Si
PRAKTIKUM VI
DISUSUN OLEH:
NIM : 2084205038
KELOMPOK : 1 (SATU)
PENDAHULUAN
Enzim dapat diperoleh dari sel-sel hidup dan dapat bekerja baik untuk reaksi-reaksi
yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Pemanfaatan enzim untuk reaksi-reaksi yang
terjadi di luar sel banyak diaplikasikan dalam dunia industri seperti industri makanan, deterjen,
penyamakan kulit, kosmetik, dll (Moon dan Parulekar, 1993). Pemanfaatan enzim dapat
dilakukan secara langsung menggunakan enzim hasil isolasi maupun dengan cara pemanfaatan
mikroorganisme yang dapat menghasilkan enzim yang diinginkan. Enzim dapat diperoleh dari
makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Beberapa contoh enzim
protease yang bersumber dari tumbuhan yaitu bromelin dari nanas, papain dari pepaya, lisozim
dari putih telur. Meskipun banyak sumber dapat menghasilkan enzim yang berasal dari hewan
dan tumbuhan, namun pemanfaatan mikroorganisme sebagai sumber enzim lebih banyak
diminati, karena enzim dari mikroorganisme dapat dihasilkan dalam waktu yang sangat
singkat, mudah diproduksi dalam skala besar, proses produksi bisa dikontrol, kemungkinan
terkontaminasi oleh senyawa-senyawa lain lebih kecil, dan dapat diproduksi secara
berkesinambungan dengan biaya yang relatif rendah (Thomas, 1989).
Enzim sebagai suatu senyawa yang berstruktur protein baik murni maupun protein yang
terikat pada gugus non protein, memiliki sifat yang sama dengan protein lain yaitu : a. dapat
terdenaturasikan oleh panas, b. terpresipitasikan atau terendapkan oleh senyawa-senyawa
organik cair seperti etanol dan aseton juga oleh garam-garam organik berkonsentrasi tinggi
seperti ammonium sulfat, memiliki bobot molekul yang relatif besar sehingga tidak dapat
melewati membran semi permeabel atau tidak dapat terdialisis (Poedjiadi, 1994).
Enzim yang diisolasi dari sumber alamnya dapat dipakai secara in vitro untuk penelitian
secara rinci reaksi-reaksi yang dikatalisis. Laju reaksi dapat diubah dengan mengubah
parameter-parameternya seperti pH, suhu dan dengan mengubah secara kualitatif maupun
kuantitatif komposisi ion dari medianya atau dengan mengubah ligand selain substrat atau
koenzim (Poedjiadi, 1994). Molekul-molekul enzim merupakan katalis yang sangat efisien
dalam mempercepat pengubahan substrat menjadi produk-produk akhir. Satu molekul enzim
tunggal dapat melakukan perubahan sebanyak seribu molekul substrat per detik. Kenyataan ini
sekaligus menjelaskan bahwa molekul enzim tidak dikonsumsi ataupun mengalami perubahan
selama proses reaksi berlangsung. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
bahwa enzim tidak stabil aktivitasnya dan dapat berkurang atau bahkan menghilang oleh
berbagai pengaruh baik kondisi fisik maupun kimia seperti suhu, pH, dan lain sebagainya
(Pelczar dan Chan, 2005).
LANDASAN TEORI
enzim yang berperan dalam reaksi pemecahan protein. Enzim ini akan mengkatalisis
reaksi-reaksi hidrolisis, yaitu reaksi yang melibatkan unsur air pada ikatan spesifik substrat.
Berdasarkan cara hidrolisisnya, protease dibedakan menjadi proteinase dan peptidase.
Proteinase menghidrolisis molekul protein menjadi polipeptida, sedangkan peptidase
menghidrolisis fragmen polipeptida menjadi asam amino (Rao et al, 1998). Protease
merupakan enzim penting dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena aplikasinya yang
sangat luas. Industri pengguna protease diantaranya ialah industri deterjen, kulit, tekstil,
makanan, hidrolisat protein, pengolahan susu, farmasi, bir, dan limbah (Moon dan Parulekar,
1993). Protease merupakan enzim yang sangat kompleks, mempunyai sifat fisikokimia dan
sifat-sifat katalitik yang sangat bervariasi. Enzim ini dihasilkan secara ekstraseluler oleh
mikroorganisme, serta mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme sel dan
keteraturan proses dalam sel (Akhdiya, 2003).
Enzim protease dapat dihasilkan oleh tanaman, hewan dan mikroorganisme. Enzim
protease yang digunakan dalam bidang industri umumnya dihasilkan oleh mikroorganisme.
Penggunaan tumbuhan sebagai sumber protease dibatasi oleh tersedianya tanah untuk
penanaman dan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan. Disamping itu proses produksi
protease dari tumbuhan sangat memakan waktu. Protease tumbuhan yang dikenal antara lain
papain, bromealin, keratinase. Protease hewan yang paling dikenal adalah tripsin, kimotripsin,
pepsin dan rennin. Enzim-enzim ini dapat diperoleh dalam keadaan murni dengan jumlah
besar (Susanti, 2002). Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis protein
disebut enzim proteolitik atau protease.
Enzim merupakan biokatalisator yang efektif, efisien dan selektif yang akan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata (Lehninger, 1995). Enzim
mengkatalisis reaksi tanpa produk samping dan ramah lingkungan sehingga enzim dapat
dimanfaatkan untuk tujuan reaksi atau jenis produk yang diharapkan. Saat ini enzim yang
banyak digunakan untuk diaplikasikan secara komersial dalam proses industri adalah
kelompok enzim hidrolase. Enzim hidrolase adalah enzim-enzim yang bekerja atau
menguraikan suatu substrat dengan menggunakan molekul air. Berdasarkan substratnya,
enzim hidrolase terbagi atas karbohidrase, esterase dan proteinase atau protein. Beberapa
enzim hidrolase yang banyak digunakan dalam proses industri adalah enzim selulase, amilase,
lipase dan protease. Dalam proses industri enzim memiliki peranan penting, seperti enzim
selulase yang berperan dalam proses pembuatan zat kimia, pulp dan kertas, dan farmasi.
Amilase yang berperan dalam industri makanan, lipase yang berperan dalam industri obat-
obatan, pereaksi klinis, bahan tambahan makanan, sintesan biopolimer, kosmetik dan berperan
dalam produksi bioetanol serta protease yang berperan dalam pengolahan pangan (Pastor et.
al, 2001), penenunan (Helmann, 1995), penyamakan kulit, deterjen, textil dan pengolahan
limbah cair. Pada tahun 2000, penjualan enzim merupakan peringkat yang tinggi dalam bidang
bioteknologi dan diperkirakan mencapai US$ 1,6 milyar (Pawiroharsono, 2008; Sharma, 2001;
Moon dan Parulekur, 1993). Enzim dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya enzim
dari mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan sumber untuk menghasilkan enzim.yang
potensial karena mampu berkembang dengan cepat, mempunyai berbagai jenis aktivitas enzim
dan hidup pada kondisi-kondisi ekstrim seperti pada sedimen dan perairan laut (Gray dan
Elliott, 2009). Sedimen laut diketahui memiliki peranan yang besar sebagai sumber bahan
organik bagi berbagai kehidupan vegetasi laut, seperti, rumput laut, dan padang lamun.
Rochelle et al. (1994) menyatakan bahwa sedimen laut memiliki peranan penting dalam siklus
karbon dan nutrien bagi kehidupan di laut. Berdasarkan penelitian Hong et al. (2009), sedimen
laut mengandung berbagai macam unsur bahan organik yang tinggi dan kompleks dengan
kandungan mencapai 0,5–20 %. Ruyitno (2004) melaporkan bahwa berbagai organisme dapat
hidup pada sedimen dan air laut, organisme tersebut antara lain diatom, khamir, dan berbagai
jenis bakteri.
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Waktu
Praktikum dilakukan pada tanggal senin 05 Desember 2022 Pukul 14.00 WIB.
b. Tempat
Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan dan Vokasi Universitas
Lancang Kuning
3.3 bahan-bahan
1.putih telur
2.aquades
3. alkohol 95 %
3.4. Cara Kerja
1. siapkanlah 2 buah tabung reaksi kemudian isilah dengan putih telur kurang lebih 5
ml
2. tambahkan alkohol 95 % sebnayak 5 tetes amati yang terjadi
3. kemudian tambahkan 1 ml aquades , kocok amati apa yang terjadi
4. siapkanlah penangas air yang ber suhu 100 ° ( air mendidih)
5. isilah 2 tabung reaksi dengan putih telur masing-masing 5 ml, kemudian
masukan termometer kedalam tabung reaksi usahakan thermometer tidak
mengenai dinding tabung rekasi
6. gunakanlah penjepit tabung masukan tabung yang teah berisi putih telur tadi
kedalam penangas air yang sedamg mendidih
7. gunakanlah stopwatch untuk mengamati saat mula terjadi koagulas dan amati
pada temperatur atau suhu putih telor mulai mengalami koagulas
8. matikanlah stopwatch pada waktu putih telur mengalami koagulas sempurna,
catat waktu ketika kondisi koagulas sempurna, catat pula suhunya.
IV
4.1 Hasil
Perlakuan Waktu
Ethanol dan putih telur 15 menit
Aquades dan putih telur 1 menit 25 detik
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan , diketahui pada tabung 1 yang
berisikan putih telor sebanyak 5 ml dicampurkan dengan ethanol sebanyak 5 tetes mengalami
flokulasi waktu yang didapatkan adalah 15 detik, kemudia pada tabung ke 2 yang berisikan
putih telor sebanyak 5 ml dicampurkan dengan aquades sebanyak 1 ml mengalami koagulasi
waktu yang didapatkan 1 menit 25 detik.
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Enzim sebagai suatu senyawa yang berstruktur protein baik murni maupun protein yang terikat
pada gugus non protein, memiliki sifat yang sama dengan protein lain yaitu :a. dapat
terdenaturasikan oleh panas, b. terpresipitasikan atau terendapkan oleh senyawa-senyawa
organik cair seperti etanol dan aseton juga oleh garam-garam organik berkonsentrasi tinggi
seperti ammonium sulfat, memiliki bobot molekul yang relatif besar sehingga tidak dapat
melewati membran semi permeabel atau tidak dapat terdialisis
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Akhdiya, A. 2003. Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin Termostabil. Buletin
Plasma Nutfah 9: 98-102.
Astrini, Dwie. (2013). Aktivitas Antibakteri Madu Pahit Terhadap Bakteri Gram Negatif dan
Gram Positif serta Potensinya Dibandingkan Terhadap Terhadap Antibiotik Kloramfenikol,
Oksitetrasiklin dan Gentamisin [Tesis]. Bandung : Fakultas Kimia Institut Teknologi
Bandung.
Brander, G.C., D.M. Pugh., R.J. Bywater., R.J, dan W.L. Jenkins. 1991. Veterinary Applied
Pharmacology and Therapeutics. 5th Ed. ELBS, Bailliere Tindall.
Bogdanov, S. (2011). The Honey Book :Honey Composition. Bee Product Science, www.bee-
hexagon.net. Diakses pada tanggal 4 Desember 2013 pukul 21.40 WB.
Moon, S.H. and S.J. Parulekar., 1993, Some Observation on Protease Producing in Continuous
Suspention Cultures of Bacillus firmus, Biotech, Bioeng, 41:43-54.