Ada tiga hal yang diamati dalam pola pewarisan sifat pada Hukum Mendel I, antara
lain:
1. Setiap gen memiliki bentuk alternatif yang dapat mengatur variasi karakter
turunan.
Konsep ini berlaku pada dua macam alel, yaitu alel resesif dan alel dominan.
2. Setiap individu pasti membawa sepasang gen, yaitu gen dari tetua jantan dan gen dari
tetua betina.
3. Jika pasangan gen ini berasal dari dua alel yang berbeda, alel yang bersifat dominan akan
terekspresikan atau nampak secara visual. Sementara alel resesif tidak selalu nampak
secara visual, namun tetap mewariskan sifat pada gamet
Hukum Mendel II
Persilangan dengan dua sifat berbeda (dihibrida) dengan dua alel yang berbeda
pula. Misalnya pada kacang polong, bentuk biji kacang bulat+keriput disilangkan
dengan biji berwarna kuning+hijau. Hasil persilangan ini menurunkan ciri fisik biji bulat
warna kuning, keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.
Hal ini terjadi karena gen melakukan persilangan secara bebas. Hukum Mendel II ini hanya
berlaku pada gen yang letaknya berjauhan. Maka dari itu, hukum ini tidak berlaku pada
persilangan monohibrid.
• Gamet :A a A a
• F2 : AA (merah), Aa (merah muda), Aa (merah muda), aa (putih)
• Ratio genotipe : AA : Aa : Aa : aa
1 : 2 : 1
25% : 50% : 25%
• Ratio fenotipe : merah : merah muda : putih
1 : 2 : 1
25% : 50% : 25%
• F2 :
• Ratio genotipe : AABB : AABb : AaBB : AaBb : AAbb : Aabb : aaBB : aaBb : aabb
1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
6.25% : 12.5% : 12.5% : 25% : 6.25% : 12.5% : 6.25% : 12.5% : 6.25%
• Ratio fenotipe : merah bulat : merah lonjong : putih bulat : putih lonjong
9 : 3 : 3 : 1
56.25% : 18.75% : 18.75% : 6.25%
• F1 : AaBb x AaBb
• Gamet : AB, Ab, aB, ab x AB, Ab, aB, ab
• F2 :
• Ratio genotipe : AABB : AABb : AaBB : AaBb : AAbb : Aabb : aaBB : aaBb : aabb
1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
6.25% : 12.5% : 12.5% : 25% : 6.25% : 12.5% : 6.25% : 12.5% : 6.25%
• Ratio fenotipe : merah, bulat : merah muda, pipih : merah lonjong : putih bulat :
putih lonjong
5 : 4 : 3 : 3 : 1
31.25% : 25% : 18.75% : 18.75% : 6.25%
P : MM x mm
Gamet :M m
F1 Mm (x)
(merah muda)
Gamet M m
F2 ¼ MM+2/4Mm+1/4mm
Selesaikan (2)
4. ALELA GANDA
Gejala adanya dua atau lebih fenotipe yang muncul dalam suatu populasi dinamakan
polimorfisme. Alel ganda adalah fenomena adanya tiga atau lebih alel dari satu gen.
biasanya satu gen tersusun dari dua alel alternative. Alel ganda dapat terjadi akibat mutasi
(perubahan pada struktur molekul DNA). Mutasi akan menghasilkan banyak variasi alel.
Setiap kali ada lebih dari dua alel yang diidentifikasi pada gen dalam populasi , maka akan
ada seri alel ganda.
Berapapun jumlah anggota alel ganda, hanya dua yang terdapat dalam sel somatic dan
hanya satu di dalam gamet. Bertambahnya jumlah anggota alel, bertambah pula
kemungkinan genotipe bagi masing-masing fenotipe, terutama bagi yang paling
dominan.
Sumber :Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Jawa Tengah : Pustaka Rumah
C1nta.
Kedua alel yakni alel Y dan alel R, keduanya memperikan efek pengaruhnya secara
terpisah dan bebas. Artinya alel Y akan memberikan efek hanya ke warna biji ercis saja
yakni kuning atau hijau tergantung dari komposisi zigositas alal tersebut, begitu juga alel R
hanya memberikan efek permukaan biji kacang ercis apakah halus atau keriput, tanpa
memberikan kontribusi efek ke sifat warna biji kacang ercisnya. Hal ini yang disebut dengan
marna independent pada hukum mendel yang terungkap pada persilangan dihibrid.
7. EPISTASIS DAN HIPOSTASIS
Epistasis berarti menutupi dan hipostatis berarti tertutupi, epistasis dan hipostatis
adalah salah satu bentuk interaksi antara gen dominan yang mengalahkan gen dominan
lainnya.. Pada peristiwa epistasis, gen yang bersifat epistasis tidak akan menutupi gen yang
menjadi pasangannya, tetapi akan menutupi gen lain yang bukan pasangannya. Peristiwa
epistasis dibedakan menjadi epistasis dominan dan epistasis resesif.
Epistasis dominan dapat ditemukan pada pembentukan warna biji tanaman sejenis
gandum dan pembentukan warna kulit labu (Cucurbita pepo). Epistasis dominan terlihat
pada interaksi 2 lokus yang menentukan warna buah pada labu yang umumnya ditemukan
salah satu dari 3 warna labu: kuning, putih atau hijau. Ketika tanaman homozigot warna
putih disilangkan dengan tanaman homozigot hijau, pada F1 dihasilkan tanaman dengan
buah berwarna putih semua selengkapnya dapat dilihat pada a Gambar ?
8. KRIPTOMERI
Kriptomeri kali pertama diungkapkan oleh Corens pada saat menyilangkan bunga
Linaria marrocana galur murni warna merah dan putih. Generasi F1 hasil persilangan
didapatkan semua bunga berwarna ungu. Kemudian bunga tersebut disilangkan dengan
sesamanya menghasilkan generasi F2. Didapatkan fenotipe bunga ungu, merah, dan
putih dengan perbandingan 9 : 3 : 4.
Berdasarkan penelitian Correns, gen pembentuk antosianin dominan terhadap gen tanpa
antosianin. Pigmen antosianin berwarna merah jika berada dalam sitoplasma sel yang
bersifat asam. Jika sitoplasma bersifat basa, pigmen berwarna ungu. Sifat asam basa
sitoplasma ini dipengaruhi oleh gen lain. Gen penyebab sitoplasma basa ini bersifat dominan.
Sumber : Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Pustaka Rumah Cinta
1. Test Cross
Uji silang (test cross) adalah persilangan antara suatu individu F1 (keturunan 1)
dengan induknya yang homozigot resesif. Tujuan dari persilangan test cross ini yaitu untuk
mengetahui apakah genotipe F1 (keturunan 1) itu homozigot atau heterozigot.
Contoh persilangan test cross :
• P : AA x aa
(merah) (putih)
• F1 : Aa (merah muda)
• TC1 : Aa x aa
• Gamet : A a x a
• F2 :
A
A Aa
a Aa
• Ratio genotipe : Aa : aa
1 : 1
50% : 50%
• Ratio fenotipe : merah : putih
1 : 1
50% : 50%
2. Back Cross
Silang balik (back cross) adalah persilangan antara induk F1 (keturunan 1) dengan salah
satu induknya, baik itu jantan ataupun betina. Persilangan back cross ini merupakan
persilangan anakan dari F1 yang heterozigot dengan induknya yang homozigot dominan.
Contoh persilangan back cross :
• P : AA x aa
(merah) (putih)
• F1 : Aa (merah)
• BC1 : AA x Aa
• Gamet : A x A a
• F2 :
A
A AA
a Aa
• Ratio genotipe : AA : Aa
1 : 1
50% : 50%
• Ratio fenotipe : 1 50% (merah)
• BC1 : aa x Aa
• Gamet : a x A a
• F2 :
a
A Aa
a aa
• Ratio genotipe : Aa : aa
1 : 1
50% : 50%
• Ratio fenotipe : merah : putih
1 : 1
50% : 50%
Tujuan backcross yang utama adalah menemukan genotipe dari induk tersebut, tujuan lainnya
yaitu memperbaiki fertilitas dan juga mengembalikan genotipe induk pada keturunan
berikutnya, selain itu tujuan backcross menambahkan gen dari suatu sifat tertentu.
http:// www.cdfd.org.in/SILKSAT/backcross_strategy.html
3. Resiprok
Resiprok (reciprocal) adalah persilangan ulang dengan jenis kelamin yang ditukar. Dimana
sifat induk jantan dan betina bila ditukar/dibolak-balikkan akan tetap menghasilkan keturunan
yang sama.
Contoh persilangan resiprok :
• P : AABB x aabb
(merah, bulat) (putih, lonjong)
• Gamet : AB (sel telur) ab (pollen)
• F1 : AaBb (merahmuda, pipih)
• Gamet : AB, Ab, aB, ab
• Ratio genotipe : 100% AaBb
• Ratio fenotipe : 100% merah muda, pipih
Jika dilakukan persilangan resiprok maka menjadi :
• Resiprok : aabb x AABB
• Gamet : ab (pollen) AB (sel telur)
• F1 : AaBb (merahmuda, pipih)
• Gamet : AB, Ab, aB, ab
• Ratio genotipe : 100% AaBb
• Ratio fenotipe : 100% merah muda, pipih
https://slideplayer.inf o/slide/12838940/