DISUSUN OLEH :
BUDIDAYA 1I G
AGROBISNIS PERKEBUNAN
2020/2021
PENDAHULUAN
pembuatan gula. Tanaman ini memiliki batang berserat yang kuat dan beruas dengan
ketinggian 2-6 m dan mengandung cairan yang kaya dengan gula. Seluruh spesies saling
berkawinan, dan varietas komersial yang paling banyak ditemui adalah jenis hibrida
S. Sinense. Budidaya tanaman tebu membutuhkan iklim tropis atau subtropis dengan
curah hujan paling sedikit 600 mm per tahun. Temperatur optimum untuk perkecambahan
dengan seluruh jenis tanaman lainnya, dan dimana dapat mengubah sebanyak 2% energi
matahari menjadi biomassa. Pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru tidak
dapat dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun,
lapangan sering terganggu. Lahan yang bisa dikembangkan menjadi perkebunan tebu
adalah lahan kering berupa hutan primer dan sekunder, padang rumput atau padang
alang-alang, semak belukar, lahan tegalan, sawah tadah hujan dan bekas perkebunan.
Teknik pembukaan lahan maupun peralatan yang digunakan disesuaikan untuk masing-
masing jenis lahan. Pada prinsipnya lapisan tanah bagian atas yang merupakan bagian
tersubur harus dijaga agar jangan hilang tergusur atau terkikis oleh air hujan.
RUMUSAN MASALAH
rendahnya produksi gula di Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar dan tidak
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengenal dan mengetahui
teknik budidaya tanaman tebu serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman tebu antara lain
1. Pembukaan kebun
2. Turun tanah/kebruk
3. Persiapan tanam
4. Cara tanam
5. Waktu tanam
6. Penyiraman
7. Penyulaman
8. Pembumbunan tanah
10. Klentek
12. Pemupukan
I. Pembukaan kebun
Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari
jalan utama atau lori pabrik. Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60 cm; dalam
70 cm, Got malang/palang lebar 50 cm; dalam 60 cm. Buangan tanah got diletakkan di
sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi setelah tanam, maka tanah buangannya
diletakkan di sebelah kanan got supaya masih ada jalan mengontrol tanaman.
Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got – got malang
mencapai kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar
juringan adalah lebar 50 cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah
kering. Pembuatan juringan harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua
serta rapi. Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak
dibuat jalan kontrol sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28,
Lakukan seleksi bibit di luar kebun Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar
mendapatkan jumlah anakan semaksimal mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha. Sebelum
ditanam, permukaan potongan direndam dahulu dengan POC NAS dosis 2 tutup +
Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air. Sebelum tanam, juringan harus diari untuk
1. Bibit Bagal/debbeltop/generasi
Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing
dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata
Jika bermata (tunas) satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke samping
dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua; batang bibit
bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam secara terpisah di dalam petak-petak tersendiri
V. Waktu tanam
Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa
giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.
VI. Penyiraman
Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah. Setelah satu hari
VII. Penyulaman
2. Sulaman ke – 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 – 4 helai. Bibit dari
bulan.
4. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan pemberian
Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 – 4 helai.
Pembumbunan ke – 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup besar +
20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu ditimbun tanah atau + 2
bulan.
Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3 bulan, semua got harus
Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir got, sehingga air dapat mengalir.
X. Klentek
Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3 kali, yaitu sebelum gulud akhir, umur 7
Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun silang empat.
Ros – ros tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman, disatukan dengan rumpun-
XII. Pemupukan
2. Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
juringan.
3. Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha.
4. Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 – 1 kw/ha dan kcl
5. Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4
Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang tingkat
kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu yang sudah
mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang seragam, kecuali
beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal batang. Usahakan agar tebu ditebang
saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar bulan Agustus atau tergantung jenis
tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung saccharose 10 %, sedang yang
Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu giling
Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas tebangan yang lalu.
Sebelum mengepras , sebaiknya tanah yang terlalu kering di airi dulu. Kepras
petak-petak tebu secara berurutan. Setelah dikepras siramkan SUPER NASA (dosis
sama seperti di atas). Lima hari atau seminggu setelah dikepras, tanaman diairi dan
Lakukan penyemprotan POC NASA dan HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan
pertama dulu. Kepras petak – petak tebu secara berurutan. Setelah dikepras
siramkan SUPER NASA (dosis sama seperti di atas). Lima hari atau seminggu
Lakukan penyemprotan POC NASA dan HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan
pertama.
KESIMPULAN
1. Persiapan lahan menggunakan traktor besar dengan bajak piringan supaya lebih cepat
dan efisien
Djakarta.
Srinuryanti. 2005. Usaha tebu lahan sawah dan tegalan di Yogyakarta dan Jawa
Tengah. Agroekonomika