Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Industri

Acara II. Perencanaan dan Persiapan Lahan

Nama Mahasiswa : Regita Elsa Merisca


NIM : A1D019152
Kelas :C
No. Uraian Foto/Dokumentasi
1 Nama Komoditas Pilihan:
Singkong (Manihot enculenta) dikenal dengan
nama lain ubi kayu dan ketela pohon.
Pertumbuhan singkong yang paling banyak di
dataran rendah tropis, di ketinggian 150 meter
dari permukaan laut dengan temperature rata-
rata 25 sampai 27 °C.

Praktikum ini menggunakan lahan


perkebunan singkong yang terletak di
Perumahan Taman Alinda Kencana, Jl.
Alinda Raya, Kec. Bekasi Utara, Kota
Bekasi.

2. Deskripsi perencanaan/konsep praktik budidaya tanaman industri (dilenhkapi


dokumentasi)
Singkong (Manihot enculenta) dikenal dengan nama lain ubi kayu dan ketela
pohon merupakan tanaman yang sering dijumpai di Indonesia. Singkong merupakan
tanaman yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman lainnya
karena:
1. Singkong dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur.
2. Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi.
3. Masa panennya tidak diburu waktu, sehingga dapat diolah menjadi beragam
makanan utama maupun makanan ringan.
4. Selain itu, singkong adalah penghasil kalori yang efisien, artinya tanaman
singkong mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif
dan efisien di daerah tropis (Andresta et al 20xx)

Gambar Lahan Komoditas Singkong di Perumahan Alinda Kencana

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–
700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis singkong tertentu
dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
Walaupun singkong dapat tumbuh di lahan yang kurang subur, penting juga untuk
melakukan pengolahan tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
menghasilkan produksi yang melimpah. Selain pengolahan tanah, terdapat bebeapa
perencanaan melakukan budidaya singkong untuk mendukung kefektifan produksi.
Perencanaan budidaya singkong diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Penyiapan bibit
Bibit singkong berasal dari pembibitan tradisional berupa stek yang diambil dari
tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan dengan kebutuhan bibit untuk budidaya
singkong Asal stek, diameter bibit, ukuran stek, dan lama penyimpanan bibit
berpengaruh terhadap daya tumbuh dan hasil ubi kayu. Bibit yang dianjurkan
untuk ditanam adalah stek dari batang bagian tengah dengan diameter batang 2-
3 cm, panjang 15-20 cm, dan tanpa penyimpanan.
2) Pengolahan lahan
Tanah yang baik untuk budidaya singkong adalah tanah berstruktur gembur atau
remah yang dapat dipertahankan sejak fase awal pertumbuhan sampai panen.
Tim Prima Tani (2006), tanah sebaiknya diolah dengan kedalaman sekitar 25 cm,
kemudian dibuat bedengan dengan lebar bedengan dan jarak antar bedengan
disesuaikan dengan jarak tanam ubi kayu, yaitu 80-130 cm x 60-100 cm.
3) Penanaman
Stek ditanam dengan jarak antar barisan tanaman 80-130 cm dan dalam barisan
tanaman 60-100 cm untuk system monolultur (Tim Prima Tani, 2006).
Penanaman stek ubi kayu disarankan pada saat tanah dalam kondisi gembur dan
lembab atau ketersediaan air pada lapisan olah sekitar 80% dari kapasitas lapang.
Posisi stek di tanah dan kedalaman tanam dapat mempengaruhi hasil ubi kayu.
Stek yang ditanam dengan posisi vertikal (tegak) dengan kedalaman sekitar 15
cm memberikan hasil tertinggi baik pada musim hujan maupun musim kemarau.
Penanaman stek dengan posisi vertikal juga dapat memacu pertumbuhan akar
dan menyebar merata di lapisan olah. Stek yang ditanam dengan posisi miring
atau horizontal (mendatar), akarnya tidak terdistribusi secara merata seperti stek
yang ditanam vertikal pada kedalaman 15 cm dan kepadatannya rendah.
4) Pemupukan
Walaupun tanaman singkong dapat tumbuh di lahan kering dan kurang subur,
tanah perlu diolah agar menjadi gembur dan penting juga untuk menambahkan
bahan organik baik unsur makro maupun mikronya untuk pertumbuhan tanaman
singkong yang lebih baik, Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon
adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan
andosol. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon
berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
5) Pemeliharaan tanaman
Kelemahan ubi kayu pada fase pertumbuhan awal adalah tidak mampu
berkompetisi dengan gulma. Periode kritis atau antara 5-10 minggu setelah
tanam. Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut,
produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma. Untuk
itu penyiangan diperlukan hingga tanaman bebas dari gulma sampai berumur 3
bulan.
6) Panen
Waktu panen yang paling baik adalah pada saat kadar karbohidrat mencapai
tingkat maksimal. Bobot umbi meningkat dengan bertambahnya umur panen,
sedangkan kadar pati cenderung stabil pada umur 7-9 bulan. mumnya
singkong dipanen dengan mencabut bagian pangkal batangsecara manual
dengan tangan, sampai ubiterangkat di atas tanah. Bagian atas batang
sering dibuang untuk memudahkan pemanenan. Umbi singkong segar cepat
rusak dan dalam kondisi penyimpanan yang hanya dapat disimpanselama 1–
2 minggu setelah panen(Lebot, 2009), karenanya singkong dilapang
jarang dipanen sekaligus olehpetani.
7) Pasca panen
Pemanenan singkong sebaiknya dilakukan pada saat umur optimal, tergantung
varietas dan tujuan penggunaannya. Singkong merupakan bahan pangan yang
mudah rusak dan akan membusuk dalam 2-5 hari. Upaya mempertahankan mutu
ubikayu segar dalam skala kecil dapat dilakukan dengan menggunakan serbuk
gergaji basah dan sekam lembab yang terbukti efektif 1-3 bulan penyimpanan.
Penurunan mutu umbi singkong dapat terjadi karena dengan cara panen singkong
yang umumnya dilakukan dengan cara mencabut sehingga sebagian umbi yang
patah tertinggal di dalam tanah, terutama pada tanah-tanah yang keras. Selain itu,
juga disebabkan oleh tertinggalnya sebagian pangkal umbi pada batang akibat
pemotongan yang kurang hati-hati. Terjadinya luka pada umbi pada saat
pemanenan (akibat pemotongan atau penggunaan alat untuk mencungkil umbi)
akan memacu kerusakan fisiologis maupun mikrobiologis yang dapat
menyebabkan kehilangan hasil.

3. Deskripsi persiapan lahan yang dilakukan (dilengkapi dokumentasi)

Budidaya singkong ini dilakukan di lahan Perumahan Alinda Kencana, Kec.


Bekasi Utara, Kota Bekasi. Tanaman singkong tumbuh di lahan dengan ketinggian
antara 10–700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl, sedangkan Kec.
Bekasi Utara merupakan dataran rendah dengan ketinggian >25 m di atas
permukaan laut.dan terletak di daerah tropis bagian barat pulau Jawa di Indonesia.
Secara umum, kota Bekasi tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban
yang rendah.

Gambar kondisi tanah di lahan perkebunan sawit


Kondisi lingkungan di area ini sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih
dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri/perdagangan dan
permukiman. Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 24 – 35° C. Kecamatan
Bekasi Utara mempunyai struktur tanah alluvium. Menurut Wawan H., dan
Ediwan S., (2010), Geologi Teknik Aluvium dipermukaan didominasi oleh
lempung-lempung lanauan, coklat tua kehitaman, plastisitas sedang-tinggi,
konsistensi agak teguh-teguh, dibawahnya merupakan perselingan lanau
lempungan, lanau pasiran dan pasir lanauan. Tanah alluvium di Bekasi umumnya
menjadi keras ketika kondisi tanah kering. Penambahan bahan organik pupuk
kandang sapi atau ayam menjadikan tanah masih tetap gembur/remah sehingga
mendorongpembentukan dan pembesaran ubi yang lebih baik.
Lahan ini berada di dalam area perumahan, dan singkong-singkong ini ditanam
diarea pinggir sungai. Persiapan awal lahan yang dapat dilakukan adalah
membersihkan dari sampah serta gulma menggunakan sabit. Tujuan pembersihan
lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan
tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada kemudian melakukan
pengolahan tanah agar tanah menjadi gembur. Penggemburan tanah memerlukan
energi yang besar seperti membutuhkan traktor, sehingga untuk pertanian skala kecil
perlu diteliti batasan pengolahan tanah minimum yang sesuai bagi singkong untuk
tetap produksi optimum yang cukup hanya dengan menggunakan. cangkul..

Proses pencabutan gulma


Singkong dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Seperti tanah Aluvial, Latosol,
Podsolik, Mediteran, dan Grumusol. Tanaman singkong memerlukan struktur tanah
yang gembur untuk pembentukan dan perkembangan umbi. Derajat keasaman tanah
yang sesuai berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5. Sagala (2014), dalam
penelitiannya menyebutkan untuk memperbaiki keadaan tanah berpasir dapat juga
dengan menambahkan tanah lempung atau bahan organik. Pada budidaya tanaman
singkong pemberian pupuk masih berdasarkan rekomendasi yang bersifat umum dari
balai penelitian kacang-kacangan dan umbi-umbi yaitu 200 kg urea/ha, KCL 150
kg/ha, dan SP-36 100 kg/ha.

Anda mungkin juga menyukai