Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI CARA KERJA DAN JENIS PESTISIDA AGAR DAPAT

DIAPLIKASIKAN SECARA TEPAT SESUAI KEBUTUHAN TANAMAN DENGAN


DOSIS YANG TIDAK BERLEBIHAN
(Identification Of Content (Formulations And Active Ingredients) Usability Prosedure., And Types
Of Pesticides So That They Can Be Applied Appropriately According To Plant Needs With Not
Excenssive Doses)

Herlina Dwi Rahayu


202010200311062
Email : Herlinadwyy14@gmail.com,
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl.Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia.

ABSTRAK
Pestisida dikenal sebagai bahan kimia yang digunakan dalam bidang pertanian untuk membambantu mengurangi,
membunuh, dan membasmi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). pada umumnya petani menggunakan
pestisida dengan kadar yang berlebihan sehingga dapat meninmbulkan dampak negatif seperti pencemaran
lingkungan. Untuk itu dilakukan praktikum pengenalan jenis-jenis pestisida serta kandungan didalamnya.
Sehingga bisa diamplikasikan terhadap tanaman sesuai dengan kebutuhannya serta dengan dosis yang tepat.
Pengenalan pestisida dilakukan menggunakan metode diskriptif kuantitatif dengan cara mengidentifikasi jenis-
jenis pestisida, formulasi pestisida, bahan aktif, cara kerja, dan fungsi pestisida. Berdsarkan jenisnya pestisida
dikemlompokkan menjadi insektisida, herbisida, fungisida, akarisida, rodentisida, dan nematisida. Bila dilahat
dari formulasinya dibedakan menjadi cair atau dituliskan dengan liquid (L) dan padat atau ditulis powder (W).
pestisida dapat bekerja melalui racun kontak, racun lambung, racun pernapasan, dan racun sistematik. Fungsi
pestisida digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman buah,sayur, tanaman perkebunan, tanaman panga,
dll sesuai dengan jenis-jenisnya. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang,
Pada Hari kamis 03 Desember 2020. Dengan menggunakan alat tulis dan alat dokumentasi, bahan berupa
Gramaxone, Indafol 476F, Prosid, Norodox, Rumpas, Dithane M-45, Topsin M-70 WP, Curacron, Marshal,
Samite 135EC, Petrokum, Decis, Amistartop, Roundup, Rambo, dan Furadan. Hasil dari praktikum menunjukkan
beberapa pestisidan termasuk kedalam golongan akarisida, fungisida, herbisida, insektisida, dan rodentisida
dengan formula BB (Block Bait), EC (Emulsion Fiable Consentrate), EW (Emulsioan In Water), F(floable),
GR(Granula), SL (Soluble Liquit), WP (Wettable Powder) yang dapat bekerja dengan cara racun kontak, racun
lambung, racun pernapasan, dan racun sistematik. Hasil analisa kami menunjukkan setiap pestisida mengandung
fungsi yang berbeda tergantung berdasarkan kelompok jenisnya.
Kata kunci : racun, petani, OPT

PENDAHULUAN yang menggunakan dua jenis pestisida sementara


hanya 9,1% petani yang menggunakan satu jenis
Dunia pertanian tidak bisa lepas dari pestisida dari tiga jenis yang ada, selain itu
pestisida sebagai salah satu bahan kimia yang terdapat 44,4% petani yang menggunakannya
dapat membantu mengendalikan Organisme melebihi dosis yang dianjurkan bahkan ada
Pengganggu Tanaman (OPT). OPT berpotensi 12,1% petani yang menggunakan dosis sampai
menimbulkan kerusakan ekonomis karena dapat dua kali lipatnya dari anjuran. Biasanya hal
mengganggu pertumbuhan tanaman. Pemberian tersebut dilakukan petani agar OPT cepat
pestisida pada tanaman membantu meningkatkan terkendalikan. Padahal dengan menggunakan
produktivitas dan membantuk pertanian lebih pestisida secara berlebihan dapat menimbulkan
efisien dan ekonomis. Biasanya pada setiap pencemaran lingkungan.
tanaman memiliki lebih dari satu OPT yang Dampak penggunaan pestisida secara
berdampak pada pertumbuhan dan berlebihan yaitu terjadinya pencemaran
perkembangannya. Petani menggunakan pestisida lingkungan seperti air, udara, dan tanah. Selain
lebih dari satu jenis dengan dosis yang berlebihan itu berdasarkan pendapat Yuantari (2013),
pada saat penyemprotan tanaman. Berdasarkan penggunaan pestisida dapat mengurangi
pendapat Damayanti (2016), ada 68,70% petani keanekaragaman hayati, berspektum luas dalam
membunuh hama sasaran dan bukan sasaran, Tahap awal praktikum dilakukan dengan
serta dapat mengontaminasi pengguna secara menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
langsung dengan menimbulkan keracunan seperti untuk proses indentifikasi. Sebelum melakukan
keracunan angkut ringan, sedang dan kronis.
identifikasi pestisida, diawali dengan membuat
Penggunaan pestisida dalam jangka panjang
mengakibatkan kesuburan tanah berkurang. tabel untuk menuliskan hasil analisa. Setelah itu,
Menurut Tuhumury (2012), penggunaan pestisida mengidentifikasi satu per satu dari beberapa
yang tidak tepat pada waktunya dengan interval pestisida yang digunakan. Identifikasi dilakukan
jangka pendek atau dekat pada masa panen dapat menggunakan metode diskriptif kuantitatif,
menimbulkan tertinggalnya residu pestisida dengan membaca informasi pada kemasan untuk
sehingga dapat membahayakan ketika mendeskripsikan karakteristik pestisida pada
dikonsumsi,
kemasan pestisida. Informasi yang dicari antara
Dampak penggunaan pestisida dapat
diminimalisir dengan praktikum identifikasi lain jenis, formulasi, bahan aktif, cara kerja, dan
terhadap kandungan pestisida dengan tujuan fungsi pestisida. Selanjutnya untuk mengetahui
pengenalan kandungan dan karakteristik pestisida karakteristik pestisida dilakukan dengan
berdasarkan jenis, formulasi, bahan aktif, cara membaca informasi yang ada di kemasan
kerja dan fungsinya. Dengan mengidentifikasi pestisida. Setelah selesai mengidentifikasi
pestisida dapat mengetahui karakteristik dan pestisida, mencari literature dari sumber lain
fungsi pestisida, sehingga dapat diaplikasikan
untuk melakukan perbandingan bentuk pestisida.
pada tanaman sesuai kebutuhan. Hasil identifikasi
menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara
bahan, formulasi, cara kerja, dan fungsi pestisida.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum dilakukan di Laboratorium
Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang.
Praktikum dilaksanakan pada hari kamis 03
Desember 2020, Pukul 14.00-selesai

Alat dan Bahan


Praktikum ini menggunakan beberapa alat
tulis dan alat dokumentasi untuk menuliskan
hasil identifikasi pestisida.
Bahan yang digunakan antara lain
Gramaxone, Indafol 476F, Prosid, Norodox,
Rumpas, Dithane M-45, Topsin M-70 WP,
Curacron, Marshal, Samite 135EC, Petrokum,
Decis, Amistartop, Roundup, Rambo, dan
Furadan. Serta menggunakan alat tulis dan alat
dokumantasi sebagai media penulisan.
Prosedur Praktikum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1: Hasil identifikasi pestisida
No Nama Pestisida Jenis Formulasi Bahan Cara Fungsi Literatur
Pestisida Pestisida Aktif Kerja
1. Gramaxone Herbisida SL Parakuat Racun Mengendalikan anakan
(Solube diklorida kontak sawit liar, gulma,
Liquid) 275 g/l rumput teki, tanaman
perkebunan, tanaman
pangan, tanaman
sayuran, dan buah-
buahan.

Sumber
:https://Primatani.com

2. Indafol 476F Fungisida F Cis-N Racun Mengendalika fungi


(Floable) 39% Sistematik dan jamur pada
Cyclohe tanaman. Sumber :
xen 61%

Sumber :
dokumentasi pribadi

3. Prosid Insektisida WP Metidati Racun Mengendalikan hama


(Wettable on 25% kontak serangga pada tanaman
Powder) dan kacang panjang.
lambung

Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fshopee.co.id

4. Nordox Fungisida WP Tembag Racun  Mengendalika


(Wettable a oksida kontak busuk daun pada
Powder) 56% kentang dan
kakao
 Cacar daun pada
teh
 Karat daun pada
kopi
 Bulai pada Sumber :
jagung https://www.google.co
 Patek pada cabai m/url?sa=i&url=https
 Kresek/blas pada %3A%2F
padi %2Fwww.facebook.co
m

5. Rumpas Herbisida EW Fenoksa Racun Mengendalikan gulma


(Emulsion prop-P- kontak pada tanaman bawang
in Water) Etil 120g merah, cabai, jagung,
kacang tanah, kacang
hijau, kacang panjang,
kedelai, mentimun,
nanas,dll

Sumber:
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fwww.facebook.co
m

6. Dithane M-45 Fungisida WP Mankoz Racun Memberantas jamur


(Wettable eb 80% pernapasa dan mencegah
Powder) n pembusukan daun
pada sayur.

Sumber
:https://www.google.c
om/url?
sa=i&url=https%3A
%2F
%2Fwww.seedworldus
a.com

7. Topsin-M 70 WP Fungisida WP Metil Racun Mengendalikan


(Wettable tiofanat pernapasa penyakit busuk pada
Powder) 70% n buah-buahan dan
sayur.

Sumber
:https://www.google.c
om/url?
sa=i&url=https%3A
%2F%2Fe-
katalog.lkpp.go.id

8. Curacron Insektisida EC Profenof Racun Mengandalikan hama


(emulsifiab os 500g/l kontak seperti kutu daun, ulat
le dan grayak, ulat tanah,
concretrate lambung lalat buah, jangkrik,
) dll

Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fwww.kisanpark.c
om
9. Marshal Insektisida EC Karbosul Racun Mengendalika hama
(emulsifiab fan kontak serangga pada
le 200,11 dan tanaman bawang,
concretrate g/l lambung cabai, jeruk, kapas,
) kakao, kedelai, kelapa,
sawi, tomat, timun,
lada, dan semangka.

Sumber :
https://www.google.com/url?
sa=i&url=https%3A%2F
%2Fwww.tokopedia.com
10. Samite 135EC Akarisida EC Piridabe Racun Mengendalikan hama
(emulsifiab n 135 g/l kontak tungau pana tanaman
le cabai, jeruk, dan teh.
concretrate
)

Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fshopee.co.id

11. Petrokum Rodentisida BB Brodifak Racun Membasmi tikus


(Block Bait) um lambung sawah dan tikus
0,005% belukar.

Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fwww.tokopedia.c
om

12. Decis Insektisida EC Deltamet Racun Mengendalikan hama


(emulsifiab rin 25 g/l kontak pada tanaman anggrek,
le dan apel, belimbing merah,
concretrate lambung cabai, jagung, jeruk,
) kacang hijau, kacang
panjang, kakao, kapas
kedelai, dll

Sumber :
https://ecs7.tokopedia.
net

13. Amistratop Fungisida SC Azoksist Racun Mengendalikan


(Soluble robin sintetik penyakit dan
Consentrat 200 g/l
) Difenok Meningkatkan kualitas
onazol dan hasi panen pada
125 g/l tanaman buah dan
sayur
Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fwww.merdekatani
.com%

14. Roundup Herbisida SL Isopropil Racun Membunuh gulma


(Soluble amina kontak keras, sedang, dan
Liquid) Gilfosat lunak. Serta
membasmi alang-
alang.

Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fwww.amazon.com

15. Rambo Herbisida SL Isopropil Racun Mengendalikan gulma


(Soluble Amino kontak pada jagung.
Liquid) Gilfosat

Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fjagungbisi.com

16. Furadan Insektisida/ GR Karbonf Racun Mengendalikan hama


Nematesida (Granula) uran 3% kontak nematode (cacing, ulat,
dan dll)
lambung

Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fwww.ruparupa.co
m

17. Klerat 0,005B Rodentisida BB Bradifak Racun Mengendalikan tikus


(Block um kontak sawah dan semak.
Bait) 0,005%

Sumber :
https://www.google.co
m/url?sa=i&url=https
%3A%2F
%2Fwebshop.karobv.n
l

Hasil analisa pada praktikum ini jenis fungisida, insektisida, akarisida, dan
pestisida yang ditemukan diantaranya herbisida, rodentisida. Herbisida adalah pestisida yang
digunakan untuk membasmi tumbuhan liar atau digunakan dalam pestisida berbentuk suspensi
gulma penggangu tanaman, contohnya ketika dicampurkan air. Formulasi pestisida
gramaxone, rumpas, roundoup, dan . Insektisida merupakan campuran bahan aktif dengan bahan
adalah pestisida yang digunakan untuk tambahan dengan kadar tertentu untuk
membasmi serangga seperti belalang, kecoa, mendukung daya kerja pestisida.
nyamuk, semut, ulat, dll. Hasil analisa pestisida Bahan aktif adalah bahan kimia yang
jenis insektisida diantaranya curacron, decis, digunakan untuk membuat pestisida. Hasil dari
furadon, marshal, dan prosid. Fungisida analisa praktikum ini ada beberapa kandungan
digunakan untuk membrantas jamur dan bahan aktif pestisida diantaranya parakuat
bakteri, yang terdiri dari Amistratop, Dithane- diklorida yaitu bahan aktif yang dapat bekerja
45M, indafol 478F, norodox, dan Topsin- melalui kontak pada OPT. Pestisida
70WP. Akarisida pembasmi tungau contohnya digolongkan menjadi pestisida sitetik yang
Samite 135EC. Rodentisida adalah pestisida tersusun dari bahan organik dan pestisida hasil
pembasmi tikus, terdiri dari Klerat 0,005BB alam (biopestisida) seperti nikotionida,
dan Petrokum. Eko (2014) menjelaskan bahwa direktroida, dan rotenoida. Menurut Adiba
pestisida jenis fungisida dan insektisida sering (2015), penggunaan pestisida dengan bahan
digunakan pada tanaman buah-buahan. aktif berlebih akan menimbulkan pencemaran
Ditinjau dari formulasinya pestisida lingkungan, sehingga dapat digunakan dengan
dengan formulasi cair (l) yang terdiri dari takaran dosis yang tepat.
AC/AS (Aquous concentrate/Aeous solusion), Dilihat dari cara kerjanya hasil analisa dari
beberebtuk garam dengan kelarutan yang tinggi praktikum ini menunjukkan bahwa pestisida
jika dilarutkan dalam air. EC (emulsifiable dapat bekerja dengan racun lambung, racun
concretrate) berbentuk emulsi apabila dicampur kontak, racun pernapasan, dan racun sistematik.
air dan memiliki bahan aktif yang tinggi, Racun lambung dapat bekerja dengan ketika
contohnya pada Curacron terdapat 500g/l.F tanaman yang telah disemprot dimakan oleh
(flowable) atau FW (Flowable in water) dapat hama, dan bereksi di lambung dapat bekerja
membentuk emulsi apabila dicampur air dengan secara sistematis. Racun kontak dapat bekerja
konsentrasi air yang pekat. SL (Soluble liquit), melalui jaringan tubuh OPT sehingga ketika
dapat membentuk larutan apabila dicampurkan disemprotkan ke tanaman harus bisa mengenai
dalam air. ULV (Ultra low volume), biasanya fisik OPT. Racun pernapasan dapat membunuh
pestisida siap pakai dan jika disemprotkan OPT ketika terhisap
volumenya rendah 1-5l/ha, umumnya oleh saluran pernapasan, racun ini juga disebut
berbentuk minyak dan disemprotkan sebagai racun fumigan. Racun sistematik dapat
dengan penyemprotan yang halus. WCS membunuh serangga secara cepat, sehingga
(Water soluble consentrate), formulasinya bisa digunakan untuk mengendalikan hama
seperti EC tetapi karena ada sistem solvent dengan mobilitas yang tinggi. Dilihat dari
berbasis air maka akan membentuk larutan jenisnya pestisida dapat mengendalikan
homogen ketika dilarutkan dalam air. Pada organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti
formulasi Padat (P) terdiri dari BB (Block serangga, gulma, bakteri, hama tikus, dan
bait)/RMB (Ready Mix Bait), merupakan tungau. Sehingga dapat membantu
formulasi siap pakai biasanya digunakan dalam pertumbuhan tanaman lebih cepat dan subur.
pestisida golongan rodentisida. D (Dust), Penggunaan pestisida yang bijaksana dapat
pestisida siap pakai dengan konsentrasi rendah menguntungkan manusia, seperti meningkatkan
digunakan dengan cara dihembuskan. EW produksi tanaman karena gangguan hama
(Emulsion in Water), berbentuk emulsi apabila menurun, sehingga dapat menjamin pasokan
dilarutkan dalam air.GR (Granula) yang dapat makanan yang bermutu untuk kesehatan
diaplikasikan secara langsung dengan cara manusia (Supriadi, 2017).
ditaburkan, formulasi ini juga dikenal dengan
SG (Sand granular). SD (Seed dressing)/ST KESIMPULAN
(Seed treatment), pestisida khusus untuk Pestisida merupakan bahan aktif yang
perawatan benih dengan berbentuk tepung. dapat mengendalikan hama pada tanaman.
WDG/WG (Water dispersible granule), Terdapat jenis pestisida herbisida, insektisida,
berbentuk butiran seperti G tetapi harus fungisida, rodentisida, nematisida, dan akarisida
diencerkan dahulu sebelum digunakan. WP yang memiliki fungsi masing-masing.
(Wettable Powder),formulasi yang banyak
Formulasi pestisida bisa berbentuk cairan dan
padat dengan bahan aktif yang dapat bekerja
melalui racun kontak, racun lambung, racun
pernapasan, dan racun sistematik.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Amir, dkk., 2016.\Pembuatan Pestisida dari Penggunaan APB pada Petani
Daun Kering dan Menggunakan Penyemprot di Kecamatan Ngatru,
Sabun Colek dan Minyak Tanah Kabupaten Tulungagung. Jurnal
sebagai Bahan Pencampur (Active Wiyata. Vol 3(1). Hal: 100-105.
Ingredients). Jurnal Teknologi Hartini, Eko, 2014. Kontaminasi Residu
Pangan. Vol 5(2) Hal: 8-13. Pestisida dalam Buah Melon (Studi
Arif, Adiba, 2015. Pengaruh Bahan Kimia Kasus Pada Petani di Kecamatan
Terhadap Penggunaan Pestisida Penawangan). Jurnal
Lingkungan. Jurnal Farmasi. Vol Kesehatan Masyarakat. Vol 10(1).
3(4). Hal: 13-19. Hal: 96-102.
Damayanti, Regita., dkk., 2016. Hubungan Supriadi, 2013. Optimasi Pemanfaatan
Penggunaan dan Penanganan Beragam Jenis Pestisida untuk
Pestisida Pada Petani Bawang Mengendalikan Hama dan Penyakit
Merah Terhadap Residu Pestisida Tanaman. Jurnal Litbag Pertanian.
Dalam Tanah di Lahan Pertanian Vol 32(1). Hal: 1-9.
Desa Wanasari Kecamatan Wanasari Yuantari, Catur M.G., dkk., 2013. Tingkat
Kabupaten Brebes. Jurnal Pengetahuan Petani dalam
Kesehatan Masyarakat. Vol 4(3). menggunakan Pestisida (Studi Kasus
Hal: 880-887. di Desa Curut Kecamatan
Penawangan Kabupaten Grobogan).
Prosiding Seminar Nasional
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan 2013.
Endah, Restani dan Oktaviani, Dianti, 2016.
Identifikasi Jenis Pestisida dan

Anda mungkin juga menyukai