Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“PERANAN GELOMBANG CAHAYA DALAM FOTOSINTESIS”

Oleh:
Kamilatul Khoiroh
NIM 190210103028
Kelompok 1 / Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. JUDUL
Peranan Gelombang Cahaya dalam Fotosintesis

II. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui peranan cahaya dalam
fotosintesis

III. DASAR TEORI


Cahaya matahari dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melalukan proses
fotosintesis yang berfungsi untuk mengkonversi energi (cahaya) matahari
menjadi energi kimia yang disimpan dalam senyawa organik. Cahaya
matahari diperlukan sebagai sumber energi untuk menjalankan 2 tahapan
reaksi pada fotosintesis yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Cahaya matahari
menjadi salah satu faktor merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktifitas tanaman karena intensitas tanaman yang diperlukan setiap
tanaman tidak sama (Yustiningsih, 2019: 45).
Matahari memiliki spektrum cahaya tampak yang berbeda-beda.
Spektrum cahaya tersebut merupakan fenomena yang tidak lepas dari
kehidupan makhluk hidup, terutama dalam hal pertumbuhan. Dengan suatu
teknik yang menggunakan prisma, cahaya akan terurai menjadi komponen-
komponennya. Mulai dari warna merah dengan frekuensi yang paling rendah
sampai dengan warna ungu dengan frekuensi paling tinggi (Hasanah et al.,
2018: 26).
Spektrum cahaya tampak yang diserap pada saat terjadinya proses
fotosintesis yaitu antara warna ungu pada panjang gelombang 380 nm sampai
warna merah pada panjang gelombang 750 nm. Energi yang digunakan pada
proses fotosintesis adalah dalam bentuk foton yang berasal dari spektrum
cahay tersebut. Energi berbanding terbalik dengan panjang gelombang.
Energi dari spektrum cahaya biru lebih kuat dibandingkan dengan spektrum
cahaya merah. Selama proses fotosintesis spektrum cahaya biru dengan
panjang gelombang 400-500 nm diserap maksimal oleh karotenoid,
sedangkan spektrum cahaya merah yang memiliki panjang gelombang 600-
700 nm diserap maksimal oleh klorofil (Arifah et al., 2019: 26). Kemudian,
Zhen dan Iersel (2017: 115) menambahkan bahwa proses fotosintesis dapat
berlangsung bergantung pada kuantitas dan kualitas cahaya yang mencapai
kloroplas. Sementara ukuran yang paling umum dari radiasi fotosintesis,
fotosintetik foton kerapatan fluks (PPFD), yaitu foton dalam 400–700 nm
rentang panjang gelombang yang sama, respons fotosintesis terhadap cahaya
adalah bergantung pada panjang gelombang.
Stomata adalah pori-pori mikroskopis kecil pada permukaan daun
yang secara dinamis menyeimbangkan masuknya CO2 ke dalam dan
keluarnya uap air dari daun. Stoma dibentuk oleh dua sel penjaga, yang dapat
meningkatkan atau menurunkan turgiditasnya dan dengan demikian
mengubah ukuran pori stomata. Stomata terus menyeimbangkan CO2
pasokan untuk fotosintesis terhadap kehilangan air, yang harus menyesuaikan
dengan faktor lingkungan (misalnya intensitas cahaya, spektrum cahaya,
kelembaban, suhu, salinitas tanah) dan isyarat intrinsik (misalnya transpor
elektron fotosintesis, daun dan tanaman status air). Stomata biasanya menutup
di tempat teduh dan terbuka pada paparan cahaya tinggi (Kaiser et al., 2019:
2734).
Proses fotosintesis akan terjadi secara efisien apabila terdapat
keseimbangan antara berapa banyak energi yang digunakan untuk
pertumbuhan dan energi terbuang atau dihabiskan untuk melindungi proses
fotosintesis dari photodamage. Fotosintesis di masa depan diperkirakan akan
dimodifikasi secara genetik untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
alami atau buatan tertentu untuk mencapai proses fotosintesis yang efisiesn.
Dalam hal ini, proses fotosintesis terbagi menjadi dua bagian yaitu reaksi
terang yang terjadi dalam sistem membran tilakoid yang menghasilkan ATP
dan NADPH dan reaksi karbon bebas cahaya yang menggunakan ATP dan
NADPH untuk memperbaiki CO2 atmosfer menjadi organic molekul
(Cardona et al., 2018: 85).
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas pada sebagian besar tumbuhan
dan alga. Pada setiap sel tumbuhan mengandung 10 – 100 kloroplas (Hou et
al.,2017: 2). Proses fotosintesis pada tanaman menggunakan energi dari sinar
matahari untuk mengubah zat anorganik sederhana air dan karbon dioksida
menjadi makanan. Tumbuhan mengambil air melalui akarnya. Air diangkut
ke atas tanaman ke daun. Tumbuhan mengambil gas karbon dioksida (CO,)
dari udara. Karbon dioksida memasuki daun melalui pori-pori mikroskopis
yang disebut stomata. Klorofil (dalam kloroplas sel) di daun menyerap energi
radiasi dari Matahari. Sel-sel daun menggunakan energi ini untuk mengubah
karbon dioksida dan air menjadi glukosa (gula sederhana). Oksigen
dilepaskan sebagai produk limbah selama proses dan dikembalikan ke udara
melalui stomata di daun. Fotosintesis adalah proses yang rumit, tetapi dapat
diringkas menggunakan persamaan yaitu energi + karbondioksida + cahaya +
klorofil akan mrnghasilkan glukosa + oksigen. Jika menggunakan rumus
kimia untuk zat, persamaannya terlihat seperti ini: 6CO2 + 6H20
menghasilkan C6H12O6 + 6O2 (Karen et al., 2017: 86). Proses fotosintesis
yang telah menghasilkan konversi energi cahaya menjadi energi kimia
digunakan baik untuk melakukan aktivitas pada tumbuhan atau disimpan.
Energi kimia yang tersimpan dapat dipanen untuk makanan, bahan bakar,
serat, atau kegunaan lain. Biomassa jelas sama pentingnya dalam ekosistem
alami karena menyediakan molekul organik dan sumber energi untuk semua
tingkat trofik lainnya (Hall et al., 2017: 1).

IV. METODE PENELITIAN


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
1. Gelas piala ukuran 1000 ml berisi 300 ml air
2. Bunsen /pemanas listrik
3. Pinset
4. Gunting
5. Spidol
6. Penggaris
7. Staples
8. Botol semprot
9. Gelas piala ukuran 500 ml
10. Cawan Petri (diameter 9-10 cm)
11. Pipet tetes
4.1.2 Bahan
1. Kertas manila hitam
2. Plastik transparansi warna biru tua, merah, dan bening
3. Daun jambu (12 buah)
4. Alkohol 70%
5. Air
6. Larutan Iodine (I2) pekat dalam alkohol
7. Isolasi hitam
4.2 Langkah Kerja
Memilih tanaman yang telah memiliki 3-4 daun trifoliate dan memilih
daun yang sehat satu minggu sebelum percobaan. Menentukan 4
lembar daun yang akan diberi perlakuan.

Mengambil tiga pasang potongan plastik transparansi masing-masing


berwarna biru, merah, dan bening (tidak berwarna), serta sepasang
kertas manila hitam. Potongan kertas maupun plastik yang berbentuk
segi empat berukuran 2,5 x 5,0 cm telah disediakan di laboratorium.

Menempelkan tiap pasangan plastik/kertas tersebut pada tiap daun


yang telah dipilih sedemikian rupa sehingga lembar daun berada
diantara dua potongan 19 plastik/kertas. Menjepit daun yang telah
terbungkus tersebut dengan penjepit kertas

Meleetakkan tanaman pada daerah yang mempunyai cahaya penuh dan


biarkan sampai percobaan dilakukan (satu minggu kemudian).

Pada hari percobaan, mengambil daun yang telah ditempeli potongan


plastik/kertas tadi dan membawa ke meja praktikum. Jangan melepas
potongan plastik dari daun sampai daun direbus dalam alkohol.
Memberi tanda pada masing-masing daun untuk mencirikan warna
plastik/kertas yang ditempelkan pada daun, misalnya dengan
memotong panjang petiole. Mencatat pada buku kerja.

Menggaambar masing-masing daun diatas kertas dan menentukan


posisi kertas/plastik pembungkus daun.

Menyiapkan ethanol mendidih dengan cara menempatkan gelas piala


ukuran 1000 ml yang telah berisi air 300 ml diatas pemanas listrik.
Dengan hati-hati tempatkan gelas piala ukuran 500 ml yang telah berisi
100 ml etanol 70% ke dalam gelas piala 1000 ml tersebut. Menyalakan
pemanas listrik dan tunggu hingga ethanol mendidih. Jangan
meletakkan gelas piala berisi etanol langsung diatas pemanas listrik
karena etanol mudah terbakar

Melepaskan plastik/kertas tersebut dari masing-masing daun dengan


menggunakan pinset dan memasukkan tiap daun ke dalam ethanol
yang telah mendidih untuk mengekstrak pigmen.

Jika daun telah berwarna putih, mengangkat daun dengan hati-hati


dengan pinset. Meletakkan tiap daun pada cawan petri yang berbeda.
Mencuci daun dengan akuades dan menambahkan lebih banyak
akuades sampai daun terendam. Mematikan pemanas listrik.

Meneteskan beberapa tetes larutan Iodine pekat ke dalam cawan petri


yang telah berisi daun terendam air sampai air menjadi berwarna
merah. Membiarkan larutan 20 Iodine bereaksi dengan pati dalam daun
dan akan menghasilkan warna ungu kehitaman.

Mengamati bagian daun yang berubah menjadi warna ungu kehitaman


dan menggaambar hasil pengamatan.

Membuat laporan hasil pengamatan anda, yang mencakup gambar


daun sebelum direbus dalam etanol 70% dan menunjukan posisi
kertas/plastik dari masing-masing warna serta gambar daun setelah
direbus di dalam etanol 70% dan menunjukkan posisi terbentuknya
warna.

V. HASIL PENGAMATAN
Perlakuan
Bahan Parameter Keterangan
Warna
Daun Hitam 1 Kuning Tidak terbentuk amilum
jambu kecoklatan
Hitam 2 Kering Tidak terbentuk amilum
kecoklatan karena terbakar
Hitam 3 Kuning Tidak terbentuk amilum
kecoklatan (warna daun lebih pucat)
Bening 1 Kuning, sedikit Terbentuk amilum sedikit
keunguan
Bening 2 Kuning, sedikit Terbentuk amilum sedikit
keunguan
Bening 3 Kuning, sedikit Terbentuk amilum sedikit
keunguan
Merah 1 Kuning, sedikit Terbentuk amilum sedikit
keunguan
Merah 2 Kuning, sedikit Terbentuk amilum sedikit
keunguan
Merah 3 Kuning, sedikit Terbentuk amilum sedikit
keunguan
Biru 1 Kuning, sedikit Terbentuk amilum sedikit
keunguan
Biru 2 Kuning Tidak terbentuk amilum
kecoklatan
Biru 3 Kuning, sedikit Terbentuk amilum sedikit
keunguan

VI. PEMBAHASAN
Langkah kerja pertama yaitu memotong dan menyiapkan plastik mika
yang berwarna-warni serta kertas karbon dengan ukuran 2,5 cm x 5 cm.
Fungsi kertas karbon sebagai pengganti plastik mika dengan warna hitam.
Adapun warna plastik mika yang digunakan adalah warna merah, orange,
kuning, hijau, biru muda, biru tua dan bening digunakan karena mewakili
setiap warna dari macam-macam spertrum warna cahaya matahari yang dapat
ditangkap oleh tumbuhan yang berpengaruh terhadap jalannya fotosintesis.
Setiap warna spectrum cahaya tersebut memiliki panjang gelombang yang
berbeda-beda yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Selanjutnya
memilih daun yang akan digunakan sebagai perlakuan dengan menutup
bagian permukaan daun tersebut, cara menutupnya dengan membalut daun
menggunakan kertas karbon/mika yang telah disiapkan terlebih dahulu dan
merekatkannya dengan staples. Daun yang digunakan untuk percobaan ini
harus mendapat sinar matahari secara langsung. Tujuan dari penutupan
dibagian tengah ini yaitu untuk mengetahui terebentuknya amilum atau
karbohidrat. Penutupan dilakukan selama 7 hari agar hasil dari pemberian
mika berwarn adan kertas karbon dapat terlihat jelas perbedaanya pada saat
dilakukan pengamatan terbentuknya amilum dan bisa dilihat dengan jelas
untuk mengetahui kemampuan daun dalam penyerapan sprektrum gelombang
cahaya yang efektif dan tidak efektif yang digunakan dalam proses
fotosintesis. Penutupan daun menggunakan staples bertujuan untuk menjaga
agar kertas atau mika tersebut tidak jatuh atau pindah tempat dari bagian
daun.
Pada saat melakukan uji amilum, sampel daun yang diberi tanda baik
itu pada ujung daun, tepi daun, tengah daun maupun pangkal daun dipotong
sedikit saja sebagai tanda untuk membedakan antara satu daun dengan yang
lainnya ketika proses perebusan menggunakan alkohol. Kemudian
menggambar daun pada kertas dimasudkan agar dapat diketahui karakter utuh
daun sebelum diberi perlakuan karena setelah diberi perlakuan yakni pada
saat perebusan dalam larutan alkohol 70% diatas nyala api bunsen, struktur
daun akan berubah. Kemudian daun direbus dengan cara dimasukkan
kedalam gelas piala dengan ukuran 500 ml yang berisa alkohol 70%. Gelas
piala yang berisi alkohol diletakkan diatas gelas piala yang ukurannya 1000
ml yang berisi air. Hal ini dilakukan agar gelas piala yang berisi alkohol tidak
pecah dan tidak terjadi kebakaran karena alkohol mudah menguap dan mudah
untuk terbakar. Fungsi perebusan ini adalah untuk mengekstrak pigmen pada
daun dan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih
permeable terhadap larutan Iodine. Dalam metode ini, alkohol berfungsi
sebagai peluntur pigmen pada daun, sehingga warna daun pada daun jambu
biji maupun daun singkong akan berubah menjadi hijau pucat. Hal tersebut
tejadi akibat dari pigmen yang ada pada daun yaitu klorofil setelah proses
perebusan, pada daun berangsur-angsur tidak memiliki pigem karena sudah
diluruhkan pada proses perebusan tadi yang menyebabkan kepucatan warna
daun. Dan tujuan perebusan dalam etanol daun tersebut juga untuk
menghentikan metabolisme seutuhnya dalam proses fotosintesis. Setelah daun
berwarna pucat, maka selanjutnya mengangkatnya dengan hati-hati
menggunakan pinset dan kemudian direndam pada aquades yang ada dalam
cawan petri. Seluruh permukaan daun harus dibasuh menggunakan aquades
untuk membersihkan alkohol yang masih tersisa pada permukaan daun.
Ketika masih ada alkohol yang tersisa pada permukaan daun maka larutan
Yod (Iodine) akan sulit terserap oleh daun. Langkah selanjutnya yaitu
meneteskan iodine kedalam cawan petri kosong dan kemudian meletakkan
daun sampai bereaksi dengan pati dalam daun akan menghasilkan warna ungu
kehitaman. Selanjutnya, mengamati bagian daun yang berubah menjadi warna
ungu kehitaman. Fungsi dari pemberian larutan iodine pekat ini adalah untuk
mereaksikan amilum dengan iodine dan melihat reaksi perubahan warnanya.
Fotosintesis merupakan proses pembentukan zat-zat organic yang
mengandung tenaga potensial tinggi dari bahan-bahan anorganik dengan
tenaga potensial rendah. Proses ini merupakan ciri khas dari tumbuhan hijau
yang mempunyai klorofil dengan memanfaatkan energi sinar matahari.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas dan pada setiap sel tumbuhan
mengandung 10-100 kloroplas. Proses fotosintesis pada tanaman
menggunakan energi dari sinar matahari (foton) yang ditangkap oleh molekul
– molekul pigmen yang spesifik. Elektron – elektron didalam molekul pigmen
tersebut dieksitasi oleh foton – foton yang diserap, elektron yang dieksitasi itu
pun akhirnya akan membebaskan energi ke dalam sel saat elektron – elektron
itu dan kembali ke keadaan tak tereksitasi. Banyak sel menggunakan energi
ini untuk mereduksi karbondioksida menjadi karbohidrat. Dalam prosesnya
tumbuhan juga mebutuhkan air yang diambil air melalui akarnya kemdian
diangkut ke atas tanaman ke daun adapun gas karbon dioksida (CO2) dari
udara. Karbon dioksida memasuki daun melalui pori-pori mikroskopis yang
disebut stomata. Klorofil (dalam kloroplas sel) di daun menyerap energi
radiasi dari Matahari. Sel-sel daun menggunakan energi ini untuk mengubah
karbon dioksida dan air menjadi glukosa (gula sederhana). Oksigen
dilepaskan sebagai produk limbah selama proses dan dikembalikan ke udara
melalui stomata di daun. Secara sederhana dituliskan menggunakan
persamaan yaitu energi + karbondioksida + cahaya + klorofil akan
mrnghasilkan glukosa + oksigen. Jika menggunakan rumus kimia
persamaannya proses fotosintesis yaitu 6CO2 + 6H20 menghasilkan C6H12O6
+ 6O2.
Cahaya matahari berpengaruh terhadao proses fotosintesis karena
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melalukan proses fotosintesis. Cahaya
matahari diperlukan sebagai sumber energi untuk menjalankan 2 tahapan
reaksi pada fotosintesis yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Cahaya matahari
menjadi salah satu faktor merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktifitas tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis ini. Cahaya
matahari memiliki spektrum cahaya tampak yang berbeda-beda yaitu merah,
jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Warna merah dengan frekuensi yang
paling rendah sampai dengan warna ungu dengan frekuensi paling tinggi
Energi yang digunakan pada proses fotosintesis adalah dalam bentuk foton
yang berasal dari spektrum cahaya tersebut namun energi berbanding terbalik
dengan panjang gelombang. Spektrum cahaya tampak yang diserap pada saat
terjadinya proses fotosintesis yaitu antara warna ungu pada panjang
gelombang 380 nm sampai warna merah pada panjang gelombang 750 nm.
Dan ini berhubungan dengan reaksi terang yang melibatkan dua fotosistem
yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi
pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap
cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II)
berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada
panjanggelombang 680 nm. Sehingga, masing-masing spektrum cahaya yang
ada berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis.
Dari semua spectrum cahaya matahari hanya panjang gelombang
tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang
gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm).
Cahayactampak terbagi atas cahaya merah (620 - 750 nm), jingga (590 - 620
nm), kuning (570 - 590 nm), hijau (495 - 570 nm), biru (450 - 495 nm), dan
ungu (380 - 450 nm).
Warna ungu kehitaman pada daun disebabkan karena amilum
menunjukkan reaksi positif dan dalam larutan pati terdapat unit – unit glukosa
yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada
tiap unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan amilum menyebabkan
warna biru kehitaman/ungu kehitaman. Amilum bereaksi dengan molekul
iodin karena struktur amilum pada larutan berbentuk heliks yang berbentuk
kumparan sehingga dapat diisi oleh molekul iodin di dalamnya. Namun,
ikatan antara iodin dan amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat
dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat didinginkan. Apabila dipanaskan
rantai amilum akan memanjang sehingga iodin mudah terlepas, sama halnya
ketika didinginkan, rantai pada amilum akan mengerut sehingga iodin
kembali terikat dengan amilum. Hal ini karena kemampuan menghidrolisis
sehingga amilum berubah menjadi glukosa.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh menunjukkan dari semua
perlakuan baik penutupan daun oleh kertas karbon warna hitam, plastik
transparan atau bening, warna merah, dan warna biru hasilnya yaitu tidak
terbentuk amilum pada kertas karbon warna hitam dengan warna daun kuning
kecoklatan pada ke-3 pengulangan. Sedangkan mika bening, kertas karbon
warna merah dan warna biru dengan 3 pengulangan daunnya berwarna
kuning sedikit keunguan yang menandakan terbentuk amilum sedikit.
Perubahan warna pada semua daun terlihat pada foto sebenarnya tidak jelas
atau tidak menunjukkan perubahan yang signifikan yaitu permukaan daun
berwarna hijau pucat. Bila daun mengandung karbohidrat maka pada area
yang ditetes iiodine akan menunjukkan warna ungu kehitaman tetapi pada
area daun yang terlihat hanya beberapa daun saja yang terlihat. Hal ini
menunjukkan bahwa pada area daun tersebut tidak ada proses fotosintesis.
Untuk kertas karbon warna hitam ulangan ke-2 menunjukkan daun kering
kecoklatan dan berwarna lebih pucat hal ini dikarenakan warna hitam mampu
menyerap semua panas yang diterima dari matahari sehingga daun menyerap
panas terlalu banyak melebihi kapasitasnya dan akhirnya daun itu mudah
untuk terbakar. Warna hitam ini juga menyebabkan penghalang warna lain
masuk ke daun untuk melakukan fotosintesis, akibatnya tidak terbentuk
amilum sama sekali pada bagian daun yang ditutupi kertas karbon dan tidak
terjadinya fotosintesis ini akibat dari kertas karbon yang berwarna hitam yang
menghalangi warna lain masuk ke daun untuk melakukan proses fotosintesis.
Pada perlakan penutupan dengan mika bening juga terbentuk amilum
sedikit. Hal ini sesuai dengan teori yang ada dimana daun memberikan reaksi
positif terhadap uji amilum karena mika bening masih bisa menyerap cahaya
matahari walaupun hanya sedikit dan cenderung proses fotosintesisnya adalah
seperti cahaya tampak biasa. Sedangkan pada kertas karbon warna merah
ketiga ulangan menunjukkan bahwa terbentuk amilum hanya sedikit dan
perbedaannya tampak samar, hal ini bertentangan karena menurut literatur
cahaya merah merupakan cahaya yang berperan efektif sebagai untuk proses
pertumbuhan dan fotosintesis tanaman. Warna merah dalam spektrum cahaya
fotosintesis mempunyai pengaruh yang sangat baik dalam proses penyerapan
cahaya dengan panjang gelombang yang paling tinggi yaitucsekitar 600 nm-
700 nm akibatnya seluruh cahaya dapat masuk dengan ke dalam daun dan
seharusnya proses fotosintesis berlangsung dengan baik serta amilum yang
didapatkan juga terlihat lebih banyak.
Sama halnya dengan kertas karbon warna biru, dimana warna biru
memiliki kemampuan yang hampir sama dalam membentuk amilum saat
proses fotosintesis. Warna biru pada mika mampu memantulkan cahaya
warna biru tetapi menyerap semua warna cahaya selain biru sehingga warna
yang dibutuhkan tumbuhan yaitu merah tetap diserap. Sebenarnya warna biru
juga dibutuhkan tetapi karena yang lebih dominan dibutuhkan adalah warna
merah maka proses fotosintesisi tetap berlangsung dengan dibuktikan bahwa
terbentuk amilum walaupun sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, spektrum cahaya paling baik dalam
proses fotosintesis adalah cahaya merah dan biru. Hal tersebut sesuai dengan
literatur yang menunjukkan bahwa cahaya merah adalah cahaya yang paling
baik dan banyak diserap oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Cahaya
merah memiliki panjang gelombang antara 610 nm – 700 nm sementara
cahaya biru memiliki panjang gelombang antara 410 nm – 500 nm. Semakin
besar panjang gelombang cahaya merah maka foton akan semakin kecil.
Sehingga warna mika yang bisa meningkatkan proses fotosintesis yaitu
cahaya merah, yang mengakibatkan tumbuhan atau daun tersebut mampu
menghasilkan amilum dalam jumlah banyak karena sebagian besar cahayanya
mampu diserap dengan baik oleh daun, sehingga hasilnya maksimal. Selain
itu cahaya warna merah sesuai dengan kebutuhan pada fotosistensis di
fotosistem I yaitu panjang gelombangnya yaitu 700 nm dan pada fotosistem II
panjang gelombangnya 680 nm.

VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Cahaya matahari dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melalukan
proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengkonversi energi (cahaya)
matahari menjadi energi kimia yang disimpan dalam senyawa organik.
Cahaya matahari diperlukan sebagai sumber energi untuk menjalankan
2 tahapan reaksi pada fotosintesis yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Cahaya matahari memiliki 7 spektrum cahaya yang mempengaruhi
keberlangsungan proses fotosintesis, namun cahaya yang paling efektif
adalah spectrum berwarna merah.
7.2 Saran
Sebaiknya asisten praktikum menampilan kunci jawaban
posttest di akhir setelah mensubmit jawaban agar praktikan bisa
melakukan evaluasi terhadap pemahaman konsep praktikum pada acara
tersebut karena bisa membantu dalam proses penulisan laporan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Arifah, R. U., Sedjati, S., Supriyantini, E., dan Ridlo, A. 2019. Kandungan
klorofil dan fukosantin serta pertumbuhan skeletonema costatum pada
pemberian spektrum cahaya yang berbeda. Buletin Oseanografi Marina.
8(1): 25-32.

Cardona, T., Shao, S., dan Nixon, P. J. (2018). Enhancing photosynthesis in


plants: the light reactions. Essays in biochemistry. 62(1): 85-94.

Hall, D. O., Scurlock, J. M. O., Bolhar, N. H. R., Leegood, R. C., dan Long, S. P.
(Eds.). 2017. Photosynthesis and production in a changing environment: a
field and laboratory manual. United Kingdom: Springer Science &
Business Media.

Hasanah, F., Sari, M. S., Legowo, S., Saefullah, A., dan Fatimah, S. 2018.
Pengaruh intensitas spektrum cahaya warna merah dan hijau terhadap
perkecambahan dan fotosintesis kacang hijau (Vigna radiata L.). Gravity:
Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, 4(2): 26-35.

Hou, H. J., Najafpour, M. M., Moore, G. F., dan Allakhverdiev, S. I. (Eds.).


(2017). Photosynthesis: Structures, Mechanisms, and Applications. United
Kingdom: Springer International Publishing.

Kaiser, E., Correa Galvis, V., dan Armbruster, U. 2019. Efficient photosynthesis
in dynamic light environments: a chloroplast's perspective. Biochemical
Journal. 476(19): 2725-2741.

Karen, M., Peta-Gay, K., dan Lucy, M. 2017: Biology for CSEC 2nd Edition.
United Kingdom: Oxford University Press.

Yustiningsih, M. 2019. Intensitas cahaya dan efisiensi fotosintesis pada tanaman


naungan dan tanaman terpapar cahaya langsung. BIO-EDU: Jurnal
Pendidikan Biologi. 4(2): 44-49.

Zhen, S., dan van Iersel, M. W. 2017. Far-red light is needed for efficient
photochemistry and photosynthesis. Journal of plant physiology. 209: 115-
122.
LAMPIRAN FOTO HASIL PENGAMATAN

Gambar 1 Gambar 2
Hitam 1

Hitam 2

Hitam 3
Bening 1

Bening 2

Bening 3
Merah 1

Merah 2

Merah 3
Biru 1

Biru 2

Biru 3
LAMPIRAN COVER BUKU DAN ABSTRAK JURNAL

Anda mungkin juga menyukai