Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

KECEPATAN TRANSPIRASI

Disusun Oleh :

Kelompok 5 Indralaya

Dwi Wahdini (06091282126027)

Desi Apriyanti (06091182126005)

Disa Almira Pabila (06091282126049)

Irma Cahyani Safitri (06091282126038)

Nabilah Afifah Putri (06091282126017)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Rahmi Susanti, M.Si.

Susy Amizera SB., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2023
Praktikum 2

I. Judul Praktikum : Kecepatan Transpirasi


II. Tanggal dan Tempat
Tanggal Praktikum : Kamis, 07 September 2023
Tempat Praktikum : Lab Biologi
III. Tujuan Praktikum
 Untuk mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan transpirasi
IV. Alat dan Bahan
 Plastik transparan ukuran 2 kg
 Lakban bening
 Daun majemuk
 Daun Tunggal (besar, sedang, kecil)
V. Landasan Teori
Pada hakekatnya transpirasi adalah suatu penguapan air dimana
proses garam-garam mineral terbawa dari dalam tanah. Transpirasi bermanfaat di
dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang
membahayakan dapatdicegah karena sebagian dari sinar matahari yang
memancar itu digunakan untuk penguapan air. Proses transpirasi ini selain
mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga panas matahari
karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan
membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi,
tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin (Papuangan,
2014).
Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu
meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan
mengatur turgor optimum di dalam sel (Feryanto, 2011). Sehubungan dengan
transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses
ini adalah daun, karena pada daunlah kita bertemu stomata paling banyak.
Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu
meningkatkan kecepatan angkutan udara dan garam mineral, mengatur suhu tubuh
dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan
udara oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun(Lakitan, 2007).
Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya
berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya
fotosintesis.Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang
berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam
sekitar dan sebaliknya(Sumardi, 2010). Transpirasi dipengaruhi banyak faktor,
baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun,
tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya
bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata.
Sedangkan faktor luar antara lain kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan
air. Lebih lanjut dikatakan semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak
jumlah stomata, sehingga semakin besar transpirasinya (Gardner,1991 dalam
Suyitno, 2012). Luas daun pada tumbuhan berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal
ini karena daun yang luas memiliki jumlah stomata yang banyak, sehingga
mengakibatkan tingginya laju transpirasi (Loveless 1991, dalam Suyitno, 2012).
Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada
epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang
disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya
sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya dan disebut sel tetangga.
Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup yang mengatur lebar celah (Sumardi, dkk. 2010). Selain berperan sebagai alat
untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam
proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga
dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga (Lestari, 2005).
Suhu juga berpengaruh terhadap stomata. Pada suhu tinggi stomata
akan cenderung membuka sedangkan pada suhu rendah, stomata akan
cenderung menutup. Stomata akan menutup apabila terjadi cekaman air.
Jumlah stomata pada daun bagian atas lebih sedikit daripada jumlah stomata pada
bagian bawah daun yang berfungsi mengurangi laju transpirasi tanaman. Permukaan
daun ditumbuhi oleh rambut berbentuk bintang yang berfungsi untuk
menghemat air (Yuliasmaradan Fitria, 2013).
Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung
dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian
dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat
khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya. Sel penjaga dapat
bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke arah luar.
Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut
yang mengakibatkan stomata membuka (Dalimunthe, 2004). Stomata terletak
pada sisi atas dan bawah daun, atau hanya terletak pada permukaan bawah
saja. Daun dengan pertulangan menyirip seperti pada tumbuhan dikotil, stomatanya
tersebar, sedangkan daun monokotil dengan pertulangan sejajar, seperti pada
Graminae, stomatanya tersusun berderet sejajar (Mulyani 2006).
Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas
transpirasipada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu.
Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika
lubang-lubang ituterlalu berdekatan, makapenguapan dari lubang yang satu
akan menghambat penguapan lubang dekatnya (Dwijoseputro, 1978 dalam Haryanti,
2010). Daun biasanya memiliki area permukaan yang uas dan rasio permukaan
terhadap volume yang tinggi. Area permukaan yang luas meningkatkan absorpsi
cahaya untuk fotosintesis. Rasio permukaan terhadap volume yang tinggi membantu
absorpsi CO2selama fotosintesis serta pelepasanO2 sebagai produk sampingan
fotosintesis.Walaupun demikian, hal tersebut juga meningkatkan kehilangan air
melalui stomata. Kerapatan stomata daun, yang mungkin mencapai 20.000
persentimeter persegi,dipengaruhi oleh control genetis dan lingkungan (Campbell,
2010:357-358).
Volume air sisa pada botol semakin banyak tergantung pada luas daun, daun
yang memiliki permukaan luas akan menyisakan udara yangsemakin banyak, hal ini
berarti bahwa semakin luas suatu permukaan daun,maka semakin banyak pula air
yang ditranspirasikan dari tumbuhan (Monica,2015). Transpirasi dipengaruhi banyak
faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya
daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknyapermukaan daun, banyak
sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan
letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain kelembapan, suhu,cahaya, angin, dan
kandungan air. Semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak pula jumlah
stomatanya, sehingga menyebabkan semakin besar pula transpirasinya. Luas daun
juga berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini dikarenakan daun yang luas akan
memiliki stomata yang banyak, sehingga mengakibatkan tingginya lajut ranspirasi
(Papuangan, 2014).
VI. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Bungkus daun menggunakan plastik bening lalu lakban dengan rapat sampai udara
tidak bisa lagi masuk
3. Tumbuhan yang diikat yaitu:
 Terdedah : (Daun majemuk, Daun tunggal ukuran kecil, Daun tunggal
ukuran sedang, dan Daun tunggal ukuran besar)
 Ternaung : (Daun majemuk, Daun tunggal ukuran kecil, Daun tunggal
ukuran sedang, dan Daun tunggal ukuran besar)
4. Setelah daun diikat tunggu selama kurang lebih 3 jam
5. Setelah didiamkan selama kurang lebih 3 jam lalu potong daun yang dibungkus
dari rantingnya
6. Timbang uap air yang terperangkap di dalam plastik
7. Timbang seluruh daun yang dibungkus per jenis
8. Timbang juga berat daun sampel dari setiap daun dan hitung juga Luas daun
sampel dengan mengunakan rumus L = S×S
9. Lalu hitunglah luas semua daun dengan menggunakan rumus X = Berat semua
daun/Berat daun sampel × Luas daun sampel.
VII. Hasil Pengamatan

No Nama Jenis Jumlah Kondisi Berat Berat Berat Berat


Tumbuhan Daun Satu Semua Sampel Air
Daun Daun
1. Kelengkeng Majemuk 30 Terdedah 2,47 19,03 0,11 6,20
(Dimocarpus
longan)
2. Jambu Tunggal 10 Terdedah 0,88 25,53 0,08 7,03
(Syzygium
aqueum)
3. Mangga Tunggal 25 Terdedah 1,63 18,23 0,09 0,71
(Mangifera
indica)
4. Beringin Tunggal 7 Terdedah 0,32 1,87 0,06 0,41
(Ficus
benjamina)
5. Mangga Tunggal 10 Ternaung 1,79 13,18 0,08 Hanya
(Mangifera ada
indica) titik-
titik
air
6. Beringin Tunggal 16 Ternaung 1,31 2,84 0,08 Hanya
(Ficus ada
benjamina) titik-
titik
air
7. Jambu Air Tunggal 4 Ternaung 1,79 10,23 0,07 Hanya
(Syzygium ada
aqueum) titik-
titik
air
8. Kelengkeng Tunggal 10 Ternaung 1,49 7,75 0,05 Hanya
(Dimocarpus ada
longan) titik-
titik
air

VII. Analisis Data


Rumus Luas Daun :

𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒅𝒂𝒖𝒏


Luas semua daun = 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒖𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝒙 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒖𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍

1. Jambu air (Terdedah)


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
19,03
= 𝑥2𝑥2
0,11
19,03
= 𝑥4
0,11

= 692 cm2

2. Kelengkeng (Terdedah)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
25,53
= 𝑥2𝑥2
0,08
25,53
= 𝑥4
0,08

= 1.276,5 cm2

3. Mangga (Terdedah)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
18,23
= 𝑥2𝑥2
0,09
18,23
= 𝑥4
0,09

= 810,22 cm2

4. Beringin (Terdedah)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1,87
= 0,06 𝑥 2 𝑥 2
1,87
= 0,06 𝑥 4

= 124,6 cm2

5. Jambu air (Ternaung)


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
10,32
= 𝑥2𝑥2
0,07
10,32
= 𝑥4
0,07

= 589,7 cm2

6. Kelengkeng (Ternaung)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
7,75
= 0,05 𝑥 2 𝑥 2
7,75
= 0,05 𝑥 4

= 620 cm2

7. Mangga (Ternaung)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
13,18
= 𝑥2𝑥2
0,08
13,18
= 𝑥4
0,08

= 659 cm2

8. Beringin (Ternaung)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
2,84
= 0,08 𝑥 2 𝑥 2
2,84
= 0,08 𝑥 4

= 142 cm2

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu melakukan pengamatan mengenai kecepatan
respirasi pada berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan yang digunakan dua jenis
daun, yaitu daun majemuk dan juga daun tunggal. Untuk daun majemuk yaitu
menggunakan tanaman kelengkeng. Sedangkan untuk daun tunggal
diantaranya menggunakan tanaman jambu, mangga, dan beringin. Kemudian
untuk daun tunggal digunakan beberapa ukuran, yaitu daun tunggal ukuran
kecil, daun tunggal ukuran sedang, dan daun tunggal ukuran besar. Pada
praktikum ini dilakukan pada dua kondisi yaitu terdedah dan juga ternaung
agar kita bisa melihat apakah terdapat perbedaan hasil pada kedua kondisi
tersebut.
Berdasarkan tabel pengamatan tersebut tumbuhan yang diamati adalah sebagai
berikut.
1. Jambu air (Syzygium aqueum)
 Terdedah
Tumbuhan jambu air pada kondisi terdedah menghasilkan air sebanyak
7,03 ml. Pada data tersebut juga terlihat bahwa jambu air memiliki
jumlah daun sebanyak 10 dan juga luas daun 692 cm2.
 Ternaung
Pada tumbuhan jambu dengan kondisi ternanung hanya terlihat titik-titik
air pada kantong plastik. Pada data tersebut juga terlihat bahwa jambu air
pada kondisi terdedah memiliki jumlah daun sebanyak 4 dan juga luas
daun 589,7 cm2.
2. Kelengkeng (Dimocarpus longan)
 Terdedah
Tumbuhan kelengkeng pada kondisi terdedah menghasilkan air
sebanyak 6,20 ml. Pada data tersebut juga terlihat bahwa kelengkeng
memiliki jumlah daun yang banyak yaitu 30 daun dan juga luas daun
1.276,5 cm2.
 Ternaung
Pada tumbuhan kelengkeng dengan kondisi ternanung hanya terlihat
titik-titik air pada kantong plastik. Pada data tersebut juga terlihat bahwa
kelengkeng pada kondisi terdedah memiliki jumlah daun sebanyak 10
dan juga luas daun 620cm2.
3. Mangga (Mangifera indica)
 Terdedah
Tumbuhan mangga pada kondisi terdedah menghasilkan air sebanyak
0,71 ml. Pada data tersebut juga terlihat bahwa mangga memiliki jumlah
daun sebanyak 25 dan juga luas daun 810,22 cm2.
 Ternaung
Pada tumbuhan mangga dengan kondisi ternanung hanya terlihat titik-
titik air pada kantong plastik. Pada data tersebut juga terlihat bahwa
mangga pada kondisi terdedah memiliki jumlah daun sebanyak 10 dan
juga luas daun 659 cm2.
4. Beringin (Ficus benjamina)
 Terdedah
Tumbuhan beringin pada kondisi terdedah menghasilkan air sebanyak
0,41 ml. Pada data tersebut juga terlihat bahwa beringin memiliki
jumlah daun sebanyak 7 dan juga luas daun 124,6 cm2 cm2.
 Ternaung
Pada tumbuhan beringin dengan kondisi ternanung hanya terlihat titik-
titik air pada kantong plastik. Pada data tersebut juga terlihat bahwa
beringin pada kondisi terdedah memiliki jumlah daun sebanyak 16 dan
juga luas daun 142 cm2.
Pada saat pengamatan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
transpirasi berupa faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi jumlah
stomata, struktur anatomi daun, jumlah daun dan potensial osmotik sel daun.
Pada praktikum ini tidak dilakukan pengamatan mengenai jumlah stomata
sehingga tidak dapat diperkirakan seberapa besar pengaruh stomata terhadap
laju transpirasi. Tetapi dalam teori dikatakan bahwa semakin banyak stomata
(terbuka) yang dimiliki suatu daun maka semakin cepat laju transpirasinya.
Begitu juga dengan potensial osmotik sel daun. Semakin tinggi tekanan
osmotiknya maka semakin besar air yang dikeluarkan ke atmosfer. Sedangkan
pada struktur daunnya dapat diamati dari luar. Jumlah daun dan juga luas daun
dapat menjadi penyebab seberapa banyak air yang dihasilkan oleh tanaman. ).
Luas daun pada tumbuhan berpengaruh terhadap laju transpirasi. Faktor luar
(lingkungan) yang mempengaruhi laju transpirasi meliputi temperatur,
kelembapan dan cahaya. Sinar matahari menyebabkan transpirasi berlangsung
dengan cepat dikarenakan temperatur permukaan daun menjadi tinggi dan uap
air dipermukaan daun mengering disebabkan oleh konsentrasi diluar tubuh
lebih rendah daripada di dalam, sehingga air berdifusi dari dalam keluar.
Terbukti pada praktikum ini bahwasannya tumbuhan yang berada pada kondisi
terdedah lebih banyak mengeluarkan air daripada tumbuhan yang berada pada
kondisi ternaung. Hal ini dikarenakan tumbuhan yang berada di kondisi
terdedah terkena langsung sinar matahari sehingga temperaturnya juga lebih
tinggi daripada tumbuhan pada kondisi ternaung. Semakin banyak jumlah
daun maka semakin banyak pula jumlah stomatanya, sehingga menyebabkan
semakin besar pula transpirasinya. Kemudian luas daun pada tumbuhan
berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini karena daun yang luas
memiliki jumlah stomata yang banyak, sehingga mengakibatkan tingginya laju
transpirasi
IX. Kesimpulan
 Luas daun pada tumbuhan berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini
karena daun yang luas memiliki jumlah stomata yang banyak,
sehingga mengakibatkan tingginya laju transpirasi.
 Semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak pula jumlah
stomatanya, sehingga menyebabkan semakin besar pula transpirasinya.
 Faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi antara lain besar kecilnya
daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun,
banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata,
bentuk dan letak stomata.
 Faktor luar antara lain kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan
air.
DAFTAR PUSTAKA

Klarisya, dkk. 2019. Kelayakan Booklet Submateri Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Dengan Pengayaan Transpirasi Enam Tanaman Dikotil. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) 8.2.

Lakikan B. 2007. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Raja Grafindo


Persada. Jakarta.

Silaen, Srinatalia. 2021. Pengaruh Transpirasi Tumbuhan dan Komponen Didalamnya.


Agroprimatech 5.1: 14-20.

Papuangan, dkk. 2014. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Tanaman Penghijauan di Kota
Ternate. Universitas Khairun. Ternate.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai