Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN KLOROFIL TERHADA LAJU

FOTOSINTESIS SERTA HASIL NILAI ABSORNASI CAHAYA PADA PANJANG


GELOMBANG DARI BEBERAPA SAMPEL TANAMAN YANG BERBEDA
Herlina Dwi Rahayu
202010200311062
Herlinadwyy14@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Peternakan, Universirtas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Tanaman adalah organisme outotrof yang dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis sebagai
sumber energi untuk kebutuhan hidupnya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fotosintesis salah
satunya adalah cahaya matahari serta klorofil yang terkandung dalam tanaman. Praktikum ini ditujukan untuk
mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap laju fotosintesis. Selain itu, agar dapat mengetahui jumlah
klorofil pada tanaman dengan menggunakan perhitungan nilai absorbansi pada panjang gelombang 649 dan 665
dengan menggunakan beberapa sampel tanaman yang berbeda. Praktikum dilakukan di Laboratorium
Agroteknologi UMM, pada bulan April tanggal 07 dan 16 2021. Terdapat 3 percobaan dalam pelaksanaan
praktikum ini. Percobaan pertama dengan menggunakan perlakuan daun terbuka dan daun yang ditutupi plastik
hitam pada tanaman Pacar air (Impatiens balsamina) sebelum diuji. Percobaan kedua yaitu pengamatan laju
fotosintesis menggunakan tanaman Hydrila (Hydrilla vercillata) dengan mengunakan substrat NaHCO3 dan
tanpa substrat dalam ruang terbuka dan tertutup. Serta percobaan ketiga yaitu perhitungan nilai absorbansi pada
daun Pepaya (Carica papaya), Pucuk Merah (Syzygium paniculatum), Puring Nuri (Codiaeum variegatum), dan
Bayam Merah (Amaranthus gangeticus) untuk mengetahui jumlah klorofil pada setiap sampel daun tanaman.
Berdasarkan hasil percobaan cahaya matahari mempengaruhi laju fotosintesis pada tanaman Pacar air, tetapi
pada tanaman Hydrilla tidak berpengaruh. Hal ini bisa dikarenakan faktor lain pada hydrila tidak mendukung,
sehingga cahaya matahari tidak bekerja optimal. Pada pengukuran absorbansi daun pepaya memiliki nilai paling
tinggi, sehingga mengandung klorofil lebih banyak dibandingkan sampel lainnya. Dari hasil percobaan tersebut
diketahui bahwa cahaya dapat berkerja dengan baik saat fotosintesis apabila faktor lainnya mendukung, serta
kandungan klorofil tinggi dapat membantu fotosintesis berjalan optimal.
Kata Kunci: Absorbansi, Autotrof, Klorofil

PENDAHULUAN dapat menghasilkan energi yang lebih besar


Tanaman merupakan jenis makhluk hidup dibandingkan energy yang terpakai. Beberapa hal
yang bersifat outotrof sehingga memiliki yang mempengaruhi laju fotosintesis yaitu
kemampuan untuk memproduksi makanannya cahaya, konsentrasi karbon dioksida, persediaan
sendiri sebagai sumber energi dan nutrisi untuk air, kandungan klorofil, penimbunan hasil
pertumbuhan serta perkembangannya. Melalui fotosintesis, suhu, resistensi daun terhadap difusi
proses fotosintesis tanaman dapat menghasilkan gas bebas, dan faktor protoplasma.
makanannya sendiri, dengan cara merubah bahan (Lupitasari.,2020).
anorganik menjadi bahan organik. Dalam proses Cahaya berperan sebagai sumber energi
fotosintesis bahan baku nutrisi dan mineral yang utama bagi tanaman karena mempengaruhi
diperoleh dikumpulkan kedalam sel-sel khusus proses metabolisme melalui fotosintesis dan
untuk menyerap sinar matahari, setelah itu respirasi. Untuk itu intensitas cahaya yang sesuai
diubah menjadi energi untuk membantu berpengaruh dalam proses fotosintesis.
memenuhi kebutuhan makanan pada tanaman. Sebagaimana pendapat Anni (2013), yang
syarat utama dalam fotosintesis ialah klorofil menyatakan produktifitas yang tinggi dapat
karena dijadikan sebagai tempat terjadinya dihasilkan jika proses fotosintesis dibantu
fotosintesis. Proses fotosintesis yang efektif dengan intensitas cahaya yang optimal. Intensitas
cahaya diperoleh dari cahaya matahari yang

1
diserap oleh klorofil di daun. berdasarkan sentrifuhe, spektofotometer, tabung reaksi, alat
pendapat Yustiningsih (2019), cahaya matahari tulis, dan alat dokumentasi.
diperlukan tanaman sebagai sumber energi untuk Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
menjalankan 2 tahapan reaksi pada fotosintesis, diantaranya daun tanaman pacar air (Impatiens
yaitu reaksi terang di tilakoid dan siklus calvin balsamina), tanaman hydrilla (Hydrilla
pada stroma. vercillata), daun papaya (Carica papaya), daun
Perbedaan intensitas cahaya matahari dan pucuk merah (Syzygium paniculatum), daun
unsur hara menyebabkan tumbuhan mengalami puring nuri (Codiaeum variegatum), daun bayam
perbedaan morfologi dan pigmen fotosintesik. merah (Amarotithus gangeticus), air, alkohol
Menurut pendapat Fauziah (2019), ada tiga 70%, alkohol 96%, aquadest, iodin, alumunium
kelompok pigmen fotosintetik yang berbeda foil, kertas timah, kertas saring, dan substrat
dalam melakukan penyerapan cahaya dan NaHCO 31%.
photoprotective pigmen di laut, yaitu klorofil, Pelaksanaa Praktikum
karotenoid dan phycobiliproteins. Klorofil dan Fotosintesis dan Klorofil
karotenoid pada umumnya digunakan sebagai Sehari sebelum praktikum dilakukan daun
biomarker kuantitatif untuk mengetahui pacar air (Impatiens balsamina) diberikan
komposisi dan biomassa. perlakuan yang berbeda, yaitu perlakuan pertama
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui ditutupi dengan plastic hitam dan perlakuan
perana fotosintesis bagi tanaman. Dapat kedua dibiarkan terbuka. Untuk menguji klorofil
menganalisis pengaruh intensitas cahaya setiap sampel dipanaskan terlebih dahulu
matahari terhadap laju fotosintesis. Selain itu didalam air yang mendidih, kemudian dipotong
untuk memahami sifat pigmen warna pada menjadi dua bagian. Setelah itu daun dimasukkan
fotosintesis dan mengetahui spectrum warna kedalam petridish dan diberi alcohol dengan
terhadap pembentukan klorofil. Serta dapat konsentrasi 96%. Untuk menguji kandungan
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan klorofil daun ditetesi menggunakan iodin
O2. sebanyak 2-3 tetes, kemudian diamati warnanya
BAHAN DAN METODE serta dicari perbedaan perubahan warna pada
Tempat dan Waktu setiap perlakuan yang diberikan.
Praktikum dilaksanaka di Laboratorium
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Agroteknologi Universitas Muhammadiyah
Fotosintesis
Malang. Praktikum dilaksanakan pada 07 April
Praktikum ini menggunakan tanaman
dan 16 April 2021.
hydrila (Hydrilla vercillata) sebagai bahan yang
Alat dan Bahan
diuji untuk mengetahui pengaruh intensitas
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
cahaya dalam proses fotosintesis. Terdapat 4
terdiri dari cawan petri, corong kaca, erlemeyer,
perlakuan yang digunakan, yaitu P1 tanpa cahaya
gelas beker ukuran 250ml dan 500ml, gelas ukur,
dan ada substrat, P2 Tanpa cahaya dan tanpa
mortal-martil, pemanas, pinset, pipet ukur,

2
substrat, P3 terdapat cahaya dan substrat, P4 (Syzygium paniculatum), daun puring nuri
terdapat cahaya dan tanpa substrat. Tabung (Codiaeum variegatum), daun bayam merah
erlemeyer pada setiap perlakuan diisi air sekitar (Amaranthus gangeticus). Setiap sampel
250-500 ml, setelah itu ditambahkan substrat dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan
NaHCO 31% kedalam tabung yang diberikan dipisahkan dari tulangnya. Masing-masing
perlakuan dengan substrat. Tanaman Hydryla potongan daun ditimbang sebanyak 2g dan
dimasukkan kedalam tabung erlemeyer dan dihaluskan di dalam mortal-martil. Setelah itu,
ditaruh di tempat gelap untuk perlakuan tanpa ditambahkan alcohol dengan konsentrasi 70%
cahaya, serta ditempat terang pada perlakuan sebanyak 10 ml. campuran daun dengan alkohol
yang menggunakan cahaya. Pengujian dilakukan dipindahkan ke dalam tabung reasi melalui
dengan menghitung gas oksigen (O 2) pada setiap penyaringan menggunakan kertas saring. Tabung
perlakuan selama 20 menit, selanjutnya hasilnya reaksi ditutupi kertas alumunium dan supernatant
dapat dibandingkan atara setiap perlakuan. dimasukkan kedalam spektofotometer. Panjang
gelombang untuk absorbansi yang digunakan
Fungsi Pigmen Mengabsorbsi Cahaya dan
dalam spektofotometer adalah 649nm dan
Panjang Gelombang
665nm. Hasil dari absorbansi masing-masing
Sampel yang digunakan terdiri dari daun
sampel ditulis dalam bentuk tabel dan
papaya (Carica papaya), daun pucuk merah
dibandingkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fotosintesis dan Klorofil
Tabel 1. Pengaruh intensitas cahaya dan klorofil pada saat fotosintesis
Kelompok Daun Dokumentasi Daun Terbuka Dokumentasi
Tertutup

1 15% 20%

2 10% 20%

3
3 10% 15%

4 10% 15%

Fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas Gunawan (2012), yang menyatakan bahwa


cahaya sehingga dapat menghasilkan energi dan intensitas cahaya sangat diperlukan dalam proses
oksigen. Pengaruh intensitas cahaya dapat fotosintesis karena berhubungan dengan jumlah
diketahui setelah penambahan reagen iodium energy yang diterima tanaman untuk melakukan
pada setiap perlakuan. Hal tersebut dapat dilihat fotosintesis. Dengan meningkatkan cahaya yang
pada tabel 1, yang menunjukkan bahwa daun digunakan, tanaman dapat menunjukan laju
terbuka dapat menghasilkan warna biru setelah pertumbuhan semakin tinggi. Hal tersebut
ditetesi dengan reagen iodin. Regain iodin dikarenakan cahaya yang lebih tinggi mampu
berperan sebagai sarana identifikasi terhadap menyumbang elektron (e-) lebih banyak,
amilum pada daun pacar air (Ipatiens balsamina). sehingga dapat bergabung dengan atom H+ dan
Berdasarkan pendapat Roswanti (2013), warna O2 sebagai penghasil energy.
yang dihasilkan pada penambahan iodium (Mugammad.,2013).
merupakan wujud dari oksidasi iodium terhadap Warna biru pada perlakuan terbuka
amilum. Sedangkan pada perlakuan kedua zona menunjjukan adanya amilum yang dihasilkan
bening kekuninggan menunjukkan adanya proses sehingga proses fotosintesis berlangsung
hidrolisis amilum. optimal. Menurut pendapat Lupitasari (2020),
Perlakuan kedua, yaitu daun yang ditutupi menyatakan bahwa sebagian besar energi
cahaya matahari menunjukkan bahwa proses matahari akan diubah menjadi energi kimia, yang
fotosintesis tidak optimal karena minimnya akan digunakan dalam penyusunan zat gula.
cahaya yang diberikan. Hal itu ditunjukkan Sebagian energi juga digunakan fotolisis air H 2O
dengan persentase yang dihasilkan berkisar antar sehingga dihasilksn ion hidrogen (H+) dan O2. Ion
10-15%. Sebagaimana teori yang diungkap Hidrogen akan digabungkan denga

4
karbondioksida membentuk zat gula (CH2O)n, gelembung. Dari pernyataan tersebyt terbukti
sedagkan O2 akan dikeluarkan dalam entuk bahwa reaksi fotosintesis dapat menghasilkan O2.

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Fotosintesis


Tabel 2. Hasil pengamatan gelembung oleh tanaman Hydrilla (Hydrilla vercillata) dengan penambahan substrat
NaHCO3
Kelompo Perlakuan Jumlah Gelombang
k
1 Tanpa cahaya + Substrat *
2 Tanpa cahaya + Tanpa substrat *
3 Cahaya + Substrat *
4 Cahaya + Tanpa substrat *
Keterangan:
1-50 :*
51-100 : **
101-150: ***
>151 : ****
Berdasarkan hasil praktikum yang Tetapi hasil dari praktikum kami berbanding
dilakukan cahaya belum tentu mempengaruhi terbalik dengan teori tersebut. Hal ini
laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla (Hydrilla dikarenakan pada saat pelaksanaan praktikum
vercillata). Pada tabel 2 menunjukkan bahwa fotosintesis cahaya matahari tidak terlalu terik,
gelembung yang dihasilkan lebih banyak sehingga dapat mempengaruhi proses
perlakuan tanpa cahaya dibangdingkan perlakuan fotosintesis.
menggunakan cahaya. Dalam perlakuan pertama Selain cahaya, fotosintesis juga
gelembung yang dihasilkan sekitar 12, perlakuan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Menurut
kesuan menghasilkan gelembung sekitar 55, pendapat Jenssen (2014), ada dua faktor yang
perlakuan ketiga diperoleh 12 gelembung, serta mempengaruhi fotosintesis yaitu faktor internal
perlakuan keempat menghasilkan sekitar 4 dan faktor eksternal. Menurut pendapat Fauziah
gelembung. Namun, sebagaimana yang kita (2019), menambahkan bahwa faktor eksternal
ketahui bahwa cahaya berperran penting dalam yang berpengaruh adalah cahaya, karbondoksida
proses fotosintesis, sehingga gelembung yang (CO2), air, suhu, dan mineral. Sedangkan faktor
dihasilkan seharusnya lebih banyak perlakuan internal yang dapat mempengaruhi fotosintesis
dengan cahaya daripada tanpa cahaya. Sesuai terdiri dari struktur sel, kondisi klorofil, produk
dengan pendapat Lupitasari (2020), yang fotosintesis, serta enzim-enzim dalam
menyatakan semakin tinggi intensitas cahaya fotosintesis. Dari teori-teori tersebut dapat
maka semakin banyak ATP yang terbentuk, diketahui bahwa meskipun cahaya berperan
sehingga dapat mempercepat fotosintesis dengan penting dalam fotosintesis tetapi jika faktor
menghasilkan gelembung yang paling banyak. lainnya kurang mendukung, maka cahaya tidak

5
bisa bekerja dengan optimal sehingga konsentrasi penambahan terbaik sehingga
fotosintesis berjalan lambat. Faktor lain yang mampu menghasilkan klorofil dalam skala besar.
dimaksud berupa kondisi tanaman hydrilla Mengacu pada teori tersebut dapat disimpulkan
(Hydrilla vercillata) sebagai produk fotosintesis, bahwa perana NaHCO3 sebagai substrat untuk
terperatur suhu, dan jumlah air yang diberikan. menghasilkan klorofil, sehingga laju fotosintesis
Meskipun demikian, penambahan substrat meningkat. Peningkatan laju fotosintesis dapat
NaHCO3 berpengaruh nyata terhadap laju dilihat dari gelembung oksigen (O2) yang
fotosintesis. Jumlah gelembung yang dihasilkan dihasilkan. Menurut pendapat Puspitaningrum
lebih banyak dengan penambahan NaHCO 3 (2012), menyatakan bahwa sumber oksigen
daripada tanpa cahaya. Hal tersebut terlarut berasal dari difusi oksigen yang terdapat
membuktikan bahwa NaHCO3 sebagai substrat di atmosfer dan aktivitas fotosintesis oleh
dapat mempercepat laju fotosintesis. Sesuai tanaman air. Tumbuhan air yang digunakan pada
dengan pendapat Aryanti (2016), yang praktikum ini adalah hydrilla (Hydrilla
mengungkapkan bahwa NaHCO3 merupakan vercillata).
Fungsi Pigmen Mengabsorbsi Cahaya Pada Panjang Gelombang
Tabel 3. Hail absorbansi Daun Pepaya (Carica papaya), Pucuk Merah (Syzygium paniculatum), Puring Nuri
(Codiaeum variegatum), dan Bayam Merah (Amaranthus gangeticus)
Kelompok Sampel Nilai Absorbansi
649 nm 665 nm
1 Pepaya (Carica papaya) 2,4817 2,482

2 Pucuk Merah (Syzygium 0,1907 0,191


paniculatum)
3 Puring Nuri (Codiaeum 0,9587 0,959
variegatum)
4 Bayam Merah (Amaranthus 1,2670 1,257
gangeticus)

Tabel 4. Perhitungan nilai absorbansi Daun Pepaya (Carica papaya), Pucuk Merah (Syzygium paniculatum),
Puring Nuri (Codiaeum variegatum), dan Bayam Merah (Amaranthus gangeticus)
Kelompok Sampel Nilai Absorbansi Total
A B
1 Pepaya (Carica papaya) 19,708808 45,16466 mg/l 34,4938 mg/l
mg/l
2 Pucuk Merah (Syzygium 1,518268 mg/l 3,46946 mg/l 2,6489 mg/l
paniculatum)
3 Puring Nuri (Codiaeum 7,626288 mg/l 17,44606 mg/l 13,3241 mg/l

6
variegatum)
4 Bayam Merah (Amaranthus 9,98058 mg/l 22,8774 mg/l 17,4723 mg/l
gangeticus)

Hasil praktikum ditunjukkan pada tabel 3 mengungkapkan daun bercorak serta memiliki
dan 4, tabel 3 hasil absorbansi pada gelombang jaringan mesofil area hijau yang berdiferensiasi
649 nm dan 665 nm sedangkan tabel 4 adalah menjadi jaringan palisane dan jaringan spons
hasil perhitungan absorbansi dari klorofil A, memiliki kandungan klorofil lebih tinggi
klorofil B, dan klorofil total. Berdasarkan data dibandingkan daerah dengan area putih dan
pada tabel 2, diperoleh bahwa daun papaya merah yang struktur mesofilnya tidak
(Carica papaya) memiliki nilai absorbansi yang berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan
paling tinggi dibandingkan sampel daun tanaman spons. Jadi perbedaan struktur daun pada setiap
lainnya. Nilai absorbansi menunjukkan sampel tanaman yang berbeda-beda, dapat
kandungan klorofil yang terdapat pada tanaman. mempengaruhi jumlah klorofil pada tanaman.
Menurut pendapar Haqiqi (2018), absorbansi Kandungan klorofil A dan klorofil B pada
dilakukan untuk mengetahui jenis pigmen pada tanaman merupakan indicator untuk mengetahui
tanaman, absorbansi terjadi saat foton masuk potensi tanaman dalam memproduksi hasil yang
bertumbukan langsung dengan atom-atom dapat dimanfaatkan manusia, (Kamagi.,2017).
material dan menyerahkan energinya pada atom. Menurut pendapat Sukendro (2012),
Semakin besar massa daun, maka warna yang mengungkapkan bahwa klorofil dalam jumlah
dihasilkan semakin pekat sehingga kandungan yang banyak mampu menangkap cahaya
klorofilnya semakin banyak. Dari teori tersebut matahari dalam jumlah yang besar sehingga laju
dapat diketahui bahwa daun papaya memiliki fotosintesis lebih cepat. Kandungan klorofil pada
jumlah klorofil paling banyak dibandingkan daun tanaman dapat ditingkatkan dengan penambahan
lainnya. zat hara pada tanaman. kandungan hara yang
Menurut pendapat Gogahu (2016), cukup dapat digunakan untuk mensintesis
perbedaan morfologi daun dapat mempengaruhi klorofil pada daun. menurut pendapat Manurung
kandungan klorofil a pada daun. Selain itu (2020), mengungkapkan bahwa salah satu unsur
klorofil juga dipengaruhi oleh usia tanaman, hara yang berperan penting dalam pembentukan
tanaman yang berusia sekitar 3 bulan dengan daun adalah unsur hara nitrogen. Sehingga pada
daun yang lebar umumnya memiliki jumlah tanaman yang kekurangan klorofil dapat
klorofil lebih banyak. Sebagaimana pendapat diberikan unsur hara yang mengandung nitrogen,
Hendriyani (2018), yang mengungkapkan bahwa agar kandungan klorofil tercukupi. Salah satu
klorofil dan kartenoid pada suatu tanaman upaya yang dapat dilakukan ialah dengan
dipengaruhi oleh usia tanaman. Dilanjutkan memberikan pupuk daun karena mengandung
dengan pendapat Hasidah (2017), yang

7
nitrogen yang mampu meningkatkan fotosintesis, Sehingga daun papaya memiliki jumlah klorofil
(Isnaini.,2014). lebih tinggi dibandingkan sampel lainnya.
KESIMPULAN Jumlah klorofil daun dipengaruhi oleh morfologi
Cahaya matahari dapat mempengaruhi tanaman, usia, dan struktur daun. tanaman
fotosintesis pada tanaman Pacar air (Ipatiens dengan usia sekitar 3 bulan dan berukuran lebih
balsamina). Daun yang tidak ditutupi oleh lebar umumnya memiliki jumlah klorofil lebih
plastik hitam dapat menghasilkan warna biru banyak.
setelah ditetesi reagen iodium. Dari warna DAFTAR PUSTAKA
tersebut dapat diketahui bahwa kandungan Anni, Ismi Alfi.,dkk. 2013. Pengaruh Naungan
klorofil pada daun terbuka lebih banyak 5% Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
dibandingkan daun yang tertutup. Namun hasil Tanaman Bawang Daun (Allium
percobaan fotosintesis pada tanaman Hydrilla Fistulosum L.) Di Bandungan, Jawa
(Hydrilla vercillata) berbanding terbalik dengan Tengah. Jurnal Biologi. V0l 2(3).
Lupitasari (2020). Intensitas cahaya matahari Hal: 31-40.
yang semakin tinggi dapat meningkatkan laju Aryanti, Nita.,dkk. 2016. Ekstraksi dan
fotosintesis. Namun pada hasil praktikum kami Karakterisasi Klorofil dari Daun Suji
menunjukkan bahwa pada ruangan terbuka (Pleomele angustifiola) sebagai
gelembung yang dihasilkan lebih sedikit yaitu 5- Pewarna Pangan Alami. Jurnal
7 gelembung daripada di ruangan tertutup. Faktor Apikasi Teknologi Pangan. Vol 5(4).
internal dan eksternal yang tidak optimal Hal: 129-135.
membuat cahaya matahari tidak bekerja dengan Fauziah, Ana.,dkk. 2019. Hubungan Antar
baik saat proses fotosintesis. Tetapi pemberian Ketersediaan Cahaya Matahari dan
substrat NaHCO3 berpengaruh nyata terhadap Konsentrasi Pigmen Fotosintetik di
fotosintesis, karena data yang dihasilkan dengan Perairan Selat Bali. Jurnal Ilmu dan
pemberian substrat dapat menghasilkan Teknologi Kelautan Tropis. Vol
gelembung lebih banyak yaitu mencapai 9-17 11(7). Hal: 1-22.
gelembung dibandingkan tanpa pemberian Gogahu, Yeini.,dkk. 2016. Konsentrasi Klorofil
substrat. Perlakuan dengan substrat Pada Beberapa Varietas Tanaman
menghasilkan 5 gelembung lebih banyak Puring (Codiaeum variegatum L.).
dibandingkan tanpa substrat. Pada uji klorofil Jurnal MIPA Unstrat Online. Vol
dau Sampel daun Pepaya (Carica papaya) 5(2). Hal: 76-80.
memiliki nilai absorbansi paling tinggi Gunawan. 2012. Respon Pertumbuhan Mikroalga
dibandingkan sampel daun Pucuk Merah (Tetraselmis sp.) dengan Intensitas
(Syzygium paniculatum), Puring Nuri (Codiaeum Cahaya yang Berbeda. Jurnal
variegatum), dan Bayam Merah (Amaranthus Bioscientia. Vol 9(10. Hal: 55-59.
gangeticus). Semakin banyak nilai absorbansi Hasidah.,dkk. 2017. Kandungan Pigmen
maka kandungan klorofil semakin tinggi. Klorofil, Karotenoid dan Antosianin

8
Daun Caladium. Jurnal Protobiont. Pertumbuhan, Kandungan Klorofil,
Vol 6(20. Hal: 29-37. dan kartenoid Tanaman Bayam
Haqiqi, Arghob Khofyah.,dkk. 2018. Ektraksi Merah (Altemanthera amocna vass).
Daun Pepaya (Carica papaya) Jurnal Biologi Tropika. Vol 3(1).
Sebagai Zat Pewarna Alami Pada Hal: 24-32.
Kain Batik. Indonesia Journal Of Muchmmad, Amalia.,dkk. Pengaruh Intensitas
Natural Science Education. Vol 1(1). Cahaya Terhadap Penyerapan Gas
Hal: 13-17. Karbondioksida Oleh Mikroalga
Hedriyani.,dkk. 2018. Kandungan Klorofil dan Tropis Ankisrtodesmus Sp. Dalam
Kartenoid Kacang Tunggak (Vigna Fotobioreeaktor. Jurnal Teknik
ungulculeta L walp) Pada Umur Lingkungan. Vol 9(2). Hal: 103-106.
Tanaman Yang Berbeda. Jurnal Puspitaningrum, Mawar.,dkk. 2012. Produksi
Biologi Tropika. Vol 1(2). Hal: 38-43. dan Konsumsi Oksigen Terlarut Oleh
Beberapa Tumbuhan Air. Jurnal
Isnaini.,dkk. 2014. Pengaruh Jenis Konsentrasi Anatomi dan Fisiologi. Vol 20(1).
Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Hal:47-55.
dan Hasil Tanaman Terong (Solanum Roswanti. 2013. Isolasi Kapang Pendegradasi
melingena L.) Varietas Mustang FL. Amilum Pada Ampas Sagu
Jurnal Agrifor. Vol 3(1). Hal: 53-58. (Metroxylon sago) Secara In Vitro.
Jansen.,dkk. 2014. Fotosintesis di Garis Depan Jurnal Biologi Science dan Edukasi.
Kehidupan Berkelanjutan. Jurnal Vol 2(1). Hal: 20-17.
Perbatasan Kimia. Vol 2(36). Hal: 1- Sukendro, A.,dkk. 2012. Respon Pertumbuhan
22. Anakan (Shorea leprosula naiq),
Kamogi, Lidya.,dkk. 2017. Analisis Kandungan (Sherea selanica ridlex), (Sharea
Klorofil Pada Beberapa Posisi Anak ovali (korth) blume), dan (Sharea
Daun Aren (Arenga pinnata) Dengan selania (DC) blume) Terhadap
Spektofotometer UV-Vis. Jurnal Tingkat Intensitas Cahaya. Jurnal
MIPA Unstrat Online. Vol 6(2). Hal: Silvikultur Tropika. Vol 3(1). Hal: 22-
49-54. 24.
Lupitasari, Diana.,dkk. 2020. Pengaruh Cahaya Yustiningsih, Maria. 2019. Intensitas Cahaya dan
dan Suhu Berdasarka Karakter Efisiensi Fotosintesis Pada Tanaman
Fotosintesis Ceratophyllum Naungan dan Tanaman Terpapar
demersum Sebagain Agen Cahaya Langsung. Jurnal Pendidikan
Fitoremediasi. Jurnal Kartika Kimia. Biologi. Vol 4(2). Hal: 44-49.
Vol 3(1). Hal: 33-38.
Manurung, Fetriyani Soni.,dkk. 2020. Pengaruh
Pupuk Gandafil D Terhadap

Anda mungkin juga menyukai