Anda di halaman 1dari 4

Model Pengelolaan Air Lahan Rawa Lebak

Pengelolaan air sangat penting terutama untuk menghindari fluktuasi genangan air yang
tinggi dan yang datang sewaktu-waktu bila ada hujan. Oleh sebab itu, pengelolaan air
sebaiknya diterapkan untuk meningkatkan produksi padi karena sebagian besar petani di
lahan rawa lebak belum melakukan pengelolaan air secara optimal.
Polder adalah sistem pengelolaan rawa lebak atau model rancangbangun kawasan
penampungan (catchment basin) dengan pembuatan tanggul keliling yang didukung
seperangkat bangunan pembantu antaralain: stasiun pompa inlet dan outlet, saluran pembagi
air, saluran suplesi-irigasi, saluran drainase, jembatan-jembatan sebagai jalan, gorong-gorong
dan pintu-pintu air (klep, flapgate, stoplog).
Curah hujan tahunan (Pujiharti, 2017)
Curah hujan tahunan di Provinsi Lampung 1.915 mm, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Desember yang mencapai 301 mm dan terendah pada bulan Sepetember 43,3 mm
(LDA2014). Menurut Djaenuddin et al. (2000), tanaman padi membutuhkan curah hujan
bulanan 50–400 mm pada awal dan akhir masa pertumbuhan (bulan ke-1 dan ke-4),
sedangkan pada masa pertumbuhan vegetatif aktif dan pengisian biji 100–400 mm (bulan ke-
2 dan ke-3). Bila dihubungkan dengan kebutuhan air tanaman maka tanaman padi di
Lampung dapat dibudidayakan mulai bulan Oktober dengan curah hujan >100 mm, namun
pada lahan rawa belum dapat ditanami karena kondisi tanah masih kering. Pada lahan lebak
dangkal, padi dapat ditanam pada bulan Januari dengan rata-rata curah hujan 297,5 mm.
Walaupun curah hujan tinggi, air tidak tergenang dalam waktu yang lama sehingga lahan
sudah dapat ditanami. Pada lebak tengahan, curah hujan masih cukup tinggi yakni 244,4 mm,
namun tinggi air genangan juga tidak terlalu tinggi sehingga lahan dapat ditanami padi,
sedangkan pada lebak dalam yang merupakan daerah cekungan, tinggi air masih >50 cm
sehingga lahan belum dapat ditanami. Pada lebak dalam padi dapat ditanam mulai bulan
Mei–Juni dengan curah hujan pada bulan Mei 111,3 mm dan bulan Juni 108,3 mm. Pada saat
itu air sudah mulai surut dan padi dapat ditanam.
Fluktuasi air sungai (Walyu, dkk., 2008)
Penetapan fluktuasi genangan air di rawa lebak akan sangan bermanfaat untuk penentuan
tempat, waktu, masa tanam tanaman pangan. Karakteristik genangan adalah tingkah laku
genangan air rawa dari waktu ke waktu atau dari musim ke musim yang dapat menyebabkan
terjadinya awal penggenangan, genangan tertinggi, dan akhir penggenangan. Ini dapat
diketahui dari lamanya genangan tiap periode tersebut, dalamnya permukaan air tanah, dan
persen kadar air pada zone perakaran terjadi dalam setahun atau beberapa tahun. Sumber air
di lokasi penelitian adalah curah hujan dan limpasan air sungai.
1. Lebak dangkal mengalami rata-rata tinggi genangan 3 harian berkisar 0 cm (terendah)
dan kedalaman permukaan air tanah maksimum -97 cm sampai dengan genangan
maksimum 55 cm. Genangan terendah mulai terjadi pada pada saat dimulai penelitian
yaitu pada tanggal 20 Agustus 1999 sampai akhir Oktober 1999. Genangan
maksimum terjadi pada tanggal 18 Januari 2000, dengan lama periode tergenang 5
bulan ( bulan November 1999 sampai bulan Februari 2000 dan pada bulan Mei 2000),
sedangkan periode kering selama 7 bulan ( Agustus 1999 sampai Oktober 1999 dan
bulan Maret 2000 sampai dengan Juli 2000 kecuali bulan Mei 2000).
2. Lebak tengahan mengalami genangan berkisar antara 0 cm terendah sampai 100 cm
maksimum. Genangan terendah terjadi pada tanggal 4 April 2000, sedangkan
kedalaman permukaan air tanah maksimum -50 cm terjadi pada tanggal 27 Agustus
1999. Genangan maksimum terjadi pada tanggal 18 Januari 2000, yaitu dengan
lamanya periode tergenang 9 bulan (bulan November 1999 sampai dengan bulan Juli
2000) dan periode kering 3 bulan (bulan Agustus 1999 sampai dengan bulan Oktober
1999).
3. Lebak dalam mengalami genangan berkisar antara 2 cm terendah sampai dengan 140
cm maksimum. Genangan terendah mulai terjadi pada tanggal 12 Oktober 1999,
sedangkan kedalaman permukaan air tanah maksimum –32 cm pada tanggal 20
September 1999. Genangan maksimum terjadi pada tanggal 18 Januari 2000, dengan
lamanya periode tergenang 10 bulan (bulan Oktober 1999 sampai dengan bulan Juli
2000) dan lamanya periode kering selama 2 bulan (bulan Agustus 1999 sampai
dengan bulan September 2000.
Pola tanam
Sawah lebak yang termasuk lebak tengahan dan lebak dalam, pada musim hujan tergenang
cukup tinggi (> 100 cm) sehingga disebut juga sawah barat. Apabila dimanfaatkan untuk
tanam padi surung maka persiapan dimulai selagi masih kering (macak-macak), yaitu sekitar
bulan September-Oktober dan panen pada bulan Januari-Februari pada saat air tergenang
cukup tinggi (1,0-1,5 m). Jenis padi rintak pada dasarnya adalah padi sawah yang
dipersiapkan pada bulan April, tergantung keadaan genangan. Sawah barat ini umumnya
ditanami sawah padi surung (deep water rice) yang waktu tanamnya sampai akhir musim
kemarau dan panen saat air tinggi (1,0-1,5 m) pada musim hujan. Padi surung atau padi air
dalam ini mempunyai sifat khusus, yaitu dapat memanjang (elogante) mengikuti kenaikan
genangan air. Kemampuan memanjang ini karena pertumbuhan akar yang terus-menerus
yang pada padi sawah umumnya tidak ditemukan. Padi yang tergolong jenis padi surung ini
antara lain varietas alabio, tapus, nagara, termasuk yang dikenal dengan padi hiyang.
Lahan rawa lebak dangkal dapat ditanami dua kali setahun dengan pola tanam padi surung
(umur 180 hari) tanam pertama dan padi rintak (padi unggul: berumur 11-115 hari) untuk
tanam kedua. Tanam pertama dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember dan panen pada
bulan April, sedangkan tanam kedua antara bulan Mei-Juni dan panen pada kemarau
Agustus-Oktober.
Pada musim kemarau panjang, semua daerah rawa lebak terutama rawa lebak dangkal dan
rawa lebak tengahan menjadi hamparan tanaman sayuran dan buah-buahan. Untuk lebak
dalam ditanami hanya pada saat musim kemarau panjang (apabila 4-5 bulan kering),
selebihnya digunakan sebagai lahan perikanan. Akan tetapi, budidaya padi di lahan rawa
lebak Sumatra justru berkembang pada musim hujan, karena sebagian lahan rawa lebak sudah
mempunyai sistem pengatusan yang baik. Berbeda dengan di Kalimantan, khususnya di
Kaimantan Selatan, sebagian lahan rawa lebak pada musim hujan menggenang berbulan-
bulan. Namun demikian, sebagian rawa lebak dangkal sampai tengahan seperti di lahan rawa
lebak Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara sudah sejak tahun 1980-an dapat melaksanakan
pola tanam padi dua kali setahun dengan pola tanam padi varietas lokal-varietas unggul di
lahan tabukan dan ubi alabio di lahan surjan. Tanam pertama padi varietas lokal (umur 180
hari) dilakukan pada bulan Oktober-November dan panen dilaksanakan bulan April.
Kemudian tanam kedua padi varietas unggul (umur 110 hari) bulan Mei-Juni dan panen bulan
Agustus-Oktober
Selain padi, lahan rawa lebak juga juga umum ditanami palawija, sayur, dan buah-buahan.
Pola tanam atau tumpang antara tanaman palawija, sayuran, atau buah-buahan umum
dilakukan petani pada lahan lebak dangkal dan tengahan dengan sistem surjan. Pada sistem
surjan tanaman palawija (jagung, kedelai, kacang nagara, dan atau umbi-umbian), sayuran
(tomat, cabai, kacang panjang), atau buah-buahan (semangka, labu kuning, ubi jalar, ubi
alabio, mangga rawa) ditanam di atas surjan (tembokan), sedangkan padi bagian tabukan
(ledokan) ditanami padi.
Penyusunan pola tanam
Pemilihan pola tanam di lahan lebak harus didasarkan kepada penataan lahan serta periode
kering lahan dan pola hujannya. Faktor utama yang paling menentukan penyusunan pola
tanam adalah rejim air khususnya tinggi dan periode genangan atau kedalaman air tanah dan
curah hujan. Waktu penanaman padi rintak bisanya bila genangan air setinggi 10-15 cm,
sedangkan untuk padi surung adalah awal musim hujan (3-4 kali hujan) tapi lahan belum
tergenang air. Alternatif pola tanam menurut tipe lahan lebak dan penataan lahan disajikan
pada Tabel 4. Alternatif pola tanam untuk sawah dan bagian tabukan pada sistem surjan di
lahan lebak dangkal adalah padi gogo rancah - padi rancah gogo, padi gogo rancah - padi
rancah gogo - palawija/hortikultura dan padi - palawija/hortikultura. Pola tanam pada bagian
guludan surjan di lahan lebak dangkal adalah palawija/hortikultura - palawija/hortikultura
atau ditumpangsarikan dengan buah-buahan tahunan sedangkan pada tukungan ditanami
tanaman buahbuahan tahunan. Pola tanam untuk sawah di lahan lebak tengahan adalah padi
gogo rancah - bera - padi rancah gogo, padi rancah gogo - palawija dan padi rancah gogo -
hortikultura, sedangkan pola tanam di lahan lebak dalam yang dilengkapi dengan jaringan
tata air dan periode tergenangnya airkurang dari 9 bulan adalah padi - bera,
palawija/hortikultura - bera, tumpang sisip jagung + kacang hijau, jagung + sayuran berumur
pendek, hortikultura berjarak tanam lebar + sayuran berumur pendek.
Balittra, 2010

Anda mungkin juga menyukai