Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–
700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis singkong tertentu
dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
Walaupun singkong dapat tumbuh di lahan yang kurang subur, penting juga untuk
melakukan pengolahan tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
menghasilkan produksi yang melimpah. Selain pengolahan tanah, terdapat bebeapa
perencanaan melakukan budidaya singkong untuk mendukung kefektifan produksi.
Perencanaan budidaya singkong diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Penyiapan bibit
Bibit singkong berasal dari pembibitan tradisional berupa stek yang diambil dari
tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan dengan kebutuhan bibit untuk budidaya
singkong Asal stek, diameter bibit, ukuran stek, dan lama penyimpanan bibit
berpengaruh terhadap daya tumbuh dan hasil ubi kayu. Bibit yang dianjurkan
untuk ditanam adalah stek dari batang bagian tengah dengan diameter batang 2-
3 cm, panjang 15-20 cm, dan tanpa penyimpanan.
2) Pengolahan lahan
Tanah yang baik untuk budidaya singkong adalah tanah berstruktur gembur atau
remah yang dapat dipertahankan sejak fase awal pertumbuhan sampai panen.
Tim Prima Tani (2006), tanah sebaiknya diolah dengan kedalaman sekitar 25 cm,
kemudian dibuat bedengan dengan lebar bedengan dan jarak antar bedengan
disesuaikan dengan jarak tanam ubi kayu, yaitu 80-130 cm x 60-100 cm.
3) Penanaman
Stek ditanam dengan jarak antar barisan tanaman 80-130 cm dan dalam barisan
tanaman 60-100 cm untuk system monolultur (Tim Prima Tani, 2006).
Penanaman stek ubi kayu disarankan pada saat tanah dalam kondisi gembur dan
lembab atau ketersediaan air pada lapisan olah sekitar 80% dari kapasitas lapang.
Posisi stek di tanah dan kedalaman tanam dapat mempengaruhi hasil ubi kayu.
Stek yang ditanam dengan posisi vertikal (tegak) dengan kedalaman sekitar 15
cm memberikan hasil tertinggi baik pada musim hujan maupun musim kemarau.
Penanaman stek dengan posisi vertikal juga dapat memacu pertumbuhan akar
dan menyebar merata di lapisan olah. Stek yang ditanam dengan posisi miring
atau horizontal (mendatar), akarnya tidak terdistribusi secara merata seperti stek
yang ditanam vertikal pada kedalaman 15 cm dan kepadatannya rendah.
4) Pemupukan
Walaupun tanaman singkong dapat tumbuh di lahan kering dan kurang subur,
tanah perlu diolah agar menjadi gembur dan penting juga untuk menambahkan
bahan organik baik unsur makro maupun mikronya untuk pertumbuhan tanaman
singkong yang lebih baik, Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon
adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan
andosol. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon
berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
5) Pemeliharaan tanaman
Kelemahan ubi kayu pada fase pertumbuhan awal adalah tidak mampu
berkompetisi dengan gulma. Periode kritis atau antara 5-10 minggu setelah
tanam. Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut,
produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma. Untuk
itu penyiangan diperlukan hingga tanaman bebas dari gulma sampai berumur 3
bulan.
6) Panen
Waktu panen yang paling baik adalah pada saat kadar karbohidrat mencapai
tingkat maksimal. Bobot umbi meningkat dengan bertambahnya umur panen,
sedangkan kadar pati cenderung stabil pada umur 7-9 bulan. mumnya
singkong dipanen dengan mencabut bagian pangkal batangsecara manual
dengan tangan, sampai ubiterangkat di atas tanah. Bagian atas batang
sering dibuang untuk memudahkan pemanenan. Umbi singkong segar cepat
rusak dan dalam kondisi penyimpanan yang hanya dapat disimpanselama 1–
2 minggu setelah panen(Lebot, 2009), karenanya singkong dilapang
jarang dipanen sekaligus olehpetani.
7) Pasca panen
Pemanenan singkong sebaiknya dilakukan pada saat umur optimal, tergantung
varietas dan tujuan penggunaannya. Singkong merupakan bahan pangan yang
mudah rusak dan akan membusuk dalam 2-5 hari. Upaya mempertahankan mutu
ubikayu segar dalam skala kecil dapat dilakukan dengan menggunakan serbuk
gergaji basah dan sekam lembab yang terbukti efektif 1-3 bulan penyimpanan.
Penurunan mutu umbi singkong dapat terjadi karena dengan cara panen singkong
yang umumnya dilakukan dengan cara mencabut sehingga sebagian umbi yang
patah tertinggal di dalam tanah, terutama pada tanah-tanah yang keras. Selain itu,
juga disebabkan oleh tertinggalnya sebagian pangkal umbi pada batang akibat
pemotongan yang kurang hati-hati. Terjadinya luka pada umbi pada saat
pemanenan (akibat pemotongan atau penggunaan alat untuk mencungkil umbi)
akan memacu kerusakan fisiologis maupun mikrobiologis yang dapat
menyebabkan kehilangan hasil.