Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNIK BUDIDAYA TEBU

DISUSUN OLEH :

VIANDI HALOMOAN SIHOMBING (1901256)

BUDIDAYA 1I G

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

AGROBISNIS PERKEBUNAN

2020/2021
PENDAHULUAN

Tanaman tebu (Saccharum officinarum) adalah bahan baku utama dalam

pembuatan gula. Tanaman ini memiliki batang berserat yang kuat dan beruas dengan

ketinggian 2-6 m dan mengandung cairan yang kaya dengan gula. Seluruh spesies saling

berkawinan, dan varietas komersial yang paling banyak ditemui adalah jenis hibrida

kompleks terutama dari varietas Saccharum Officinarum, S. Spontaneum, S. Barberi dan

S. Sinense. Budidaya tanaman tebu membutuhkan iklim tropis atau subtropis dengan

curah hujan paling sedikit 600 mm per tahun. Temperatur optimum untuk perkecambahan

tebu adalah 26-33°C dan 30-33°C untuk pertumbuhan vegetatif.

Tanaman ini memiliki kemampuan fotosintesis yang paling efisien dibandingkan

dengan seluruh jenis tanaman lainnya, dan dimana dapat mengubah sebanyak 2% energi

matahari menjadi biomassa. Pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru tidak

dapat dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun,

topografi maupun struktur tanah belum sempurna, sehingga kegiatan mesin/peralatan di

lapangan sering terganggu. Lahan yang bisa dikembangkan menjadi perkebunan tebu

adalah lahan kering berupa hutan primer dan sekunder, padang rumput atau padang

alang-alang, semak belukar, lahan tegalan, sawah tadah hujan dan bekas perkebunan.

Teknik pembukaan lahan maupun peralatan yang digunakan disesuaikan untuk masing-

masing jenis lahan. Pada prinsipnya lapisan tanah bagian atas yang merupakan bagian

tersubur harus dijaga agar jangan hilang tergusur atau terkikis oleh air hujan.
RUMUSAN MASALAH

Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanaman tebu untuk mengatasi

rendahnya produksi gula di Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar dan tidak

berlebihan mengingat dulu Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai

pengekspor gula sebelum perang.

TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengenal dan mengetahui

teknik budidaya tanaman tebu serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam

membudidayakan tanaman tebu.


METODE PENYELESAIAN

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman tebu antara lain

1. Pembukaan kebun

2. Turun tanah/kebruk

3. Persiapan tanam

4. Cara tanam

5. Waktu tanam

6. Penyiraman

7. Penyulaman

8. Pembumbunan tanah

9. Garpu muka gulud

10. Klentek

11. Tebu roboh

12. Pemupukan

13. Rendemen tebu

14. Tebu keprasan


PEMBAHASAN

I. Pembukaan kebun

Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari

jalan utama atau lori pabrik. Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60 cm; dalam

70 cm, Got malang/palang lebar 50 cm; dalam 60 cm. Buangan tanah got diletakkan di

sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi setelah tanam, maka tanah buangannya

diletakkan di sebelah kanan got supaya masih ada jalan mengontrol tanaman.

Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got – got malang

mencapai kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar

juringan adalah lebar 50 cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah

kering. Pembuatan juringan harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua

serta rapi. Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak

dibuat jalan kontrol sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28,

guludan diratakan untuk jalan kontrol (jalan tikus).

II. Turun tanah/kebruk

Yaitu mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat

kasuran/bantalan/dasar tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya masih basah

+ 10 cm. di musim kemarau terik tebal + 15 – 20 cm.

III. Persiapan tanam

Lakukan seleksi bibit di luar kebun Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar

mendapatkan jumlah anakan semaksimal mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha. Sebelum

ditanam, permukaan potongan direndam dahulu dengan POC NAS dosis 2 tutup +

Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air. Sebelum tanam, juringan harus diari untuk

membasahi kasuran, sehingga kasuran hancur dan halus.


VI. Cara tanam

1. Bibit Bagal/debbeltop/generasi

Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing

dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata

bibit menghadap ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah.

2. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit)

Jika bermata (tunas) satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke samping

dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua; batang bibit

terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan kedalaman + 1 cm. Sebaiknya,

bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam secara terpisah di dalam petak-petak tersendiri

supaya pertumbuhan tanaman merata.

V. Waktu tanam

Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa

giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.

VI. Penyiraman

Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah. Setelah satu hari

tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.

VII. Penyulaman

1. Sulam sisipan, dikerjakan 5 – 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman

rayungan bermata satu.

2. Sulaman ke – 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 – 4 helai. Bibit dari

rayungan bermata dua atau pembibitan.


3. Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman berumur + 1

bulan.

4. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan pemberian

air ke – 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan

5. Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2

VIII. Pembumbunan tanah

 Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 – 4 helai.

Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan rumput-rumputan, membalik

guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu tambahkan tanah ke tanaman

sehingga tertimbun tanah.

 Pembumbunan ke – 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup besar +

20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu ditimbun tanah atau + 2

bulan.

 Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3 bulan, semua got harus

diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm.

IX. Garpu muka gulud

Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir got, sehingga air dapat mengalir.

Biasanya dikerjakan pada bulan Oktober/November ketika tebu mengalami kekeringan.

X. Klentek

Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3 kali, yaitu sebelum gulud akhir, umur 7

bulan dan 4 minggu sebelum tebang.


XI. Tebu roboh

Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun silang empat.

Ros – ros tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman, disatukan dengan rumpun-

rumpun dari deretan tanaman di sisinya, sehingga berbentuk menyilang.

XII. Pemupukan

1. Sebelum tanam diberi TSP 1 kuintal/ha

2. Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas

juringan dosis ± 1 – 2 botol/1000 m² dengan cara :

Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan

induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram

juringan.

Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA

untuk menyiram 5 – 10 meter juringan.

3. Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha.

Pemupukan ditaburkan di samping kanan rumpun tebu

4. Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 – 1 kw/ha dan kcl

sebanyak 1-2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu.

5. Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4

– 6 tutup dicampur HORMONIK 1 – 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3 bulan.

XIII. Rendemen tebu

Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang tingkat

kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu yang sudah
mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang seragam, kecuali

beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal batang. Usahakan agar tebu ditebang

saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar bulan Agustus atau tergantung jenis

tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung saccharose 10 %, sedang yang

berumur 12 bulan bisa mencapai 13

XIV. Tebu keprasan

 Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu giling

atau tebu bibitan (KBD).

 Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas tebangan yang lalu.

Sebelum mengepras , sebaiknya tanah yang terlalu kering di airi dulu. Kepras

petak-petak tebu secara berurutan. Setelah dikepras siramkan SUPER NASA (dosis

sama seperti di atas). Lima hari atau seminggu setelah dikepras, tanaman diairi dan

dilakukan penggarapan sebagai bumbun ke-1 dan pembersihan rumput – rumput.

 Lakukan penyemprotan POC NASA dan HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan

dengan dosis seperti di atas.Pemeliharaan selanjutnya sama dengan tanam tebu

pertama dulu. Kepras petak – petak tebu secara berurutan. Setelah dikepras

siramkan SUPER NASA (dosis sama seperti di atas). Lima hari atau seminggu

setelah dikepras, tanaman diairi dan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai

bumbun ke-1 dan pembersihan rumput – rumput.

 Lakukan penyemprotan POC NASA dan HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan

dengan dosis seperti di atas.Pemeliharaan selanjutnya sama dengan tanam tebu

pertama.
KESIMPULAN

1. Persiapan lahan menggunakan traktor besar dengan bajak piringan supaya lebih cepat

dan efisien

2. Pengaturan waktu sangat penting, contohnya dalam jangka 2 minggu harusmelakukan

pembuatan Bud chips untuk bibit penyulaman.

3. Beberapa kegiatan pemeliharaan penyiraman, penyiangan, pemupukan, dan bumbun.


REFERENSI

Prihandana, R. 2005. Dari Pabrik Gula Menuju Industri Berbasis

Tebu. Proklamasi Publishing House, Jakarta.

Sastrodihardjo, S. R. 1963. Gula dan Tebu Rakjat. Djawatan Pertanian,

Djakarta.

Sutardjo, Edhi. 2005. Budidaya Tanaman Tebu. Bumi Aksara. Jakarta.

Srinuryanti. 2005. Usaha tebu lahan sawah dan tegalan di Yogyakarta dan Jawa

Tengah. Agroekonomika

Anda mungkin juga menyukai