Anda di halaman 1dari 6

Seri Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut

TEKNIK PENYIAPAN LAHAN


UNTUK BUDIDAYA PERTANIAN DI LAHAN GAMBUT
DENGAN SISTEM SURJAN

Pertanian

01

ISI:
! Keuntungan dan
Kerugian Sistem
Surjan
! Tahapan-tahapan
Pembuatan Surjan

Lahan gambut dalam batasbatas tertentu, mempunyai


potensi yang cukup besar
untuk diusahakan sebagai
lahan budidaya pertanian,
perkebunan dan kehutanan.
Namun demikian,
pemanfaatan lahan gambut
untuk tujuan-tujuan
tersebut, perlu dilakukan
dengan ekstra hati-hati,
karena banyak kendala yang
harus diatasi, seperti;
kematangan dan ketebalan
gambut, amblasnya/subsiden
gambut, rendahnya
kesuburan tanah, adanya
kandungan pirit dan pH
tanah yang sangat masam,
serta kondisi lahan gambut
yang jenuh air (tergenang)
pada musim hujan atau
kekeringan saat kemarau
sehingga diperlukan
pengaturan tata air yang
lebih baik. Kondisi demikian
jika tidak diantisipasi sejak
dini akhirnya akan
menyebabkan kegagalan
atau rendahnya
produktivitas tanaman.

Pertanian dengan sistem surjan


Pemanfaatan lahan gambut dangkal (<1 m) untuk budidaya pertanian dengan sistem
surjan sudah lama dikenal dan diterapkan petani di beberapa lokasi di Sumatera dan
Kalimantan. Walaupun teknik budidayanya memberi hasil produksi yang relatif belum
memadai, namum sistem ini dalam pengelolaannya memiliki nilai kearifan tradisional yang
relatif lebih ramah lingkungan dan selaras dengan kondisi ekologi gambut.
Sistem surjan merupakan suatu cara pengelolaan tanah dan air yang disesuaikan dengan
kondisi alam setempat. Sistem ini, tidak saja dilakukan di lahan pasang surut tetapi juga
dapat dilakukan pada lahan gambut dangkal yang marginal. Namun yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan sistem ini adalah penerapan pola tanam tumpang sari
(multicroping) yang berkelanjutan dan produktif dalam waktu lama. Hal ini misalnya dapat
terlihat dari adanya pola suksesi dari pertanaman padi menjadi tanaman perkebunan
kelapa atau kebun karet atau pohon buah-buahan dan perikanan.
Dengan penerapan sistem surjan, maka lahan akan menjadi lebih produktif, karena pada
lahan tersebut akan tersedia dua tatanan lahan, yaitu: (1) Lahan tabukan yang tergenang
(digunakan untuk menanam padi atau digabungkan dengan budidaya ikan/minapadi); dan
(2) Lahan guludan/tembokan/baluran sebagai lahan kering (digunakan untuk budidaya
palawija, buah-buahan, tanaman tahunan/perkebunan).

Keuntungan dan Kerugian Sistem Surjan


Keuntungan

! Dapat menanam aneka ragam jenis tanaman dengan umur panen yang berbeda-beda
sehingga pendapatan petani dapat berlanjut

! Pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman lebih mudah


! Memperkecil resiko kegagalan panen karena jenis tanaman yang ditanam bermacammacam

! Dapat ditanami padi sawah sebanyak 2 kali musim tanam

Kerugian

Kedalaman dan kematangan gambut

! Biaya pembuatan surjan mahal

Tanah gambut yang baik untuk usaha


pertanian adalah lahan bergambut
(<0,5 m) dan gambut dangkal (0,5-1 m),
karena masih mempunyai campuran
tanah mineral yang mengandung unsurunsur hara. Tanah gambut yang sudah
matang (seperti saprik) mempunyai
kondisi tanah yang lebih baik daripada
yang belum matang (fibrik), karena
kemasaman tanah dan sifat-sifat racun
pada jenis tanah yang sudah matang
sudah tercuci.

dan membutuhkan lebih


banyak waktu dan tenaga kerja
! Diperlukan pengaturan/
pengawasan air yang lebih baik
! Lapisan gambut akan lebih
cepat dangkal karena sering
diolah, sehingga menimbulkan
lapisan pirit yang dapat
meracuni tanaman. Untuk
mengatasi hal demikian, maka
perlu dilakukan pemilihan jenis
tanaman yang tepat (misal jenis
tanaman tahunan atau
hortikultura tertentu yang
tidak memerlukan pengolahan
tanah secara intensif).

Tahapan-tahapan Pembuatan
Surjan
Pemilihan lokasi
Identifikasi terlebih dahulu lokasi
dan karakteristik lahan yang akan
digunakan menjadi lahan
pertanian dengan sistem surjan,
apakah layak secara fisik dan
memenuhi nilai-nilai sosial
ekonomi. Dalam kegiatan ini,
beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu kondisi
permukaan lahan/tutupan
vegetasi, kedalaman dan
kematangan gambut, serta
kedalaman permukaan air tanah.
Kondisi permukaan lahan/tutupan
vegetasi
Lahan berhutan akan lebih sulit
untuk diolah dibandingkan dengan
lahan yang sudah terbuka atau
semak belukar. Hutan setelah
dibuka harus dibiarkan selama dua
tahun untuk proses pencucian,
pengeringan dan pematangan
tanah. Sedangkan semak belukar
dan rerumputan akan lebih
mudah dan relatif dapat
digunakan.

Kedalaman permukaan air tanah


Kegiatan budidaya tanaman di lahan
gambut sangat ditentukan oleh
kedalaman muka/paras air tanah dan

lamanya periode genangan. Jenis-jenis


tanaman yang berbeda memiliki
toleransi yang berbeda pula terhadap
tinggi muka air tanah dan genangan
(lihat Tabel 1), sehingga pola surjan yang
akan dibangun harus pula
memperhatikan aspek muka air tanah
untuk kelangsungan hidup jenis-jenis
tanaman yang akan ditanam diatasnya.
Pembuatan surjan
Menata/mengolah lahan dengan sistem
surjan, terutama pada lahan yang telah
lama ditinggalkan (seperti semak
belukar) memerlukan waktu
pengolahan lebih lama dan tenaga kerja
lebih banyak daripada lahan yang sering
dikerjakan sebagai lahan usaha.

Tabel 1. Kisaran optimum kedalaman muka air tanah dan toleransi terhadap genangan
berbagai jenis tanaman (Jabatan Pengairan dan Saliran, Sarawak (2001))
Kebutuhan akan tata air
Jenis
Kisaran optimum kedalaman Toleransi terhadap Faktor-faktor pembatas
pemanfaatan lahan
utama dalam produksi
paras air tanah (meter)
lamanya banjir
(hari)
Maksimum
Minimum
Kelapa sawit

0,6

0,75

Singkong

0,3

0,6

Sagu
Tanaman
hortikultura

0,2
0,3

0,4
0,6

Budidaya
perikanan

Selalu ada
air dalam
kolam

Selalu ada
air dalam
kolam

Tidak toleran
terhadap
genangan
Tidak toleran
terhadap
genangan
Kalau banjir
ikannya lepas ke
alam

Padi

- 0,1

0,00

Nenas
Karet

0,75
0,75

0,90
1,0

Akasia (Acacia
crassicarpa)

0,70

0,80

Rendahnya kesuburan
lahan
Mudah terserang rayap
Sistem pencengkeraman
akar di dalam gambut
lemah
Stress menghadapi
kekeringan
Mekanisasi

Mekanisasi

Kualitas air (pH asam)


Kesulitan kontruksi kolam
Pengendalian air dalam
kolam
Pengendalian air pada
masing-masing petakan
Miskin hara tanaman
Mekanisasi
Mekanisasi
Sistem pencengkeraman
akar di dalam gambut
lemah
Sistem pencengkeraman
akar di dalam gambut
lemah

Tahap pembuatan tabukan dan


guludan adalah dengan mencangkul
lahan sedalam 20-25 cm, lalu
tanah diangkat ke kiri dan kanan,
kemudian diratakan

Pengelolaan lahan pada


tabukan
Pengelolaan surjan dengan
tanaman utama padi sawah, harus
mempertimbangkan distribusi
curah hujan dan pengaturan air
untuk dapat melakukan pola
tanam padi sawah 2 kali dalam
setahun. Tahapan pekerjaan yang
dilakukan adalah:

Guludan Tabukan Guludan Tabukan Guludan


Panjang dan lebar
guludan atau tabukan
disesuaikan keperluan
dan komoditas utama
yang akan ditanam

Persemaian

Gambar 1. Tahapan pembuatan surjan


Pada pembukaan lahan pertama,
pembakaran kadang-kadang sulit
dihindari tetapi untuk musim
tanam selanjutnya pembakaran
sudah tidak diperlukan lagi.
Mempersiapkan lahan
Pengolahan tanah untuk membuat
surjan dilakukan dengan urutan
persiapan sebagai berikut:

! Merintis dan menebas pohonpohon kecil, gulma atau


rerumputan, kemudian disebar
rata di permukaan lahan untuk
mempercepat proses
pembusukan yang nantinya
akan dijadikan pupuk organik
(kompos);
! Membuat parit keliling dengan
ukuran dalam dan lebar
masing-masing 0,5 m yang
mengelilingi lahan seluas 1 ha
(50 x 200 m), lihat Gambar 2;
! Mengukur lebar guludan dan
tabukan yang akan dibangun
dengan menandainya dengan
ajir (bambu kecil). Kemudian
tanah (pada bagian yang akan
dijadikan tabukan) dikupas
sedalam 25 cm. Tanah
kupasan ditumpuk di sebelah
kanan dan dikirinya untuk
menjadi guludan. Arah
guludan dan tabukan dibuat
membujur ke arah timur barat,
sehingga tanaman di dalam
guludan mendapatkan cahaya
sinar matahari dengan merata

Benih padi sebelum ditanam


terlebih dahulu disemaikan di atas
bedengan yang terletak di
pinggiran lahan. Bedengan
berukuran lebar 120-150 cm,
panjang 8-10 m dan tinggi 15-20
cm. Luas lahan persemaian 1/20
atau 5% dari luas areal yang akan
ditanam.

! (tidak ternaungi). Ukuran


guludan dan tabukan dapat
bervariasi tergantung jenis
tanaman yang akan ditanam;
! Membuat parit cacing dengan
ukuran lebar dan dalam
masing-masing 30 cm untuk
mempercepat pembuangan
kelebihan air yang ada
dipetakan. Parit cacing dapat
dibuat melintang guludan
dengan jarak antar saluran
tergantung kebutuhan.
Saluran ini juga berfungsi
untuk menahan air, terutama
pada musim kemarau;
! Tanah dalam petakan
(tabukan) sebelum ditanami,
diolah/dihaluskan dulu sedalam
15-20 cm, diusahakan sampai
melumpur. Sedangkan tanah
guludan dibiarkan dalam
keadaan lembab dan
diratakan.

Penanaman
Penanaman dilakukan setelah
benih padi berumur 20-25 hari
dengan jarak tanam 25 x 25 cm
pada lajur (larikan) yang telah
dibuat di dalam tabukan dengan
jumlah bibit 2-3 rumpun.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang harus
dilakukan adalah pemupukan,
50 m

Pematang

Lokasi surjan
Parit
cacing

Tabukan
Guludan/
borongan
200 m

200 m

Parit
keliling

50 m

Saluran
tersier Jalan

Saluran Parit keliling


kuarter

Pintu air
masuk

Pintu air
keluar

Jalan
Saluran kuarter

Gambar 2. Denah penataan ruang pertanian dengan sistem surjan

Gambar 3. Padi sawah di lahan Tabukan dan tanaman Kacang-kacangan/pisang di lahan Guludan
penyiangan dan pemberantasan hama
dan penyakit. Ketiga kegiatan tersebut,
waktunya dapat dilakukan secara
bersamaan pada fase-fase tertentu.
Pengairan
Pengaturan air pada petakan sawah
dilakukan sesuai dengan fase
pertumbuhan tanaman padi.
Selain untuk menanam padi, lahan
tabukan pada surjan dapat digunakan
untuk penggunaan lainnya, diantaranya:
! Untuk pemeliharaan ikan dengan
sistem mina padi. Jenis ikan yang
dipelihara yaitu ikan yang tahan
terhadap kemasaman tanah, seperti
ikan Gabus, Patin, Sepat rawa, Lele,
Toman, Seluang dan lain-lain
! Ditanami tanaman palawija pada
musim kemarau, seperti Padi gogo,

tanaman lainnya, baik secara


monokultur maupun campuran
(tumpangsari). Pengelolaan lahan
pada guludan, mulai dari
persiapan sampai pemeliharaan
tanaman dilakukan bersamaan
dengan pengelolaan lahan pada
tabukan. Sedangkan waktu
panennya tergantung umur
tanaman.

! Jagung, Kedelai, Kacang tanah dan


lain-lain, asalkan pada tabukan
masih terdapat air untuk
mencukupi pertumbuhan
tanaman
! Menanam rumput purun sebagai
bahan baku untuk membuat
kerajinan tangan (seperti
tikar/lampit dan topi)
! Membuat kompos sebagai pupuk
organik. Bahan yang digunakan
untuk membuat kompos
digunakan dari hasil penebasan
rumput, gulma atau sisa tanaman
setelah panen yang kemudian
disimpan (dibenamkan) dalam
tabukan.

Persyaratan lahan Guludan


Sebelum guludan ditanami
tanaman, maka kondisi berikut ini
harus dipenuhi:
! Tanah gembur, berdrainase
baik serta cukup udara
! Lahan cukup lembab, tidak
kering dan terlalu basah
! Keadaan muka air tanah harus
di bawah perakaran tanaman

Pengelolaan lahan pada guludan


Pada lahan guludan dari sistem
surjan, dapat ditanami berbagai jenis

Jenis tanaman

Guludan

6m
Pisang/Jeruk

Tabukan

8m
Kelapa

Guludan

Tabukan

6m
Kacang-kacangan

Gambar 4. Model surjan dengan tanaman pokok padi sawah

8m
Padi sawah

Jenis-jenis tanaman
yang dapat ditanam
di atas guludan
diantaranya:
! Tanaman pangan
(palawija) seperti
jagung, kedele,
kacang tanah,
kacang hijau dan
ubikayu

(Mg) dan Phospor (P).


Kapur yang diberikan
dapat berupa kapur
dolomit atau kaptan
sebanyak 2 ton/ha dengan
cara disebar merata.
Pemupukan
Untuk memperbaiki
kesuburan perlu diberikan
pupuk berupa pupuk
Gambar 5. Model Surjan dengan tanaman Jeruk
kandang atau kompos
di bagian Guludan dan Kolam ikan di bagian Tabukan
sebanyak 1-2 ton/ha yang
diberikan bersamaan dengan
! Tanaman hortikultura (buahpengapuran. Selain pemberian
buahan) seperti jeruk, pisang,
pupuk organik juga diberikan
semangka, nenas dan talas
pupuk anorganik berupa NPK
! Tanaman hortikultura
atau Urea, TSP dan KCl
(sayuran) seperti cabe, tomat,
bersamaan pada saat penanaman
sawi, bawang, kacang panjang,
yang jumlahnya disesuaikan
gambas, dan lain-lain
dengan kebutuhan.
! Tanaman tahunan/
perkebunan, seperti kelapa,
karet, kopi, coklat, kelapa
Pengaturan air
sawit
Pengaturan air berfungsi untuk:
Tanaman-tanaman di atas dapat
! Mencukupi kebutuhan air bagi
juga ditumpangsarikan (misalnya
tanaman sehingga penyerapan
nenas dengan karet/kopi/coklat,
unsur hara optimum
dan seterusnya).
! Menekan pertumbuhan
rumput atau gulma
Perbaikan kualitas lahan
! Menghilangkan unsur bersifat
racun dalam air dan tanah
sekaligus menjaga kualitasnya
Untuk meningkatkan kualitas
lahan surjan, baik pada tabukan
maupun pada guludan diperlukan
Pengendalian hama dan penyakit
penambahan bahan amelioran
seperti kapur dan pupuk serta
Pengedalian hama dan penyakit
pengaturan air. Perbaikan kualitas
hendaknya mengikuti sistem
lahan tersebut akan memperbaiki
pengendalian hama dan penyakit
sifat fisik, kimia dan biologi,
terpadu (HPT) yang meliputi:
sekaligus memperbaiki kesuburan
! Menggunakan varietas
tanah. Cara-cara perbaikan lahan
tanaman yang tahan terhadap
meliputi pengapuran,
hama dan penyakit;
pemupukan, pengaturan air, serta
! Pengelolaan budidaya secara
pengendalian hama dan penyakit.
serentak. Di dalam satu areal
kawasan, penanaman/
pengolahan lahan diusahakan
Pengapuran
serentak, yaitu di sekitarnya
tidak ada lahan terlantar yang
Pengapuran bertujuan untuk
bersemak-belukar. Karena
mengurangi kemasaman tanah
pada lahan bersemak-belukar
sekaligus menambah unsur hara
dikhawatirkan menjadi tempat
seperti Calsium (Ca), Magnesium

! bersarangnya hama (seperti babi


dan tikus) dan penyakit yang
akan menyerang areal
pertanaman;
! Pergiliran tanaman atau
mengistirahatkan lahan dapat
pula dilakukan untuk memutus
siklus hidup hama dan penyakit;
! Pengendalian biologis dengan
memanfaatkan musuh alami
sebagai predator, selain itu juga
dibuat perangkap-perangkap
hama;
! Penggunaan bahan-bahan kimia
hanya diberikan pada kondisi
yang tepat, yakni jika populasi
hama melampui ambang kendali
(misalnya rodentisida dengan
merk Racumin dan Kllerat untuk
membasmi tikus, serta
insektisida dengan merk Furadan
3G dan Dharmafur untuk
membasmi hama pada tanaman
padi)
Jadwal Tanam
Jadwal tanam beserta langkahlangkah kegiatan budidaya pada
sistem surjan dapat dilihat pada
Tabel 2.

Pada areal tanaman yang di


sekitarnya masih berupa semak
belukar dan sering terserang
hama babi, maka untuk
melindungi areal tanaman, harus
dibangun parit keliling sedalam
1,5 m dan lebar 1 m dan
memagarnya rapat-rapat dengan
arah condong keluar atau pada
pagar diberi kawat yang dialiri
strum tegangan rendah (tidak
membahayakan manusia),
fungsinya untuk mengusir babi
atau binatang lainnya. Disamping
itu juga, parit berfungsi sebagai
pengatur tata air sekaligus sebagai
sekat bakar dan kolam ikan.

Daftar Pustaka

Tabel 2. Jadwal tanam pada lahan surjan


Kegiatan

Mar Apr Mei

Jun

Jul

Agt

Sep Okt Nop Des

Jan

Feb

Pola Tanam Surjan dengan Tanaman Utama Padi sawah


Kemarau

Lembab

Musim

Ismail Inu G., Trip Alihamsyah.,


IPG Widjaja Adhi., Suwarno.,
Tati herawati., Ridwan Thahir.,
D.E. Sianturi. 1993. Sewindu
Penelitian Pertanian Di Lahan
Rawa 1985-1993. Proyek
Penelitian Pertanian Pasang
Surut dan rawa-SWAMP II.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Jakarta.

Hujan

Pengolahan Tanah
Penanaman
Pemeliharaan:
1. Penyiangan
2. Pemupukan
3. Hama dan penyakit

Ratmini, Sri, NP. 1997. Sistem


Surjan di Lahan Pasang Surut.
Proyek Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Rawa Terpadu-ISDP. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Jakarta.

Panen
Lahan guludan

Tanaman palawija/sayuran-sayuran

Lahan tabukan

Padi sawah + perikanan

Ardjakusumah S., Nur'ani, E.


Sumantri. 2002. Teknik
Penyiapan Pada Lahan Gambut
Bongkor Untuk Tanaman
Holtikultura. Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat Bogor.

Bera/banjir
Padi sawah + perikanan

Pola Tanam Surjan Modifikasi dengan Tanaman Utama Sayur-sayuran/semusim


Pengolahan Tanah
Penanaman
Pemeliharaan:
1. Penyiangan
2. Pemupukan
3. Hama dan penyakit

Jabatan Pengairan dan Saliran,


Sarawak. 2001. Water
Management Guidelines for
Agricultural Development in
Lowland Peat Swamps of
Sarawak. PS Konsultant in
Association with LAWOO
(The Wageningen Land and
Water Research Group).
Research into Drainage and
Water Management Guidelines
for Agricultural Development
in Coastal Peat Swamps of
Sarawak, Phase 1. Final
Report, May 2001.

Panen
Tim Produksi:

Lahan guludan
Lahan tabukan

Tanaman palawija/sayuran-sayuran
Perikanan

Bera/banjir
Bera

Head Office:
Wetlands International-Indonesia Programme
Jl. Ahmad Yani No 53-Bogor 16161
PO. Box 254/BOO-Bogor 16002
Tel:+62-251-312189; Fax: +62-251-325755
co_ccfpi@wetlands.or.id OR sec_ccfpi@wetlands.or.id
Sumatra Office:
Jl. A. Thalib No. 28
Kec. Telanaipura - Jambi 36135
Tel: +62-741-60431
sec_ccfpiss@yahoo.com OR
tkurnia_1978@yahoo.com

Kalimantan Office:
Jl. Teuku Umar No 45
Palangka Raya 73111 - Kal Teng
Tel/Fax: +62-536-38268
aluedohong@yahoo.com OR
alue_dohong@hotmail.com

Perikanan+
rumput purun

Penyusun : Lili Muslihat


Foto
: Lili Muslihat
Desain/
Tata Letak : Vidya Fitrian

Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI),


merupakan proyek yang berkaitan dengan serapan karbon (carbon
sequestration) dan dibiayai melalui Dana Pembangunan dan
Perubahan Iklim Kanada. Proyek ini dirancang untuk meningkatkan
pengelolaan berkelanjutan pada hutan dan lahan gambut di
Indonesia agar kapasitasnya dalam menyimpan dan menyerap
karbon meningkat serta mata pencaharian masyarakat di sekitarnya
menjadi lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam
proyek ini, baik di tingkat lokal maupun nasional, dikaitkan dengan
usaha-usaha perlindungan dan rehabilitasi hutan dan lahan gambut.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, proyek ini menerapkan
pendekatan-pendekatan yang bersifat kemitraan dengan berbagai
pihak terkait (multi stakeholders) dan dengan keterlibatan yang kuat
dari masyarakat setempat.
The Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI) Project is
undertaken with the financial support of the Government of Canada provided through
The Canadian International Development Agency (CIDA)

Indonesia Programme

Canadian International
Development Agency

Ditjen. PHKA

Agence canadienne de
dveloppement international

Anda mungkin juga menyukai