Anda di halaman 1dari 5

SELADA

A. Taksonomi Dan Morfologi Selada

Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran daun yang banyak
dikonsumsi masyarakat Indonesia. Warna, tekstur dan aromanya menyegarkan penampilan
makanan sehingga mampu menambah selera makan masyarakat sehingga selada banyak
dikonsumsi dan menjadi pilihan alternatif sumber gizi. Selada dikenal sebagai sumber mineral,
pro-vitamin A, vitamin C dan serat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Adapun klasifikasi tanaman selada sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Asteraceae (Compositae)

Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa L

Di Indonesia terdapat varietas selada lokal maupun varietas yang berasal dari luar negeri
(varietas impor). Namun, pada umumnya yang banyak dibudidayakan oleh petani adalah varietas
impor, karena produksi varietas lokal pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan
varietas impor. Varietas – varietas impor yang lebih banyak beredar di pasaran Indonesia berasal
dari berbagai Negara penghasil benih unggul, misalnya Peto Seed (USA, Amerika
Serikat), Yasui (Taiwan), Known You Seed (Taiwan), Liong You Seed (Taiwan), Qiang Nong
Seed (Taiwan), Sakata Seed (Jepang), Takil Seed (Jepang), Hungnong Seed (Korea), Nunhems
Seed (Belanda), dan sebagainya, yang semuanya dapat memberikan hasil yang tinggi. Setiap
tahun secara kontinu perusahaan – perusahaan benih tersebut menghasilkan varietas baru.
Varietas – varietas selada tersebut dibagi dalam empat kelompok, yaitu tipe selada kepala
atau telur (Head lettuce), selada rapuh/daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce), dan selada
batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce). Pada makalah ini akan membahas selada
rapuh/daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce.

Morfologi

Daun

Daun selada keriting memiliki bentuk tangkai daun lebar dan tulang daun menyirip. Tekstur daun
lunak, renyah dan terasa agak 8 manis. Daun selada keriting memiliki ukuran panjang 20 hingga
25 cm dan lebar sekitar 15 cm (Cahyono, 2005).

Batang

Batang tanaman selada keriting termasuk batang sejati, bersifat kekar, kokoh dan berbuku-buku,
ukuran diameter batang berkisar antara 2-3 cm (Cahyono, 2005).

Akar

Tanaman ini menghasilkan akar tunggang dengan cepat dengan dibarengi dengan berkembang
dan menebalnya akar lateral secara horizontal. Akar lateral tumbuh didekat permukaan tanah
berfungsi untuk menyerap sebagian air dan hara (Cahyono, 2005).

Bunga dan Biji

Perbungaan selada keriting memiliki tipe mulai rata padat yang tersusun dari banyak bongkol
bunga yang terdiri dari 10-25 kuncup bunga dengan melakukan penyerbukan sendiri meskipun
terkadang penyerbukan dibantu dengan serangga. Seluruh bunga dalam bongkol yang sama akan
membuka secara bersamaan dan singkat pada pagi hari.

Biji di dalam bongkol yang sama juga berkembang secara bersamaan, setiap satu bunga
menghasilkan satu biji yang disebut achene. Biji cenderung tersebar, berukuran kecil, bertulang
dan diselubungi rambut kaku (Cahyono, 2005).

B. Syarat Tumbuh Tanaman Selada


a. Iklim
Daerah yang cocok untuk penanaman selada adalah daerah yang memiliki ketinggian
sekitar 500-2.000 m dpl dan suhu rata-rata 15º-20ºC. Daerah penghasil selada antara lain
Batu dan Tengger (Jawa Timur), Tawangmangu, Bandungan, dan Dieng (Jawa Tengah),
Pacet, Cipanas, dan Lembang (Jawa Barat), serta Tomohon (Sulawesi Utara). Tanaman
selada tidak tahan bila terlalu banyak hujan, kelembaban terlalu tinggi, dan tergenang air
karena dalam kondisi seperti itu, tanaman akan mudah terserang penyakit. Waktu tanam
yang paling cocok yaitu A B C pada waktu musim kemarau dengan penyiraman yang
cukup. Selada memerlukan sinar matahari yang cukup (tidak banyak awan) dan tempat
yang terbuka (Sastradihardja, 2011).
b. Tanah
Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah namun pertumbuhan yang
baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang cukup mengandung bahan
organik, gembur, remah dan tidak mudah tergenang oleh air. Selada tumbuh baik dengan
pH 5,0 - 6,5. Bila pH terlalu rendah perlu dilakukan pengapuran agar tanaman dapat
tumbuh optimal (Sastradihardja, 2011).

C. Produksi Benih Selada


a. Produksi
Daun selada (Lactuca sativa) dapat ditanam dengan mudah di iklim yang sejuk.
Untuk panen benih, daun selada memerlukan suhu yang hangat (minimum 26 °C) untuk
membentuk bunga dan menghasilkan benih.

b. Isolasi
Tanaman daun selada memiliki bunga sempurna dengan penyerbukan sendiri.
Meskipun demikian, penyerbukan silang juga terjadi secara alami meskipun tingkatnya
rendah (1-6% jika dua varietas yang berbeda ditanam bersebelahan). Sebaiknya diberi
jarak tanam 2-3 m atau tanamlah tanaman yang tinggi (misalnya jagung) di antara
varietas yang berbed untuk mengurangi penyerbukan silang.

c. Seleksi
Pilihlah tanaman yang terbaik pada tahap panen untuk konsumsi - berilah tanda
dengan cara memberi label di dekat tanaman. Tanaman yang berbunga awal sebaiknya
tidak dipilih karena akan menghasilkan panen yang tidak sesuai untuk dikonsumsi.
Tanaman yang dipilih untuk produksi benih sebaiknya didukung dengan batang bamboo
sehingga tangkai bunganya tidak roboh.

d. Panen
Setelah 2/3 dari bunga di tangkainya berubah menjadi putih berkabukabu 2-3 minggu
setelah berbunga, benih dapat dipanen dengan cara menggoyang-goyangkannya dengan
keras ke dalam kantong. Ini dapat dilakukan setiap 2-3 hari. Atau, seluruh tanaman dapat
dipotong dan diletakkan di atas tikar di tempat yang teduh. Benihnya akan menjadi
matang dan polong-polongnya akan pecah.
e. Proses
Setelah kepala benih benar-benar kering dan diselubungi oleh kabu-kabu putih,
kepala benih digesek-gesek dengan tangan untuk memisahkan benihnya. Bersihkan benih
dari kotoran dengan cara ditampi.

f. Penyimpanan
Dibandingkan dengan jenis sayuran yang lain, benih selada lebih cepat mati, tidak
dapat berkecambah. Di bawah kondisi sejuk dan dingin, benih dapat disimpan tetap hidup
sampai 3 tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Luther, Kartini. "Panen dan Menyimpan Benih Sayur-sayuran: Buku Panduan
Untuk Petani." AVRDC Publication, Taiwan (2012).

Nilam, Vinnisa. Vertikultur Tanaman Selada Untuk Meningkatkan Keuntungan


Di Unit Rumah Pangan Lestari (RPL) Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. Diss.
Agribisnis, 2015.

Anda mungkin juga menyukai