Anda di halaman 1dari 10

1

V. PEWARISAN MENDEL

1. PEWARISAN MENDEL

Sejarah singkat tentang Mendel

Gregor Mendel (1822-1884) adalah seorang rahib Austria yang tinggal di sebuah biara laki-
laki di kota Brunn. Di biara tersebut Mendel melakukan penelitian pada tanaman ercis
(Pisum sativum) dengan cara melakukan persilangan-persilangan dan mengamati fenotip
yang dihasilkan serta membuat perhitungan-perhitungan dari hasil percobaan tersebut.
Percobaan yang dilakukan pada tanaman ercis tersebut dimulai pada tahun 1857 dan
berlangsung kira-kira selama 7 tahun. Pada tahun 1865, Mendel membawa hasil
penelitiannya ke suatu pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh Perhimpunan
Pengetahuan Alam di Brunn dan pada tahun 1866. Karya Ilmiah Mendel tersebut dicetak
dan disebarluaskan ke perpustakaan di Eropa dan Amerika. Namun demikian setelah dibaca
oleh banyak ahli, hasil percobaan Mendel tersebut kurang dihargai maupun dianggap
penting. Baru pada permulaan abad 20 (kira-kira 40 tahun setelah karya ilmiah Mendel
dipublikasi), karya ilmiah Mendel tersebut diakui kebenarannya oleh beberapa ahli antara
lain oleh De Vries (Belanda, 1900), Correns (Jerman, 1900), dan Tschermak (Austria, 1900).
Percobaan-percobaan dan karya ilmiah Mendel tersebut pada akhirnya menjadi dasar dalam
ilmu genetika dan sejak saat itulah Mendel dinyatakan sebagai Bapak Genetika. Ada 2
hukum yang diciptakan oleh Mendel dari hasil penelitiannya tersebut, yaitu Hukum I Mendel
: Pemisahan gen yang sealel (The law of segregation of allelic genes) dan hukum II Mendel :
Pengelompokan gen secara bebas (The law of independent assortment of genes). Pewarisan
Mendel juga disebut pewarisan autosomal, karena gen-gen yang berperan terhadap suatu
karakter terdapat pada autosom. Adapun gambar Mendel dan tanaman ercis yang
merupakan bahan penelitian beliau dapat dilihat pada Gambar V.1. dan Gambar V.2.
2

Gambar V.1. Gregor Mendel (1822-1884), seorang rahib Austria yang meletakkan dasar ilmu
genetika

Gambar V.2. Tanaman ercis yang digunakan untuk percobaan Mendel


3

2. KARAKTER-KARAKTER TANAMAN ERCIS YANG DITELITI MENDEL

Ada beberapa alasan kenapa Mendel melakukan percobaan pada tanaman ercis, yaitu :

1. tanaman ercis merupakan tanaman yang berumur pendek (annual), mudah tumbuh dan
mudah disilangkan

2. memiliki bunga sempurna, artinya bunga ercis mempunyai benang sari dan putik,
sehingga selain dapat melakukan penyerbukan sendiri juga dapat disilangkan dengan
bantuan manusia

3. tanaman ercis mempunyai tujuh karakter dengan perbedaan yang menyolok, yaitu batang
tinggi dengan pendek, polong warna kuning dengan hijau, polong halus dengan
bergelombang, bunga warna ungu dengan putih, letak bunga di aksial (sepanjang batang)
dengan terminal (ujung batang), biji hijau dengan kuning, dan permukaan biji halus dengan
berkerut. Untuk selengkapnya ke tujuh karakter yang diamati Mendel dapat dilihat pada
Gambar V.3.

Perlu diketahui bahwa pada pewarisan Mendel diasumsikan, bahwa gen-gen yang berperan
terhadap ketujuh karakter yang diteliti tersebut terletak pada kromosom yang berbeda.
4

Gambar V.3. Tujuh karakter ercis yang diamati Mendel

Dari ke tujuh karakter yang diamati tersebut tampak ada suatu sifat yang mengalahkan sifat lain. Sifat
yang demikian disebut sifat dominan, sedangkan sifat yang dikalahkan disebut sifat resesif. Gen yang
menentukan sifat dominan adalah gen dominan, sedangkan sifat resesif ditentukan oleh alelnya yang
resesif. Gen dominan dinyatakan dengan huruf kapital, sedangkan gen resesif dinyatakan dengan
huruf kecil.

3. RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN DALAM PEWARISAN MENDEL


Rumus-rumus yang digunakan dalam Macam Banyaknya Banyaknya Banyaknya Banyaknya Banyaknya
pewarisan Mendel adalah sebagai gamet macam macam kombinasi kombinasi kombinasi
berikut : Banyaknya sifat beda fenotip genotip homozigotik baru yang
homozigotik
Monohibrid 21=2 21=2 31=3 (21)2=4 21=2 21 – 2 = 0
Aa x Aa
Dihibrid 22=4 22=4 32=3 (22)2=4 22=4 22 – 2 = 2
AaBb x AaBb
Trihibrid 23=8 23=8 33=3 (23)2=4 23=8 23 – 2 = 6
AaBbCc x
AaBbCc
Tetrahibrid 24=16 24=16 34=3 (24)2=4 24=16 24 – 2 = 14
AaBbCcDd x AaBbCcDd
n 2n 2n 3n=3 (2n)2=4 2n 2n– 2
5

Untuk rumus yang digunakan untuk mencari perbandingan fenotip yaitu dengan menggunakan segitiga
pascal. Caranya adalah sebagai berikut :

Segitiga PASCAL

1
1 1
1 2 1
Perbandingan fenotip pada persilangan
1 3 3 1 monohibrid :
1 4 6 4 1
1 x 31 : 1 x 30 → 3 : 1 → 3A : 1a
1 5 10 10 5 1
keterangan :

angka 1 mengikuti segitiga pascal

angka 3 merupakan angka tetap

pangkat 1 menunjukkan banyaknya gen dominant maupun tanda beda, kemudian berikutnya dikurangi
satu

Perbandingan fenotip pada persilangan dihibrid :

1 x 32 : 2 x 31 : 1 x 30 → 9 : 3 : 3 : 1

9A–B–

3 A – bb

3 aa B –

1 aabb

4. PEWARISAN MONOHIBRID DOMINANSI PENUH

Untuk pewarisan monohibrid dominansi penuh, gen yang berperan dalam pewarisan ini hanya satu
macam gen, misalnya gen dominan A dan alelnya resesif a. Andaikata gen dominan A menentukan
6

warna bunga ungu, dan alelnya resesif a menentukan warna bunga putih, maka pewarisannya adalah
sebagai berikut :
P AA X aa
(merah) (putih)
Aa
Gamet : A dan a

Genotip : AA Aa Aa aa

Fenotip : Merah Merah Merah Putih

Perbandingan genotip : 1 AA : 2 Aa : 1 aa

Perbandingan fenotip : 3 merah : 1 putih

5. PEWARISAN DIHIBRID DOMINANSI PENUH

Untuk pewarisan monohibrid dominansi penuh, gen yang berperan dalam pewarisan ini ada
dua macam gen, misalnya gen dominan G dan alelnya resesif g dan gen dominan Y dan alelnya
resesif y. Andaikata gen dominan G menentukan warna polong hijau dan alelnya resesif g
7

menentukan warna polong kuning dan selanjutnya gen dominan Y menentukan biji kuning dan
alelnya resesif y menentukan biji hijau, maka pewarisannya adalah sebagai berikut :

P GGYY X ggyy

Polong hijau, polong kuning

Biji kuning biji hijau

F1 GgYy → Polong hijau, biji kuning

Apabila keturunan F1 saling disilangkan, maka keturunan F2 yang diharapkan adalah sebagai
berikut :

Perbandingan genotip : 1 GGYY : 2 GGYy : 1 GGyy : 2 GgYY : 4 GgYy ; 2 Ggyy

: 1 ggYY : 2 ggYy : 1 ggyy

Perbandingan fenotip : 9 G – Y – = polong hijau, biji kuning


8

3 G – yy = polong hijau, biji hijau

3 gg Y – = polong kuning, biji kuning

1 gg yy = polong kuning, biji hijau

6. PERSILANGAN RESIPROK, PERSILANGAN KEMBALI (BACK CROSS), DAN UJISILANG


(TESTCROSS)

Persilangan resiprok

Persilangan resiprok adalah suatu persilangan yang merupakan kebalikan dari persilangan
semula

Contoh : warna tubuh ikan redfin (Epalzcorrhyncus frenatus) seperti Gambar V.4.

Gambar V.4. Ikan redfin yang memiliki warna tubuh normal (kiri) dan albino (kanan)

Apabila gen A menentukan pigmen tubuh normal dan alelnya resesif a menentukan pigmen
tubuh albino, maka persilangannya adalah sebagai berikut

Resiprok :
9

P ♀ AA X ♂ aa P ♀ aa X ♂ AA

(normal) (albino) (albino) (normal)

F1 Aa F1 Aa

(normal) (normal)

Hasil persilangan resiprok pada pewarisan Mendel (pewarisan autosomal) menunjukkan hasil
yang sama, baik fenotip maupun genotipnya.

Persilangan kembali (backcross)

Persilangan kembali (backcross) adalah persilangan antara hibrid F1 dengan induknya jantan
atau betina. Dari contoh ikan redfin di atas, maka persilangannya adalah sebagai berikut :

F1 X P (♀) F1 X P (♂)

♂ Aa X ♀ AA ♂ aa X ♀ Aa

(normal) (normal) (albino) (normal)

F2 AA = normal F2 Aa = normal

Aa = normal aa = albino

Perbandingan genotip : Perbandingan genotip :

1 AA : 1 Aa 1 Aa : 1 aa

Perbandingan fenotip : Perbandingan fenotip :

100% normal 50% normal : 50% albino

Uji silang (testcross)

Ujisilang (testcross) adalah persilangan antara hibrid F1 dengan individu yang homozigot
resesif. Dari contoh ikan redfin di atas, maka persilangannya adalah sebagai berikut :
10

P % Aa X & aa

normal) albino)

F1 Aa = normal

aa = albino

perbandingan genotip = 1 Aa : 1 aa

perbandingan fenotip = 1 normal : 1 albino (50% : 50%)

Uji silang ini dilakukan untuk menguji apakah suatu sifat dominan ditentukan oleh genotip
homozigot dominant ataukah heterozigot.

Anda mungkin juga menyukai