PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Tentunya proses penyusunan makalah tidak lepas dari campur tangan berbagai
pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dan aktif dalam memberikan dukungan baik secara moril maupun
materil.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.2.1. Apa saja fungsi dari sifat air dalam tumbuhan?.........................................................1
1.2.2. Bagaimana proses difusi, osmosis, imbibisi, dan plasmolisis?...................................1
1.2.3. Bagaimana proses masuknya air ke dalam akar?.......................................................1
1.2.4. Bagaimana proses pengangkutan zat pada tumbuhan?...............................................1
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................................................1
1.3.1. Memahami fungsi dan sifat air dalam tumbuhan.......................................................1
1.3.2. Memahami proses difusi, osmosis, imbibisi, dan plasmolisis....................................1
1.3.3. Memahami proses masuknya air ke dalam akar.........................................................1
1.3.4. Memahami proses pengangkutan zat pada tumbuhan................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................2
2.1. Fungsi dan Sifat Air Dalam Tumbuhan.............................................................................2
2.1.1. Fungsi Air Dalam Tubuh Tumbuhan.........................................................................2
2.1.2. Sifat-sifat Air.............................................................................................................4
2.2. Proses Difusi, Osmosis, Imbibisi, dan Plasmolisis............................................................6
2.2.1. Proses Difusi..............................................................................................................6
2.2.2. Proses Osmosis..........................................................................................................7
2.2.3. Proses Imbibisi..........................................................................................................9
2.2.4. Proses Plasmolisis......................................................................................................9
2.3. Proses Masuknya Air Ke Dalam Akar.............................................................................10
2.4. Proses Pengangkutan Zat Pada Tumbuhan......................................................................11
2.4.1. Pengangkutan Ekstravaskuler..................................................................................11
2.4.2. Pengangkutan Intravaskuler.....................................................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................14
BAB I PENDAHULUAN
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau
agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari bahan yang
berupa koloid (Suradinata, 1993).Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan air
yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari dalam tanah oleh akar
tanaman. Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji kering.
Banyak benda-benda kering atau benda setengah padat dapat menyerap air (absorpsi) karena
benda-benda tersebut mengandung materi koloid yang hidrofil. Hidrofil artinya menarik air.
Contoh pada tumbuhan misalnya biji yang kering (Suradinata, 1993).
Penyerapan air dipengaruhi oleh faktor dalam (disebut pula faktor tumbuhan) dan
faktor luar atau faktor lingkungan (Soedirokoesoemo, 1993).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Imbibisi. Di dalam batas tertentu, makin rendah
kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam
penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% - 8%. Kadar air yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam. Sedang dalam penyimpanan
menyebabkan naiknya aktifitas pernapasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan
cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkecambahan cendawan patogen
di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan
menyebabkan kerusakan pada embrio. (Sutopo, 1995).
Semakin tinggi suatu konsentrasi larutan maka kemampuan biji untuk menyerap suatu
larutan akan semakin besar, sehingga air akan semakin cepat bergerak kedalam biji
dikarenakan konsentrasi potensial air larutan dalam biji rendah dibandingkan dengan
potensial air larutan tersebut sehingga berat biji menjadi bertambah (Anwar, 2008)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air : (1) permeabilitas
kulit /membran biji, (2) konsentrasi air (3) suhu air, (4) tekanan hidrostatik, (5) permukaan
biji yang kontak dengan air, (6) daya intermolekuler, (7) spesies dan varietas, (8) tingkat
kemasukan, (9) komposisi kimia, (10) umur (elisa, 2008).
Pergerakan air dari tanah ke dalam akar bisa terjadi melalui dua mekanisme, yaitu (1)
air masuk melalui ruang-ruang antarsel atau dikenal dengan lintasan apoplas dan (2) air
masuk ke dalam sel epidermis akar, kemudian bergerak dari sel ke sel di dalam jaringan
korteks melalui benangbenang plasmodesmata; mekanisme ini dikenal dengan lintasan
simplas (Pada Gambar). Kedua mekanisme ini bisa sama-sama terjadi selama masih dalam
jaringan korteks akar. Namun, ketika sampai pada jaringan endodermis, air dan garam
mineral tidak lagi dapat melewati ruang-ruang antarsel (lintasan apoplas) karena pada
jaringan endodermis terdapat jalur kaspari (Pada Gambar). Jalur kaspari atau yang juga
disebut pita kaspari (casparian strip) adalah penebalan dinding sel yang mengandung suberin
pada endodermis pada posisi radial. Adanya garis kaspari menyebabkan air dan mineral yang
masuk melalui jalur apoplas menjadi terputus. Dengan demikian, ketika sampai pada jaringan
endodermis, air hanya bergerak melalui lintasan simplas, yaitu masuk ke dalam sel dan bukan
lagi melalui ruang-ruang antarsel. Adanya jaringan yang bersuberin ini, terutama pada
jaringan endodermis akar yang sudah tidak mengalami pertumbuhan (daerah diferensiasi),
sedangkan pada jaringan endodermis akar yang masih muda (beberapa mm di dekat ujung
akar) belum terbentuk suberin.
Setelah melewati endodermis, air dan mineral akan sampai di jaringan pembuluh
xilem akar. Xilem adalah jaringan yang tersusun oleh sel-sel yang mati yang berperan, seperti
pipa-pipa kapiler yang banyak. Melalui jaringan xilem inilah air akan diangkut ke bagian atas
tumbuhan, yaitu ke batang dan daun. Inilah salah satu kelebihan dari tumbuh-tumbuhan
tinggi berpembuluh yang mampu mengantarkan air dari dalam tanah melalui jaringan
pembuluh yang ada di akar hingga ke daun. Sistem pembuluh ini relatif sama antara
tumbuhan yang kecil (tumbuhan herba) hingga tumbuhan berkayu yang ada di hutan. Yang
membedakan hanyalah letak penyebaran pembuluh yang lebih spesifik antara tumbuhan
dikotil dan monokotil.
Akan tetapi, air dan garam mineral yang masuk ke endodermis hanya dilakukan
melalui simplas. Hal tersebut disebabkan adanya pita Kaspar pada sel endodermis, yaitu pita
yang terbuat dari suberin, suatu bahan lilin. Oleh karena hal tersebut, endodermis kedap
terhadap air dan garam mineral.
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa air memiliki peran yang sentral dalam tubuh tumbuhan,
baik secara fisik maupun secara kimiawi. Selain sebagai penyusun protoplasma tumbuhan, air
merupakan pelarut yang baik bagi hara mineral sehingga sangat membantu penyerapan hara
tanaman. Selain itu, air juga berperan langsung dalam metabolisme tumbuhan atau sebagai
medium reaksi reaksi metabolisme tumbuhan. Yang tidak kalah pentingnya, air merupakan
bahan yang penting dalam pembesaran dan pemanjangan sel serta proses pergerakan struktur
tumbuhan, seperti membuka dan menutupnya stomata, pergerakan daun, pembukaan bunga,
dan sebagainya.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis makalah ini menyarankan kepada para pembaca agar
memberikan kritik dan sarannya terhadap makalah ini, supanya kedepannya kami bisa
memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dan kami juga minta maaf atas
kekurangan dari makalah ini, karena kami bersifat khilaf dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R. (2012). Sistem Jaringan dan Proses Pengangkutan Zat pada Tumbuhan.
https://sciencebooth.com/2014/02/01/sistem-jaringan-dan-proses-pengangkutan-zat-
pada-tumbuhan/ Diakses pada 15 September 2022.
Hamim, Ir. "Fungsi Air dan Perannya pada Tingkat Selular dan Tumbuhan secara Utuh."
Hamim, Ir. "Peranan dan Fungsi Air sebagai Penyusun Tubuh Tumbuhan."