Anda di halaman 1dari 14

1.

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Pustaka


Siklus krebs (siklus asam sitrat) adalah proses metabolisme yang berlangsung dalam
mitokondria dimana dalam prosesnya memerlukan enzim yang dikatalis matriks
mitokondria untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan adalah ATP yang
digunakan untuk melakukan kegiatan (Anonim, 1990). Contoh siklus krebs adalah pada
oksidasi glukosa menjadi CO2, air dan energi (Prijanti et al., 1999).

Fungsi utama siklus krebs adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, protein dan lipid. Hal ini terjadi karena glukosa, asam amino, dan asam
lemak dimetabolisasikan menjadi asetil koA dalam siklus tersebut (Murray, 2001).

Sedangkan Fungsi enzim-enzim dalam siklus krebs adalah mempercepat proses


perpindahan elektron-elektron dari nutrient dan untuk mengubahnya menjadi NAD+dan
FAD, memproduksi NADH (+) H+dan FADH2. Siklus Krebs dan rantai respirasi
berguna untuk mengoksidasi nutrient menjadi CO2 dan untuk proses pembentukan
energi. Sebutan lain untuk siklus Krebs adalah siklus asamsitrat atau siklus asam
trikarboksilat (Brody, 1994). Penghancuran sampel dilakukan agar struktur sampel
dapat pecah dan enzim yang terkandung di dalamnya dapat keluar (Giannakourou &
Taoukis, 2003). Fungsi enzim-enzim yang terlibat dalam siklus Krebs adalah
mempercepat proses perpindahan electron-elektron dari nutrien dan untuk mengubahnya
menjadi NAD+ dan FAD, memproduksi NADH (+) H+ dan FADH2 (Brody, 1994).
Amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen dan
polisakarida yang lain. Pati tersusun dari polimer yang berlainan, senyawa rantai lurus,
amilosa, dan komponen yang bercabang, amilopektin (de Man, 1994).Enzim amilase
banyak terdapat dalam biji-bijian atau serealia. Enzim amilase pada serealia berfungsi
untuk mengubah pati menjadi dekstrin, gula dan meningkatkan penyerapan air (de Man,
1997).

Larutan buffer adalah semua larutan yang pH-nya dapat dikatakan tetap, walaupun
ditambah sedikit asam / basa (Oxtoby et al., 2001).Pada buffer sukrosa memiliki fungsi
sebagai buffer yang menjaga perubahan pH agar tidak mempengaruhi kerja enzim dan

1
2

juga sebagai bahan yang akan pecah menjadi asetilKo-A (Wirahadikusumah, 1989).
Selain itu, larutan buffer sukrosa berfungsi menjaga kestabilan pH serta sumber
nutrisi(bahan yang akandiubah) bagiorganisme yang akanmengaktivasienzim(Fardiaz,
1992). Buffer sukrosa ditambah dengan asam suksinatakan berfungsi sebagai pembeda
dalam sikluskrebs. Sebab, menurut Lehninger (1991) suksinat dan enzim suksinat
dehidrogenase merupakan komponenesensial di dalam reaksi enzimatis yang terlibat di
dalam oksidasi piruvat. Oksidasi itu terjadi, ketika asam suksinat dioksidasi
membentuk asam fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenerase. Enzim tersebut akan
berkaitan dengan FAD sebagai koenzimnya, dalam reaksi ini FAD berperan sebagai
penerima hydrogen. 2,6-dichlorophenolindophenol, (DCPIP) adalahsuatu bahan
campuran kimia yang berwarna biru. DCPIP adalah zat yang dapat menangkap atom
hidrogen dan dapat berubah warna. DCPIP akan berwarna biru jika mengalami oksidasi
dan akan kehilangan warnanya jika tereduksi (Green, et al, 1988).

Proses setrifugasi digunakan untuk memisahkan organela tertentu dari partikel-partikel


yang tercampur dalam suatu larutan homogen dengan menggunakan kontrol gravitasi
buatan pada larutan. Proses ini dilakukan dengan meletakkan larutan pada kecepatan
sentrifugasi yang berbeda-beda dan memutarnya pada kecepatan yang tinggi, sehingga
partikel-partikel yang larut dalam larutan akan berkumpul dan berubah menjadi endapan
di bawah tabung. Sebagian akan mengendap dan sebagian akan tetap berada dalam
supernatant (Slish, 2007). Adapun tujuan sentrifugasi adalah untuk memisahkan enzim.
Dengan proses sentrifugasi, akan dihasilkan dua fase yaitu endapan dan cairan
(Wirahadikusumah, 1977).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk memahami oksidasi pada proses siklus
krebs, serta mengetahui kadar gula dalam bahan yang berupa buah-buahan
2. MATERI METODE

2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung sentrifuge, sentrifuge, batang
kaca, gelas ukur, pipet volum, pompa pilleus, beaker glass, kain saring (kain mori)
tabung reaksi, rak tabung reaksi,mortar, aluminium foil, alu, dan stopwatch.

2.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kecambah kacang merah (J1,
J3, J5) , biji kacang merah (J2,J4) ,apel mentah (J6, J8, J10) , apel matang (J7, J9), es
batu, larutan buffer sukrosa, asam suksinat 0,1%, DCPIP, aquades.

2.2. Metode
Bahan dibersihkan dan dihaluskan dengan mortar dan timbang sebanyak 0,5 gram
kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge. Untuk kelompok 1,2,5,6,7 tabung
sentrifuge tersebut ditambahkan 10 ml buffer sukrosa, sedangkan untuk kelompok
3,4,8,9,10 ditambahkan 5 ml buffer sukrosa dan 5 ml asam suksinat 0,1%. Larutan di-
sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Setelah itu supernatant yang
terbentuk dibuang, endapan dipindah ke dalam tabung reaksi yang sudah diberi tanda 15
ml kemudian ditambahkan aquades hingga tanda tersebut. Kemudian ditambahkan lagi
dengan 0,5 ml larutan DCPIP. Warna yang terbentuk pada menit ke 0 dan menit ke 20
diamati dan dicatat perubahannya.

3
3. HASIL PENGAMATAN

3.1. Oksidasi Siklus Krebs


Hasil pengamatan oksidasi siklus krebs dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Oksidasi Siklus Krebs


Warna
Kelompok Perlakuan Sampel
Menit ke-0 Menit ke-20
Biru agak Biru muda
keruh keruh

Buffer sukrosa Kecambah


J1
+ DCPIP kacang merah

Biru bening Putih keruh

Buffer sukrosa Biji kacang


J2
+ DCPIP merah

Biru muda
Putih keruh
keruh

Buffer sukrosa
Kecambah
J3 + DCPIP +
kacang merah
Asam suksinat

Putih agak Putih keruh


keruh
Buffer sukrosa
+ Asam Biji kacang
J4
suksinat + merah
DCPIP

4
Biru bening Biru muda
bening

Buffer sukrosa Kecambah


J5
+ DCPIP kacang merah

Biru bening Biru muda


bening

Buffer sukrosa
J6 Apel mentah
+ DCPIP

Biru bening Biru muda


bening

Buffer sukrosa
J7 Apel matang
+ DCPIP

Biru muda
Bening
bening
Buffer sukrosa
+ Asam
J8 Apel mentah
suksinat +
DCPIP

Biru muda
bening Bening

Buffer sukrosa
J9 + DCPIP + Apel matang
Asam suksinat

5
Biru bening Bening

Buffer sukrosa
+ Asam
J10 Apel mentah
suksinat +
DCPIP

Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Pada Tabel 1., dapat dilihat bahwa bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
kecambah kacang merah (kelompok J1, J3, J5), biji kacang merah (kelompok J2, J4),
apel mentah (kelompok J6, J8, J10), dan apel matang (kelompok J7, J9). Keempat
bahan tersebut diberikan perlakuan yang berbeda-beda. Endapan hasil sentrifuge
kemudian ditambahkan dengan DCPIP, asam suksinat, dan buffer sukrosa

6
4. PEMBAHASAN

Pada oksidasi siklus krebs, bahan yang sudah ditentukan ditumbuk dan diambil 0,5
gram untuk dimasukkan kedalam tabung sentrifuge. Penumbukan sampel agar struktur
bahan tersebut dapat memisahkan enzim yang terkandung di dalam sampel tersebut agar
dapat keluar (Giannakourou & Taoukis, 2003). Dimana kelompok 1, 2, 5, 6, 7, diberi 10
ml larutan buffer sukrosa, sedangkan sampel kelompok 3, 4, 8, 9, 10, diberi 5 ml buffer
sukrosa dan 5 ml asam suksinat 0,1%. Menurut Wirahadikusumah (1989) dan Fardiaz
(1992) buffer sukrosa memiliki fungsi sebagai buffer yang menjaga perubahan pH agar
tidak mempengaruhi kerja enzim dan juga sebagai bahan yang akan pecah menjadi
asetil Ko- A karena sukrosa yang merupakan gula mengandung sumber nutrisi bagi
organisme yang akan mengaktivasi enzim. Sedangkan, larutan buffer sukrosa + asam
suksinat berfungsi untuk menjaga perubahan pH agar tidak mempengaruhi kerja enzim
dan juga sebagai bahan yang akan pecah menjadi asetil Ko- A, disertai dengan asam
suksinat yang berfungsi sebagai komponen esensial di dalam reaksi enzimatis yang
terlibat di dalam oksidasi piruvat, oksidasi yang dimaksud adalah oksidasi didalam
siklus krebs (Lehninger, 1991).

Larutan di sentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Proses setrifugasi
digunakan untuk memisahkan organela tertentu dari partikel-partikel yang tercampur
dalam suatu larutan homogen dengan meletakkan larutan pada kecepatan sentrifugasi
yang tinggi sehingga partikel-partikel yang larut dalam larutan akan berkumpul dan
berubah menjadi endapan di bawah tabung(Slish, 2007). Kemudian 15 ml aquades
dimasukkan ke tabung reaksi kosong dan batas garis 15 ml aquades ditandai, kemudian
aquades dibuang. Setelah itu larutan di-sentrifuge dan akan mendapatkan endapan yang
terpisah dengan cairan induknya (supernatant). Kemudian itu supernatant yang
terbentuk dibuang, dan endapan dipindah ke dalam tabung reaksi yang sudah diberi
tanda 15 ml dan ditambahkan aquades hingga batas yang telah ditandai. Lalu
ditambahkan lagi dengan 0,5 ml larutan DCPIP. DCPIP adalah zat yang dapat
menangkap atom hidrogen dan dapat berubah warna menjadi biru jika mengalami
oksidasi dan akan kehilangan warnanya jika tereduksi(Green, et al, 1988).

Setalah itu, ujung tabung reaksi ditutup dengan ibu jari dan tabung reaksi dibalikkan.
Saat tabung dibalikkan, stopwatch dijalankan. Warna pada menit ke-0 dan menit ke-20

7
8

diamati. Proses setrifugasi digunakan untuk memisahkan organela tertentu dari partikel-
partikel yang tercampur dalam suatu larutan homogen dengan meletakkan larutan pada
kecepatan sentrifugasi yang tinggi sehingga partikel-partikel yang larut dalam larutan
akan berkumpul dan berubah menjadi endapan di bawah tabung(Slish, 2007).

Berdasarkan data Tabel 1.dapat dilihat dengan sampel kecambah kacang merah,
kelompok J1,J3 dan J5 berubah dari biru agak keruh, biru muda keruh, dan biru bening
menjadi biru muda keruh, putih keruh, dan biru muda bening. J2 dan J4 dengan biji
kacang merah berubah dari biru bening dan putih agak keruh menjadi biru putih keruh.
Dengan sampel apel mentah, kelompok J6, J8, dan J10 berubah dari biru bening, dan
biru muda bening menjadi biru muda bening keruh dan bening. Dengan sampel apel
matang, kelompok J7 dan J9 berubah dari biru bening dan biru muda bening menjadi
biru muda bening dan bening.

Warna yang telah terbentuk pada menit ke 0 dan menit ke 20 diamati dan dicatat
perubahannya pada tabel hasil pengamatan. Sehingga pada hasil pengamatan pada tabel
1. , dapat diketahui bahwa setelah menit ke 20, warna biru pada larutan kelompok J2,
J5, J6, dan J7 yang ditambahkan 10 ml buffer sukrosa memudar .Hal ini sesuai dengan
teori Green, et al, (1988) dan Wirahadikusumah (1989)bahwa sukrosabahan yang akan
pecah menjadi asetil Ko- A akan teroksidasi, ketika teroksidasi terjadi pengikatan atom
H+ yang membentuk NADH maupun FADH2, yang menyebabkan larutan sampel yang
mengandung indikator DCPIP tereduksi (memudar) karena atom H+ yang digunakan
untuk membentuk NADH maupun FADH2.Oksidasi tersebut dibantu dari enzim yang
berasal apel maupun biji – bijian yang berfungsi untuk mempercepat proses
perpindahan elektron-elektron dari nutrient dan untuk mengubahnya menjadi NAD+dan
FAD, memproduksi NADH (+) H+dan FADH2. (Brody, 1994).

Namun, seharusnya larutan pada kelompok J1, J3, J4, J8, J9, J10 yang ditambahkan 5
ml buffer sukrosa dan 5 ml asam suksinat 0,1% harus lebih memudar daripada larutan
9

yang hanya ditambahkan 5 ml buffer sukrosa karena ditambah dengan oksidasi asam
suksinat yang menurut teori Lehninger (1991) asamsuksinat merupakan komponen
esensial di dalam reaksi enzimatis yang terlibat di dalam oksidasi piruvat yang
membentuk FADH2. Oleh karena itu, larutan yang ditambahkan 5 ml buffer sukrosa
dan 5 ml asam suksinat 0,1% komponen yang teroksidasi akan lebih banyak (asam
suksinat dan sukrosa) daripada larutan yang hanya ditambahkan 5 ml buffer sukrosa,
sehingga larutan sampel yang mengandung indikator DCPIP tereduksi lebih banyak
pula (memudar).Perbedaaan teori dengan hasil pengamatan dapat disebabkan persepsi
kepudaran warna yang berbeda. Selain itu, dipengaruhi juga enzim yang berkerja pada
sampel tersebut sebab menurut Brody (1994) enzim sangat penting dalam siklus krebs
yang berfungsi mempercepat proses perpindahan electron-elektron dari nutrien dan
untuk mengubahnya menjadi NAD+ dan FAD, memproduksi NADH (+) H+ dan
FADH2. Bahan pangan yang berbeda mempunyai aktivitas enzim yang berbeda. Enzim
amilase banyak terdapat dalam biji-bijian begitu juga dengan enzim sukrase yang
berfungsi merombak sukrosa (de Man, 1997).
5. KESIMPULAN

 Siklus krebs / siklus asam sitrat adalah metabolisme yang berlangsung dalam
mitokondria yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
 Oksidasi siklus krebs adalah pengoksidasian gugus-gugus asetil yang masuk
kedalam siklus berupa molekul-molekul asetilKoA.menjadi CO2, air dan energi.
 Fungsi enzim-enzim dalam siklus krebs adalah mempercepat proses perpindahan
elektron-elektron dari nutrient dan untuk mengubahnya menjadi NAD+dan FAD,
memproduksi NADH (+) H+dan FADH2.
 Suksinat dan enzim suksinat dehidrogenase merupakan komponen esensial di
dalam reaksi enzimatis yang terlibat di dalam oksidasi piruvat yang membentuk FA
DH2.
 DCPIP bila teroksidasi akan berwarna biru, bila tereduksi tidak akan muncul warna.
 Warna biru larutan yang menggunakan buffer sukrosa + asam suksinat lebih muda
daripada larutan yang menggunakan buffer sukrosa tanpa asam suksinat.
 Dalam proses sentrifugasi, akan dihasilkan dua fase yaitu endapan dan cairan.
 Larutan buffer sukrosa berperan mencegah enzim terdenaturasi, mencegah
perubahan pH, dan mencegah enzim mengalami inaktivasi.
 DCPIP berperan sebagai indikator warna atau indikator penentu terjadinya oksidasi
atau reduksi.
 Asam suksinat berperan untuk mereduksi DCPIP.

Semarang, 1 November 2016 Asisten Dosen :


Praktikan,

(Michelle Florencia) Donna Larissa Khuangga


16. I1. 0055 Jessica Christiani

10
5. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1990). Ensiklopedi Nasional Indonesia. PT Cipta Adi Pustaka. Jakarta.

Fox, P. F. (1991). Food Enzymologi Vol 1. Elsevier Applied Sciences. London.

Green, N.P.O. ; G.W. Stout & D.J. taylor. (1998). Biological Science 1. Cambridge
Univesity Press. New York.

Kimball, J.W. (1965). Biology, Fifth Edition. Addison-Wesley. Publishing Company,


Inc. United States of America.

Murray (2001). Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Winarno, F. G. (1995). Enzim Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Brody, Tom. (1994). Nutritional Biochemistry.Academic Press. New York.

de Man, J. M. ( 1997 ). Kimia Makanan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka : Jakarta.

Giannakourou, M.C & P.S. Taoukis. 2003. Stability of Dehydrofrozen Green Peas
Pretreated with Nonconventional Osmotic Agents. Journal of Food Science
Volume 68, Nr.6 : 2002-2009.

Lehninger, A.L. 1991. Dasar-DasarBiokimiaJilid 2.Erlangga. Jakarta.

Oxtoby, D.W. et al,. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern edisiKeempatJilid


1.Erlangga. Jakarta.

Prijanti, Ani Retno et al.1999. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa


Keperawatan. Widya Medika. Jakarta.

Slish, Donald. 2007. http://faculty.plattsburg, edu/donald.slish. diakses pada tanggal 21


November 2014.

11
12

Tranggono&Sutardi.(1990). BiokimiadanTeknologiPascaPanen.Gajah Mada University


Press.Yogyakarta.

Wirahadikusumah, M. (1977).Biokimia Protein, Enzim, danAsamNukleat. ITB.


Bandung
7. LAMPIRAN

7.1. Laporan Sementara

13
Acara IV

OKSIDASI SIKLUS KREBS

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


BIOLOGI

Disusun oleh :
Veren Devina Ariawan
16.I1.0049
A3

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2016

Anda mungkin juga menyukai