Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
ENUMERASI
Kelompok: 1
Fernando Budiono 19.I1.0057
Olivia Veralta A 19.I1.0058
Christine Vanny 19.I1.0059
Abstrak
Pada praktikum ini kita mempelajari tentang enumerasi untuk menghitung jumlah bakteri yang ada
pada suatu media tertentu. Praktikum ini menggunakan metode cawan tuang, cawan sebar dan
Most Probable Number (MPN) dengan pengenceran sebanyak 6 kali dengan menggunakan bakteri
Acetobacter xylinum. Pada awal praktikum dilakukan pengenceran secara bertingkat lalu
dilanjutkan metode cawan tuang dan cawan sebar menggunakan media NA sedangkan pada MPN
menggunakan media LB dan tabung durham yang menghasilkan karbon dioksida dan gas jika
positif terdapat bakteri coliform. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode pour plate
dengan menuangkan sampel ke cawan petri dan dicampurkan dengan media sedangkan metode
spread plate dengan mengambil sampel dan diratakan di atas media padat. Pada setiap metode
akan di inkubasi selama 2 hari pada suhu ruang dan setiap metode memiliki keakuratan tersendiri
dalam menghitung jumlah mikroba. Nilai MPN akan semakin rendah jika tingkat pengenceran
semakin tinggi dan jumlah tabung positif akan semakin sedikit seiring meningkatnya tingkat
pengenceran. Metode cawan tuang dan cawan sebar mengikuti aturan SPC yang seharusnya jumlah
mikroorganisme yang memenuhi syarat berkisar antara 30 hingga 300 koloni. Sedangkan MPN
menggunakan tabel MPN dan rumus yang ada.

Kata kunci : Cawan Sebar, Cawan Tuang, Most Probable Number, Standard Plate Count

setelah pengenceran jumlah koloni  > 300


1. TINJAUAN PUSTAKA dapat ditulis 300 × pengenceran, jika
setelah pengenceran jumlah koloni < 30
Penentuan Enumerasi adalah cara untuk maka ditulis < 30 × pengenceran tapi harus
menghitung mikroorganisme dalam suatu ditulis jumlah asli dengan tanda kurung,
media. Faktor akurasi perhitungan dapat dan jika dari dua tingkat pengenceran
dipengaruhi oleh penggunaan metode, mendapatkan hasil 30-300 maka dapat
media, sampel, dan larutan pengencer yang ditentukan dengan rata-rata nilai tertinggi
berbeda dapat memungkinkan dan juga dan terendah. Apabila nilai tertinggi dan
mempengaruhi hasil hitung cawan terendah kurang dari 2 maka harus dihitung
(Soesetyaningsih & Azizah, 2020). Selain reratanya tetapi jika lebih dari 2 maka dapat
itu dapat dipengaruhi oleh cara dituliskan hasil nilai terendah. Pada metode
perhitungan atau ketelitian praktikan pada pengenceran kultur dilakukan pengenceran
saat melakukan penelitian. Cara secara bertingkat dengan perbandingan 1:9.
menghitung koloni pada cawan harus Pada metode Pour Plate dengan cara
memenuhi jumlah yang ada yaitu 30-300 sampel dituangkan dan dicampurkan
agar lebih akurat, satu garis tebal pada dengan media sedangkan metode Spread
media akan dihitung satu koloni begitu Plate dengan cara diratakan diatas media
pula jika ada beberapa koloni yang padat (Yunita et al., 2015) (Darmayanti et
menjadi satu akan dihitung satu koloni al., 2020). MPN menggunakan tabung
(Mubarak et al., 2016). Menurut durham jika positif mengandung coliform
Purnamasari et al., (2013) Aturan-Aturan maka akan terbentuk gelembung gas (Putri
dalam SPC yaitu jika terdapat 2 angka di & Pramudya, 2018). Munculnya
belakang koma maka harus dibulatkan,jika gelembung gas ini CO2 ini dikarenakan

1
terjadinya proses fermentasi laktosa oleh
bakteri coliform dalam media LB (Aprilia 3.2. Metode
& Pramudya, 2018). Nilai MPN Pengenceran Kultur
didapatkan dari tabel MPN coliform
dengan menghitung berapa tabung yang Pertama, tambahkan kultur Acetobacter xylinum
bernilai positif (Wandrivel, et al., 2012). dengan 5 ml aquades yang sudah disterilkan dan
Perhitungan MPN ini sendiri dengan pindahkan dalam tabung reaksi.Vortex tabung
berdasarkan jumlah perkiraan terdekat tersebut hingga diperoleh pengenceran 100.
dalam range tertentu yang berpedoman Ambil 1 ml larutan tersebut kemudian
pada tabel MPN yang telah ditetapkan dituangkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9
(Hartianti, 2015). Jumlah bakteri akan ml aquades steril lalu divortex sehingga
semakin sedikit akibat pengenceran diperoleh pengenceran 10-1 (Kelompok 1).
(Desiana & Idris, 2011). Artinya semakin Ambil 1 ml larutan dari pengenceran 10-1
rendah pengenceran maka bakteri akan kemudian dituangkan ke dalam tabung reaksi
makin banyak sehingga tabung positif yang berisi 9 ml aquades steril lalu divortex
akan sering muncul sedangkan jika sehingga diperoleh pengenceran 10-2 (Kelompok
pengenceran semakin tinggi maka bakteri 2). Lakukan pengenceran hingga didapatkan
akan semakin sedikit dan tabung positif pengenceran 10-6 (kelompok 6)
akan jarang muncul (Yunan, et al., 2017).
Metode Hitungan Cawan
Metode Pour Plate
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Ambil 1 ml kultur Acetobacter xylinum pada
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk masing-masing pengenceran, masukkan ke
mengetahui cara menghitung jumlah koloni dalam cawan petri dan diputar-putar hingga
mikrobia dengan metode hitungan cawan yang merata.Tuang media NA yang sudah disterilkan
terdiri dari pour plate dan spread plate dan dan diturunkan suhunya kedalam cawan lalu
most probable number (MPN), mengetahui diputar-putar hingga merata.Biarkan media
pengaruh pengenceran terhadap jumlah koloni hingga memadat, kemudian bungkus kembali
mikrobia, mengetahui perbedaan antara metode dengan kertas buram.Inkubasi media selama 2
HC dan MPN, mengetahui perbedaan antara hari dengan posisi terbalik.Amati dan hitung
pour plate dan spread plate, mengetahui fungsi jumlah koloni per ml dengan rumus :
dari tabung Durham, mengetahui apa itu
spreader, dan mengetahui mikroorganisme 1
Jumlah koloni per ml= jumlah koloni ×
yang dapat memecah LB faktor pengenceran
Metode Spread Plate
3. METODE PRAKTIKUM
Tuang media NA steril ke dalam cawan petri
3.1. Materi dan biarkan hingga memadat.Ambil 0,1 ml
3.1.1. Alat kultur Acetobacter xylinum dari masing-masing
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adala pengenceran dan masukkan ke dalam cawan
h tabung reaksi, rak tabung reaksi, tabung durha petri. Putar kultur cawan tersebut agar kultur
m, kapas, bunsen, korek api, cawan petri steril, merata, kemudian cawan dibungkus kembali
pemanas elektrik, jarum ose, vortex, kertas pem dengan kertas buram dan inkubasikan selama 2
bungkus, mikropipet, colony counter, inkubator hari. Amati dan hitung jumlah koloni per ml nya
30-32⁰C, Erlenmeyer dan neraca. menggunakan rumus :

3.1.2. Bahan 1
Jumlah koloni per ml= jumlah koloni ×
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini faktor pengenceran
adalah aquades steril, alkohol, kultur
Acetobacter xylinum, media NA cair, media Metode Most Probably Number (MPN)
Lactose Broth, air hujan.

2
Siapkan media LB dalam 9 tabung reaksi dan kelompok A5 dan A6 yang melakukan
diberi tabung durham. Pastikan tidak ada percobaan pada pengenceran 5 dan 6 terlalu
gelembung pada tabung durham, apabila ada sedikit dari 30 (<30) dimana jumlah bakteri ini
gelembung, percobaan harus diulangi. tidak memenuhi jumlah bakteri minimal,
Sterilisasi media tersebut dan turunkan sehingga keduanya termasuk dalam kategori
suhunya. Tambahkan 1 ml sampel pada Non-TPC.
masing-masing tabung; 3 tabung pertama diisi
dengan pengenceran 10-1, 3 tabung kedua diisi Tabel 2. Spread Plate (Terlampir)
dengan pengenceran 10-2 pada 3 tabung kedua,
dan 3 tabung ketiga diisi dengan pengenceran Berdasarkan Tabel 2., dapat dilihat pada tabel 2
10-3. Inkubasikan tabung tersebut selama 2 hari (Spreader Plate) didapatkan hasil jumlah koloni
dan amati keberadaan gelembung pada masing- pada kelompok A1 pada pengenceran 1 lebih
masing tabung. Jika pada pengenceran 10-1 dari 300 (>300) dimana jumlah koloni ini terlalu
tabung durham yang mengandung gelembung banyak untuk dihitung (TBUD) sehingga
hanya 1 maka pada hasil pengamatan kolom 10- termasuk dalam kategori Spreader. Sedangkan
1
ditulis 1. Jika pada pengenceran 10-1 tabung pada kelompok A2 dan A3 jumlah koloni yang
durham yang mengandung gelembung hanya 2 dihasilkan berada di antara 30-300 sehingga
maka pada hasil pengamatan kolom 10-1 ditulis jumlah koloni dapat dihitung dan dihasilkan
2. Begitu seterusnya pada masing-masing data pada kelompok A2 sebesar 2,5 × 10 4

pengenceran. Kemudian hasil urutan 3 angka koloni/ml untuk pengenceran 2, dan pada
yang tersusun dicocokan dengan tabel nilai kelompok A3 sebesar 1,2 × 10 koloni/ml untuk
5

MPN untuk 3 seri tabung. pengenceran 3. Perbandingan dari jumlah koloni


A3:A2 memiliki perbandingan 4,8 (>2)
sehingga jumlah koloni yang dapat digunakan
4. HASIL PENGAMATAN
hanyalah koloni A2 yaitu 2,5 × 10 koloni/ml.
4

Sementara pada kelompok A4,A5,A6 pada


4.1. Pewarnaan Kapang pengenceran 4,5,6 memiliki jumlah koloni
dibawah 30 (<30) dimana jumlah bakteri ini
Tabel 1. Pour Plate (Terlampir) terlalu sedikit dan tidak memenuhi syarat untuk
dihitung sehingga mereka termasuk dalam
Berdasarkan Tabel 1., dapat dilihat pada hasil kategori Non-TPC.
pengamatan tabel 1 (Pour Plate) pada
kelompok A1 dan A2 pada pengenceran 1 dan
2 tidak dapat dihitung karena jumlah koloni/ml Tabel 3. Metode Most Probable Number
yang dihasilkan memiliki jumlah lebih dari 300 (Terlampir)
(>300) sehingga terlalu banyak untuk dihitung
(TBUD) dan masuk dalam kategori Spreader. Berdasarkan Tabel 3., dapat dilihat pada tabel 3
Sementara kelompok A3 dan A4 jumlah koloni (Most Probable Number) berdasarkan hasil
yang dihasilkan berada di antara 30 dan 300 perhitungan MPN dengan menggunakan tabel
sehingga dapat dihitung dimana didapatkan MPN 3 tabung didapatkan hasil pada kelompok
hasil pada kelompok A3 memiliki jumlah A1 sebesar 9,3 × 103 dengan perbandingan
koloni 2,7 × 105 koloni/ml pada pengenceran 3, tabung positif 3:2:0, kelompok A2 sebesar 0,9 ×
sedangkan pada kelompok A4 dihasilkan 103 dengan perbandingan 2:0:0, kelompok A3
jumlah koloni 4,5 × 105 koloni/ml pada sebesar 4,3 × 103 dengan perbandingan tabung
pengenceran 4. Jumlah koloni kedua positif 3:1:0, kelompok A4 sebesar 7,5× 103
pengenceran memenuhi syarat maka dengan perbandingan tabung positif 3:1:1,
dibandingkan antara A4 dengan A3 dimana kelompok A5 2,3 × 103 dengan perbandingan
perbandingan yang dihasilkan memiliki rasio 3:0:0, dan kelompok A6 2,3 × 103 dengan
1,67 (<2) sehingga jumlah koloni dapat perbandingan 3:0:0.
dihitung dengan rata-rata kedua pengenceran
tersebut, dimana didapatkan hasil jumlah koloni 5. PEMBAHASAN
rata-rata sebesar 3,6 × 104 koloni/ml. Untuk

3
Tujuan dari praktikum ini untuk terdapat 2 angka di belakang koma maka
mengetahui cara menghitung koloni pada harus dibulatkan seperti pada kelompok
cawan harus memenuhi jumlah yang ada A3 dengan pengenceran 10-3 didapatkan
yaitu 30-300 agar lebih akurat, satu garis 268 koloni maka dibuat mengikuti SPC
tebal pada media akan dihitung satu menjadi  2,7 × 105 koloni/ml. Kelompok
koloni begitu pula jika ada beberapa A4 dengan pengenceran 10-4  didapatkan
koloni yang menjadi satu akan dihitung 45 koloni jika dibuat mengikuti SPC
satu koloni (Mubarak et al., 2016). menjadi 4,5 × 105  koloni/ ml. kelompok 2
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dengan pengenceran 10-2 didapatkan 248
pengenceran terhadap jumlah koloni yaitu koloni maka dengan aturan SPC menjadi
dilakukan pengenceran secara bertingkat 2,5 × 104 sedangkan kelompok 3 dengan
dengan perbandingan 1:9. Selain itu untuk pengenceran 10-3 didapatkan 120 koloni
mengetahui metode pour plate yaitu dibuat dengan SPC menjadi 1,2 × 105.
sampel dituangkan dan dicampurkan pada Menurut Purnamasari et al., (2013) jika
media sedangkan spread plate sampel setelah pengenceran jumlah koloni  >300
diratakan diatas media padat. Untuk dapat ditulis >300 × pengenceran, tetapi
mengetahui perhitungan MPN pada keterangan hasil pengamatan jika
berdasarkan jumlah perkiraan terdekat >300 dapat dikatakan Spreader seperti
dalam range tertentu yang berpedoman kelompok A1, A2 dan 1  mendapatkan
pada tabel MPN yang telah ditetapkan. jumlah koloni >300 maka Spreader.
Untuk mengetahui fungsi dari tabung Menurut Purnamasari et al., (2013) jika
durham yaitu jika positif mengandung setelah pengenceran jumlah koloni < 30
coliform maka akan terbentuk gelembung maka ditulis <30 × pengenceran tapi harus
gas. Untuk mengetahui mikroorganisme ditulis jumlah asli dengan tanda kurung,
yang dapat memecah LB yaitu bakteri tetapi pada keterangan  hasil pengamatan
coliform. jika <30 dikatakan Non-TPC seperti pada
kelompok A5, A6, 4, 5 dan 6 <30 koloni
Pada praktikum bab enumerasi ini maka dapat ditulis Non-TPC. Menurut
menggunakan metode pour plate, spread Purnamasari et al., (2013) jika dari dua
plate dan Most Probably Number (MPN). tingkat pengenceran mendapatkan hasil
Selain itu media yang digunakan yaitu 30-300 maka dapat ditentukan dengan
media NA cair dan media Lactose Broth, rata-rata nilai tertinggi dan terendah.
lalu sampel yang digunakan yaitu air Apabila nilai tertinggi dan terendah < 2
hujan. Hal ini sesuai dengan pernyataan maka harus dihitung reratanya tetapi jika
yang disampaikan oleh  Soesetyaningsih >2 maka dapat dituliskan hasil nilai
& Azizah (2020) bahwa faktor akurasi terendah. Pada metode Pour Plate yang
perhitungan dapat dipengaruhi oleh memenuhi syarat ada 2 pada pengenceran
penggunaan metode, media, sampel, dan 10-3 dan 10-4 dengan demikian sesuai
larutan pengencer yang berbeda sehingga aturan SPC harus dicari rata-ratanya yaitu
memungkinkan dan juga mempengaruhi 3,6 × 104 karena selisihnya 1,67 kurang
hasil hitung cawan. Pada metode pour dari 2 Pada metode Spread Plate yang
plate memiliki kelebihan yaitu memenuhi syarat pada pengenceran 10-2
menghasilkan biakan yang murni tetapi dan 10-3 dengan demikian sesuai aturan
jumlah bakteri banyak yang berdekatan SPC maka hasilnya 2,5 × 104  tidak perlu
jadi perhitunganya sulit sedangkan pada mencari rata-rata karena selisihnya 4,8
metode spread plate jumlah bakteri dapat lebih dari 2. 
lebih mudah dihitung dalam satuan tetapi
pada metode ini sangat susah dalam Berdasarkan praktikum ini menggunakan
perataanya karena dapat menyebabkan metode pengenceran kultur, dan metode
kontaminasi jika alat yang digunakan hitungan cawan (Pour Plate, Spread Plate
tidak steril (Darmayanti et al., 2020). dan MPN) dengan jenis mikroorganisme
Acetobacter xylinum. Metode pengenceran
Menurut Purnamasari et al., (2013) kultur dilakukan secara bertingkat dengan
aturan-aturan dalam SPC yaitu jika 1 ml larutan sampel dan 9 ml aquades pada

4
tingkat pengenceran pertama hingga adalah tabel MPN untuk uji pada 3 tabung
seterusnya. Pada setiap tingkat menurut Blodgett (2006).
pengenceran harus di vortex untuk
menghomogenkan setelah itu dapat
mengambil larutan 1 ml dari pengenceran
sebelumnya untuk dicampurkan kedalam
tabung reaksi selanjutnya (Tyas et al.,
2018). Pada praktikum kali ini
pengenceran dilakukan sebanyak 6 kali.
Pada metode Pour Plate bakteri dalam
setiap pengenceran dapat dimasukan
kedalam cawan petri dan dituangkan
media NA yang awalnya cair dengan suhu
diatas 45°C dan dicampur hingga
homogen dengan memutar seperti angka
8, ditutup dan diinkubasi (Yunita et al.,
2015). Pada metode Spread Plate
dilakukan dengan pemadatan pada media
lalu sampel bakteri pada setiap
pengenceran dituangkan pada media agar
tersebut lalu dapat diratakan dan
diinkubasi (Darmayanti et al., 2020). Pada
metode MPN seluruh alat disterilisasi
Berdasarkan data hasil pengamatan
menggunakan autoklaf dalam suhu 121°
didapati bahwa perbandingan antara
waktu 30 menit. Saat inkubasi, tabung
jumlah tabung positif akan cenderung
reaksi akan ditutup selama 2 hari dengan
menurun apabila pengenceran semakin
suhu 37°C jika positif maka akan
meningkat baik pada kelompok
terbentuk banyak gelembung pada tabung
A1,A2,A3,A4,A5,A6. Hal ini bisa
durham. Bakteri coliform akan
disebabkan karena pengenceran yang
membentuk gelembung gas karena dalam
semakin tinggi menyebabkan bakteri yang
media LB telah terjadi fermentasi oleh
semakin tidak pekat dalam tabung
bakteri coliform. Selanjutnya dapat
sehingga jumlahnya akan menjadi lebih
diamati hasilnya dan dapat dibandingkan
sedikit atau bahkan hilang karena
dengan tabel MPN (Putri & Pramudya,
pengenceran (Desiana & Idris, 2011).
2018). Berdasarkan teori diatas sudah
Menurut Yunan, et al., (2017) apabila
sesuai dengan metode praktikum yang
jumlah sampel semakin besar
digunakan pada bab enumerasi. 
(pengenceran rendah) maka tabung positif
akan semakin mudah muncul, dan apabila
Menurut Wandrivel, et al., (2012) untuk
jumlah sampel yang dimasukkan sedikit
menghitung MPN kita dapat mendapatkan
(pengenceran tinggi) maka tabung positif
MPN count/Nilai MPN dari perhitungan
akan sukar muncul. 
jumlah tabung positif yang ada. Menurut
Lidya, et al., (2014) tabung dapat
dikatakan bereaksi positif apabila
6. KESIMPULAN
mengalami perubahan dengan
menghasilkan gelembung CO2.
Gelembung CO2 ini sendiri muncul pada  Nilai MPN akan semakin rendah apabila
saat proses inkubasi dikarenakan adanya tingkat pengenceran semakin tinggi
proses fermentasi laktosa yang dilakukan  Jumlah tabung positif akan semakin sedikit
bakteri coliform di dalam media Lactose seiring meningkatnya tingkat pengenceran
Broth (Aprilia & Pramudya, 2018). Untuk  Fungsi tabung durham yaitu jika positif
mengetahui range jumlah perkiraan suatu mengandung coliform maka akan terbentuk
bakteri kita perlu melihat dan berpedoman gelembung gas
pada tabel MPN (Hartianti, 2015). Berikut

5
 Mikroorganisme yang dapat memecah LB Bakteriuri Pada Wanita Lanjut Usia
yaitu bakteri coliform Berdasarkan Kultur Mikrobiologi
 Metode Pour Plate dengan menuangkan Menggunakan Teknik Cawan Tuang dan
sampel kecawan petri dan Cawan Sebar. Jurnal Poltekkes. 8(1): 1-4 
mencampurkannya  dengan media berbentuk Desiana P.,dan Idris MK. (2011). Penentuan
cair lalu dipadatkan  Kualitas Air Tanah Dangkal berdasarkan
 Metode Spread Plate dengan mengambil Parameter Mikrobiologi (Studi Kasus:
sampel dan diratakan di atas media padat Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung).
 Metode MPN dengan menggunakan tabung Jurnal Teknik Lingkungan 17(2): 11-21.
durham dan akan menghasilkan gas/ Hartanti, A. S. (2015). Mikrobiologi kesehatan
gelembung saat positif Edisi I. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
 MPN dihitung dari tabel MPN dengan Mubarak, Z., Santi, C., Harfizah, H.D. (2016).
melihat jumlah tabung positif pada Aktivitas Antibakteri Ekstrak Propolis
pengenceran Alami dari Sarang Lebah Terhadap
 Pengenceran jumlah koloni dilakukan Pertumbuhan Enterococcus faecalis.
pengenceran secara bertingkat dengan Journal of Syiah Kuala Dentistry Society.
perbandingan 1:9 1(2):175-186
 Faktor yang dapat mempengaruhi akurasi Purnamasari, R., Umrah., Muhammad, A.
perhitungan yaitu penggunaan metode, (2013). Analisis Mikrobiologi Stik
media, sampel, dan larutan pengencer yang Kentang Goreng di Cafe Lesehan Talise
berbeda yang dapat memungkinkan dan juga Palu. Jurnal Biocelebes. 7(2):30-39. 
mempengaruhi hasil hitung cawan Putri, A.M., & Pramudya, K. (2018).
 Pada metode pengenceran dilakukan secara Identifikasi Keberadaan Bakteri Coliform
bertingkat dari pengenceran pertama lalu di dan Total Mikroba dalam Es Dung-Dung
ambil 1 ml sampel untuk dilakukan di Sekitar Kampus Universitas
pengenceran selanjutnya  Muhammadiyah Surakarta. Media Gizi
 Pada aturan SPC jika terdapat 2 pengenceran Indonesia. 13(1):41-48 
yang memenuhi nilai maka harus dicari rata- Soesetyaningsih, E., & Azizah. 2020. Akurasi
ratanya  Perhitungan Bakteri Pada Daging Sapi
 Menggunakan 2 angka di belakang koma Menggunakan Metode Hitung Cawan.
menurut aturan SPC  BERKALA SAINSTEK. 8(3):75-79
 Bila nilai <30 maka dapat dituliskan sesuai Tyas, D.E., Niniek, W., Anhar, S. (2018).
dengan angkanya tetapi diberi keterangan Perbedaan Jumlah Bakteri dalam Sedimen
<30 ×  pengenceran  Pada Kawasan Bermangrove dan Tidak
 Bila nilai >300 maka dapat dituliskan sesuai Bermangrove di Perairan Desa Bedono,
dengan angkanya tetapi diberi keterangan Demak. Journal of Maquares. 7(2):189-
>300 ×  pengenceran  196
Wandrivel, R., Suharti, N., & Lestari, Y. (2012).
7. DAFTAR PUSTAKA Kualitas air minum yang diproduksi depot
air minum isi ulang di Kecamatan Bungus
Aprilia MP., Pramudya K. (2018). Identifikasi Padang berdasarkan persyaratan
Keberadaan Bakteri Coliform dan Total mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas,
Mikroba dalam Es Dung-Dung di Sekitar 1(3), 129–133.
Kampus Universitas Muhammadiyah Yunan J., Agrijanti, Baiq LS. (2017). Most
Surakarta. Media Gizi Indonesia 13(1): Probable Number (MPN) Coliform
41–48. dengan Variasi Volume Media Lactose
Blodgett, R. (2006). Apendix 2. Most Probable Broth Single Strength (LBSS) dan
Number from Serial Dilution. BAM Lactose Broth Double Strength (LBDS).
(Bacteriological Analytical Manual), Jurnal Kesehatan Prima 11(1): 11-17.
Chapter 4. FDA (Food and Drug Yunita, M., Y. Hendrawan, dan R. Yulianingsih.
Administration). 2015. Analisis Kualitatif Mikrobiologi
Darmayanti, N. W. E., Mohammad, F.A., Ni Pada Makanan Penerbangan (Aerofood
Wayan, D. B. (2020). Perbedaan Jumlah ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC

6
(Total Plate Count) Dengan Metode Pour
Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem. 3(3): 237-248

7
8. LAMPIRAN

8.1. Hasil Pengamatan


4.1.1. Pour Plate
Tabel 1. Pour Plate
Kelompok Pengenceran Koloni Jumlah koloni/ml
A1 10-1 >300 Spreader
-2
A2 10 >300 Spreader
A3 10-3 268 2,7 × 105
A4 10-4 45 4,5 × 105
-5
A5 10 13 Non-TPC
-6
A6 10 3 Non-TPC
Keterangan:
Spreader = jumlah koloni/ml >300
Non-TPC = jumlah koloni/ml <30
Jumlah koloni yang memenuhi adalah pada kelompok A3 dan A4. Perbandingan A4:A3 yaitu
1,67 (<2) sehingga jumlah koloni dihitung dengan rata-rata kedua pengenceran yang
berjumlah 3,6 × 104.

4.1.2. Spread Plate


Tabel 2. Spread Plate
Kelompok Pengenceran Koloni Jumlah koloni/ml
-1
1 10 >300 Spreader
2 10-2 248 2,5 × 104
3 10-3 120 1,2 × 105
-4
4 10 13 Non-TPC
-5
5 10 1 Non-TPC
6 10-6 0 Non-TPC
Keterangan:
Spreader = jumlah koloni/ml >300
Non-TPC = jumlah koloni/ml <30
Jumlah koloni yang memenuhi syarat untuk dihitung ada pada kelompok A2 dan A3. Hasil
perbandingan A3:A2 adalah 4,8 (>2) sehingga hanya perlu menghitung hasil kelompok A2
yaitu 2,5 × 104.

4.2. Metode Most Probable Number


Tabel 3. MPN
Kelompok Tabung Positif MPN MPN Keteranga
Number Count n
10-1 10-2 10-3
1 3 2 0 93 Positif : 5
9,3 × 103
Negatif : 4
2 2 0 0 9 Positif : 2
0,9 × 103
Negatif : 7
3 3 1 0 43 Positif : 4
4,3 × 103
Negatif : 5
4 3 1 1 75 Positif : 5
7,5 × 103
Negatif : 4

8
5 3 0 0 23 Positif : 3
2,3 × 103
Negatif : 6
6 3 0 0 23 Positif : 3
2,3 × 103
Negatif : 6
MPN Number didapatkan dari tabel MPN untuk pengujian MPN dengan 3 tabung

8.2. Laporan Sementara


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN PANGAN 2021
FTP UNIKA SOEGIJAPRANATA

Judul Praktikum : Enumerasi


Kelompok : 12
Anggota : Fernando Budiono (19.I1.0057), Olivia Veralta A
(19.I1.0058), Christine Vanny M (19.I1.0059)
Asisten Praktikum : Hendra Liem dan Elisa Oktaviani

A. Ringkasan Materi Praktikum


Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menghitung jumlah koloni
mikrobia dengan metode hitungan cawan yang terdiri dari pour plate dan spread plate dan
most probable number (MPN), mengetahui pengaruh pengenceran terhadap jumlah koloni
mikrobia, mengetahui perbedaan antara metode HC dan MPN, mengetahui perbedaan antara
pour plate dan spread plate, mengetahui fungsi dari tabung Durham, mengetahui apa itu
spreader, dan mengetahui mikroorganisme yang dapat memecah LB.

Pada praktikum bab III dibagi menjadi 2 sesi, sesi 1 membahas mengenai pengertian apa itu
enumerasi (proses menghitung koloni mikroorganisme hidup suatu sampel). Selanjutnya juga
dibahas metode umum yang biasa digunakan dalam Enumerasi yaitu Hitungan Cawan dan
Most Probable Number. Dijelaskan juga mengenai langkah-langkah dalam melakukan
Hitungan Cawan (Pengenceran, Pemupukan, dan Perhitungan). Penjelasan untuk metode
pemupukan yaitu pour dan spread. Dijelaskan syarat perhitungan jumlah koloni dengan
Standart Plate Count (SPC) dimana perhitungan dilakukan dengan aturan 2 angka, minimal
30 koloni, maksimal 300 koloni, serta perbandingan tertinggi dan terendah dari 2 tingkat
pengenceran yang memenuhi jumlah 30-300.

Untuk sesi 2 dijelaskan mengenai apa itu Most Probable Number (MPN) serta bagaimana
menentukan reaksi suatu tabung yang diamati positif atau tidak. Juga dijelaskan mengenai
bagaimana cara untuk menghitung MPN. Terdapat penjelasan mengenai materi dan metode
(cara melakukan pengenceran, proses pour plate, proses spread plate, serta proses MPN)
dalam praktikum ini.

B. Poin Pembahasan Laporan Resmi


1. Tujuan Praktikum
2. Faktor yang mempengaruhi hasil perhitungan
3. Standart Plate Count Hasil Pengamatan
4. Bahas Hasil Pengamatan MPN
5. Bahas Metode Praktikum

9
8.3. Perhitungan
4.1.1. Pour Plate
1
Rumus: Jumlah Koloni Per ml = Jumlah koloni ×
faktor pengenceran
A1 = Spreader
A2 = Spreader
1
A3 = Jumlah Koloni Per ml = Jumlah koloni ×
faktor pengenceran
1
=268 ×
10−3
= 268 ×103
=2,68 ×105
=2,7 ×10 5
1
A4 = Jumlah Koloni Per ml = Jumlah koloni ×
faktor pengenceran
1
=45 ×
10−4
= 45 × 104
=450.000
Perbandingan A4:A3
450.000
=
270.000
= 1,67, maka menggunakan perbandingan A3 dan A4
Perbandingan A3 dan A4
A 3+ A 4 270.000+ 450.000
=
2 2
720.000
¿
2
¿ 360.000
¿ 3,6 ×105
A5 = Non TPC
A6 = Non TPC

4.1.2. Spread Plate


1
Rumus; Jumlah Koloni Per ml = Jumlah koloni ×
faktor pengenceran
A1 = Spreader
1
A2 = Jumlah Koloni Per ml = Jumlah koloni ×
faktor pengenceran
1
=248 ×
10−2
= 2,48 ×10 4
=2,5 ×10 4
1
A3 = Jumlah Koloni Per ml = Jumlah koloni ×
faktor pengenceran

10
1
=120 ×
10−3
= 120 ×103
=120.000
Perbandingan A3:A2
120.000
=
25.000
= 4,8, menggunakan hasil A2 karena (>2)
= 25.000
= 2,5 ×10 4
A4 = Non TPC
A5 = Non TPC
A6 = Non TPC

4.2. MPN Count


1
Rumus; MPN Count = Nilai MPN ×
Pengenceran tabung yang ditengah

1
A1 = MPN Count = Nilai MPN ×
Pengenceran tabung yang ditengah
1
= 93 ×
10−2
= 93 ×10 2
= 9,3 ×10 3
1
A2 = MPN Count = Nilai MPN ×
Pengenceran tabung yang ditengah
1
= 9×
10−2
= 9 ×10 2
=0,9 ×103
1
A3 = MPN Count = Nilai MPN ×
Pengenceran tabung yang ditengah
1
= 43 ×
10−2
= 43 × 102
= 4,3 × 103
1
A4 = MPN Count = Nilai MPN ×
Pengenceran tabung yang ditengah
1
= 75 ×
10−2
=75 ×102
= 7,5 ×103
1
A5 = MPN Count = Nilai MPN ×
Pengenceran tabung yang ditengah
1
= 23 ×
10−2
= 23 ×102
= 2,3 ×103

11
1
A6 = MPN Count = Nilai MPN ×
Pengenceran tabung yang ditengah
1
= 23 ×
10−2
= 23 ×102
= 2,3 ×103

8.4. Foto
Fernando Budiono (19.I1.0057)

12
Olivia Veralta A (19.I1.0058)

13
Christine Vanny (19.I1.0059)

14
8.5. Plagscan

15
8.6. Jurnal Acuan

16

Anda mungkin juga menyukai