Anda di halaman 1dari 19

HUKUM MENDEL

1. Pengertian Hukum Mendel


Gregor Johann Mendel, 1865 menulis sebuah makalah berjudul “ experiment in
Plant Hybridization”. Makalah tersebut berisi hasil percobaan persilangan-persilangan
tanaman serta hipotesis tentang pewarisan material genetic dari induk (tertua) kepada
keturunanya.Hukum mendel adalah hukum hereditas yang menjelaskan tentang prinsip-
prinsip penurunan sifat pada organisme. Berdasarkan percobaan mendel,tersebut lahirlah
konsep genetika adanya faktor yang menentukan sifat organisme.
Konsep mendel belum dapat diterima oleh para ahli biologi pada waktu itu hingga
muncul penemuan kromosom secara mikroskopik yang mendukung teori mendel. Hukum
Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh
Mendel dalam karyanya “Percobaan mengenai Persilangan Tanaman”. Memahami hokum
Mendel dapa diilustrasikan pada Gambar ?

Gambar . Model Persilangan Mendel


Sumber :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/19/171724569/memahami-
hukum-mendel, 2020
2. Pewarisan Sifat Menurut Hukum Mendel
Mendel dalam eksperimennya melakukan seleksi tanaman galur murni. Kumpulan
tanaman galur murni diperoleh dengan pemurnian berulang selama beberapa generasi, untuk
memastikan bahwa tidak ada percampuran dengan karakter lain, Mendel menciptakan
14 galur murni untuk tujuh pasang karakter, satu untuk setiap karakter.
Penemu Hukum Mendel ini juga melakukan hibridasi, yaitu melakukan perkawinan
silang dengan sifat-sifat yang berbeda dari karakter yang sama. Kemudian, tanaman yang
diperoleh setelah hibridasi pertama melakukan penyerbukan sendiri untuk memperoleh
generasi kedua. Penyerbukan sendiri adalah proses penyerbukan bunga dengan serbuk
sari tanaman t a n a m i t u s e n d i r i , keduanya diperoleh dari biji tanaman biasa. Di
tiap keturunan, Mendel terus mengumpulkan biji-biji tanaman.
Mendel mengembangkan dua hukum, yaitu segregasi dan asortasi. Segregasi disebut
juga sebagai hukum Mendel I dan berbunyi bahwa “alel yang biasanya muncul berpasangan
akan berpisah pada saat pembentukan gamet; di mana satu alel akan memasuki setiap
gamet. Setelah itu, alel secara acak akan bersatu dengan gamet dari jenis kelamin
lainnya.”
Asortasi yang merupakan hukum Mendel II berbunyi, “ketika ada dua set karakter
dalam hibrida, pemisahan satu pasangan karakter tidak bergantung pada pasangan lainnya.
Implikasi dari hukum ini terletak pada fakta bahwa pewarisan dari sepasang karakter tidak
dipengaruhi oleh pewarisan dari pasangan lain.”
Hukum mendel dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
1. Hukum Mendel I : Principles of Independent segregation (Prinsip-prinsip memisah
secara bebas). Bunyi hukum ini yaitu “Setiap gen di dalam alel akan berpisah atau
bersegregasi secara bebas pada saat pembentukan gamet “. Alel adalah pasangan gen
yang terletak di lokus yang sama pada kromosom homolog.
2. Hukum Mendel II. (Prinsip-prinsip bergabung secara bebas). Bunyi hukum ini yaitu
“Setiap gen di dalam gamet akan bergabung atau berasortasi secara bebas pada saat
pembentukan individu baru”.
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pewarisan-sifat-pada-hukum-mendel-2995/
Hukum Mendel I

Ada tiga hal yang diamati dalam pola pewarisan sifat pada Hukum Mendel I, antara
lain:
1. Setiap gen memiliki bentuk alternatif yang dapat mengatur variasi karakter
turunan.
Konsep ini berlaku pada dua macam alel, yaitu alel resesif dan alel dominan.
2. Setiap individu pasti membawa sepasang gen, yaitu gen dari tetua jantan dan gen dari
tetua betina.
3. Jika pasangan gen ini berasal dari dua alel yang berbeda, alel yang bersifat dominan akan
terekspresikan atau nampak secara visual. Sementara alel resesif tidak selalu nampak
secara visual, namun tetap mewariskan sifat pada gamet

Gambar Pewarisan Sifat Menurut Hukum Mendel 1


Sumber : https:// www. slideshare.net/tezzara/bab-5-pola-pola-hereditas-, 2020

Hukum Mendel II
Persilangan dengan dua sifat berbeda (dihibrida) dengan dua alel yang berbeda
pula. Misalnya pada kacang polong, bentuk biji kacang bulat+keriput disilangkan
dengan biji berwarna kuning+hijau. Hasil persilangan ini menurunkan ciri fisik biji bulat
warna kuning, keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.
Hal ini terjadi karena gen melakukan persilangan secara bebas. Hukum Mendel II ini hanya
berlaku pada gen yang letaknya berjauhan. Maka dari itu, hukum ini tidak berlaku pada
persilangan monohibrid.

Gambar . Pewarisan Sifat pada Hukum Mendel II


Sumber : https://www.slideshare.net/tezzara/bab-5-pola-pola-hereditas, 2020

3. Monohibrid Kasus Dominan Penuh


Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat yang beda. Dimana pada
persilangan ini hanya memperlihatkan satu sifat saja, contohnya warna bunga (merah, putih,
dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb). Pada persilangan monohibrid berlaku hukum
mendel I.
Persilangan pada kasus monohibrid dominan penuh ini terjadi apabila sifat gen yang satu
lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Yang mengakibatkan sifat gen yang
lebih kuat dapat menutupi sifat gen yang lemah. Contohnya sebagai berikut :
Contoh persilangan monohibrid dominan penuh :
• P : AA x aa
(merah) (putih)
• Gamet : A dan A (sel telur) a dan a (pollen)
• F1 : Aa dan Aa (merah)
• Ratio genotipe : 100 % Aa A a
• Ratio fenotipe : 100 % merah A AA Aa
• F1 : Aa(x)
• Gamet :A a A a a Aa aa
• F2 : AA (merah), Aa (merah), Aa (merah), aa (putih)
• Ratio genotipe : AA : Aa : Aa : aa
1 : 2 : 1
25% : 50% : 25%
• Ratio fenotipe : merah : merah : merah : putih
3 : 1
75% : 25%
Persilangan Monohibrid Dominan Penuh akan menghasilkan individu (F1) yang seragam
apabila salah satu induk mempunyai sifat dominan penuh dan induk lain bersifat resesif.
Apabila dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama (F1), akan menghasilkan
keturunan (F2) dengan tiga macam genotipe dan dua macam fenotipe. Contoh persilangan
kacang ercis berbunga merah dengan kacang ercis berbunga putih

Gambar . Persilangan Monohibrid Kasus Dominan Penuh

Sumber : https://slideplayer.info/slide/2698070/, 2020


Gambar Persilangan Sendiri

Sumber : https://slideplayer.inf o/slide/2698070/, 2020

4. Monohibrid Kasus Setengah Dominan


Persilangan monohibrid s e t e n g a h d o m i n a n adalah persilangan dengan satu sifat
yang beda, hanya memperlihatkan satu sifat saja, contohnya warna bunga (merah, putih,
dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb). Pada persilangan monohibrid berlaku hukum
mendel I.

Contoh persilangan monohibrid setengah dominan :


• P1 : AA x aa
(merah) (putih)
• Gamet : A (sel telur) a
(pollen) A a
• F1 : Aa (merah muda) -> (karena A dan a sama-sama berifat dominan,
maka F1 bersifat merah mudah)
• Ratio genotipe : 100 % Aa
• Ratio fenotipe : 100 % merah muda
• P2 : Aa x Aa

• Gamet :A a A a
• F2 : AA (merah), Aa (merah muda), Aa (merah muda), aa (putih)
• Ratio genotipe : AA : Aa : Aa : aa
1 : 2 : 1
25% : 50% : 25%
• Ratio fenotipe : merah : merah muda : putih
1 : 2 : 1
25% : 50% : 25%

Gambar Persilangan Monohibrid Setengah Dominan


Sumber: https://slideplayer.inf o/slide/2698070/, 2020
Persilangan Monohibrid Dominan Tak Penuh -> Apabila salah satu induknya
mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate), maka persilangan individu sesama (F1),
akan menghasilkan keturunan (F2) dengan tiga macam genotipe dan tiga macam fenotipe.
5. Dihibrid Dominan Penuh
Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja,
maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya
warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah.
Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan
F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan bergabung
secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah gen yang satu dapat secara
bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.
Contoh persilangan dihibrid dominan penuh :
• P1 : AABB x aabb
(merah, bulat) (putih, lonjong)
• Gamet : AB (sel telur) ab (pollen)
• F1 : AaBb (merah bulat)
• Gamet : AB, Ab, aB, ab
• Ratio genotipe : 100% AaBb
• Ratio fenotipe : 100% merah bulat
• P2 : AaBb x AaBb
• Gamet : AB, Ab, aB, ab x AB, Ab, aB, ab

• F2 :

• Ratio genotipe : AABB : AABb : AaBB : AaBb : AAbb : Aabb : aaBB : aaBb : aabb
1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
6.25% : 12.5% : 12.5% : 25% : 6.25% : 12.5% : 6.25% : 12.5% : 6.25%
• Ratio fenotipe : merah bulat : merah lonjong : putih bulat : putih lonjong
9 : 3 : 3 : 1
56.25% : 18.75% : 18.75% : 6.25%

Gambar Ilustrasi Persilangan Dihibrid Kasus Dominan Penuh


Sumber : https://slideplayer.inf o/slide/2698070/, 2020

6. Dihibrid Setengah Dominan


Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan
F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan bergabung
secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah gen yang satu dapat secara
bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.
Persilangan pada kasus dihibrid setengah dominan penuh ini terjadi apabila sifat
dari kedua gen sama-sama kuat. Maka dari itu tidak ada gen yang bersifat lebih dominan
ataupun yang resesif. Dihibrid setengah dominan terjadi karena sifat yang berada di
antara sifat dominan<>Intermediet dan resesif akibat adanya dominansi tidak sempurna.
Contoh persilangan dihibrid setengah dominan :
• P : AABB x aabb
(merah, bulat) (putih, lonjong)
• Gamet : AB (sel telur) ab (pollen)
• F1 : AaBb (merahmuda, pipih)
• Gamet : AB, Ab, aB, ab
• Ratio genotipe : 100% AaBb
• Ratio fenotipe : 100% merah muda, pipih

• F1 : AaBb x AaBb
• Gamet : AB, Ab, aB, ab x AB, Ab, aB, ab
• F2 :

• Ratio genotipe : AABB : AABb : AaBB : AaBb : AAbb : Aabb : aaBB : aaBb : aabb
1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
6.25% : 12.5% : 12.5% : 25% : 6.25% : 12.5% : 6.25% : 12.5% : 6.25%
• Ratio fenotipe : merah, bulat : merah muda, pipih : merah lonjong : putih bulat :
putih lonjong
5 : 4 : 3 : 3 : 1
31.25% : 25% : 18.75% : 18.75% : 6.25%

7. Penyimpangan Hukum Mendel


Penyimpangan Hukum Mendel Istilah penyimpangan ini berawal dari ditemukannya
sifat-sifat menyimpang dari persilangan yang seharusnya. Mendel mampu merumuskan
perbandingan keturunan hasil persilangan monohibrid dan dihibrid pada F2 sebagai berikut :
1. Filial 2 (F2) monohibrid memiliki perbandingan fenotipe 3 : 1.
2. Filial 2 (F2) dihibrid memiliki perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
Perbandingan tersebut ternyata muncul suatu permasalahan yang kemudian
melatarbelakangi tercetusnya penyimpangan Hukum Mendel. Hasil persilangan yang masih
mengacu pada perbandingan Mendel disebut sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel,
sedangkan hasil persilangan yang jauh berbeda dengan hasil perbandingan Mendel disebut
penyimpangan Hukum Mendel. Tapi, keduanya tetap termasuk dalam penyimpangan
Hukum Mendel.
Berikut beberapa penjelasan mengenai jenis-jenis penyimpangan hukum Mendel :
1. KODOMINAN
Merupakan ekspresi dua alel secara bersamaan yang kemudian menghasilkan fenotipe
berbeda. Alel-alel kodominan ditulis dengan huruf kapital dengan tambahan huruf lain di
atasnya. Contoh kodominan adalah alel yang mengatur golongan darah. MN dan warna bulu
pada sapi. Dalam keadaan ini, ekspresi kedua alel menghasilkan fenotipe (manifestasi
genotipe yang bervariasi sesuai dengan lingkungan) dengan karakteristik keduanya.
Contoh persilanganKodominan :
Genotipe Fenotipe
LMLM M
LMLN MN
LNLN N
P: LMLN x LMLN

F1 1/4 LMLM + 2/4 LMLN+1/4LNLN


2. POLIMERI
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan satu alel namun
mempengaruhi sifat yang sama. Polimeri memiliki letak lokus yang berbeda. Terdapat
beberapa ciri-ciri yang menandakan bahwa adanya polimeri, yaitu semakin banyaknya gen
yang bersifat dominan maka sifat karakteristiknya semakin kuat. Hasil dari persilangan
polimeri biasanya mempunyai fenotipe pada F2 nya adalah 15:1 (Astarini, 2018).
Contoh persilangan polimeri

Sumber : Yunus. (2020) Buku Ajar Genetika Dasar. Pustaka Rumah


C1nta.
3. DOMINANSI TIDAK SEMPURNA
individu heterozigot memiliki sifat yang setengah dominan dan setengah resesif sehingga
alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Contoh persilangan
tanaman bunga snapdragon merah disilangkan dengan tanaman snapdragon putih. Ternyata
menghasilkan anakan tanaman berbunga merah muda. Hasil persilangan sesama tanaman
berbunga merah muda menghasilnya rasio keturunan ¼ merah, ½ merah muda, dam ¼
putih. Hasil uji silang (test cross) menunjukkan hasil 50% merah muda dan 50% putih,
sedangkan persilangan balik (back cross) menghasilkan 50% merah dan 50% merah muda.

P : MM x mm

Gamet :M m
F1 Mm (x)
(merah muda)

Gamet M m

F2 ¼ MM+2/4Mm+1/4mm

Selesaikan (2)

4. ALELA GANDA
Gejala adanya dua atau lebih fenotipe yang muncul dalam suatu populasi dinamakan
polimorfisme. Alel ganda adalah fenomena adanya tiga atau lebih alel dari satu gen.
biasanya satu gen tersusun dari dua alel alternative. Alel ganda dapat terjadi akibat mutasi
(perubahan pada struktur molekul DNA). Mutasi akan menghasilkan banyak variasi alel.
Setiap kali ada lebih dari dua alel yang diidentifikasi pada gen dalam populasi , maka akan
ada seri alel ganda.
Berapapun jumlah anggota alel ganda, hanya dua yang terdapat dalam sel somatic dan
hanya satu di dalam gamet. Bertambahnya jumlah anggota alel, bertambah pula
kemungkinan genotipe bagi masing-masing fenotipe, terutama bagi yang paling
dominan.

Sumber : Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Pustaka Rumah


Cinta.
5. ALEL LETAL
Alel letal merupakan alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang
memilikinya. Kematian terjadi pada individu tersebut karena tugas gen aslinya adalah untuk
menumbuhkan karakter atau bagian tubuh yang sangat penting. Kematian karena alel letal
dapat terjadi pada stadium embrio awal atau sampai beberapa waktu setelah
dilahirkan .Adanya gen letal akan membuat pertumbuhan karakter atau bagian tubuh vital
terganggu dan dapat menyebabkan individu mati. Ada dua alel letal, yaitu alel letal resesif
dan alel letal dominan Alel letal homozigot biasanya mengakibatkan hidup sehat sampai
dewasa.
Contoh fenomena homozigot letal adalah pada penentuan warna bulu tikus. Mutasi yang
menyebabkan munculnya warna bulu kuning pada tikus merupakan salah satu contoh
gen letal bekerja.
6. ATAVISME (INTERAKSI GEN)
Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis homozigot round-yellow (RRYY)
dengan tanaman homozigot wrinkle- green (rr yy) dan dilanjutkan dengan menyilangkan
sesamanya keturunan F1 nya maka didapat keturunan F2 dengan perbandingan genotipe
dan fenotipe sebagai berikut :

Sumber :Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Jawa Tengah : Pustaka Rumah
C1nta.
Kedua alel yakni alel Y dan alel R, keduanya memperikan efek pengaruhnya secara
terpisah dan bebas. Artinya alel Y akan memberikan efek hanya ke warna biji ercis saja
yakni kuning atau hijau tergantung dari komposisi zigositas alal tersebut, begitu juga alel R
hanya memberikan efek permukaan biji kacang ercis apakah halus atau keriput, tanpa
memberikan kontribusi efek ke sifat warna biji kacang ercisnya. Hal ini yang disebut dengan
marna independent pada hukum mendel yang terungkap pada persilangan dihibrid.
7. EPISTASIS DAN HIPOSTASIS
Epistasis berarti menutupi dan hipostatis berarti tertutupi, epistasis dan hipostatis
adalah salah satu bentuk interaksi antara gen dominan yang mengalahkan gen dominan
lainnya.. Pada peristiwa epistasis, gen yang bersifat epistasis tidak akan menutupi gen yang
menjadi pasangannya, tetapi akan menutupi gen lain yang bukan pasangannya. Peristiwa
epistasis dibedakan menjadi epistasis dominan dan epistasis resesif.
Epistasis dominan dapat ditemukan pada pembentukan warna biji tanaman sejenis
gandum dan pembentukan warna kulit labu (Cucurbita pepo). Epistasis dominan terlihat
pada interaksi 2 lokus yang menentukan warna buah pada labu yang umumnya ditemukan
salah satu dari 3 warna labu: kuning, putih atau hijau. Ketika tanaman homozigot warna
putih disilangkan dengan tanaman homozigot hijau, pada F1 dihasilkan tanaman dengan
buah berwarna putih semua selengkapnya dapat dilihat pada a Gambar ?

8. KRIPTOMERI
Kriptomeri kali pertama diungkapkan oleh Corens pada saat menyilangkan bunga
Linaria marrocana galur murni warna merah dan putih. Generasi F1 hasil persilangan
didapatkan semua bunga berwarna ungu. Kemudian bunga tersebut disilangkan dengan
sesamanya menghasilkan generasi F2. Didapatkan fenotipe bunga ungu, merah, dan
putih dengan perbandingan 9 : 3 : 4.
Berdasarkan penelitian Correns, gen pembentuk antosianin dominan terhadap gen tanpa
antosianin. Pigmen antosianin berwarna merah jika berada dalam sitoplasma sel yang
bersifat asam. Jika sitoplasma bersifat basa, pigmen berwarna ungu. Sifat asam basa
sitoplasma ini dipengaruhi oleh gen lain. Gen penyebab sitoplasma basa ini bersifat dominan.

Sumber : Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Pustaka Rumah Cinta

Pengujian Hukum Mendel :

1. Test Cross
Uji silang (test cross) adalah persilangan antara suatu individu F1 (keturunan 1)
dengan induknya yang homozigot resesif. Tujuan dari persilangan test cross ini yaitu untuk
mengetahui apakah genotipe F1 (keturunan 1) itu homozigot atau heterozigot.
Contoh persilangan test cross :
• P : AA x aa
(merah) (putih)
• F1 : Aa (merah muda)

• TC1 : Aa x aa
• Gamet : A a x a
• F2 :
A
A Aa
a Aa

• Ratio genotipe : Aa : aa
1 : 1
50% : 50%
• Ratio fenotipe : merah : putih
1 : 1
50% : 50%

2. Back Cross
Silang balik (back cross) adalah persilangan antara induk F1 (keturunan 1) dengan salah
satu induknya, baik itu jantan ataupun betina. Persilangan back cross ini merupakan
persilangan anakan dari F1 yang heterozigot dengan induknya yang homozigot dominan.
Contoh persilangan back cross :
• P : AA x aa
(merah) (putih)
• F1 : Aa (merah)
• BC1 : AA x Aa
• Gamet : A x A a
• F2 :
A
A AA
a Aa
• Ratio genotipe : AA : Aa
1 : 1
50% : 50%
• Ratio fenotipe : 1 50% (merah)
• BC1 : aa x Aa
• Gamet : a x A a
• F2 :
a
A Aa
a aa
• Ratio genotipe : Aa : aa
1 : 1
50% : 50%
• Ratio fenotipe : merah : putih
1 : 1
50% : 50%

Tujuan backcross yang utama adalah menemukan genotipe dari induk tersebut, tujuan lainnya
yaitu memperbaiki fertilitas dan juga mengembalikan genotipe induk pada keturunan
berikutnya, selain itu tujuan backcross menambahkan gen dari suatu sifat tertentu.

http:// www.cdfd.org.in/SILKSAT/backcross_strategy.html

3. Resiprok
Resiprok (reciprocal) adalah persilangan ulang dengan jenis kelamin yang ditukar. Dimana
sifat induk jantan dan betina bila ditukar/dibolak-balikkan akan tetap menghasilkan keturunan
yang sama.
Contoh persilangan resiprok :
• P : AABB x aabb
(merah, bulat) (putih, lonjong)
• Gamet : AB (sel telur) ab (pollen)
• F1 : AaBb (merahmuda, pipih)
• Gamet : AB, Ab, aB, ab
• Ratio genotipe : 100% AaBb
• Ratio fenotipe : 100% merah muda, pipih
Jika dilakukan persilangan resiprok maka menjadi :
• Resiprok : aabb x AABB
• Gamet : ab (pollen) AB (sel telur)
• F1 : AaBb (merahmuda, pipih)
• Gamet : AB, Ab, aB, ab
• Ratio genotipe : 100% AaBb
• Ratio fenotipe : 100% merah muda, pipih

https://slideplayer.inf o/slide/12838940/

Anda mungkin juga menyukai