Anda di halaman 1dari 11

FOTOSINTESIS

Mikha Vellomena, 230110160085


Perikanan B, Kelompok 9

ABSTRAK

Fotosintesis merupakan reaksi sintetis glukosa pada organisme autotrof dengan menggunakan
sumber energi cahaya matahari. Tujuan dari praktikum fotosintesis ini adalah untuk
mengetahui kadar oksigen yang dihasilkan selama proses fotosintesis dan faktor apa yang
mempengaruhi laju fotosintesis. Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Maret 2017 di
Laboratorium MSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Pada praktikum fotosintesis ini digunakan 3 jenis
tanaman air yaitu Cabomba, Hydrilla, dan Amazon. Ketiga tanaman air ini digunakan untuk
mengetahui perbandingan kadar oksigen yang dihasilkan, dengan perlakuan yang berbeda
dari setiap tanaman tersebut. Tanaman air tersebut dimasukkan kedalam tiga media yang
berbeda dan dengan waktu yang berbeda pula. Hingga akhirnya diketahui laju fotosintesis
dan faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis pada setiap tanaman air tersebut.

Kata Kunci: fotosintesis, kadar oksigen, tanaman air.

ABSTRACT

Photosynthesis is a synthetic reaction of glucose in the organism autotrof using sunlight


energy sources. The purpose of this photosynthesis lab is to determine levels of oxygen
produced during photosynthesis and what factors affect the rate of photosynthesis. Practicum
held on Wednesday, March 22 2017 at MSP Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine
Sciences, University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, West Java. In photosynthesis lab
is used three types of aquatic plants that Cabomba, Hydrilla, and Amazon. The third water
plant is used to compare the levels of oxygen produced, with different treatment of each of
these plants. The water plant was added to three different media and with different time.
Until it was found that the rate of photosynthesis and the factors that affect the rate of
photosynthesis in the water each plant.
Keywords: photosynthesis, oxygen levels, water plants.

PENDAHULUAN

Salah satu proses kehidupan tanaman ialah fotosintesis yang merupakan proses
biokimia untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi), dimana karbon dioksida (CO2) dan air
(H2O) dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan organik yang berisi karbon
dan kaya energi. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Reaksi dalam fotosintesis yang menghasilkan glukosa ialah sebagai
berikut :

6H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler. Secara
umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada
respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida, air, dan energi kimia. Organ utama tumbuhan tempat berlangsungnya
fotosintesis adalah daun. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut
klorofil yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas, dimana fotosintesis berlangsung tepatnya pada bagian stroma. Meskipun
seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian
besar energi dihasilkan di daun.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama,
yaitu reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya
tetapi memerlukan karbon dioksida) (Salisbury & Ross 1995).

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi
ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena.

Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).
Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi
bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada
gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang
yang pendek menyimpan lebih banyak energi.

Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada
pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi
atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil
yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I
700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis.

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron.
Energi dari elektron digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, yaitu satuan
pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau
kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan kekurangan elektron dipenuhi
oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil
ionisasi air adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan
dari air, bukan dari karbon dioksida.

Pada saat yang bersamaan dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang
akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.

ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses
biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat
karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa).
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga
dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).

Perbanyakan tanaman dalam lingkungan fotoautotrof secara invitro mempunyai


berbagai keuntungan, antara lain kemudahan dalam pengawasan lingkungan fisik,
meningkatkan multiplikasi, meningkatkan persentase planlet yang hidup, menekan
kontaminasi, dapat diterapkan pada wadah kultur yang besar dan dapat mengurangi biaya
produksi (bahan-bahan kimia).
Dalam masa aklimatisasi, planlet hasil perbanyakan dalam keadaan auototrof atau
fotoautotrof lebih mampu bertahan hidup, karena sejak dalam botol kultur tanaman sudah
mulai menjalankan fungsinya, antara lain dalam proses fotosintesis dan respirasi, sehingga
lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan hidup tanaman yang sebenarnya.

Beberapa faktor yang menentukan laju fotosintesis ialah intensitas cahaya, konsentrasi
karbon dioksida, suhu, kadar air, kadar fotosintat (hasil foto sintesis), dan tahap pertumbuhan
tanaman.

Oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis organisme
berklorofil yang hidup dalam suatu perairan dan dibutuhkan oleh organisme untuk
mengoksidasi zat hara yang masuk ke dalam tubuhnya (Nybakken, 1988).

METODOLOGI

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium MSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu


Kelautan, Universitas Padjadjaran pada hari Rabu, 22 Maret 2017.

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini, diantaranya sebagai berikut : Botol
kaca bening sebagai tempat penyimpanan tanaman air pada saat disimpan di bawah sinar
matahari, botol kaca gelap berfungsi sebagai alat tempat menyimpan tanaman air pada saat
disimpan di bawah sinar matahari, kantong plastik berwarna sebagai penutup botol yang
ketiga, DO meter digunakan untuk mengukur DO awal dan DO akhir.

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 3 jenis tanaman air yaitu
hydrilla yang dikombinasi dengan cabomba, cabomba dan amazon sebagai sampel yang
digunakan dalam proses fotosintesis (penghasil oksigen), aquades sebagai media yang
digunakan untuk proses fotosintesis. Namun pada kelompok saya hanya menggunakan air
saja yang disinari oleh cahaya matahari.

Cara Kerja

Penentuan Kadar Oksigen Awal

Disiapkan 3 botol yang akan digunakan yang terdiri dari dari botol gelap,
botol bening, dan botol bening dibungkus plastik hitam.

Botol diisi dengan air

Botol ditutup dan dibolak-balikkan untuk menghomogenkan air


Diukur kadar oksigen awal (KOawal) dengan menggunakan DO meter dan
dicatat waktu peletakkan botol

Penentuan Kadar Oksigen Akhir

Dikencangkan tutup botol dan diletakkan dibawah sinar matahari selama 30


menit

Diukur kembali kadar oksigen terlarut (KOakhir) dengan menggunakan


DO meter dan dicatat dalam tabel pengamatan

Dihitung perubahan nilai kadar oksigen (KO)

Nilai yang didapat dikoreksi menggunakan nilai KOkontrol (KO- KOkontrol)


HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Kadar Oksigen Selama Fotosintesis Kelas Perikanan B
Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan Kadar Oksigen Selama Fotosintesis Kelas Perikanan A
Tabel 3. Tabel Hasil Pengamatan Kadar Oksigen Selama Fotosintesis Kelas Perikanan C
PEMBAHASAN

Praktikum ini membahas mengenai laju fotosintesis dan kadar oksigen yang
dihasilkan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat dari
air (H2O) dan gas karbon dioksida (CO2) dengan bantuan energi cahaya. Proses fotosintesis
hanya bisa berlangsung pada tumbuhan yang memiliki zat hijau daun (klorofil).

Pada praktikum fotosintesis, kelas A, B ,C melaksanakan praktikum untuk kontrol


pada setiap tanaman air berupa Hydrilla, Cabomba dan Amazon, namun kelompok 9
mendapatkan sampel kontrol yaitu hanya mengukur kadar oksigen terlarut saja. Pada saat
penghitungan DO awal, air kontrol DOnya 5,8. Setelah diberikan penyinaran pada kaca botol
bening, botol gelap, dan botol terang ditutupi plastik hasil akhir DOnya adalah botol terang
menghasilkan kadar oksigen 3.1, pada botol gelap dihasilkan kadar oksigen akhir sebanyak
4.5, dan botol yang terbungkus plastik dihasilkan sebanyak 2.6. . Hal ini menunjukkan bahwa
jika tidak adanya tanaman air tetapi hanya air saja yang disinari, namun pada praktikum ini
tidak terdapat sinar matahari sehingga terjadi

Pada kelompok lain yang memasukkan tanaman air ke dalam botol, perubahan DOnya
relatif berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh waktu penyinaran. Sehingga
menyebabkan kadar oksigen terlarut yang bervariasi pada setiap kelompoknya.

Dari pemaparan tabel data pengamatan hasil oksigen terlarut angkatan diatas dapat
terlihat bahwa rata-rata pada media botol terang plastik hitam cenderung dominan
menunjukkan DO akhir paling kecil dibandingkan dengan botol yang lainnya. Hal ini dapat
terjadi karena disebabkan oleh tidak adanya cahaya yang masuk dan diduga terdapat
kandungan atau terdapat organisme mikroskopis, ini terjadi karena sampel air yang
digunakan air tidak murni H2O, sehingga memungkinkan adanya organisme mikroskopis
yang menyebabkan kadar oksigen terlarut menurun drastis lebih signifikan. Kemudian dari
pemaparan tabel data pengamatan fotosintesis angkatan diatas juga didapatkan rata-rata
penurunan DO paling sedikit yaitu pada gelas gelap, terdapat kejanggalan pada data tersebut
karena seharusnya penurunan DO paling sedikit pada gelas terang karena adanya intensitas
cahaya. Mengapa hal ini dapat terjadi karena diduga terdapat kandungan lain, seperti bahan
kimia yang hubungan reaksinya terhadap O2 yang digunakan seperti rata-rata botol yang
digunakan sebagai media tidak terjamin kebersihannya, dan botol yang digunakan merupakan
botol bekas minuman fermentasi. Contoh : botol minuman kratindeng. Hal ini
memungkinkan organisme yang berperan dalam kadar oksigen(anaerob).
Bila dilihat dari penjelasan diatas, maka rata-rata oksigen terlarut akhir yang terukur
dalam DO meter terbesar ada pada data dari kelas C. Namun, nilai terbesar perubahan
oksigen yang terjadi ada pada data kelas A. Hal ini menunjukkan, reaksi fotosintesis yang
paling banyak menghasilkan oksigen terlarut ada pada rentang waktu antara jam 13.30-14.40.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi seperti itu, karena cuaca sangat mempengaruhi reaksi
fotosintesis. Pada pagi hari hingga siang hari di tanggal 22 maret 2017, matahari tertutup
awan dan cenderung mendung. Pada siang hari, terdapat sinar matahari.

KESIMPULAN

Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis
karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Pada praktikum fotosintesis kelompok 9 melakukan percobaan menggunakan sampel kontrol
dan terlihat bahwa cahaya matahari berpengaruh terhadap reaksi fotosintesis.

DAFTAR PUSTAKA

Marojahan Simanjuntak. 2007. Oksigen Terlarut dan Apparent Oxygen Utilization di Perairan
Teluk Klabat, Pulau Bangka. Jakarta : Bidang Dinamika Laut, Penelitian
Oseanografi-LIPI.

Johan Aquascape. 2015. Cabomba Caroliniana.


http://jurnalaquascape.com/portfolio/cabomba-caroliniana/

Pertamawati. 2010. PENGARUH FOTOSINTESIS TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L.) DALAM LINGKUNGAN
FOTOAUTOTROF SECARA INVITRO. Jakarta : Pusat TFM - BPP Teknologi

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid I. Edisi IV. ITB,

Bandung.

Nybakken, j. W. 1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai