Anda di halaman 1dari 13

Asisten : Jumawita, S.Si.

Praktikum II

Membuka Dan Menutupnya Stomata

Disusun Oleh:

Nama : Gina Fitria Ningrum

Nim : 2084205026

Kelompok : 3 (tiga)

Anggota : R. Tasya Nur Ichwany 2084205021

Rara Tri Meisarah 2084205037

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN VOKASI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stomata merupakan salah satu sel pada organ tanaman yakni daun yang
mempunyai peranan penting dalam proses metabolisme tanaman seperti fotosintesis dan
respirasi. Proses fotosintesis sangat bergantung pada stomata yang berfungsi sebagai
tempat keluar masuknya gas terutama CO2. Keberadaan stomata pada setiap tanaman akan
berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman: C3, C4 atau CAM; golongan tanaman:
monokotil atau dikotil. Perbedaan ini akan mempengaruhi respon fisiologi tanaman
terhadap kondisi lingkugan sekitarnya. Sehingga menjadi penting untuk mengetahui
karakter maupun morfologi stomata yang ada pada setiap tanaman.

Keberadaan dan kondisi stomata dapat diamati dengan beberapa metode yang telah
dikembangkan oleh beberapa peneliti, baik dari metode paling sederhana menggunakan
pewarna kuku sampai metode yang cukup sulit serta membutuhkan biaya yang mahal
menggunakan bahan kimia. Hasil preparat yang didapat tentu akan berbeda kualitasnya
tergantung metode yang digunakan. Ukuran stomata yang sangat kecil sehingga
membutuhkan bantuan alat mikroskop untuk mengamati secara detail akan dipengaruhi
oleh kualitas preparat.

Stomata merupakan lubang tempat keluar masuknya air dan udara pada tumbuhan.
Keluar masuknya air dan udara ini dilakukan dengan cara osmosis atau difusi dimana
ketika proses tersebut berlangsung keadaan sel akan berubah sesuai dengan konsentrasi zat
yang masuk atau keluar, baik zat pelarut pelarut maupun zat terlarut. Apabila konsentrasi
air di luar sel lebih tinggi, maka air akan masuk ke dalam sel hingga keadaan sel menjadi
turgid. Begitu pula dengan zat terlarut (misalnya gula) yang konsentrasinya lebih tinggi
diluar diluar sel, zat terlarut tersebut akan masuk kedalam sel. Akan tetapi, zat terlarut itu
tidak membuat sel menjadi turgid atau kencang, namun menjadikan sel lembek atau flacid.
Keadaan turgid dan flacidnya sel ini diindikasikan menjadi salah satu penyebab membuka
dan menutupnya stomata. Oleh karena itulah di lakukan pengujian terhadap daun Rhoeo
discolor.
1.2. Tujuan Praktikum

 Praktikan dapat terampil dalam membuktikan pengaruh turgor terhadap membuka


dan menutupnya stomata

1.3. Manfaat Praktikum

 Praktikan dapat membuktikan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya


stomata
 Praktikan dapat menerangkan bagaimana terjadinya stomata bisa membuka dan
menutup
II. LANDASAN TEORI

Pada epidermis terdapat lubang kecil yang dibatasi oleh dua sel khusus, yang
disebut sel penutup. Sel penutup dengan lubangnya disebut stoma. Pada beberapa
tumbuhan, stoma ada yang mempunyai tetangga. Stoma ini secara morfologi berbeda dari
sel epidermis lainnya. Pada umumnya stomata terdapat pada daun. Stomata pada umumnya
membuka saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap. Proses pembukaan berlangsung
1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sor. Banyak sekali faktor
yang mempengaruhi membukan dan menutupnya stomata. Faktor lingkungan merupakan
faktor krusial yang dapat mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Faktor
lingkungan merupakan faktor krusial dapat yang dapat mempengaruhi membuka dan
menutupnya stomata. Misalnya kelembapan udara, intensitas cahaya, dan suhu udara. Bila
intensitas cahaya tinggi, suhu yang dihasilkan juga tinggi artinya kelembapan rendah dan
hal ini menyebabkan stomata membuka. Sebaliknya, bila intensitas cahaya rendah, suhu
dan rendah dan kelembaban udara tinggi, stomata akan menutup (Heddy dan Abidin,
1996).
Stomata adalah lubang pada permukaan adaksial/abaksial daun yang dikelilingi
oleh dua sel penutup (Esau, 1980). Menurut Willmer (1983), stomata terdiri dari sel
penutup dan sel tetangga. Frekuensi stomata tiap-tiap tumbuhan beragam. Stomata
merupakan salah satu derivat epidermis, sehingga perubahan intensitas cahaya yang
berpengaruh terhadap epidermis juga akan berpengaruh terhadap stomata.

Stomata merupakan organ fotosintesis yang berfungsi secara fisiologis terutama


untuk transpirasi dan respirasi selama proses fotosintesis (Palit 2008). Stomata juga sangat
penting peranannya dalam mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman lingkungan.
Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman
kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan stomata akan menutup sebagai upaya untuk
menahan laju transpirasi (Lestari 2006). Senyawa yang banyak berperan dalam membuka
dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang
berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup
(Pugnaire dan Pardos, 1999).

Sementara itu, distribusi stomata juga sangat berhubungan dengan kecepatan dan
intensitas transpirasi daun (Haryanti 2010). Beberapa tanaman beradaptasi terhadap
cekaman kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata (Price
dan Courtois,1991). Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang
toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat
menghindari kehilangan air melalui penguapan (Price dan Courtois,1991; Pugnaire dan
Pardos,1999).

Menurut Fahn (1991) stomata yang dimiliki tumbuhan berbeda-beda, baik bentuk
dan posisinya. Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara terutama di daun, batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat pada
bagian bawah daun, tetapi ada beberapa jenis tumbuhan, stomata dapat dijumpai pada
permukaan atas dan bawah daun. Menurut Lakitan (1993) bentuk atau tipe stomata
dibedakan atas empat yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik.

Jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan. Sel-sel
penutup yang mengelilingi stomata mengendalikan pembukaan dan penutupan stomata.
Penutupan stomata penting untuk mencegah kehilangan air pada waktu persediaan air
terbatas sekaligus membatasi pengambilan CO2 untuk fotosintesis. Stomata membuka
pada waktu siang hari dan menutup pada malam hari. Proses membuka dan menutup
stomata dipengaruhi oleh tekanan turgor pada sel penutup. Bertambah dan berkurangnya
ukuran bukaan sel penjaga adalah akibat dari perubahan tekanan turgor pada sel penjaga
(Fahn, 1991).

Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan kadar air
dalam sel tumbuhan. Tekanan turgor sel tanaman akan mempengaruhi aktivitas fisiologis
antara lain pengembangan daun, bukaan stomata, fotosintesis, dan pertumbuhan akar. Pada
pembukaan stomata, stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat.
Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel
penjaga tersebut.  Tekanan turgor akan meningkat seiring dengan peningkatan kadar air.
Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensial
air lebih tinggi ke potensial air yang lebih rendah (Lena, 2009).
Penguapan adalah suatu proses pergerakan molekul-molekul zat cair dari
permukaan zat cair tersebut ke udara bebas. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan sebagian
besar melalui permukaan daun di sebut sebagai transpirasi. Besarnya uap yang
ditranspirasikan di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dari dalam dan faktor
luar (Utamirubiyanto, 2009).

Semakin tinggi intensitas cahaya, frekuensi stomata di kedua permukaan daun juga
semakin meningkat, meskipun peningkatan frekuensi tersebut tidak signifikan (Willmer
1983).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Membuka dan Menutupnya Stomata ini dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 21 November 2022 pukul 15.15-16.10 WIB, bertempat di Laboratorium
Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan dan Vokasi Universitas Lancang Kuning.

3.2. Alat dan Bahan

a. Alat
 Mikroskop
 Object Glass
 Cover Glass
 Pipet tetes
 Silet
b. Bahan
 Daun rhoe discolor
 Aquadest
 Larutan glukosa 10%

3.3. Cara Kerja

 Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan


 Ambil pisau silet dan buatlah sayatan epidermis bawah daun rhoe discolor dan
letakkan pada object glass
 Beri setetes aquadest dan tutup menggunakan cover glass
 Amati dibawah mikroskop stoma dalam keadaan membuka atau menutup
 Kemudian gantilah air dengan larutan glukosa 10% dengan cara meneteskan pada
salah satu sisi gelas penutup dan mengisapnya dengan tisu pada sisi yang lain
 Perhatikan perubahan yang terjadi pada stoma

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Aquadest Sukrosa 10%

Stomata Terbuka = 9 Stomata Terbuka = 7


Stomata Tertutup = 8 Stomata Tertutup = 10

Menghitung persentasi jumlah stomata yang terbuka dan jumlah stomata


Jumlah Stomata Terbuka/Tertutup
keseluruhan adalah 20. Dengan rumus : X
Jumlah Stomata Keseluruhan yang ada
100%

a. Air
9
1. Stomata Terbuka = X 100%
17

= 53%

8
2. Stomata Tertutup = X 100%
17

= 47%

b. Larutan Sukrosa 10%


7
1. Stomata Terbuka = X 100%
17

= 41%
10
2. Stomata Tertutup = X 100%
17
= 58%

4.2. Pembahasan

Sebagian besar proses transpirasi pada tanaman lewat Stomata adalah lubang-lubang kecil
berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup.
Stoma merupakan celah yang dibatasi oleh dua sel penjaga. Sel penjaga mempunyai
penebalan dinding khusus (bagian tertentu menebal sedangkan bagian lainnya tidak
menebal) dan di dalam selnya terdapat kloroplas.  Stomata berfungsi sebagai jalan
masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi),
dan sebagai jalan pernafasan (respirasi). Stomata bagian terbesar berada pada permukaan
bawah daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara yang ada dalam jaringan
daun dan di udara. Lubang stomata ini merupakan jalan utama untuk transpirasi, mengingat
epidermis bawah dan atas dilapisi oleh lilin sebagai lapisan kutikula yang mengandung
bahan lemak dan merupakan penghalang untuk transpirasi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada daun Rhoeo discolor, stomata yang
diamati dengan menggunakan mikroskop dan diberi perlakuan air berjumlah 10 buah
dengan total stomata yang membuka berjumlah 9 buah dengan persentase sebesar 53% dan
stomata yang menutup berjumlah 8 buah dengan persentase sebesar 47%. Kemudian pada
pengamatan yang kedua, dengan menggunakan preparat yang sama, larutan sukrosa 10%
ditambahkan sehingga diperoleh hasil jumlah stomata yang membuka mengalami
perubahan menjadi 10 buah dengan jumlah stomata yang menutup 7 dengan presentase
41% dan stomata yang membuka berjumlah 10 dengan presentase 58 %.

Menurunnya jumlah stomata daun yang membuka pada saat diberi larutan sukrosa 10%
menunjukkan bahwa konsentrasi sukrosa lebih rendah daripada konsentrasi air sehingga
mengubah nilai osmosis dari isi sel-sel penutup dan menurunkan tekanan turgor atau
turgiditas dari sel-sel penutup sehingga jumlah stomata yang membuka pada larutan
sukrosa lebih sedikit dibandingkan pada air.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata.  
Antara lain kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air. 
Faktor ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas pada sel.  Bila tumbuhan
kekurangan air, transpirasi akan berkurang karena stomata menutup akibat turunnya
tekanan turgor sel penutup.

Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel
penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari
satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel
ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah
bahan yang terlarut  di dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut
maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel
tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar
air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus
ditingkatkan (Heddy dan Abidin, 1996).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Stomata merupakan organ fotosintesis yang berfungsi secara fisiologis terutama
untuk transpirasi dan respirasi selama proses fotosintesis (Palit 2008). Stomata juga
sangat penting peranannya dalam mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman
lingkungan. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap
cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan stomata akan menutup
sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi (Lestari 2006)
2. faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Antara lain
kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air.
Faktor ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas pada sel. Bila tumbuhan
kekurangan air, transpirasi akan berkurang karena stomata menutup akibat turunnya
tekanan turgor sel penutup .
3. Tekanan turgor sel tanaman akan mempengaruhi aktivitas fisiologis antara lain
pengembangan daun, bukaan stomata, fotosintesis, dan pertumbuhan akar. Pada
pembukaan stomata, stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat.
Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel
penjaga tersebut. 
4. Jumlah stomata yang diberi larutan sukrosa 10% membuka lebih sedikit
dibandingkan stomata yang diberi air. Karena stomata membuka disebabkan larutan
sukrosa memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan cairan intersel
menyebabkan cairan senyawa hipotonik dan diluar menjadi hipertonik,air menjadi
keluar.Keluarnya air tesebut membuat sel penjaga menjadi mengerut sehingga
stomata akan terbuka

5.2 Saran

Saran saya dalam praktikum ini agar praktikan fokus. Untuk praktikum selanjutnya
diharapkan agar semua praktikan dapat mengikuti semua pengamatan yang dilakukan saat
praktikum, sehingga praktikan dapat mengerti materi yang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA

Heddy dan Abidin, 1996, Biologi Edisi III, Erlangga, Jakarta.

Esau, K., 1980. Plant Anatomy. New York, London, Sydney, and Toronto: John Wiley and
Sons, Inc.

Willmer, C.M., 1983. Stomata. Longman Inc., New York. Woelaningsih, S. 1984.
Penuntun Praktikum Botani Dasar. Laboratorium Anatomi Tumbuhan Fakultas
Biologi UGM, Yogyakarta.

Palit, J. J. (2008). Teknik Penghitungan Jumlah Stomata Beberapa Kultivar Kelapa.


Buletin Teknik Pertanian, 13(1), 9.

Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan kekeringan
pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti dan IR 64. Biodiversitas,7 (1): 44-48.

Pugnaire, F.I., L. Serrano, dan J. Pardos. 1999. Constrains by Water Stress on Plant
Growth. P 271 283. In M. Pessarakli (Ed.). Handbook of Plant and Crop Stress.
2nd. Marcell Dekker. New York.

Haryanti, S. (2010). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tumbuhan Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi, XVIII(2), 21–28.

Price, A., B. Courtois. (1991). Mapping QTLs Associated with Drought Resistance in Rice;
Progress Problem and Prospect. Los Banos: International Rice Research Institute.

Pugnaire, F.I., L. Serrano, dan J. Pardos. 1999. Constrains by Water Stress on Plant
Growth. P 271 283. In M. Pessarakli (Ed.). Handbook of Plant and Crop Stress.
2nd. Marcell Dekker. New York.

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Lakitan B.1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lena, B., 2009, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, Raja Grafindo Persada.  Jakarta.

Utamirubiyanto, 2009, Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan, FMIPA UM,  Malang.

Anda mungkin juga menyukai