Anda di halaman 1dari 18

1.

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Pustaka


Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik (bersel tunggal yang tidak berselubung
inti). Bakteri adalah mahluk uniseluler yang tidak berklorofil, tidak untuk semuamya,
bereproduksi aseksual dengan cara pembelahan. Tindakan aseptis sangatlah diperlukan
dalam setiap percobaan yang berhubungan dengan bakteri, karena jika tidak secara
aseptis dapat terkontaminasi bakteri (Hadioetomo, 1993). Bakteri berasal dari kata
bakterion, dalam bahasa Yunani itu berarti tongkat atau batang. Bakteri adalah
sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berkembang biak
dengan pembelahan diri, dikarenakan bakteri memiliki ukuran yang kecil sehingga
hanya tampak dengan mikroskop. Ukuran bakteri itu sendiri adalah (0,5-1,0 μm x 2,0-
5,0 μm). Bakteri memiliki 3 bentuk dasar yaitu, bulat (coccus), batang (bacillus), dan
spiral (Dwijoseputro, 1985)

Bentuk dasar dari bakteri yang telah ada, menjadi identifikasi bakteri berdasarkan sifat
morfologi, biokimia, fisiologi, dan serologinya. Berdasarkan cara klasifikasinya, bakteri
dibedakan menjadi 2 yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram
positif terbagi lagi menjadi 2 yaitu dalam bentuk bulat (coccus) dan batang (bacillus).
Bakteri gram negatif terbagi menjadi menjadi 2 yaitu fermentatif dengan bentuk bakteri
batang dan non fermentatif dengan bentuk batang dan spiral.

Bakteri gram negatif, adalah bakteri yang kehilangan kompleks warna ungu kristal yang
terjadi pada saat pembilasan alkohol, dan memiliki warna jika terkena cat pewarna
tandingan, yaitu safranin. Sehingga bagian akhir proses pengecatan bakteri akan
berwarna warna merah. Selain bakteri gram negatif terdapat juga bakteri gram positif,
bakteri jenis ini dapat menahan kompleks pewarna primer ungu kristal iodium, pada
bagian akhir proses pengecatan bakteri akan berwarna biru gelap atau ungu (Lay, 1994).
Metode pewarnaan negatif bukanlah merupakan metode untuk bakteri, tetapi metode
untuk mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Metode berikut mencampurkan
mikroorganisme pada setetes tinta india atau nigrosin. Mikroorganisme akan tampak
jelas pada bagian yang gelap. Teknik ini dapat berguna dalam menentukan morfologi
serta ukuran dan juga mengetahui bakteri berbentuk kapsul atau tidak. Contoh dari
bakteri gram negatif adalah Eschericia coli (Syarif & Halid, 1993). Pewarnaan pada
spora bertujuan untuk membedakan endospora dengan sel vegetatif. Karena jika sel dari
endospora sudah menua maka endospora tersebut akan terlepas dan menjadi spora
bebas. Dalam pewarnaan spora pewarna hijau yang digunakan adalah malachite green
yang akan diikat oleh spora walau dicuci dengan air. Pada pewarnaan spora, dinding
spora tidak permeabel, namun zat warna dapat menembus dengan cara memanaskan
preparat (Aditya, 2010).

Perhitungan jumlah bakteri pada perebedaan pengenceran akan berpengaruh pada hasil
akhirnya. Perhitungan jumlah bakteri ini dapat menyebabkan sample terkontaminasi
baktei lain. maka dari itu dalam melakukan praktikum harus dilakukan secara aseptik
serta setiap kegiatan yang berhubungan dengan bakteri harus dilakukan didekat bunsen.
Aseptik diimbangi sterilisasi merupakan cara menghilangkan kontaminasi
mikroorganisme yang menempel pada alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
(Jati, 2007)

Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
hidup setiap orang. Dalam bahan pangan terkandung banyak nutrisi yang dibutuhkan
oleh tubuh. Tetapi dalam bahan pangan juga tempat yang baik untuk mikroorganisme
tumbuh dan berkembang (Buckle, 1987). Dalam pertumbuhannya mikroorganisme
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekternal. Faktor intrinsiknya yaitu waktu
pembelahan, ketersediaan nutrien , kelembaban bahan pangan, suhu, oksigen, pH.
Sedangkan faktor eksternalnya yaitu kondisi penanganan, dan kondisi penyimpanan.
(Gaman & Sherrington, 1994). Dalam pertumbuhannya bakteri terbagi menjadi 4 fase
fase lag, fase log, fase stasioner, dan fase death (Fardiaz, 1992).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui cara mengidentifikasi bakteri
dari cairan acar rebung. Untuk mengetahui morfologi bakteri dengan metode pewarnaan
gram, pewarnaan negatif dan pewarnaan spora. Untuk mengetahui karakteristik bakteri
yang diperoleh dari acar rebung dan beberapa biakan bakteri seperti Eschericia coli,
Starter Kombucha, Bacillus cereus.
2. MATERI METODE

2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu mikroskop cahaya, bunsen, kaca
preparat datar beserta penutupnya, tabung reaksi, rak tabung reaksi, penyangga preparat,
pipet tetes, mikropipet, bluetip, penangas (hot plate), jarum ose, cawan petri, otoklaf,
colony counter, inkubator, kertas buram dan lable.

2.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu cairan acar rebung, biakan bakteri
Eschericia coli, biakan bakteri Starter Kombucha, biakan bakteri Bacillus cereus,
alkohol, aquades, nigrosin, violet kristal, pewarna safranin, pewarna hijau malochite,
media NA (Nutrient Agar), dan tissue

2.2. Metode
2.2.1. Pewarnaan Gram
Pertama, kaca dibersikan dengan alkohol lalu dikeringkan dengan tissue. Setelah itu,
kaca preparat ditetesi aquades (setetes saja). Sampel yang akan diamati, diambil dengan
jarum ose. Sebelum digunakan, jarum ose dipijarkan secara aseptis, sampai nyalanya
merah. Sampel yang telah diambil kemudian diletakkan di kaca preparat. Langkah
selanjutnya, kaca preparat dikeringkan dengan difiksasi di atas nayala api bunsen.
Setelah itu, ditambahkan setetes violet kristal di kaca preparat dan didiamkan sampai
kering kemudian dibilas dengan air mengalir. Larutan selanjutnya adalah lugol, dengan
cara yang sama dilakukan seperti langkah sebelumnya, diberi setetes lugol lalu
dikeringkan. Setelah lugol kering, warna dihilangkan dengan 1-2 tetes alkohol
kemudian ditambahkan setetes pewarna safranin dan dibiarkan sampai kering. Selesai
semua larutan ditambahkan, kaca preparat dicuci secara perlahan, tidak dengan aliran
air yang deras dan dibiarkan mengering. Preparat yang telah disiapkan, diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x40. Hasil yang didapat difoto,
digambar, dan diberi keterangan.
2.2.2. Pewarnaan Negatif

Pertama-tama, kaca preparat dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol lalu


dikeringkan dengan tissue. Biakan bakteri dari Starter Kombucha diambil
menggunakan jarum ose, diambil satu ose saja. Sebelumnya jarum ose harus
diperlakukan secara aseptis, yaitu disterilkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan
pada nyala api bunsen hingga nyalanya kemerahan. Selanjutnya, setetes nigrosin
diletakkan disamping suspensi bakteri yang sudah diletakkan di atas kaca preparat.
Nigrosin dan suspensi bakteri diratakan dengan cara diseret agar keduanya saling
bertemu (menyatu). Kaca preparat didiamkan sampai kering dan setelah itu diamati
dengan mikroskop dengan perbesaran 10x40. Hasil yang telah didapatkan difoto,
digambar dan diberi keterangan

2.2.3. Pewarnaan Spora

Kaca preparat dibersihkan dengan alkohol lalu dikeringkan dengan tissue. Kaca preparat
di beri 1 tetes aquades. Biakan bakteri Bacillus cereus 1 ose diletakkan di kaca preparat.
Jangan lupa untuk bertindak secara aseptis, jarum ose yang digunakan dengan cara
dipanaskan di atas nyala api bunsen sampi menyala kemerahan. Kaca preparat yang
sudah ada suspensi bakterinya difiksasi dikeringkan di atas nyala api bunsen sampai
mengering. Selanjutnya, setetes pewarna hijau malachite diteteskan di atas suspensi
bakteri pada kaca preparat dan dipanaskan kembali selama 5 menit diatas air yang
dipanaskan menggunakan hotplate dan penyangga preparat. Setelah 5 menit, kaca
preparat dicuci dengan hati-hati dengan air mengalir yang tidak deras dan didiamkan
hingga kering. Kaca preparat yang tadi sudah kering diwarnai dengan larutan safranin
dan didiamkan selama 1 menit. Setelah itu bilas dengan air mengalir yang tidak deras,
kemudian keringkan dengan kipas angin. Preparat yang telah disiapkan diamati dengan
mikroskop dnegan perbesaran 10x40. Hasil yang diperoleh difoto, digambar, dan diberi
keterangan.
2.2.4. Perhitungan Jumlah Bakteri pada Cairan Acar Rebung
Semua perilaku dilakukan secara aseptis:
Semua tindakan yang dilakukan dalam percobaan perhitungan jumlah bakteri yang
terdapat pada cairan acar rebung dilakukan secara aseptis. Tangan harus dibersihkan
dengan alkohol setiap kali tahapan kerja dilakukan dan masker harus selalu dipakai,
mulai dari pemanenan, pengenceran, penuangan media secara spread plate (platting)
harus dilakukan didekat nyala api bunsen. Perlakuan aseptis harus selalu diterapkan
pada pekerjaan mikrobiologi yang melibatkan mikroorganisme tunggal (murni) untuk
menghindari resiko kontaminan.
Preparasi media NA di cawan petri (aseptis):
Sebanyak 10 ml media NA steri (agar padat) pada tabung reaksi dituang kedalam cawan
petri steril. Sebelum dan sesudah pemberian media, pinggiran cawan petri dipanaskan
dengan api bunsen. Cawan petri didiamkan hingga media agar NA memadat, media NA
yang memadat siap digunakan untuk platting.

Pertama-tama cairan acar rebung di ambil sebanyak 1ml denggan menggunakan


mikropipet. Sample tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi berisai 9 ml aquades
steril, sehingga diperoleh pengenceran 10-1. Dari pengenceran 10-1 diambil 1 ml dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril, sehingga
memperoleh pengenceran 10-2. Demikian seterusnya hingga diperoleh pengenceran 10-3,
dari pengenceran 10-2 dan 10-3, dilakukan platting metode speread plate dengan cara:
dari masing-masing pengenceran diambil 0,1 ml dengan mikropipet, lalu dimasukkan ke
dalam cawan petri yang berisi media NA yang telah memadat (pinggirin cawan petri
dipanaskan terlebih dahulu sebelum maupun sesudah sample dimasukkan). Cawan
dibungkus kertas buram dengan posisi terbalik, inkubasi selama 24 jam dan pada suhu
37oC. Koloni bakteri yang terbentuk dihitung dengan colony counter, lalu dihitung lagi
dengan rumus :
1
Jumlah koloni/ml = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
3. HASIL PENGAMATAN
3.1. Pewarnaan Gram

Kelompok Gambar Keterangan

Bakteri : Cairan acar rebung


Perbesaran : 10x40
A1 Warna : Coklat
Ket bentuk : Batang (Bacillus)

Bakteri : Cairan acar rebung


Perbesaran : 10x40
A2 Warna : Coklat
Ket bentuk : Batang (Bacillus)

Bakteri : Eschericia coli


Perbesaran : 10x40
A3 Warna : Putih
Ket bentuk : Batang (Bacillus)

Bakteri : Eschericia coli


Perbesaran : 10x40
Warna : putih
A4 Ket bentuk : Batang (Bacillus)

Tabel 1. Hasil pengamatan pewarnaan gram

Pada tabel 1 merupakan hasil dari pewarnaan gram, perbesaran mikroskop yang dipakai
adalah 10x40. Sample yang diamati adalah bakteri pada cairan acar rebung dan bakteri
Eschericia coli. Dari pengamatan yang diperoleh bahwa bakteri yang ada dalam cairan
acar rebung berwana coklat serta bentuk dari bakteri tersebut adalah batang (bacillus).
Sedangkan warna bakteri Eschericia coli yaitu putih serta memiliki bentuk batang
(bacillus).

3.2. Pewarnaan Negatif


Kelompok Gambar Keterangan

Bakteri : Starter kombucha


Perbesaran : 10x40
A5
Warna : Putih
Ket bentuk : Bulat (coccus)

Bakteri : Starter kombucha


Perbesaran : 10x40
A6
Warna : Putih
Ket bentuk : Bulat (coccus)

Bakteri : Starter kombucha


Perbesaran : 10x40
A7
Warna : Putih
Ket bentuk : Bulat (coccus)

Tabel 2. Hasil pengamatan pewarnaan negatif

Pada tabel 2 merupakan hasil dari pewarnaan negatif, perbesaran mikroskop yang
dipakai adalah 10x40. Sample yang diamati adalah bakteri Starter Kombucha. Dari
pengamatan yang diperoleh bahwa bakteri Starter Kombucha berwana putih serta
bentuk dari bakteri tersebut adalah bulat (coccus).
3.3. Pewarnaan Spora
Kelompok Gambar Keterangan

Bakteri : Bacillus cereus


Perbesaran : 10x40
Warna : Biru
A8
Ket bentuk : Bulat (coccus)

Bakteri : Bacillus cereus


A9
Perbesaran : 10x40
Warna : Merah
Ket bentuk : Batang (Bacillus)

Bakteri : Bacillus cereus


Perbesaran : 10x40
A10
Warna : Merah
Ket bentuk : Batang (Bacillus)

Tabel 3. Hasil pengamatan pewarnaan spora

Pada tabel 3 merupakan hasil dari pewarnaan spora, perbesaran mikroskop yang dipakai
adalah 10x40. Sample yang diamati adalah bakteri Bacillus cereus. Dari pengamatan
yang diperoleh bahwa bakteri Bacillus cereus berwana merah serta bentuk dari bakteri
tersebut adalah batang (Bacillus).
3.4. Perhitungan Jumlah Bakteri pada Cairan Acar Rebung

Jumlah Koloni Total koloni (CFU/ml)


Kel Sampel Pengenceran Pengenceran
10-2 10-3 Rata-rata
10-2 10-3
A1 Cairan acar 32 50 3,2x103 5x104 3,2x103
rebung
A2 Cairan acar 47 69 4,7x103 6,9x104 4,7x103
rebung
A3 Cairan acar 42 45 4,2x103 4,5x104 4,2x103
rebung
A4 Cairan acar 143 27 1,43x104 2,7x104 1,43x104
rebung
A5 Cairan acar 169 41 1,69x104 4,1x104 1,69x104
rebung
A6 Cairan acar 22 33 2,2x103 3,3x104 3,3x104
rebung
A7 Cairan acar 100 49 1x104 4,9x104 1x104
rebung
A8 Cairan acar 5 35 5x102 3,5x104 3,5x104
rebung
A9 Cairan acar 153 77 1,53x104 7,7x104 1,53x104
rebung
A10 Cairan acar 20 30 2x103 3x104 3x104
rebung
Tabel 4. Hasil pengamatan jumlah bakteri pada cairan acar rebung

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa pada percobaan perhitungan bakteri yang terdapat pada
cairan acar rebung memiliki hasil yang berbeda-beda untuk setiap kelompoknya. Dalam
percobaan ini dilakukan 2 perbandingan jumlah, yaitu pada larutan dengan pengenceran
10-2 dan larutan dengan pengenceran 10-3. Jumlah koloni yang terlihat dalam
perhitungan pada colony counter juga berbeda, ada yang jumlah koloninya lebih banyak
pada saat pengenceran 10-2 daripada pengeceran 10-3, atau sebaliknya. Sehingga hasil
total koloni (CFU/ ml) yang diperoleh juga berbeda di setiap kelompok.
4. PEMBAHASAN
Pada praktikum bakteri semua hal yang dilakukan, harus dilakukan secara aseptis. Cara
kerja aseptis ialah semua kegiatan yang berhubungan dengan bakteri yang dilakuakan
didekat api dan juga saat prosesnya keadaaan tangan harus bersih. Cara kerja aseptis
bertujuan untuk mensterilisasikan serta mencegah atau meminimalisir kontaminasi yang
dilakukan oleh bakteri-bakeri yang lain (Hadioetomo, 1993). Mensterilkan yang
dimaksud seperti jarum ose yang dipanaskan hingga tampak warna merah menyala,
penyemprotan alkohol pada tangan, kaca preparat, serta meja kerja.

Tahap-tahap yang dilakukan pada pewarnaan gram yaitu preparat diberi 1 tetes aquades
lalu 1 ose hasil biakan bakteri diletakkan dikaca atas aquades. Difiksasi hingga kering
dengan dilewatkan diatas api bunsen, lalu ditetesi oleh violet kristal, bilas dengan air
dan dikeringkan. Setelah kering ditetesi oleh lugol, tunggu hingga kering. Setelah
kering hilangkan warna dengan 1-2 tetes alkohol lalu dikeringkan, pewarna safranin
ditambahkan sebanyak 1 tetes lalu didiamkan. Setelah itu kaca preparat dibilas dengan
air mengalir dan dikeringkan dengan kipas angin, setelah itu kaca preparat diamati
dengan mikroskop. Tujuan dari pemberian aquades sebagai wadah bakteri di atas kaca
preparat. Violet kristal bertujuan untuk membedakan mana yang termasuk gram positif
dan mana yang termasuk gram negatif, pemberian lugol bertujuan untuk peningkatan
afinitas pengikatan zat warna pada bakteri. Diberi alkohol agar melunturkan zat warna
primer, pemberian safranin bertujuan untuk memberi warna pada bakteri. Pewarnaan
negatif letakkan 1 ose biakan Starter Kombucha pada ujung preparat. Letakkan 1 tetes
nigrosin pada samping suspensi yang ada dikaca preparat. Ratakan nigrosin dengan
sudut kaca preparat dengan cara diseret, kaca preparat dibiarkan sampai kering, setelah
itu amati dengan mikroskop. Nigrosin berfungsi untuk pemberian warna gelap pada
latar belakang agar bakteri terlihat. Tahap-tahap pewarnaan spora diberi 1 tetes aquades
lalu 1 ose hasil biakan bakteri diletakkan dikaca atas aquades. Difiksasi hingga kering
dengan cara dilewatkan diatas api bunsen, ditetesi pewarna hijau melachite sebanyak 1
tetes diatas suspensi bakteri. Kaca preparat dipanaskan di atas di air yang dipanaskan
menggunakan hoteplate dan penyangga preparat. Setelah 5 menit kaca preparat dialiri
dengan air mengalir secara hati-hati. Diamkan hingga kering setelah itu ditambahkanan
larutan safranin dan didiamkan selama 1 menit, setelah itu bilas dengan air mengalir
yang tidak deras, kemudian dikeringkan dengan kipas angin. Tujuan di fiksasi dengan
cara dilewatkan diatas api bunsen yaitu untuk membuat aquades menjadi kering dan
juga agar kaca preparat tidak pecah maka di fiksasinya dengan cara dilewatkan pada api
bunsen. Pewarna hijau melachite berfungsi untuk memberi warna hijau pada bakteri.

Hasil pengamatan yang didapat pada pewarnaan gram yaitu warna dari bakteri tersebut
adalah coklat dan berbentuk batang (bacillus) untuk cairan acar rebung sedangkan
warna pada Escheria coli adalah putih dan bentuknya adalah batang (bacillus). Untuk
bentuknya sudah sesuai dengan teori. Tetapi untuk warnanya menurut teori yang ada
warna dari bakteri acar rebung berwara unggu dan warna dari bakteri Escheria coli
seharusnya adalah merah (Lay, 1994). Hal ini dapat terjadi dikarenakan perbedan
melihat warna yang ada serta ketelitian dalam melihat warna. Bakteri yang dihasilkan
dari cairan acar rebung memiliki karakteristik warna ungu, bentuk dari bakteri acar
rebung adalah batang (bacillus), serta bakteri ini termasuk bakteri gram positif.
Sedangkan karakteristik dari bakteri Escherica coli adalah memiliki warna merah,
berbentuk batang (baciluss), serta bakteri ini merupakan bakrei gram negatif. Hasil
pengamatan yang didapat dari pewarnaan negatif adalah warna dari Starter Kombucha
adalah putih dan memiliki bentuk bulat (coccus). Untuk bentuknya sudah sesuai dengan
teori tetapi pada warna yang timbul tidak sesuai teori. Menurut Syarif & Halid (1993)
tujuan dari pewarnaan negatif adalah untuk mewarnai latar belakangnya saja tidak untuk
mewarnai bakterinya. Sehingga seharusnya warna dari bakteri adalah transparant.
Karakteristik dari bakteri Starter Kombucha adalah memiliki warna transparan,
memiliki bentuk bulat (coccus) Hasil pengamatan pewarnaan spora Bacillus cereus
untuk kelompok A8 adalah biru dan berbentuk bulat (coccus), kelompok A9 yaitu
merah dan berbentuk batang (bacillus), kelompok A10 yaitu merah dan berbentuk
batang (bacillus). Menurut teori warna yang dihasilkan adalah warna hijau karena warna
hijau yang ditimbulkan membuktikan bahwa spora sebenarnya bewarna transparan tapi
ketika ditetesi pewarna hijau malachite dan kaca preparat dipanaskan maka warna
tersebut akan menembus dan membuat warna bakteri terlihat hijau (Aditya, 2010) dan
bentuknya adalah batang. Karakteristik dari bateri Bacillus cereus adalah memiliki
warna transparan tetapi bila ditetesi oleh hijau malachite akan berwarna hijau,
bentuknya adalah batang (bacillus) Kesalahan pengamatan yang terjadi dikarenakan
praktikan tidak teliti dalam melakukan pengamatan.

Pada perhitungan bakteri pada acar rebung dilakukan 2 pengambilan sample yaitu pada
sample 10-2 dan 10-3. Hasil yang diperoleh A4,A5,A7, dan A9 jumlah bakteri pada
pengenceran 10-2 lebih banyak dari pada bakteri yang ada pada 10-3. Tetapi pada
kelompok A1,A2,A3,A6,A8,dan A10 jumlah bakteri pada pengenceran 10-2 lebih
sedikit dari pada pengenceran 10-3. Seharusnya jumlah bakteri pada pengenceran 10-2
lebih banyak dari pada pengenceran bakteri 10-3. Dikarenakan pengeceran 10-3
merupakan pengenceran hasil dari 10-2. Kesalahan yang terjadi dapat karena kurang
telitinya praktikan dalam menghitung bakteri atau kurang aseptisnya praktikan dalam
melakukan praktikum sehingga terjadi kontaminasi bakteri.
5. KESIMPULAN
 Setiap langkah kerja harus dilakukan secara aseptis
 Pemberian warna kristal violet untuk membedaka gram positif dan gram
negatif
 Bakteri yang ada di acar rebung memiliki warna ungu dan bentuk batang
(bacillus), serta bakteri ini merupakan bakteri gram positif
 Bakteri Escherica coli memiliki warna merah, berbentuk batang (baciluss),
serta bakteri ini merupakan bakteri gram negatif
 Bakteri Starter Kombucha memiliki warna transparan, memiliki bentuk bulat
(coccus)
 Bakteri Bacillus cereus memiliki warna transparan tetapi bila ditetesi oleh
hijau malachite akan berwarna hijau, bentuknya adalah batang (bacillus)
 Pemberian safranin akan membuat warna bakteri ini menjadi bewarna merah
kontras.
 Spora sebenarnya bewarna transparan tapi ketika ditetesi pewarna hijau
malachite dan kaca preparat dipanaskan warna yang muncul adalah hijau
 Jumlah bakteri pada pengenceran 10-2 lebih banyak dari pada bakteri pada
pengenceran 10-3

Semarang, 28 September 2016


Praktikan Asisten dosen

Ivo Ruth Waskita Ira Yuliani


16.I2.0015 Phoa, Adelina
6. DAFTAR PUSTAKA

Aditya,Mushoffa.2010.Teknik Pewarnaan Bakteri

Buckle, K. A., dkk. 1987, Ilmu Pangan, Penerjemah: Hari Purnomo dan Adiono, UI-
Press, Jakarta.

Dwijoseputro, D. (1985). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gaman, P. M, dan K. B. Sherrimgton . (1994). Penantar Ilmu Pangan Nutrisi dan


Mikrobiologi. Edisi Kedua. Gajah Mada University Press. Jogjakarta

Hadioetomo, R. S. (1993). Mikobiologi Dasar Dalam Praktek, Teknik dan Prosedur


Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Jati Wijaya. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta : Ganeca Exact

Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Syarief, R. dan H. Halid.(1993). Teknologi Penyimpanan Pangan, Arcan, Jakarta


7. LAMPIRAN
7.1. Lampiran Perhitungan

Kelompok A1 = 6,9x104
𝐶𝐹𝑈
Pengenceran 10-2 : 32 koloni 𝑚𝑙
=
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−3
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1 47 vs 69 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−2
= 32 𝑥 −2
𝑚𝑙 10
6,9x10 4
3 =
= 3,2x10 4,7x103

Pengenceran 10-3 : 50 koloni = 14,6


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1 Pilih yang terkecil = 4,7x103
= 50 𝑥 −3
𝑚𝑙 10
= 5x104
Kelompok A3
𝐶𝐹𝑈
=
𝑚𝑙
Pengenceran 10-2 : 42 koloni
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−3
32 vs 50 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 42 𝑥 −2
5x10 4 𝑚𝑙 10
= 3,2x103
= 4,2x103
= 15,62
Pengenceran 10-3 : 45 koloni

Hasil > 2 pilih yang terkecil = 3,2x103 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1


= 45 𝑥 −3
𝑚𝑙 10
= 4,5x104
Kelompok A2
𝐶𝐹𝑈
=
𝑚𝑙
-2
Pengenceran 10 : 47 koloni 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−3
42 vs 45 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 47 𝑥 −2
𝑚𝑙 10 4,5x10 4
= 4,2x103
= 4,7x103
= 10,71
Pengenceran 10-3 : 69 koloni
Hasil > 2 pilih yang terkecil = 4,2x103
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 69 𝑥 −3
𝑚𝑙 10
Kelompok A4 = 2,42

Pengenceran 10-2 : 143 koloni Hasil > 2 pilih yang terkecil = 1,69x104

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 143 𝑥 −2
𝑚𝑙 10 Kelompok A6
= 1,43x104
Pengenceran 10-2 : 22 koloni
Pengenceran 10-3 : 27 koloni
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1 = 22 𝑥 −2
= 27 𝑥 −3 𝑚𝑙 10
𝑚𝑙 10
= 2,2x103
= 2,7x104
𝐶𝐹𝑈
Pengenceran 10-3 : 33 koloni
=
𝑚𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 33 𝑥 −3
143 vs 27 = 143 masuk TPC 𝑚𝑙 10

27 tidak masuk TPC = 3,3x104


𝐶𝐹𝑈
Pilih yang masuk TPC = 1,43x104 =
𝑚𝑙

22 vs 33 = 22 tidak masuk TPC

Kelompok A5 33 masuk TPC

Pengenceran 10-2 : 169 koloni Pilih yang masuk TPC = 3,3x104

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 169 𝑥 −2
𝑚𝑙 10
= 1,69x104 Kelompok A7

Pengenceran 10-3 : 41 koloni Pengenceran 10-2 : 100 koloni


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 41 𝑥 −3 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
𝑚𝑙 10 = 100 𝑥 −2
𝑚𝑙 10
= 4,1x104
= 1x104
𝐶𝐹𝑈
=
𝑚𝑙 Pengenceran 10-3 : 49 koloni
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−3
169 vs 41 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−2 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 49 𝑥 −3
𝑚𝑙 10
1,69x10 4
= = 4,9x104
4,1x104
𝐶𝐹𝑈 = 1,53x104
=
𝑚𝑙
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−3 Pengenceran 10-3 : 77 koloni
100 vs 49 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 77 𝑥 −3
4,9x10 4 𝑚𝑙 10
= 1x104
= 7,7x104
= 4,9 𝐶𝐹𝑈
=
𝑚𝑙
Hasil > 2 pilih yang terkecil = 1x104 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−3
153 vs 77 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−2

7,7x10 4
Kelompok A8 = 1,53x104

Pengenceran 10-2 : 5 koloni = 5,03

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1 Hasil > 2 pilih yang terkecil = 1,53x104


= 5 𝑥 −2
𝑚𝑙 10
= 5x102
Kelompok A10
Pengenceran 10-3 : 35 koloni
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1 Pengenceran 10-2 : 20 koloni
= 35 𝑥 −3
𝑚𝑙 10
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 3,5x10 4 = 20 𝑥 −2
𝑚𝑙 10
𝐶𝐹𝑈
= = 2x103
𝑚𝑙

5 vs 35 = 5 tidak masuk TPC Pengenceran 10-3 : 30 koloni


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
35 masuk TPC = 30 𝑥 −3
𝑚𝑙 10
Pilih yang masuk TPC = 3,5x104
= 3x104
𝐶𝐹𝑈
=
𝑚𝑙

20 vs 30 = 20 tidak masuk TPC


Kelompok A9
30 masuk TPC
-2
Pengenceran 10 : 153 koloni
Pilih yang masuk TPC = 3x104
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
= 153 𝑥 −2
𝑚𝑙 10
7.2. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai