Anda di halaman 1dari 46

SISTEM TANAM TUMPANGSARI MENDUKUNG

SWASEMBADA PAJALE
PENDAHULUAN
• Program UPSUS  upaya untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas komoditas staregis.
• Pasca penerapan PATB, perlu strategi baru untuk
meningkatkan LTT, melalui pengembangan Sistem Tanam
Tumpang Sari.
• Pendekatan tumpang sari dapat mengeliminasi
kompetisi penggunaan lahan atau komoditas; dan
solusi berkelanjutan terhadap keterbatasan lahan.
• Rekayasa sistem tanam Tumpang Sari dapat
mengoptimalkan penggunaan lahan dan air agar
produktivitas lahan meningkat.
• Dukungan kebijakan Pemda terkaitan pembatasan lahan
dengan kemiringan > 30% untuk tanaman pangan.

4
TUMPANG SARI
adalah bentuk pertanaman campuran (polyculture)
dengan membudidayakan dua atau lebih jenis tanaman
pada satu lahan pada waktu relatif bersamaan.

KEUNGGULAN POLA TUMPANG SARI


• Peningkatan efisiensi tenaga kerja dan pemanfaatan lahan
• Populasi tanaman (berbeda) dapat diatur sesuai yang
dikehendaki
• Dalam satu areal panen lebih dari satu komoditas.
• Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas
biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit
serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan terutama
kesuburan tanah
LOKASI PENGEMBANGAN POLA TUMPANGSARI

Lahan Sawah
Irigasi Akhir musim hujan (MK II)

Lahan Rawa Setelah pertanaman padi pertama

Lahan Kering, Awal musim hujan


bukan sawah

Lahan Sawah Awal musim hujan dengan populasi


Tadah Hujan rapat/sumber air dari sungai
POPULASI DAN KEBUTUHAN BENIH PERTANAMAN POLA
TUMPANGSARI
PADI // PADI JAGUNG //
JAGUNG //KEDELAI KEDELAI

1 Ha 1 Ha 1 Ha
• Jagung (100.000 • Padi (250.000 • Jagung (100.000
batang) rumpun) batang)
• Padi (250.000 • Kedelai (300.000 • Kedelai (300.000
rumpun) batang) batang)
Kebutuhan benih :
Kebutuhan benih : Kebutuhan benih : • Benih jagung 25
• Benih jagung 25 • Benih padi 50 kg/ha kg/ha
kg/ha • Benih kedelai 70 • Benih kedelai 70
• Benih padi 50 kg/ha kg/ha kg/ha
Jarak tanam : Jarak tanam : Jarak tanam :
• Padi : 20 x 10cm • Padi : 20 x 10cm • Jagung: 40 x 12,5 cm
• Jagung: 40 x 12,5 cm • Kedelai: 20 x 15cm • Kedelai : 20 x 15cm
PERSIAPAN LAHAN
• Persiapan lahan diawali pembersihan
lahan dan peyemprotan dengan
herbisida sistemik.
• Pengolahan tanah dapat dilakukan
TOT, OTM, atau olah tanah
sempurna.
• Pengolahan lahan sebaiknya diolah
sempurna menggunakan hand traktor
atau raktor roda empat (dibajak dan
dirotari).
• Pengolahan tanah bertujuan untuk
menghasilkan struktur tanah yang
gembur, drainase dan aerasi tanah
yang cukup.
PENYIAPAN LAHAN

A. PENGOLAHAN TANAH
• Tanpa Olah Tanah (TOT)
• Pengolahan Tanah Minimum (OTM)
• Pengolahan Tanah Sempurna (OTS)
B. PEMBUATAN SALURAN DRAINASE
C. PENGENDALIAN GULMA PRATUMBUH
PENYIAPAN LAHAN
TANPA OLAH TANAH (TOT)
Penanaman diakukan tidak disertai pengolahan
tanah terlebih dahulu, tatapi dilakukan pembersihan
gulma/rumput (mekanis atau herbisida).
Menghemat waktu, biaya pengolahan tanah ± 1 juta
rupiah
Dilakukan pada tanah dengan kandungan liatnya <40%,
remah, agak berpasir (Musim Tanam I dan Musim Tanam II)
Meskipun liatnya tinggi, pada MTII, tetapi MT I diolah
Pada lahan miring, (kalau diolah pada lahan miring akan
terjadi erosi)
TOT
• Seminggu sebelum tanam gulma/rumput dibersihkan
menggunakan herbisida antara lain, roundup,
Basmilan, gramoxon, 00 cc/tangki (lihat brosurnya)
 Pada lahan sawah Setelah tanaman tumbuh 1
minggu, jerami padi disebar diantara pertanaman
Dua musim tanam TOT, pertanaman ke 2 pada baris
yang sama dan diantara 2 bekas tanaman sebelumnya
PENYIAPAN LAHAN

PENGOLAHAN TANAH MINIMUM (OTM)


Pengolahan tanah diakukan secara larik untuk
baris pertanaman, pembersihan gulma/rumput
umumnya menggunakan herbisida
 Menghemat biaya pengolahan tanah 75%
PENGOLAHAN TANAH SEMPURNA (OTS)

 Memperbaiki struktur tanah, tanah menjadi gembur,


sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang
memungkinkan tanah mendapatkan aerasi udara.
 Mempermudah penyebaran akar sehingga mudah
menyerap hara
 Mematikan gulma/rumput
 Membantu mencampur adukkan sisa
tanaman,bahan organik tanah, dan hara sehingga
lebih merata
Pengolahan tanah sempurna
Membajak/pembalikan
Pengolahan tanah tanah
1. Membajak/pembalikan,
2. Menghaluskan/digaru dan
3. Meratakan/disisir, membuat alur
tanam
Menghaluskan tanah
4. Membuat saluran drainase
dalam bentuk bedengan
Pada lahan masam kedalaman
pengolahan tanah 20 – 30 cm,
agar kandungan beracun (Al, Fe)
tidak berada di lapisn permukaan Membuat alur tanam
tanah
Membuat saluran drainase
40-50 CM
90-100 CM

PEMBUATAN SALURAN DRAENASE


Pada lahan datar akan mempemudah
pemberian air dan mengurangi
genangan
Ukuran
Lebar antar saluran 90-100 cm Lebar
40-50 cm, Dalam 20-40 CM
PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL
BENIH BERMUTU
Mutu genetik : MURNI (tidak ada campuran varietas lain)
Mutu fisiologi : DAYA BERKECAMBAH TINGGI
Mutu fisik : BERSIH (tidak ada kotoran)

CATATAN: Perlu dipertimbangkan kesesuaian varietas


VUB PADI, JAGUNG, KEDELAI
• Padi amphibi relatif toleran kekeringan
• Karakter lainnya:
ketahanan terhadap penyakit blas
toleran Al
toleran naungan – Rindang 1, Rindang 2
• VUB padi: Rindang 1, Rindang 2, Inpago (8, 9, 10, 11, 12),
Batutegi, Situ Bagendit, Situ Patenggang, Limboto, Towuti,
dan varietas amphibi.
• VUB jagung : Bima 2, Bima3, HJ 21, JH 27, BISI 18, NK 22, NK
99, Pioner 35, dll. Diutamakan yang memiliki sudut daun yang
sempit.
• Kedelai : Dena 1, Dena 2, Dering 1, Anjasmoro, Burangrang,
Kaba, Dega, Grobogan, dan Devon.
TUMPANGSARI JAGUNG//PADI GOGO
PENANAMAN JAGUNG//PADI GOGO
• Untuk lahan sawah MK, padi ditanam dengan tugal atau menggunakan
ATABELA, sedangkan jagung ditanam dengan tugal.
• Untuk lahan kering, dengan kondisi kapasitas lapang, dilakukan
penanaman benih padi dengan tugal atau dengan alat tanam ATABELA.
• Jarak tanam padi (20 cm x 10 cm) x 100 cm, populasi tanaman mencapai
250.000 rumpun/ha.
• 2 – 3 minggu kemudian jagung ditanam dengan jarak tanam (40 cm x
12,5 cm) x 120 cm, populasi tanaman mencapai 100.000 tanaman/ha.
• Kebutuhan benih padi sebanyak 50 kg/ha dengan 3-5 biji per lubang, dan
kebutuhan benih jagung sebanyak 25 kg/ha dengan 1 biji per lubang.
• Perlakuan benih padi (Seed treatment) menggunakan pupuk hayati
Agrice-plus.
• Pengendalian penyakit bulai (Peronosclerospora maydis), dengan
perlakuan benih (seed treatment) menggunakan fungisida bahan aktif
Dimetomorf 200 g/l atau metalaxyl.
DESAIN TUMPANGSARI JAGUNG//PADI
TUMPANG SARI JAGUNG//PADI GOGO
TUMPANG SARI PADI GOGO-KEDELAI
PENANAMAN PADI GOGO//KEDELAI
• Untuk lahan sawah, padi ditanam dengan tugal atau menggunakan
ATABELA, demikian pula kedelai ditanam dengan cara ditugal.
• Untuk lahan kering, dengan kondisi kapasitas lapang, dilakukan
penanaman benih padi dengan tugal atau menggunakan alat
ATABELA.
• Tanam padi gogo dengan jarak tanam (20 cm x 10 cm) x 100 cm,
populasi tanaman 250.000 rumpun/ha. Seminggu kemudian kedelai
ditanam dengan jarak (20 cm x 15 cm) x 100 cm, populasi tanaman
mencapai 166.667 tanaman/ha.
• Kebutuhan benih padi : 50 kg/ha dengan 3-5 biji per lubang, dan
kebutuhan benih kedelai sebanyak 50 kg/ha dengan 2 biji per
lubang.
• Sebelum ditanam benih padi dicampur dengan seed treatment.
• Benih kedelai dicampur dengan rhizoplus.
DESAIN TUMPANGSARI PADI//KEDELAI
TUMPANGSARI JAGUNG-KEDELAI
DESAIN TUMPANGSARI JAGUNG//KEDELAI

• Untuk lahan sawah, kedelai dan jagung ditanam dengan tugal.


• Untuk lahan kering, kondisi kapasitas lapang, dilakukan penanaman
benih kedelai dengan tugal. Jarak tanam kedelai (20 cm x 15 cm) x 100
cm, populasi tanaman 166.667 tanaman/ha.
• 2 – 3 minggu kemudian tanaman jagung ditanam dengan jarak tanam
(40 cm x 12,5 cm) x 120 cm, populasi tanaman 100.000 tanaman/ha.
• Kebutuhan benih kedelai sebanyak 50 kg/ha dengan 2 biji per lubang,
dan kebutuhan benih jagung sebanyak 25 kg/ha dengan 1 biji per
lubang.
• Untuk lahan yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum tanam, benih
kedelai dicampur inokulan rhizobium. Bisa juga menggunakan tanah
secukupnya bekas ditanami kacang-kacangan.
• Gunakan mulsa jerami sebanyak 5 t/ha yang dihamparkan sekitar
pertanaman kedelai dan jagung pada saat pertanaman kedelai berumur 10
hst.
DESAIN TUMPANGSARI JAGUNG//KEDELAI
TUMPANGSARI JAGUNG//KEDELAI
PEMUPUKAN PADI GOGO, JAGUNG, KEDELAI

PADI GOGO JAGUNG KEDELAI

• Dosis : 200 NPK •Dosis : 250 NPK Dosis : 100 kg NPK


15-15-15 dan 100 15:15:15 dan 1 ltr
15-15-15 dan
PPC
kg Urea per Ha 200 kg Urea per
• 3 kali Pemupukan : Ha Pupuk NPK : Umur
10 – 14 hst.
*Umur 21-25 hst, •2 X Pemupukan :
dosis 1/3 NPK 15- *Umur 10-15 PPC : 3 x aplikasi
20, 30 dan 45 hst.
15-15 + 1/3 Urea hst: 200 kg NPK
*Umur 40-46 hst : 15-15-15 + 50 kg
1/3 NPK 15-15-15 Urea.
+ 1/3 Urea dan *Umur 30-35 hst:
Umur 60-65 hst: 50 kg NPK 15-15-
1/3 NPK 15-15-15 15 dan 150 kg
+ 1/3 Urea Urea
PENGENDALIAN GULMA
• Penyiangan dilakukan dapat dilakukan kombinasi secara manual dan
kimiawi.
• Herbisida berbahan aktif glisofat diaplikasikan sebelum tanam dengan
dosis 3-4 l/ha.
• Penyiangan manual padi gogo : manual sebanyak 2 kali yaitu pada
saat tanaman berumur 10-20 hst dan umur 40-50 hst.
• Penyiangan secara kimiawi menggunakan herbisida selektif purna
tumbuh (Amonium glofosinat, Natrium bispirabak) pada saat 14 HST
yaitu saat gulma berdaun 2-4 helai.
• Pengendalian gulma pada tanaman jagung dilakukan dengan
peyemprotan herbisida selektif bahan aktif Atrazin 500 gr/l dan
Mesotrion 50 gr/l pada umur 10-15 hst.
• Peyiangan kedelai:manual dengan cara mencabut rumput sebanyak 1-
2 kali, pada umur 10-15 hst dan umur 30-40 hst tergantung liputan
gulma.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
• Pengendalian HPT dilakukan dengan kaidah PHT (kultur teknis,
biologis, mekanis); jika populasi diatas ambang batas, dilakukan
dengan pestisida anorganik.
• Terdapat beberapa hama penting pada tanaman padi gogo (wereng
coklat, wereng hijau, walang sangit, pengerek batang, uret, tikus).
• Penyakit penting pada tanaman padi gogo yaitu penyakit blas
(Pyricularia grisea).
• Beberapa hama penting pada tanaman kedelai (lalat bibit, ulat
grayak, pengisap polong, pengerek polong)
• Penyakit penting pada tanaman kedelai (karat daun, hawar daun).
• Terdapat beberapa hama penting pada tanaman jagung (penggerak
batang, penggerek tongkol, aphis, dan ulat grayak).
• Penyakit penting pada tanaman jagung yaitu penyakit bulai
(Peronosclerospora maydis).
Hama Uret pada Padi
Pengendalian hama uret
Dilakukan melalui berbagai cara seperti
kultur teknis (tanam serempak, rotasi tanaman dengan
tanaman bukan inang, sanitasi lahan, pengolahan lahan
yang dalam),
pengendalian biologis dengan jamur Metarhizium
anisopliae, pengendalian secara mekanik (mengumpulkan
uret pada saat pengolahan tanah, menangkap imago
dengan memasang lampu perangkap),
pengendalian kimia dengan aplikasi karbofuran 20 kg/ha
secara tugal pada saat tanam.
PENYAKIT BLAS
Penyebab : P. grisea.
• Penyakit penting padi gogo.
• menginfeksi semua stadium tanaman
• mudah membentuk ras baru
• membentuk toksin, ( picolinic acid,
pyricularin, pyriculol, dan tenuazonic
acid).

Daur penyakit.
• Penularan terutama terjadi dengan
perantara konidium dipencarkan jauh
oleh angin.
• Konidium dibentuk dan dipencarkan di
waktu malam,
• Konidium dilepaskan jika RH > 90%.
• Bertahan dalam bentuk miselium dan
konidium pada sisa tanaman sakit dan
biji.
PANEN
• Panen PADI GOGO dilakukan pada saat matang fisiologis yaitu
untuk padi gogo bilamana 90% bulir padi telah menguning.
• Panen JAGUNG dilakukan pada saat tanaman sudah masak
fisiologis ditandai dengan daun/kelobot sudah kering,
berwarna kekuning-kuningan, terdapat Black Layerpada
pangkal melekat biji pada tongkol.
• Pelaksanaan panen pada KEDELAI dilakukan apabila batang
utama berwarna coklat dan 95% daun telah menguning atau
telah rontok, polong berwarna kuning/colat dan mengering.
Produksi atau Penerimaan Tumpang Sari
Tumpangsari Jagung//Padi
Sistem Tanam Nilai Kesetaraan Lahan

Padi Gogo Monokultur (25 x 25 cm) 1,00

Tumpang sari Padi Gogo//Jagung Manis (50 x 30 cm) 1,86

Tumpang sari Padi Gogo//Jagung Manis (50 x 40 cm) 1,64

Tumpang sari Padi Gogo//Jagung Manis (50 x 50 cm) 1,58

Tumpang sari Padi Gogo//Jagung Manis (50 x 60 cm) 1,57

Tumpang sari Padi Gogo//Jagung Manis (50 x 70 cm) 1,55


Sumber : Dewi et al, 2014
Tumpangsari jagung-kedelai
NKL Keuntungan
No Perlakuan Hasil (t/ha)* B-C rasio
(Rp.1000)
1. Monokultur jagung jarak tanam legowo
(50-100) cm x 20 cm 6,65
1,03 10.087 2,54
2. Tumpangsari 1 baris kedelai jarak tanam
legowo (50-100) cm x 20 cm 7,27
1,35 12.096 2,62
3. Tumpangsari 2 baris kedelai jarak tanam
legowo (50-100) cm x 20 cm 7,31
1,63 13.515 2,66
4. Monokultur jagung jarak legowo (40-
110) cm x 20 cm 7,34
1,14 11.630 2,73
5. Tumpangsari 1 baris kedelai jarak
legowo (40-110) cm x 20 cm 7,66
1,44 13.183 2,73
6. Tumpangsari 2 baris kedelai jarak tanam
legowo (40-110) cm x 20 cm 7,70
1,70 14.280 2,74
7. Monokultur jagung tanam tanam
persegi 75 cm x 20 cm 6,46
1 9.644 2,48

Sumber: Syafruddin, 2016


Perlakuan HASIL (t/ha)
Budidaya Padi Kedelai
TS M TS M NKL
BJA 2.21
BJK 2.61
BKJ 2.41
BK
DESAIN TUMPANGSARI PADI//KEDELAI

20 cm 20 cm 20 cm 20 cm 20 cm20 cm 20 cm 20 cm 20 cm 20 cm 20 cm20 cm
20 cm 20 cm 20 cm 20 cm
. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .

20 cm 20 cm 20 cm 20 cm 20 cm20 cm 20 cm 20 cm 20 cm 20 cm 20 cm20 cm
20 cm 20 cm 20 cm 20 cm
DESAIN TUMPANGSARI JAGUNG//KEDELAI

40 cm 40 cm 20 cm 20 cm 40 cm 40 cm 40 cm 40 cm
20 cm 20 cm 40 cm 40 cm
. . . . . . . . . . .
. . .
. . . . . . . . . . .
. . .
. . . . . . . . . . .
. . .
. . . . . . . . . . .
. . .
. . . . . . . . . . .
. . .

40 cm 40 cm 20 cm 20 cm 40 cm 40 cm 40 cm 40 cm
20 cm 20 cm 40 cm 40 cm
TUMPANGSARI PADI//JAGUNG
TUMPANGSARI PADI +
KEDELAI
TUMPANGSARI PADI +
KEDELAI
TUMPANGSARI JAGUNG +
KEDELAI
PERTANAMAN PADI GOGO

Anda mungkin juga menyukai