parental?
3. Pada ayam, gen C menghasilkan Creeper pada heterozigot dan letal
pada homozigot. Bulu keriting dikontrol oleh gen F yang dominan
terhadap f. Tentukanlah fenotip dan genotip yang dihasilkan dari
persilangan berikut :
a. Ccff x CcFf
b. ccFf x Ccff
c. CCFf x ccFf